Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU DAN TEKNOLOGI MARITIM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Wawasan Kemaritiman

Disusun Oleh:
AKHIRUDDIN (G2J119020)

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb.

Tiada kata yang paling indah diutarakan selain rasa syukur atas kehadirat
Sang Ilahi yaitu Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, berkah, kesempatan,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Wawasan Kemaritiman.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah


ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya dan juga dapat berguna bagi diri penulis pribadi. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum.wr wb.
Kendari, Juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Hal
Sampul......................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu dan Teknologi Maritim.......................................................4
B. Pengenalan Bidang Teknologi Maritim....................................................4
C. Potensi Indonesia sebagai Negara Maritim...............................................6
D. Riset Laut Ilegal di Indonesia...................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................12

Daftar Pustaka.......................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritim berhubungan dengan laut,
dimana segala sesuatunya membahas hal-hal yang terjadi dalam dunia maritim
baik dampak positif maupun negatif. Kata maritim yang berasal dari bahasa
Inggris yang berarti navigasi atau maritim. Pemahaman maritim yaitu segala
aktifitas pelayaran dan perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau
biasa disebut dengan pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti
ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu
lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya. kemaritiman menjadi sangat
penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.
Kekayaan laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat bagi
kemakmuran rakyat Indonesia. Namun, kenyataannya negara kepulauan
terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola sumber penghidupan yang
terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah dan
pihak-pihak terkait terhadap pengembangan pengetahuan, teknologi, dan riset
atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal
"kebodohan" bangsa ini. Sebagaimana diketahui bahwa dua pertiga atau 63%
wilayah Indonesia adalah laut, dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan
potensi sumber daya maritim yang sangat kaya. Sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang
terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEE 2,7 juta
km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181
km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung
keanekaragaman sumber daya alam laut baik hayati maupun non hayati
menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi
Indonesia.
Negara instan, itulah yang tercermin dari bangsa dengan jumlah penduduk
mencapai seperempat miliar ini. Kurangnya kesadaran pemerintah pada
penelitian dan riset teknologi terhadap kekayaan laut di bumi Ibu Pertiwi,

1
menjadikan masyarakat di negeri ini tidak mengerti atas potensi sumber daya
alam yang dimilikinya. Padahal, manfaatnya jangka panjang. "Bagai tikus
mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang cocok untuk negara besar
ini. Jika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor kelautan Indonesia bila digarap
dengan benar bisa mencapai 800 miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200
triliun per tahun, alias enam kali lipat APBN 2011 atau setengah Produk
Domestik Bruto (PDB), namun, sampai saat ini masih nol besar.
Ironisnya, potensi laut Indonesia justru menjadi surga riset kapal asing.
Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau
negara yang ingin menguasai kekayaan nusantara. Banyak data dan potensi
sumber daya alam dicuri. Pemerintah dengan sadar tahu, namun kurangnya
anggaran dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk riset menjadi
"pembenaran" atas kondisi ini. Tak heran, sejak era reformasi, riset dan
pemetaan laut yang dilakukan pihak asing semakin marak. Mulai dari kedok
kerjasama institusi pemerintah, sampai dengan yang jelas-jelas ilegal alias
'bodong' tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia. Kegiatan tersebut
tanpa sadar membawa konsekuensi bocornya data negara yang seharusnya
dirahasiakan. Informasi tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk
menentukan taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas, oleh karena itu perlu untuk membahas
tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di sektor maritim.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu dan teknologi maritim?
2. Bagaimana proses pengenalan bidang teknologi maritim?
3. Bagaimana potensi Indonesia sebagai Negara maritim?
4. Bagaimana riset laut ilegal di Indonesia?

2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini yakni:
1. Untuk mengetahui ilmu dan teknologi maritim
2. Untuk mengetahui proses pengenalan bidang teknologi maritim
3. Untuk mengetahui potensi Indonesia sebagai Negara maritim
4. Untuk mengetahui riset laut ilegal di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu & Teknologi Maritim


Laut merupakan sumber kehidupan manusia selain daratan dan udara.
Khususnya di Indonesia, perairan laut Indonesia mencapai 2/3 bagian.
Manfaat laut bermacam-macam, yaitu sebagai sarana transportasi, pertahanan
keamanan, sumber energi, pertambangan, perikanan dan protein hasil laut
lainnya, obat-obatan dan makanan, serta pariwisata dan lain sebagainya. Dari
situ pandangan tentang laut menjadi terbuka, bahwa laut juga menarik untuk
dimanfaatkan dan dipelajari.
Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di
laut. Kemaritiman menujukan sebagai sebuah kegiatan yang berhubungan
dengan navigasi (pelayaran) dan berfokus pada pergadangan (ekonomi).
Sedangkan teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Sehingga dari beberapa pengertian atau definisi di atas dapat didefinisikan
bahwa ilmu dan teknologi maritim adalah ilmu yang mempelajari tentang
keseluruhan sarana untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi
kelangsungan dan juga kenyamanan hidup manusia. yang digunakan di bidang
kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta berfokus
pada kegiatan ekonomi.

B. Pengenalan Bidang Teknologi Maritim

Perkembangan teknologi tidak terlepas dari kehidupan manusia,


penggunaan teknologi mensyarat mengalami peningkatan dan kualitas
manusia sebagai pelakunya. Bidang Teknologi Maritim merupakan
bidang yang memfokuskan pengkajian kepada penggunaan teknologi,
proses dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang digunakan
dalam operasi maritim. Penggunaan teknologi di bidang kemaritiman perlu
memperhatikan dampaknya sehingga di harapkan dengan penggunaan
teknologi di bidang kemaritiman dapat tercapai pembangunan berkelanjutan

4
(sustainable development) sehingga kebutuhan sekarang dan masa mendatang
dapat terpenuhi. Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang kelautan
pada bab 2 pasal dua dijelaskan bahwa penyelenggaraan kelautan di
laksanakan berdasarkan 11 asas, yakni:
a) Keberlanjutan;
b) Konsistensi;
c) Keterpaduan;
d) Kepastian hukum;
e) Kemitraan;
f) Pemerataan;
g) Peran serta masyarakat;
h) Keterbukaan;
i) Desentralisasi;
j) Akuntabilitas; dan
k) Keadilan.
Jadi pemanfaatan teknologi dibidang maritim harus memperhatikan ke 11
asas ini. Segalah bentuk teknologi yang dapat merusak ataupun mencemari
laut tidak digunakan agar fungsi laut tersebut tidak berkurang. Alih teknologi
begitu pentingnya sehingga konvensi hukum laut PBB 1982 juga perlu
mengatur mengenai penggalakan pengembangan dan alih teknologi kelautan.
Dalam pasal 266 Konvensi Hukum Laut PBB disebutkan bahwa:
1. Negara-negara langsung atau melalui organisasi-organisasi internatsional
yang kompeten, harus bekerja sama sesuai dengan kemampuannya untuk
menggalakkan secara aktif pengembangan dan alih ilmu kelautan serta
teknologi kelautan dengan cara dan syarat-syarat yang adil dan wajar.
2. Negara-negara harus menggalakkan pengembangan ilmu pengetahuan
kelautan dan kemampuan teknologi Negara-negara berkmbang, termasuk
Negara-negara tak berpantai dan letak geografisnya tidak beruntung dalam
hal eksplorasi, eksploitai, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut.

C. Potensi Indonesia sebagai Negara Maritim

5
Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 7
berbanding 3, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di
dunia yang memiliki kepentingan laut untuk memajukan maritimnya. Seiring
perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta
dominan dalam mengantar kemajuan suatu negara. Alfred Thayer Mahan,
seorang Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam bukunya “The
Influence of Sea Power upon History” mengemukakan teori bahwa sea power
merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara, yang
mana jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diberdayakan, maka akan
meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika
kekuatan-kekuatan laut tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu
negara atau bahkan meruntuhkan negara tersebut.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan
dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat
dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km)
yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai
negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang
merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Data
Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia pada saat ini
menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah
China dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70% potensi
minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada di
perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah
dieksplor dan dimanfaatkan.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum merasakan peran
signifikan dari potensi maritim yang dimiliki yang ditandai dengan belum
dikelolanya potensi maritim Indonesia secara maksimal. Dengan beragamnya
potensi maritim Indonesia antara lain industri bioteknologi kelautan, perairan
dalam (deep ocean water), wisata bahari, energi kelautan, mineral laut,
pelayaran, pertahanan, serta industri maritim, sebenarnya dapat memberikan
kontribusi besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

6
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan air serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Meskipun begitu tidak dapat
dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnya laut di Indonesia masih
banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak sedikit yang sifatnya ilegal
dan mementingkan kepentingan sendiri.
Dalam hal ini, peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa
menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim
di Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan
perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan
pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi
keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat. Sebagaimana
halnya teori lain yang dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan mengenai
persyaratan yang harus dipenuhi untuk membangun kekuatan maritim yaitu
posisi dan kondisi geografi, luas wilayah, jumlah dan karakter penduduk serta
yang paling penting adalah karakter pemerintahannya.
Selain perbaikan dan perhatian khusus yang diberikan dalam bidang
teknologi untuk mengelola sumber daya alam di laut Indonesia, diperlukan
juga sebuah pengembangan pelabuhan dan transportasi laut untuk mendorong
kegiatan maritim Indonesia menjadi lebih modern dan mudah digunakan oleh
masyarakat. Diharapkan juga peran swasta untuk mendukung jalannya
pemberdayaan laut ini, supaya program-program ini tidak hanya bergantung
pada dana APBN saja.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan banyak berbatasan
dengan berbagai negara di sekitarnya merupakan lokasi yang sangat rawan
akan konflik perbatasan. Terlebih indonesia merupakan wilayah strategis yang
terletak dekat dengan beberapa titik jalaur pelayaran dunia, salah satunya
adalah selat malaka, yang merupakan urat nadi perekonomian yang menjadi
tangung jawab tiga negara yaitu adalah indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Di abad globalisasi seperti sekarang ini harus muncul kreasi dan inovasi
Pengembangan Teknologi di Industri Kemaritiman Indonesia supaya mampu

7
mengeksplorasi sumber daya laut dengan mandiri. Melalui pembenahan pada
bidang maritim tentu akan berdampak juga pada peningkatan ekonomi negara
dengan menyeluruh. Sehingga untuk mempercepat kemandirian di bidang
maritim maka dibutuhkan kolaborasi yang padu dari pemerintah dan pihak
swasta.
Guna mewujudkan negara maritim Indonesia, ada tiga hal penting yang
harus ditangani yaitu sumber kehidupan, perdagangan dan ketahanan laut.
Tanpa adanya penguasaan teknologi maritim, tentu Indonesia tak akan mampu
mengetahui dengan akurat dan menyeluruh mengenai apa dan seberapa
banyak kekayaan yang terpendam di kawasan laut Indonesia. Ketidaktahuan
tersebut akan memposisikan Indonesia pada kondisi lemah di setiap agenda
diplomasi internasional. Diplomasi yang baik tak akan bisa dibuat bila tetap
menggunakan pondasi sains dan teknologi yang dangkal. Diplomasi untuk
mengupayakan harkat dan harga diri bangsa pun tidak akan bisa diperoleh
kalau tanpa adanya pengetahuan mengenai kekayaan sumber daya alam juga
kemampuan manusianya.
Keahlian dalam penguasaan teknologi kelautan adalah aset nasional agar
sanggup memanfaatkan kekayaan laut nusantara dengan optimal sehingga
harus lebih dikembangkan khususnya lewat penambahan aktifitas riset
maupun peningkatan sektor strategis. Penanganan kekayaan kelautan harus
berpusat pada kegiatan yang menggunakan potensi sumber daya yang dimiliki
demi mensejahterakan masyarakat, yang diimbangi usaha mempertahankan
keberlanjutannya dengan menaati prinsip ekologis. Teknologi yang diciptakan
harus tetap mempertahankan keseimbangan kepentingan ekonomi sekaligus
keseimbangan ekologi. Berbagai macam teknologi berbasis keseimbangan
ekonomi-ekologi ini harus digunakan sebagai prinsip pokok dalam
pemanfaatan kekayaan laut, diantaranya pada teknologi penangkapan ikan,
budidaya ikan maupun biota laut, sekaligus teknologi pengolahan yang
digunakan. Selanjutnya adalah bioteknologi dalam mengeksplorasi
biodiversitas untuk bahan baku industri dan sumber plasma nutfah pada
kegiatan pemuliaan ikan ataupun biota laut lainnya. Kemudian teknologi

8
eksplorasi minyak dan gas bumi, bahan tambang lainnya dan kekayaan energi
terbarukan. Teknologi konservasi sumber daya laut yang bisa juga diperluas
pada peluang pemanfaatannya sebagai lokasi pariwisata bahari.
Pemanfaatan teknologi itu bermula dari kenyataan minimnya pengawasan
terhadap teritorial laut Indonesia hingga mengharuskan pemakaian Teknologi
Informasi kelautan. Kita lihat juga mulai digunakannya radar pantai produksi
dalam negeri maupun pemanfaatan sumber daya manusia lulusan TI dari putra
putri Indonesia sendiri. Hal tersebut suatu saat pasti akan menghidupkan
kemauan untuk selalu menjaga laut Indonesia tetap lestari walaupun banyak
dieksplorasi.

D. Riset Laut Ilegal di Indonesia

Melihat potensi dan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa, wilayah
nusantara menjadi surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya tidak lain adalah
untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau negara yang ingin menguasai
bumi khatulistiwa. Banyak data dan potensi sumber daya alam dicuri karena
ketidaktahuan dan ketidakpedulian bangsa ini.
Sejak era reformasi, survei dan pemetaan laut yang dilakukan pihak asing
semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi pemerintah
dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas ilegal alias tidak memiliki
izin dari pemerintah Indonesia. Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa
konsekuensi bocornya data negara yang seharusnya dirahasiakan. Informasi
tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.
Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional di
bidang penelitian dan pengembangan, dengan adanya PP (peraturan
pemerintah) No 41/2006, tentang perizinan kegiatan penelitian dan
pengembangan oleh pihak asing di Indonesia. Peraturan pemerintah ini
menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus ditaati
lembaga atau peneliti asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian.
Peraturan tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi

9
masyarakat, bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang ditimbulkan
penelitian pihak asing.
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung jawab,
yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, melalui tim yang dibentuk Sekretariat
Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini merupakan pokja interdept yang
anggotanya terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan
dan Keamanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian lain yang
disesuaikan dengan misi riset. Selain itu, kapal survei asing yang akan
digunakan di Indonesia juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Karena kapal riset asing bukan
sekadar lewat, tetapi membawa data informasi kondisi laut Indonesia. Jika
tidak berhati-hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
Namun, pemerintah sendiri tidak konsekuen menjalankan peraturan
tersebut.Kondisi ini diperparah dengan terjadinya benturan antar peraturan
yang ada. Sebagai contoh, Undang-undang No 22/2001 yang mengatur
tentang minyak dan gas. Aturan ini memberikan peluang bagi pihak asing
untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai dengan cara
mudah, yaitu cukup memperoleh izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi
dengan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti yang diatur peraturan
sebelumnya. Padahal, sudah sangat jelas bahwa penggunaan peneliti dan kapal
asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak Kementerian
Pertahanan dan Keamanan.
Indonesia memegang peranan penting dalam jalur perdagangan dunia.
Semakin meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia
menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya
sangat tergantung pada minyak bumi dan transportasi laut. Meningkatnya
kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan semakin intensifnya survei
seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi minyak dan gas di
dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara pun menjadi terbuka dari segala arah
dan rentan terhadap perkembangan lingkungan, baik global, regional maupun
nasional.

10
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof Illahude, keunikan dan
kompleksitas perairan Indonesia telah menjadi daya tarik para peneliti asing
dari berbagai negara. Hampir semua tipe dasar topografi ditemukan di
Indonesia seperti continental shelves, continental , insular slope, basin laut
dalam, palung dan relung.

BAB III
PENUTUP

11
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Ilmu dan teknologi maritim merupakan keseluruhan sarana untuk
mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga
kenyamanan hidup manusia. yang di pakai di bidang kelautan khususnya
berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta berfokus pada kegiatan
ekonomi.
2. Bidang Teknologi Maritim merupakan bidang yang memfokuskan
pengkajian kepada penggunaan teknologi, proses dalam teknologi
dan sistem dalam teknologi yang digunakan dalam operasi maritim.
3. Beragamnya potensi maritim Indonesia antara lain wisata bahari, energi
kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim,
sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia.
4. Indonesia memegang peranan penting dalam jalur perdagangan dunia.
Semakin meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan
Indonesia menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang
industrinya sangat tergantung pada minyak bumi dan transportasi laut.

DAFTAR PUSTAKA

12
Anonim. 2012. Kemaritiman Indonesia. http://sayidiman.suryohadiprojo.co.id.
Diakses pada tanggal 20 Juni 2020

Putera, P.B. 2009. Teknologi Informasi Untuk Kelautan Indonesia. ISSN 2086-
5252. http://u.lipi.go.id/1240996556. Diakses pada tanggal 20 Juni 2020

Paonganan, Y. 2012. 9 Perspektif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia.


Jakarta : Yayasan Institut Maritim Indonesia.

Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perairan laut dan tutorial. Jakarta: Rineka
Cipta.

Dahuri, Rokhmin dan Jacob Rais. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah


Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Jakarta : Pradnya Paramita.

13

Anda mungkin juga menyukai