Anda di halaman 1dari 12

Masyarakat Madani dan

Kesejahteraan Umat
Kelompok 9
 Fernanda Dzikri Al Ghifari (057)
 M. Zidane Alfatih Hasan (066)
 Muhammad Safalgi (082)
Pengertian Masyarakat Madani
 Madani berasal dari unsur kata mim, dal, dan nun, yang kemudian menjadi “tamaddana” yang
bermakna to become civilized, menjadi sopan, dan beradab. Pengertian masyarakat madani
adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata madani dalam filsafat Yunani dan filsafat
Islam dikenal dengan istilah Polis dan Madinah, yakni masyarakat yang maju dan
berperadaban. Seperti dalam Q.S. Saba’ ;15
Pengertian Masyarakat Madani
 Makna utama dari masyarakat madani  adalah masyarakat yang menjadikan nilai-nilai
peradaban sebagai ciri utama. Karena itu dalamn sejarah pemikiran filsafat, sejak
filsafat Yunani sampai masa filsafat islam juga dikenal dengan istilah madinah atau
polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat
madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat.
 Adapun masyarakat madani berasal dari bahasa Arab zaman Rasulullah saw. yang
artinya juga sama dengan masyarakat kota yang sudah disentuh oleh peradaban baru
(maju), lawan dari masyarakat madani adalah masyarakat atau komunitas yang masih
mengembara yang disebut badawah atau pengembara (badui).
Masyarakat Madani Dalam Sejarah
 Ada dua masyarakat madani dalam sejarah, yaitu :
 Mayarakat Saba’, yaitu masyarakat pada masa nabi Sulaiman. Di dalam Al-Qur’an disebutkan
dalam Surat Saba’ yang dikisahkan masyarakat Saba’ mendiami negeri yang baik, subur dan
indah. Allah memerintahkan kepada masyarakat saba’ untuk bersyukur kepada Allah yang telah
menyediakan kebutuhan hidup mereka.
 Masyarakat Madinah, setelah perjanjian Madinah antara Rasulullah SAW beserta umat Islam
dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi, Watsani dari kaum Aus dan Khazraj.
Perjanjian madinah berisi kesepakatan tiga unsur, yakni saling tolong menolong, menciptakan
kedamaian, mejadikan Al-Qur’an sebagi konstitusi, mempercayai Rasulullah sebagai
pemimpin dan memberi kebebasan beragama maupun mejalankan ibadah sesuai dengan ajaran
yang dianutnya.
Karakteristik Masyarakat Madani
 Terdapat empat ciri utama dari masyarakat madani yaitu :
 Kesukarelaan, Artinya suatu masyarakat madani bukanlah merupakan suatu masyarakat
paksanan atau karena indokrinasi. Keanggotaan masyarakat madani adalah keanggotaan
dari pribadi yang bebas, yang secara sukarela membentuk suatu kehidupan bersama dan
oleh sebab itu mempunyai komitmen bersama yang sangat besar untuk mewujudkan sita-
cita bersama.
 Keswasembadaan, Seperti kita lihat keanggotaan yang suka rela untuk hidup bersama
tentunya tidak akan menggantungkan kehidupanya kepada orang lain. Dia tidak tergantung
kepada negara, juga tidak tergantung kepada lembaga-lembaga atau organisasi. Setiap
anggota mempunyai harga diri yang tinggi, yang percaya akan kemampuan sendiri untuk
berdiri sendiri bahkan untuk dapat membantu yang berkekurangan.
Karakteristik Masyarakat Madani
 Kemandirian tinggi terhadap Negara, Berkaitan dengan ciri yang kedua tadi,
para anggota masyarakat madani adalah manusia-manusia yang percaya diri
sehingga tidak tergantung kepada perintah orang lain termasuk negara. Bagi
mereka, negara adalah kesepakatan bersama sehingga tanggung jawab yang lahir
dari kesepakatan tersebut adalah juga tuntutan dan tanggung jawab dari masing-
masing anggota. Inillah negara yang berkedaulatan rakyat.
 Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Hal ini berarti
suatu masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang berdasarkan hukum dan
bukan negara kekuasaan.
Peranan Umat Islam
 Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi pada masa
Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti
ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya.
Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia
lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
 Kualitas SDM Umat Islam, Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 110menyatakan
bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah
ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDM-nya
dibanding umat non Islam.
 Posisi Umat Islam, SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang
unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang
signifikan.
Zakat
 Zakat dibebankan atas harta yang telah mencapai nisab dan haul kepada orang yang
berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat juga berarti kebersihan,
setiap pemeluk Islam yang mempunyai harta cukup banyaknya menurut ketentuan
(nisab) zakat, wajiblah mengeluarkan zakatnya.
 Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti berkah, tumbuh,
bersih, dan baik. Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. Orang yang wajib zakat
disebut “muzakki”,sedangkan orang yang berhak menerima zakat disebut
”mustahiq.” Zakat merupakan pengikat solidaritas dalam masyarakat dan mendidik
jiwa untuk mengalahkan kelemahan dan mempraktikan pengorbanan diri serta
kemurahan hati.
Zakat
 Allah telah berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 110, yang artinya: “Dan Dirikanlah
shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,
tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha
melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
 Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu yaitu: harta berharga, hasil pertanian,
binatang ternak, harta perdagangan, harta galian (harta rikaz).
 Sedangkan orang-orang yang berhak menerima zakat adalah: Fakir, Miskin, Amil,
Muallaf, Riqab, Gharim, Fi sabilillah, Ibnussabil
Wakaf
 Istilah wakaf beradal dari “waqb” artinya menahan. Sedangkan menurut istilah wakaf ialah
memberikan sesuatu barang guna dijadikan manfaat untuk kepentingan yng disahkan syara’ serta
tetap bentuknya dan boleh dipergunakan diambil manfaatnya oleh orang yang ditentukan (yang
meneriman wakaf). Sebagaimana hadits: Abu Hurairah r.a. menceritakan, bahwa Rasullullah SAW
bersabda, “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah masa ia melanjutkan amal,
kecuali mengenai tiga hal, yaitu: Sedekah jariyah (waqafnya) selama masih dipergunakan,
ilmunya yang dimanfaatkan masyarakat, dan anak salehnya yang mendo’akannya.” (Hadist
Riwayat Muslim).
 Hukum Wakaf
 Pemberian wakaf tidak dapat ditarik kembali sesudah diamalkannya. Dan pemberian harta
wakaf yang ikhlas karena Allah akan mendapatkan ganjaran terus-menerus selagi benda itu
dapat dimanfaatkan oleh umum
Wakaf
 Rukun Wakaf
 Yang berwakaf, syaratnya: berhak berbuat kebaikan dan kehendak sendiri
 Sesuatu yang diwakafkan, syaratnya: kekal dan milik sendiri.
 Tempat berwakaf (yang berhak menerima hasil wakaf itu).
 Lafadz wakaf.
 Syarat Wakaf
 Ta’bid, yaitu untuk selama-lamanya/tidak terbatas waktunya.
 Tanjiz, yaitu diberikan waktu ijab kabul.
 Imkan-Tamlik, yaitu dapat diserahkan waktu itu juga.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai