PENDAHULUAN
Dalam ilmu Hubungan Internasional, dahulu aktor yang berperan dalam urusan
hubungan internasional hanya terpusat pada aktor negara atau pemerintah pusat saja.
Negara menjadi aktor satu-satunya yang memiliki otoritas dalam melakukan hubungan
baru, salah satunya adalah aktor non-negara dalam level pemerintahan daerah setingkat
Indonesia, sebagai sebuah entitas yang berdaulat, juga merespon adanya kebutuhan
tersebut dengan mengatur tata cara penerapan otonomi daerah dengan diberlakukannya
memberikan jalan bagi pemerintah daerah yang ada di Indonesia, untuk menjalankan
sehingga dengan hal ini pula, tiap-tiap daerah dapat melakukan berbagai kebijakan
termasuk kerjasama dengan berbagai pihak dalam level nasional, internasional maupun
di wilayahnya masing-masing2.
Berbicara mengenai kerjasama dalam optimalisasi potensi wilayah daerah yang ada di
Indonesia, salah satu daerah yang dapat dijadikan contoh sebagai aktor hubungan
potensi wilayahnya adalah Kota Surakarta; hal ini dapat dilihat dari bagaimana pihak
1
Eddy Pratomo, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Departemen Luar Negeri. PANDUAN UMUM: Tata
Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah (Revisi Tahun 2006). Diakses melalui
http://www.kemlu.go.id/Buku/Buku%20Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20Hub%20dan%20Kerjasama%
20Luar%20Neger%20oleh%20Pemerintah%20Daerah.pdf pada tanggal 1 Oktober 2017.
2
Ibid.
1
Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dewasa ini kian gencar menjalin kerjasamanya
Kota Surakarta, yang merupakan wilayah dengan luas 46,01 Km2; dan dihuni oleh
547.1163 jiwa penduduk ini semakin gencar dalam melaksanakan kemitraan luar negeri
dengan berbagai pihak untuk mengembangkan wilayahnya. Bukti nyatanya adalah ketika
Australia dalam bidang pertanian, pembangunan perkotaan dan desa, perdagangan dan
kesehatan serta aparatur pemerintahan daerah pada tahun 1992; serta pada saat Kota
Surakarta mengadakan kerjasama Sister city dengan Kota Montana, Bulgaria pada tahun
infrastruktur dan transportasi, budaya dan pariwisata serta pengembangan sumber daya
manusia; dimana pada saat itu tumpu kekuasaan masih dipegang oleh Bapak Joko
Selain itu, masih terdapat beberapa list kerjasama lainnya yang telah dijalin oleh Kota
Surakarta yang juga adalah kota dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi
dengan United States Agency for International Development (USAID) dalam bidang
pendidikan pada tahun 2010-2013; Kerjasama dengan Cities Development Initiative for
Asia (CDIA) dalam bidang transportasi perkotaan pada tahun 2011-2012; Kerjasama
dengan UCLG ASPAC dan APEKSI dalam bidang fiscal management/local economic
3
Kota Surakarta. Kementerian Dalam Negeri: Profil Daerah Kota Surakarta. Diakses melalui
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/33/name/jawa-tengah/detail/3372/kota-
surakarta pada tanggal 1 Oktober 2017.
4
Pemerintah Kota Surakarta, Ringkasan Eksekutif: Kajian Kerja Sama Pemerintah Kota Surakarta dengan Pihak
Luar Negeri, Bagian Kerjasama, 2014.
5
Ibid.
2
development khususnya penataan PKL pada tahun 2015-20166; hingga kerjasama dalam
Heritages Cities (OWHC) sejak tahun 2008 hingga sampai saat ini7. Hal tersebut
menunjukan, bahwa Kota Surakarta adalah salah satu entitas aktif non-negara dalam level
pemerintahan daerah yang terbukti aktif menjalankan berbagai kegiatan kerjasama guna
berbagai pihak terkait baik dalam maupun luar negeri, kepada Bagian Pemerintahan
Umum Setda Kota Surakarta dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kota Surakarta; namun seiring berkembangnya Kota Surakarta menjadi sebuah kota yang
maju dan modern, semakin tinggi pula minat berbagai pihak untuk menjalin kerjasama
dengan pihak Pemkot Surakarta, hal ini berimbas pada meningkatnya volume pekerjaan
Kerjasama Setda Kota Surakarta pada bulan Januari 2009 sebagai bidang organisasi yang
bertugas dan berwenang dalam mengurusi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
Hingga saat ini, berbagai bentuk kerjasama telah dijalankan oleh Pemkot Surakarta
melalui Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta sebagai pintu masuk pertama kegiatan
kerjasama tersebut terjalin, termasuk terkait kerjasama dengan berbagai pihak pada level
internasional dan regional yang dimaksudkan untuk mengoptimalisasi segala potensi yang
dimiliki oleh Kota Surakarta; hal ini semakin menunjukan posisi dan peranan penting
6
Ibid.
7
Booklet World Heritage Cities: Expo, Cultural Event, Carnival and Converence (Surakarta). 2008.
8
Pemerintah Kota Surakarta, Data Kerjasama Kota Surakarta Tahun 2015, Loc. Cit.
3
Surakarta. Hal itu pula lah yang menjadi fokus pemulis dalam melaksanakan kegiatan
PKN di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, yakni untuk melihat bagaimana Peran
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta dalam Menjalin dan Memelihara Kerjasama Luar
Negeri.
Dalam kegiatan PKN yang penulis laksanakan, sesuai dengan penempatan penulis di
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, penulis akan berfokus pada bagaimana Peran
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta dalam Menjalin dan Memelihara Kerjasama Luar
Negeri.
menimba ilmu di luar kampus mengenai tata cara bekerja agar setelah lulus
dunia kerja.
4
c. Menjalin kerjasama antara Program Studi Hubungan Internasional
Bagi mahasiswa, tujuan khusus dari kegiatan PKN adalah sebagai berikut:
1.4 Manfaat
5
e. Dapat menjalin kerjasama dan menambah jaringan antara instansi dan
di instansi terkait
b. Program Praktik Kerja Nyata ini dapat dijadikan forum observasi dari
6
c. Diperoleh umpan balik sebagai bahan pengayaan materi kuliah,
a. BAB I: Terdiri dari latar belakang, fokus kegiatan PKN, manfaat dan tujuan
kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) di Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri
b. BAB II: Berisi hasil kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) yang terdiri dari
PKN serta pencapaian umum maupun khusus serta hambatan yang dihadapi
c. BAB III: Berisi penutup yang merupakan bagian akhir dari laporan PKN.
Bab III antara lain terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan
d. BAB IV: Berisi daftar pustaka dari berbagai sumber baik literatur, artikel
7
BAB II
HASIL KEGIATAN
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, merupakan salah satu bidang organisasi
yang berada dalam lingkungan Pemkot Surakarta. Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta, terbentuk pada bulan Januari 2009, setelah sebelumnya tugas dan wewenang
yang saat ini dilakukan oleh Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, dilaksanakan oleh
sebagai kota yang maju dewasa ini, volume pekerjaan yang berhubungan terkait
luar negeri, semakin bertambah banyak, hal ini memaksa dikeluarkannya Peraturan
Walikota Surakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Bagian Kerjasama dibentuk untuk
pelaksanaannya, Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta dibagi menjadi dua Sub
Bagian, yakni Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri dan Sub Bagian Kerjasama Luar
Negeri.
Dewasa ini, Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta pun semakin giat dalam
melaksanakan tugas operasional serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak demi
berbagai kemitraan telah dijalin oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Bagian
9
Pemerintah Kota Surakarta, Data Kerjasama Daerah Kota Surakarta Tahun 2015, Loc. Cit.
8
Kerjasama Setda Kota Surakarta baik dengan instansi pemerintahan maupun non-
pemerintahan; dalam dan luar negeri. Disamping itu, Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta juga turut menjalin kerjasama, dengan berbagai macam instansi pendidikan
dan juga perguruan tinggi guna mengembangkan berbagai macam aspek tata kelola yang
SUBOSUKOWONOSTRATEN; dimana dalam hal ini, tiap kota yang menjadi anggota
kegiatan bersama dalam memajukan seluruh kawasan yang ada di wilayah Solo Raya11.
Surakarta
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Surakarta.
10
Ibid.
11
Ibid.
9
2.1.2. Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Bagian Kerjasama Sekretaris Daerah
Kota Surakarta
bidang kerjasama;
kerjasama;
10
d) Tugas Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri
sebagai berikut:
SEKRETARIS DAERAH
BAGIAN KERJASAMA
11
Bagian kerjasama Setda Surakarta, bekerja dibawah naungan badan/
departemen Sekretaris Daerah Kota Surakarta yang masih menjadi bagian dari
lingkup Pemerintahan Kota Surakarta. Dipimpin oleh Ibu Dra. Sri Wirasti, MM;
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta menaungi Tugas Pokok dan Fungsi yang
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta dibantu oleh dua Sub bidang yang ada di
dalamnya, yakni Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri yang diketuai oleh Ibu
Dyah Tri Mulatsih Handayani; serta Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri yang
Selain itu terdapat pula pegawai dan staff lainnya yang turut membantu
pegawai yang ada di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, sempat mengalami
Dalam Negeri yang semula dijabat oleh Ibu Dyah Tri Mulatsih Handayani
digantikan oleh Ibu Tri Idayati, yang sebelumnya bertugas sebagai Sekretaris
Kelurahan. Serta salah satu pegawai Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta atas
nama Mardi, juga dipindah tugaskan sebagai Lurah disalah satu kantor kelurahan
12
Wawancara dengan Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri Setda Kota Surakarta. Pada tanggal 5 Agustus
2017.
12
menyesuaikan diri antar satu sama lain dengan pimpinan yang baru dan jumlah
Kerjasama Setda Kota Surakarta. Dalam hal ini, penulis berkesempatan untuk
membantu jalannya aktivitas yang ada di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
baik terkait dengan kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri,
namun tetap yang menjadi fokus utama penulis dalam melaksanaan PKN adalah
Surakarta, tidak ada istilah resmi yang disematkan kepada penulis selaku pelaksana
Setda Kota Surakarta sangatlah bervariatif, mulai dari siswa-siswi SMA/ SMK/
Sederajat, hingga mahasiswa dari berbagai universitas dan juga konsenterasi studi
yang beragam.
terhitung sejak tanggal 1 Agustus sampai 12 September 2017. Hari kerja aktif
adalah pada hari Senin hingga Jum’at dengan jam operasional kerja adalah
13
pukul 07.30 – 15.00 WIB untuk hari Senin hingga Kamis; dan 07.00 – 11.30
WIB untuk hari Jum’at, yang dijadwalkan memiliki agenda tetap yakni senam
pagi bersama dan ibadah sholat Jum’at bersama. Jadwal operasional tersebut
Pemkot Surakarta.
Surakarta dengan mengacu pada bimbingan dari Ibu Rini Indriyani, selaku
Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Bagian Kerjasama Setda Kota
Setda Kota Surakarta, dilimpahkan kepada Staff Bagian Kerjasama Setda Kota
Sopan’ yang lebih mengacu pada penggunaan celana kain warna gelap
panjang dan dipadukan dengan kemeja ataupun batik serta bersepatu. Khusus
berikut:
14
NO HARI/ TANGGAL DESKRIPSI KEGIATAN
15
toward Resilient City” pada tanggal 28-
30 Agustus 2017 di Jakarta kepada
Walikota Surakarta dari UCLG ASPAC,
CityNet dan Jakarta Research Council;
16
agenda “Pembahasan Awal Penyusunan
Naskah Akademik (NA) dan Raperda
Kerjasama Daerah” di Ruang Rapat
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
pada pukul 09.00 – 11.00 WIB;
17
12 Rabu, 16 Agustus 1. Mencatat dan mengagendakan surat
2017 masuk dan keluar Bagian Kerjasama
Setda Kota Surakarta.
13 Jum’at 18 Agustus 1. Mengikuti senam pagi di Halaman
2017 Balaikota Surakarta;
18
Setda Kota Surakarta:
2. Menjadi notulen:
19
Pemerintah Kabupaten Bogor” pada
pukul 10.00 - 11.00 WIB di Ruang
Rapat Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta. Dalam rapat, dibahas
mengenai beberapa dinas yang belum
memiliki konsep untuk dikerjasamakan.
20
3. Menerjemahkan surat dari UCLG
ASPAC mengenai konferensi kota
budaya di Solo pada bulan November
mendatang
surat masuk dan surat keluar Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta maupun
Kerjasama Setda Kota Surakarta. Hal ini dikarenakan pegawai yang ada di
apabila ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris. Hanya ada dua pegawai
dengan fasih, yaitu Ibu Erina selaku staff Bagian Kerjasama Setda Kota
memang sudah mahir berbahasa Inggris karena merupakan sosok dengan latar
belakang ilmu Perhotelan dan pernah menjadi seorang manager salah satu
Setda Kota Surakarta, baik surat masuk mapun surat keluar. Waktu pengerjaan
Setda Kota Surakarta, biasanya adalah satu hari kerja, namun kerap kali
Adapun surat maupun artikel yang telah penulis terjemahkan sebagai berikut:
22
sedang menjadi fokus kajian ialah terkait tindaklanjut dari kunjungan
2015 lalu.
di Kota Xi’an. Fasilitasi ini juga dilakukan dengan tujuan agar dapat
pihak.
surat ini dalam kurun waktu kurang lebih dua jam, seraya tetap
surat tersebut penulis serahkan kepada Ibu Rini selaku Kepala Sub
23
Bagian Kerjasama Luar Negeri, yang memang berkewenangan terkait
24
transportasi dan mobilitas perkotaan, diambil sebagai bahasan
nyata kota besar yang dinilai telah memiliki sistem transportasi dan
Mobility’ di Seoul, Korea pada tahun 2015 silam yang juga diadakan
2016 silam.
25
Science and Technology Office, Kedutaan Besar PRC untuk RI di
kepada Ibu Rini selaku Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri,
terkait surat tersebut. Setelah surat dinyatakan aman dan tidak terdapat
hal yang perlu direvisi dari hasil terjemahan yang dilakukan oleh
pada surat tersebut, penulis melihat bahwa Ibu Wirasti meminta kepada
26
3. Surat Keluar dari Sekretaris Daerah Kota Surakarta kepada
tindak lanjut kerjasama antara Kota Solo dan Kota Xi’an terkait
pengerjaan kurang dari satu jam, dikarenakan pada hari itu tidak
27
berkewenangan terkait surat keluar tersebut. Setalah melalui proses
melalui Fax.
iklim yang sudah dan masih terjadi sebagai sebuah fenomena global.
28
UCLG ASPAC sebagai penyelenggara kegiatan, mengharapkan
yang ada pada surat tersebut. Surat itu akhirnya dilimpahkan kepada
29
Ibu Rini, selaku Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri. Ibu
surat undangan yang kembali berasal dari UCLG ASPAC perihal acara
Jakarta”.
Kota Tahan Bencana kepada para pemimpin kota dan juga stakeholder
terkait lainnya.
30
Pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
pada AMCDRR ke-6 yang diadakan di New Delhi, India; dan salah
satu Negara rawan bencana tersebut adalah Indonesia. Acara ini juga
daerah se-Indonesia.
ini pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB dimana para pegawai
penerjemahan memakan waktu kurang dari satu jam, hal ini lebih cepat
penerjemahan surat kali ini diberikan pada pagi hari ketika aktivitas di
31
Setelah proses penerjemahan selesai dilakukan, penulis
itu Ibu Rini selaku Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri belum
dengan apa yang termuat dalam surat tersebut, sehingga Ibu Erina
pertemuan tersebut.
32
Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa nantinya kota Surakarta
dan tamu undangan dari kota lain serta praktisi yang telah
dimasa mendatang.
33
Penulis kemudian melakukan proses penerjemahan terhadap
surat tersebut sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Ibu Rini selaku
kurang lebih satu jam tiga puluh menit, penulis akhirnya berhasil
dan keluar lainnya yang ada di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
kepada Ibu Rini untuk dikoreksi terlebih dahulu, dan Ibu Rini
Kerjasama Setda Kota Surakarta hari itu, surat rencana kegiatan ‘Peer-
lanjuti oleh Ibu Wirasti dan langsung dilimpahkan kepada Ibu Rini
34
b. Membuat Artikel tentang Gambaran Umum Kota Surakarta
gambaran umum Kota Surakarta. Menurut pemaparan Ibu Erina selaku staff
Surakarta Tahun 2018. Adapun artikel yang telah penulis buat antara lain:
35
web nantinya sehingga mereka akan lebih mudah untuk mengenal,
rekan magang lainnya serta arahan dari Ibu Erina selaku pemberi
penulis bahwa ada beberapa poin yang perlu direvisi dari hasil artikel
file yang ada di meja Ibu Erina. Setelah penulis mengikuti semua
Buku Profil Kota Surakarta Tahun 2018 dilaksanakan pada akhir tahun
2017.
36
2. Artikel: “Information of Policies and Measures on Preservation of
Heritage Surakarta”.
Surakarta Tahun 2015-2035, yang terdiri dari tujuh bab dan berisikan
nya yang langsung diserahkan kepada Ibu Erina selaku Staff Bagian
Tahun 2018 yang akan dibuat. Artikel kedua ini dimaksudkan untuk
kedalam OWHC, beserta kendala dan peluang yang juga dimiliki oeh
ringkas dan padat, RAKP Surakarta tahun 2015 – 2030 yang berisikan
37
mengenai langkah-langkah kebijakan apa saja terkait pelestarian aset
tugas ini, dimana tugas ini akhirnya tidak dapat selesai pada hari yang
penulis harus memahami terlebih dahulu isi bab per bab dari RAKP
Surakarta tahun 2015 – 2030 yang terdiri dari tujuh bab, sebelum pada
Erina menyatakan bahwa tidak ada muatan artikel yang perlu direvisi
38
menyerahkan data kedua artikel tersebut dalam bentuk hard-copy dan
Surakarta
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, penulis juga kerap kali didaulat
agenda di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Tugas ini diberikan kepada
Kerjasama Setda Kota Surakarta, disamping itu padatnya aktivitas yang harus
jarang kesulitan dalam mencari SDM yang dapat dijadikan sebagai notulen
rapat, baik rapat internal, maupun rapat dengan OPD lainnya di lingkungan
pemerintahan ataupun pihak lain dari sektor swasta. Hal ini dikarenakan
kerjasama dengan pihak luar, sehingga hal tersebut berimbas pada tingginya
volume kerja dan pengadaan rapat maupun pertemuan lain yang seringnya
39
berbagai pihak. Adapun beberapa rapat yang telah penulis hadiri selaku
(Lampiran 14)
Selain itu, penulis pun didaulat untuk menjadi Notulis yang bertugas
selesai dilaksanakan.
Setda Kota Surakarta dan dimulai pada pukul 09.30 WIB. Dipimpin
oleh Ibu Sri Wirasti, MM selaku Kepala Bagian Kerjasama Setda Kota
bencana.
40
Pemerintahan Setda Kota Surakarta; BAPPEDA Kota Surakarta;
rapat selanjutnya.
dalam hal ini adalah Ibu Wirasti, selaku Kepala Bagian Kerjasama
41
Setelah hasil notulen yang dikerjakan oleh penulis tersebut
dibaca dan dikoreksi oleh Ibu Wirasti, beliau meminta penulis untuk
Rapat dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan dipimpin oleh Ibu
Akademik (NA) dan Raperda Daerah Kota Surakarta. Dalam rapat ini,
mengacu pada NA lama yang telah dibuat oleh Bagian Hukum Setda
42
sebagai NA baru Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, mengacu
ini.
ulang hasil rapat tersebut dan mengatakan bahwa apa yang penulis
jabarkan dalam hasil notulen tersebut sudah sesuai dengan apa yang
43
dengan lembar absen peserta rapat kedalam file arsip rapat Bagian
kepala Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta pada pukul 10.00 WIB,
Surakarta oleh KJRI yang ada di Los Angeles, AS. Berkenaan dengan
pariwisata, seni dan budaya, serta ekonomi yang dimiliki oleh Kota
(SUBOSUKOWONOSRATEN).
44
terdaftar dalam organisasi internasional seperti World Heritage
Merapi Tour, Solo International Performing Art (SIPA) dan juga Solo
UCLG ASPAC dan juga OWHC dalam bidang pelestarian budaya dan
regional.
45
sebelum akhirnya diserahkan kepada Ibu Wirasti selaku pimpinan rapat
untuk divalidasi.
rapat tersebut.
kesempatan untuk menjadi notulis dalam rapat yang kali ini membahas
Kerjasama Setda Kota Surakarta, pada pukul 09.00 WIB, rapat diawali
tindak lanjut dari disposisi Sekda Kota Surakarta dan surat dinas
Promosindo.
46
Surakarta dan Dinas KUMKM Kota Surakarta ini, akhirnya
72.000.000 (tujuh puluh dua juta rupiah). Selain itu para peserta rapat
rapat, yakni Ibu Wirasti. Beliau membaca sekilas hasil notulen yang
tersebut bersama dengan daftar hadir rapat kedalam file arsip rapat
(Lampiran 11)
47
Rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing
Klaten) ini, dibuka oleh Ibu Wirasti selaku Kepala Bagian Kerjasama
pembahasan perihal draft daftar isu yang akan diangkat dalam FGD
SUBOSUKOWONOSRATEN.
48
Dengan Daerah Rujukan Sleman Atau Lombok; dan perwakilan
Selatan.
Surakarta.
tersebut pada laci yang tersedia di bawah meja kerja penulis di ruang
49
rapat kedalam file arsip rapat Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
tahun 2017.
(Lampiran 8)
Kota Surakarta ini, dibuka oleh Bapak Nanang selaku Staff Bagian
KerjasamaSetda Kota Surakarta pada pukul 10.00 WIB. Rapat ini juga
dengan hal tersebut, seluruh OPD terkait dalam kerjasama ini, diminta
untuk segera merevisi poin-poin final aspek apa saja yang hendak
50
kunjungan ke Bogor yang akan dilakukan oleh perwakilan Pemerintah
Kota Surakarta pada tanggal 13-14 September 2017. Selain itu, rapat
hadir rapat tersebut kedalam ruang kerja Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta bersama dengan hasil notulen rapat yang segera penulis ketik
ulang. Hanya memakan waktu kurang dari tiga puluh menit, penulis
lampirannya.
dalam FGD.
51
Rapat ini diadakan di Ruang Rapat Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakarta dan dimulai pada pukul 10.00 WIB. Dipimpin oleh Ibu
enam bidang potensi kerjasama yang akan dibahas dalam FGD tersebut
adalah:
52
Industri Kreatif, Ekonomi dan Perdagangan (BPPKAD)
Sosial (Inspektorat)
Pembangunan)
53
d. Mencatat dan Mengagendakan Surat Masuk Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakata.
datang dari berbagai instansi dan di terima oleh Bagian Kerjasama Setda Kota
Selain itu, untuk setiap surat masuk pun penulis lampirkan lembar
Setda Kota Surakarta untuk ditindak lanjuti. Nantinya surat masuk yang telah
kepada Kepala Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri; Kepala Sub Bagian
Kerjasama Luar Negeri maupun lansung kepada nama Staff pegawai yang ada
secara bertahap, diawali dengan menerima surat masuk yang datang dari
berbagai pihak dan menandatangani kolom tanda tangan serah terima surat
yang disediakan oleh pengirim surat; lalu surat tersebut akan penulis catat
kedalam buku Agenda Surat Masuk Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
tahun 2017 diawali dengan nomor urut surat pada agenda, pencatatan nomor
54
surat yang tertera pada surat yang masuk tersebut, tanggal terima surat,
tanggal surat tersebut dibuat, pencatatan dari mana surat berasal dan yang
terakhir adalah penulis mencatatat apa isi dari surat tersebut secara lengkap
mulai dari nama atau agenda acara, tempat pelaksanaan, waktu pelaksanaan,
Setelah surat dicatat pada buku agenda surat masuk, surat tersebut
penulis mencantumkan kembali semua poin yang penulis tuliskan dalam buku
agenda surat masuk kecuali isi dari surat tersebut. Setelah itu penulis akan
Kota Surakarta untuk ditindaklanjuti. Bentuk tindak lanjut yang diberikan oleh
Ibu Wirasti dapat beragam, bisa dihadiri langsung oleh beliau dengan
delegasikan kepada Kepala Sub Bagian Kerjasama terkait baik luar negeri
maupun luar negeri, hal tesebut dapat dilihat dari kolom mana yang dicentang
oleh Ibu Wirasti sebagai tanda pihak mana yang akan didelegasikan untuk
tahapan prosedural itu berlaku untuk semua surat masuk yang datang kepada
55
merasakan bagaimana cara untuk memberikan nomor surat pada surat keluar
yang diedarkan oleh Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Terdapat kode
dan aturan tertentu dalam pemberian nomor surat keluar, hal itu disesuaikan
dengan untuk apa surat itu dikeluarkan dan kepada siapa surat keluar tersebut
ditujukan. Adapun pemberian nomor surat keluar yang dilakukan oleh penulis,
dilakukan dengan mengacu pada daftar kode nomor surat keluar yang tertera
pada bagian depan Buku Agenda Surat Keluar Bagian Kerjasama Setda Kota
Ada berbagai jenis surat keluar yang sempat penulis berikan nomor
Surakarta, antara lain: undangan rapat, nota dinas kepada Sekretaris Daerah
atau Walikota, surat ijin perjalanan dinas ke luar negeri (SPDLN) kepada
Guangzhou perihal tindak lanjut kerjasama Sister city antara Pemerintah Kota
ditempat. Hal tersebut dapat dilihat dari sudah atau belumnya surat tersebut
ditanda tangani. Surat yang sudah ditanda tangani, akan penulis berikan nomor
dengan mengacu pada kode nomor surat sesuai dengan perihal apa dan kepada
siapa surat tersebut dikeluarkan. Setelah itu penulis akan mencatat surat keluar
yang sudah dinomori tersebut kedalam buku Agenda Surat Keluar Bagian
Kerjasama Setda Kota Surakarta tahun 2017. Adapun hal-hal yang penulis
tuliskan kedalam buku Agenda Surat Keluar tersebut mencakup antara lain,
56
nomor surat, tanggal dikeluarkannya surat, tujuan pengiriman surat, hal atau
kedalam buku Agenda Surat Keluar, maka selanjutnya yang dilakukan penulis
surat keluar tersebut. Lalu surat tersebut dimasukan kedalam amplop coklat
ber-kop Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, lalu amplop tersebut pun
penulis bubuhkan nama atau alamat kepada siapa atau instansi apa surat
tersebut dikirimkan, serta tak lupa penulis berikan pula cap stempel Bagian
keluar yang diedarkan oleh Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, ditujukan
yang mana Bidang atau Badan tersebut berdekatan lokasinya dengan Gedung
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta tempat penulis melakukan PKN. Hal
diharuskan agar surat tersebut cepat diterima oleh pihak yang dituju,
57
menggunakan kendaran pribadi ataupun menggunakan pinjaman kendaraan
Utama, penulis juga melaksanakan tugas dan kegiatan lain yang dapat dikategorikan
penulis pada saat Kegiatan utama telah selesai atau pun di sela-sela pelaksanaan
Kegiatan Umum yang penulis lakukan. Berikut adalah beberapa Kegiatan Tambahan
yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan PKN di Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakarta:
Surakarta
menjadi operator dalam kegiatan Pertemuan Rutin Dharma Wanita Setda Kota
oleh seluruh anggota Dharma Wanita dari berbagai bidang organisasi dalam
58
Kerjasama Setda Kota Surakarta, penulis kemudian diminta menjadi tenaga
Dharma Wanita Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta yang juga langsung
memaparkan perihal agenda mendatang selama tiga bulan kedepan, yang akan
kesehatan dan kecantikan tubuh bagi wanita dan juga pembagian hadiah bagi
Kerjasama Setda Kota Surakarta, mic ruangan Pendhapi Gede, audio speaker
Pertemuan ini berlangsung mulai pukul 08.00 WIB dan selesai pada
pukul 11.20 WIB. Setelahnya penulis langsung kembali menuju ruang kerja
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta untuk mengerjakan tugas lainnya dan
pulang pada pukul 11.45 WIB untuk melaksanakan ibadah Shalat Jum’at
59
b. Mengetik Ulang dan/atau Memperbanyak Dokumen
dokumen yang berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi Bagian Kerjasama
data yang harus diketik ulang oleh staff Bagian Kerjasama Setda Kota
kembali.
Photo Copy dan Scanner yang ada di dalam ruang kerja Bagian Kerjasama
Setda Kota Surakarta. Dalam hal melakukan proses scanning terhadap suatu
data, penulis biasanya juga dititipkan sebuah flashdisk oleh staff Bagian
60
Kerjasama Setda Kota Surakarta yang memberikan tugas scanning tersebut
Sementara itu, dalam hal melakukan proses photo copy terkait suatu
data, penulis langsung menggunakan mesin photo copy yang ada di ruang
kerja Bagian Kerjasama Setda Surakarta, namun tidak jarang juga penulis
harus melakukan tugas tersebut di gerai photo copy lain yang ada di basement
Surakarta.
Dengan menggunaan motor milik Bapak Nanang, salah satu staff Bagian
Kerjasama Setda Kota Surakarta, penulis mengantarkan Ibu Budi yang juga
61
staff Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta untuk mengambil berkas tersbeut
menuju Fave Hotel, Surakarta. Setibanya disana, Ibu Budi langsung menemui
sebuah acara seminar di hotel tersebut dan beliaulah yang memegang data
terkait BKAD yang hendak diproses oleh Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta.
mengantarkan dulu Ibu Budi menuju gerai Gramedia Kota Surakarta untuk
Adapun barang yang dibeli adalah kotak-kotak penyimpanan file dan dokumen
menuju Balaikota Surakarta bersama dengan Ibu Budi. Jarak tempuh yang
harus dilalui oleh penulis dalam mengambil berkas ini kurang lebih memakan
waktu selama tiga puluh menit. Setelah berkas diambil dan penulis kembali
menuju kantor Balaikota Surakarta, bersama dengan Ibu Budi Iriyani, penulis
62
Surakarta berperan sebagai sekretaris dan bendahara BKAD
kemudian dilakukan oleh penulis, dikarenakan tidak ada driver khusus yang
hari tersebut juga tidak ada pegawai lain yang dapat mengantar Ibu Budi
ruangan yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk pelaksanaan rapat atau
pertemuan tersebut.
Hanya ada satu ruang rapat di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta,
hal ini dikarenakan Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta baru saja
mengalami pemindahan ruang kerja, yang semula berada satu gedung dengan
LPSE Kota Surakarta yang memiliki luas ruangan lebih besar, namun
bersama dengan Bagian Organisasi dan Bagian Humas Setda Kota Surakarta
63
karena ruangan kerja yang lama sedang mengalami proses renovasi dan
perbaikan.
sebagai ruang rapat terbatas dan harus berada dalam keadaan siap pakai
merapikan meja dan kursi yang ada di dalam ruangan, membagikan kudapan
ringan berserta air minum sesuai dengan jumlah tamu undangan di meja
digunakan ketika rapat dimulai hingga merapikannya kembali pada saat rapat
rapi dan siap digunakan apabila akan dilakukan pertemuan lain berikutnya.
64
2.3. Pencapaian Kegiatan PKN
kemampuan penulis baik dalam segi Soft Skill maupun Hard Skill. Berikut
PKN:
65
pesan sesuai dengan tugas yang diberikan kepada penulis dalam
pelaksanaan PKN.
banyak orang dari berbagai kalangan mulai dari pejabat tinggi negera
kali ragu ketika hendak berbicara di depan umum, terlalu malu bahkan
Pemkot Surakarta.
66
b. Meningkatkan Inisiatif dalam Bekerja serta Memberikan Saran
lebih dulu. Penulis sebelumnya juga kerap kali takut ketika hendak
67
menyampaikan ide-ide penulis, merasa takut salah dan takut jika
nantinya ide penulis tidak diterima oleh pihak lain. Namun hal-hal
kerja penulis harus dapat berani untuk speak up dan tidak boleh malas
menuju komplek Balaikota Surakarta sejak pukul 04.30 WIB dini hari,
kereta dengan waktu tempuh satu jam tiga puluh menit untuk sampai di
penulis juga diasah dalam berbagai aspek mulai dari tutur kata, cara
Kota Surakarta.
68
Hal diatas tentunya sangat bermanfaat bagi penulis dalam
penulis pun sadar bahwa kebiasaan lama penulis yang kerap tidak tepat
diubah kedalam hal yang positif demi kebaikan diri penulis juga
nantinya.
Baru
Baik untuk beradaptasi dengan karakteristik staff dan pegawai yang ada
Surakarta.
69
baru dan sulit untuk dapat membaur serta diterima oleh orang-orang
didalamnya.
PKN bersikap terbuka dan ramah, serta tidak segan untuk memberikan
Selain pencapaian dalam aspek soft skill yang didapatkan oleh penulis, terdapat
pula pencapaian dalam aspek Hard Skill yang penulis dapatkan selama melaksanakan
PKN di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Adapun pencapaian dalam aspek
Setda Kota Surakarta. Hal ini merupakan sebuah hal baru yang dapat
70
Proses pembukuan itupun dilampiri dengan copy-an berkas
MoU dan/ atau MoA yang telah ditandatangani oleh pihak yang terkait
dalam suatu kotak file arsip dan tersimpan di lemari inventaris Bagian
71
tugas yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan
Surakarta, karena memang hanya ada dua staff pegawai yang mampu
berbahasa inggris dengan cukup fasih, yakni Ibu Erina, staff Bagian
Ibu Rini selaku Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Bagian
72
kemampuan untuk dapat berbicara, memahami makna hingga menulis
semakin global.
saat ini masih berlangsung kerjasama Sister city antara Kota Surakarta
13
Pemerintah Kota Surakarta, Pemkot Surakarta Jalin Kerjasama Sister city dengan Kota Xian, diakses melalui
http://kota.surakarta.go.id/index.php?q=berita/pemkot-surakarta-jalin-kerjasama-sister-city-dengan-kota-
xian. Pada tanggal 21 Agustus 2017.
73
President Secretary General China Council for the Promotion of
mengenai draft LoI kerjasama Sister city antar kedua belah pihak, yang
Kepegawaian15.
Hal ini dapat terlihat dari adanya upaya fasilitasi pengembangan Solo
Jakarta16.
satunya adalah oleh Pemkot Surakarta dengan tujuan yang tidak lain
14
Ibid.
15
Ibid.
16
Surat Keluar Setda Kota Surakarta Kepada Science and Technology Office Kedutaan Besar PRC untuk RI di
Jakarta: Kerjasama Sister city Kota Surakarta dan Kota Xi’an. Tanggal 2 Agustus 2017.
74
d. Mengetahui Mekanisme Perizinan Perjalanan Dinas ke Luar
kerja ke luar negeri. Dalam kasus ini adalah penulis melihat bagaimana
201717.
pada Panduan Umum Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri
17
Surat Masuk dari Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC kepada Walikota Surakarta perihal undangan “Workhsop
for Thought Leaders: Innovation in Urban Transportation. Tanggal 1 Agustus 2017.
18
Kementerian Luar Negeri, Panduan Umum: Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri oleh Pemerintah
Daerah, Revisi tahun 2006, diakses melalui
http://www.kemlu.go.id/Documents/Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20dan%20Kerjasama%20LN%20ol
eh%20Pemda/Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20dan%20Kerjasama%20LN%20oleh%20Pemda.pdf pada
27 Agustus 2017.
75
perjalanan dinas ke luar negeri. Adapun tahapan tersebut sebagai
berikut:
pendanaan.
Pengajuan ini juga cukup memakan waktu dan biaya yang tidak
kantor Imigrasi.
19
Ibid.
76
laporan dari PDLN yang telah dilakukan, sehingga dapat
Pemerintah Daerah
20
Ibid.
77
UU No. 39 Tahun 1999 Hubungan Luar Negeri dan UU No. 32 Tahun
sosial budaya serta bentuk kerjasama lainnya. Hal ini pun harus
1) Subyek kerjasama
3) Obyek kerjasama
7) Pengorganisasian
8) Pembiayaan
9) Penyelesaian perselisihan
21
Ibid.
78
1) Pemerintah daerah melakukan pendataan terhadap potensi yang
dimilikinya;
dilalui, yakni:
1) Penjajagan
2) Perundingan
3) Perumusan naskah
4) Penerimaan naskah
5) Penandatanganan23
22
Ibid.
23
Ibid.
79
pengetahuan baru sebagaimana dijabarkan sebelumnya diatas, penulis
segala bentuk kerjasama yang memakan waktu serta biaya besar dalam
diimplementasikan.
80
yang diakui PBB dengan dedikasi untuk mempromosikan nilai-nilai,
kedalam UCLG ASPAC sejak tahun 2009, dimana pada saat itu kursi
selaku Walikotanya.
sumber dana dari kegiatan kemanusiaan dan social lainnya; serta masih
24
Surat Undangan UCLG ASPAC kepada Pemerintah Kota Surakarta terkait acara: Workhsop for Thought
Leaders: Innovation in Urban Transportation for the Future City. Tanggal 1 Agustus 2017.
81
tersebut akan berfokus dalam pengembangan upaya pelestarian aset
Surakarta dengan UCLG ASPAC ini, merupakan sebuah hal baru bagi
yang maju dalam menanggapi segala dinamika global yang terjadi saat
25
Surat Masuk UCLG ASPAC kepada Pemerintah Kota Surakarta terkait rencana kegiatan
Peer-Learning
Workshop and Public Forum on Cultural Strategy Development Surakarta (Solo) City,
Indonesia 23-24 November 2017. Tanggal 12 September 2017.
82
g. Mengetahui Perkembangan Implementasi Kerjasama antara Kota
kebudayaan.
26
Ibid.
27
Ibid.
28
OVPM: OWCH-AP. Diakses melalui https://www.ovpm.org/en/regional_secretariats/asie_pacifique pada
tanggal 1 Oktober 2017.
83
Regional OWHC Kawasan Asia Pasifik. Adapun kota-kota lainnya
1 Fiji Levuka
2 Indonesia Surakarta
Gianyar
5 Myanmar Pyay
6 Philipines Miagao
Buyeo Country
Gochang
Gongju
Gyeongju
Hapcheon Country
Hwasun Country
Iksan
Jongno-Gu
Seongbuk
84
Suwon
Galle
Kandy
Kota Pusaka Dunia oleh OWHC, pada 25-28 Oktober 201729; hal
anggota tetap OWHC selanjutnya pada 12 April 2017 dan menjadi tuan
29
Kompas, Jero Wacik Membuka Konferensi Kota Pusaka Dunia di Solo. Diakses melalui
http://news.kompas.com/read/2008/10/25/21453018/jero.wacik.membuka.konferensi.kota.pusaka.dunia.di.s
olo. Pada tanggal 1 Oktober 2017.
30
Pemerintah Kabupaten Gianyar, Siaran Pers – Kabupaten Gianyar Terpilih Sebagai Anggota Organisasi Kota
Pusaka Dunia. Diakses melalui https://gianyarkab.go.id/index.php/baca-artikel/16/Siaran-Pers-min-Kabupaten-
Gianyar-terpilih-sebagai-Anggota-Organisasi--Kota-Pusaka-Dunia pada tanggal 1 Oktober 2017.
85
yang diberlakukan; selain itu kota Surakarta juga diwajibkan untuk
Joko Widodo. Pada saat itu, Pemkot Surakarta bersama dengan Badan
31
OVPM, How to be Member (OWHC). Diakses melalui https://www.ovpm.org/en/how_become_member.
Pada tanggal 1 Oktober 2017.
32
Ibid.
33
Ibid.
86
Pertemuan Konferensi Kota Budaya OWHC di Kota Surakarta
dengan OWHC masih terus berlanjut. Hal ini terlihat dari bagaimana
34
Kompas, OWHC 2016 di Denpasar Dimeriahkan Pameran Lukisan dan Foto. Diakses melalui
http://travel.kompas.com/read/2016/08/04/074100927/OWHC.2016.di.Denpasar.Dimeriahkan.Pameran.Lukis
an.dan.Foto. Pada tanggal 1 Oktober 2017.
35
Surat Masuk Setda Kota Surakarta, Permohonan Ijin Perjalanan Dinas Keluar Negeri: Gyeongju World
Congress of the Organization of World Heritage Cities (OWHC). Nomor: 098/6641/IX/2017. tanggal 4
September 2017.
87
pelestarian dan perlindungan aset warisan budaya. Dalam hal ini,
Kota Pusaka (RKAP) Kota Surakarta Tahun 2015 – 2035. RAKP ini
adaptasi36.
yang sudah di raih oleh Kota Surakarta sebagai sebuah Kota Pusaka,
36
Solopos, Begini Desain Perkampungan Kota Bengawan. Diakses melalui
http://m.solopos.com/2016/04/07/penataan-kota-solo-begini-desain-perkampungan-kota-bengawan-
707887?mobile_switch=mobile pada tanggal 1 Oktober 2017.
88
selain itu dalam RAKP ini, juga dijelaskan, bahwa terdapat beberapa
upaya pelestarian aset warisan budaya. Hal ini mengacu pada Surat
kebudayaan sebagai sebuah Kota Pusaka Dunia. Hal ini termuat juga
dalam RAKP Surakarta tahun 2015 – 2030, dimana dalam hal ini akan
37
Ibid,
89
Disamping itu, pemerintah kota Surakarta juga akan melakukan
satu Kota Pusaka Dunia yang masih bertahan hingga ini. Penulis juga
38
Ibid.
90
2.3.2. Pencapaian Khusus
2.3.2.1 Refleksi Kritis: Peran Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta dalam
Surakarta, banyak hal yang kemudian penulis lihat dan pelajari sebagai sebuah
pengalaman baru dalam diri penulis. Salah satu pembalajaran yang dapat
Setda Kota Surakarta dalam menjalin dan memelihara kerjasama luar negeri.
Surakarta sejatinya merupakan salah satu bidang organisasi baru yang ada di
Setda Kota Surakarta pada akhirnya menjadi pintu masuk utama dan
Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Surakarta; yang berujung pada
39
Ibid.
40
Ibid.
91
Dalam pelaksanaannya sebagai bidang organisasi yang menjalin dan
Terkait hal tersebut, penulis melihat bahwa Bagian Kerjasama Setda Kota
Setda Kota Surakarta sudah cukup baik dalam melaksanakan tugas tersebut,
kerjasama baik dalam dan luar negeri, dimana Bagian Kerjasama Setda Kota
melalui rapat koordinasi hingga FGD dengan berbagai OPD lain yang terkait
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
92
telah memainkan peranannya dalam menginisiasi proses koordinasi,
rapat koordinasi dan FGD tersebut akan dibukukan dan menjadi catatan resmi
Selain itu penulis juga melihat bahwa Bagian Kerjasama Setda Kota
kerjasama. Hal itu terlihat melalui adanya pembukuan mengenai kegiatan atau
bentuk kerjasama apa saja yang telah dilakukan oleh Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakarta setiap tahunnya mulai dari tahun 2009 hingga sampai saat ini,
melibatkan pihak luar negeri. Pembukuan ini berisi mengenai daftar kegiatan
tangani oleh Walikota Surakarta dan hasilnya disimpan di setiap kantor bidang
kerjasama yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta, penulis juga melihat bahwa
93
peranan tersebut semakin dioptimaliasasikan oleh Bagian Kerjasama Setda
yang merupakan lembar LoI, MoU, MoA ataupun data lampiran pendukung
terkait kerjasama yang telah atau sedang dijalankan oleh Bagian Kerjasama
Setda Kota Surakarta dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
kerjasama yang sedang dikelola dengan arsip yang sudah tidak digunakan.
Kerjasama Setda Kota Surakarta juga dilakukan dengan cara mengalih media
arsip tersebut kedalam bentuk media lain yang bersifat digital untuk kemudian
Setda Kota Surakarta sudah cukup baik dalam menjalankan peranannya terkait
membagi pelayanan tersebut kedalam dua Sub Bagian Kerjasama, yakni Sub
Bagian Kerjasama Luar Negeri dan Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri. Selain
94
juga membuka jalan koordinasi kerjasama melalui telepon dan fax yang
Secara khusus, dalam hal kerjasama dengan pihak luar negeri, Bagian
memberikan dampak positif bagi Kota Surakarta. Hal ini difokuskan melalui
Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri yang dalam pelaksanaanya, mengacu pada
tugas pokok Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri Setda Kota Surakarta, yakni:
dalam negeri maupun luar negeri, Penulis melihat Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakarta sudah cukup aktif dalam membuka jalinan kerjasama dengan
41
Ibid.
95
Cities Development Initiatiave for Asia (CDIA) dalam bidang transportasi
World Heritages Cities (OWHC) sejak tahun 2008 hingga sampai saat ini43,
Setda Kota Surakarta dalam menjalin kerjasama luar negeri, dapat dilihat dari
pihak luar negeri masih intens dijalankan hingga kini, seperti, kerjasama sister
city dengan Pemerintah Kota Xi’an; Kerjasama dengan UCLG ASPAC dan
sebagai berikut:
42
Ibid.
43
Booklet World Heritage Cities: Expo, Cultural Event, Carnival and Converence (Surakarta). 2008.
96
sedang menyusun kerangka MoU kerjasama Sister City keduanya,
97
Hal tersebut menujukan Bagian Kerjasama melakukan peranannya
yang terjalin antara Pemkot Surakarta dengan berbagai pihak luar negeri.
for Thought Leaders: Innovation in Urban Transportation for the Future City”
Jakarta.
luar negeri, Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri Setda Kota Surakarta juga
(PDLN) perwakilan tersebut kepada kantor imigrasi tingkat provinsi yang ada
98
di Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Proses PDLN yang biasa
dikerjakan oleh Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri Setda Kota Surakarta
perjalanan dinas ke luar negeri namun belum memiliki paspor dinas. Hal
Surakarta, serta seiring dengan visi dan misi Pemkot Surakarta dalam
Setda Kota Surakarta dewasa ini juga kian gencar mengambil berbagai
dapat membantu proses pencapaian visi dan misi Pemkot Surakarta tersebut,
salah satunya adalah terlihat dari bagaimana Bagian Kerjasama Setda Kota
99
kedalam eks-keresidenan Solo Raya. Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta
negeri sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bagian Kerjasama Setda Kota
Penulis melihat bentuk kerjasama luar negeri yang dijalin oleh Bagian
kerjasama yang terkait dengan bidang pengembangan tata kota dan upaya
pelestarian aset warisan kebudayaan yang ada di Kota Surakarta. Hal ini
sejalan dengan visi dan misi Pemkot Surakarta yang menginginkan Kota
Surakarta menjadi sebuah Kota Pusaka yang tetap bisa berkembang secara
dinamis mengikuti segala perubahan zaman dan sejauh ini, bagian kerjasama
sudah cukup baik dalam memelihara kerjasama yang terjalin dengan cara
kerjasamanya.
100
Namun, penulis juga melihat bahwa peranan ini, khususnya dalam
membuka jalinan kerjasama luar negeri yang baru, belum sepenuhnya optimal
harus dilalui dalam sebuah pengajuan kerjasama luar negeri oleh Bagian
asing; dimana hal tersebut sejatinya merupakan modal awal yang harus
tataran internasional.
kerjasama luar negeri dengan berbagai pihak. Hal ini juga kemudian
kerjasama luar negeri, Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta saat ini
pembelajaran masa lalu, dimana pada saat itu Pemkot Surakarta sempat
Februari 2007, namun berkahir pada tanggal yang sama di tahun 2012, karena
yang didapat pun tidak maksimal44. Hal ini yang penulis rasa turut
101
Keadaan tersebut kemudian membuat peran Bagian Kerjasama Setda
terhambat, seperti halnya yang terjadi pada saat Bagian Kerjasama Setda Kota
mengikuti acara Indonesian Future City 2017. Hal ini dikarenakan Bagian
Kerjasama Setda Kota Surakarta bersama dengan OPD lainnya menilai bahwa
cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan tersebut terlalu besar
negeri yang ada di lingkungan Pemkot Surakarta. Keadaan ini tentunya sangat
102
baik secara struktur kepegawaian, maupun infrastruktur penunjang lainnya
banyak lagi kemitraan luar negeri yang dapat dijalin oleh Bagian Kerjasama
2.3.3. Hambatan
dapat bekerja secara cepat, tepat dan multitasking, tidak terkecuali dengan
Hal ini semakin diperparah apabila terdapat staff atau pegawai yang
tersebut.
PKN penulis, contohnya adalah pada saat penulis sedang melakukan proses
103
penerjemahan surat dari UCLG ASPAC kepada Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta, tiba-tiba penulis juga harus menerima telepon masuk dari Dinas
yang berisikan perintah bagi penulis untuk mengantarkan surat kepada Bagian
pada saat melaksanakan kegiatan PKN, sehingga hasil dari pelaksanaan tugas-
tugas di dalamnya pun, terkadang penulis rasa kurang maksimal. Namun disisi
lain, penulis tetap berusaha menghadapi hambatan tersbut dan tetap berupaya
memberikan kinerja yang terbaik dalam setiap kegiatan yang pernulis lakukan
terbilang sempit untuk dapat menampung seluruh pegawai dan juga kegiatan
dengan banyaknya berkas dokumen maupun arsip data lainnya yang ada di
104
Keterbatasan ruang kerja ini, disebabkan oleh adanya pemindahan
sementara ruang kerja Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, yang semula
berada satu komplek dengan Badan Pengadaan Layanan dan Jasa Kota
Surakarta dan juga Bagian Hukum Setda Kota Surakarta; menjadi dipadatkan
hanyalah sepuluh orang, penulis melihat hal tersebut merupakan jumlah yang
pertemuan guna membahas berbagai hal yang menjadi tugas pokok dan fungsi
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Hal ini tentunya menjadi kendala
terdapat pegawai Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta baik Kepala maupun
105
staff yang tidak dapat hadir di kantor karena suatu alasan pribadi tertentu
maupun karena harus melaksanakan tugas dinas ke luar kota atau bahkan luar
negeri. Hal ini membuat pekerjaan kerap kali menumpuk karena tidak adanya
pihak yang dapat mem-backup peranan kerja antar satu sama lain.
Dewasa ini, Kota Surakarta kian berkembang menjadi Kota yang maju
dengan segala potensi yang ada di dalamnya. Hal ini terlihat dari banyaknya
kerjasama yang dilakukan antara Pemkot Surakarta dengan pihak lain pada
level Internasional baik yang bersifat pemerintah maupun swasta. Tentu hal ini
suatu dokumen dari pihak luar negeri yang ditulis dalam bahasa Inggris.
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta berperan sebagai pintu masuk utama
106
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kerjasama Setda Kota Surakarta, merupakan sebuah pengalaman luar biasa yang
pernah penulis rasakan. Banyak pencapaian positif yang dirasakan oleh penulis
baik dari aspek Soft Skill, maupun Hard Skill yang tentunya sangat bermanfaat
yang masuk maupun keluar di Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta hingga
bagaimana polemik dan dinamika yang terjadi dalam setiap pertemuan dan rapat
yang diadakan ketika membahas berbagai persoalan yang terkait dengan aktifitas
dan ambisi Kota Surakarta yang ditularkan secara turun temurun kepada setiap
sebuah Kota Pusaka yang maju dan dinamis tanpa menghilangkan identitas asli
sebagai jati diri Kota Surakarta yang tersimpan dalam aset warisan budaya dan
kearifan lokal yang ada di dalamnya melalui berbagai kerjasama yang dijalankan
107
dengan berbagai pihak di dalam maupun luar negeri, baik yang bersifat instansi
Secara garis besar, penulis menilai bahwa Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta sudah cukup baik dalam menjalankan perannya dan dapat dijadikan
sebagai contoh bagi bidang organisasi lain dalam melaksanakan tugas pokok dan
Penulis juga menilai bahwa Pemkot Surakarta telah berhasil menjadi salah satu
jalinan kemitraan dengan berbagai pihak bahkan hingga level internasional dan
secara konsisten menjalankan visi dan misinya sebagai ‘The Spirit of Java”.
3.2. Rekomendasi
Kota Surakarta, penulis merasa ada beberapa hal yang perlu penulis sampaikan
108
Kerjasama Setda Kota Surakarta sebagai tempat dilaksanakannya program PKN
b. Hendaklah selalu menjunjung tinggi kedisiplinan, etos kerja, etika dan tata
serta nama baik dirinya secara personal pribadi, namun juga nama baik
keseluruhan.
dijalankannya.
109
3.2.2. Bagi Universitas Brawijaya
datang kepada Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, namun juga kerap
kali secara langsung masuk kepada Bidang atau Dinas lain di lingkungan
nantinya.
maupun luar negeri. Hal ini kiranya dapat dilakukan melalui pemetaan
110
potensi aspek-aspek yang dapat dikerjasamakan di setiap Badan atau
dalamnya.
tidak hanya dengan pihak dalam negeri namun juga entitas lain baik
111
BAB V
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Agenda
112
Pelatihan : Diskusi kelompok untuk penyusunan draft rencana kegiatan
Kota/Negara tanggap bencana (Hanya poin penting nomor 1,2,3,4,5 pada kerangka
kerja Sendai).
12:00 - 13:00 Makan Siang
Pembahasan utama DRR dalam pembangunan sosial – ekonomi dengan studi kasus
rencana penggunaan lahan dan bangunan, ekosistem dan lingkungan, kesehatan,
13:00 - 14:00 sistem penghidupan (Hanya poin penting nomor 6,7,8,9,10 pada kerangka kerja
Sendai).
113
LAMPIRAN II
LATAR BELAKANG
Kota Surakarta atau yang biasa dikenal dengan sebutan Solo, merupakan Kota yang
terbentuk pada tanggal 17 Februari 1745. Kota ini merupakan kota dengan nilai sejarah yang
panjang serta menyumbangkan peranan yang penting bagi perkembangan budaya Indonesia,
dimana Keraton Kesunanan Surakarta sebagai pusat kerajaan yang masih berdiri hingga saat
ini, merupakan bentuk tinggalan fisik sejarah dan menjadi salah satu saksi penting bahwa
Kota Surakarta merupakan Kota Sejarah.
Sebagai salah satu Kota Sejarah di Indonesia, sudah menjadi kewajiban bagi Kota
Surakarta dalam menjaga dan melestarikan aset-aset budaya yang ada didalamnya, baik yang
bersifat kasat mata dapat dilihat langsung (tengible/ragawi); maupun yang tidak kasat mata
(non-tengible/non-ragawi).
Upaya optimalisasi pelestarian kebudayaan oleh Kota Surakarta pun dapat dilihat
melalui adanya Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kota Surakarta yang merupakan salah
satu upaya pelestarian Kota Pusaka dengan mengelola Kota Pusaka berdasarkan rencana
pengelolaan yang sistematis dan terintegrasi dengan dokumen penataan ruang lain di Kota
Surakarta. RAKP ini juga disusun sebagai panduan dalam melindungi, memelihara,
mengembangkan dan memanfaatkan keunggulan nilai pusaka, sehingga terwujud keunggulan
nilai Kota Pusaka, baik secara lokal, nasional maupun global secara berkelanjutan.
Kedudukan RAKP ini juga adalah sebagai pelengkap dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam rangka perwujudan penataan ruang
berbasis budaya sekaligus menyiapkan Kota Surakarta sebagai bagian dari World Heritage
Cities (WHC).
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang menyimpan berbagai peninggalan
kebudayaan dan berkembang di atas landasan budaya yang dipelihara oleh masyarakatnya.
Keberadaan Kota Surakarta sampai dengan saat ini juga dipengaruhi oleh berbagai peristiwa
yang terjadi setelah masa kemerdekaan Indonesia. Pada perkembangannya saat ini, tata ruang
Kota Surakarta secara arsitektural masih mampu mempertahankan bangunan-bangunan yang
bercirikan era kerajaan Jawa dan era Kolonial Belanda, bangunan dengan arsitektur etnik
Cina, Arab, dan Indo Campuran, yang menunjukan bahwa memang sejatinya Kota Surakarta
merupakan kota yang sudah akrab dengan keragaman masyarakat yang ada di dalamnya.
Kota Surakarta terus berkembang menjadi sebuah kota yang maju bersama dengan
masyarakatnya. Dengan tetap mempertahankan keberadaan Kasunanan dan keraton sebagai
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pemerintah sipil yang terbentuk sesuai dengan
rezim yang berpusat pada Negara, kota Surakarta terus berbenah dan menyesuaikan diri
114
dalam mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah derasnya perubahan yang terjadi
secara global.
Sejatinya, kota Surakarta memiliki banyak potensi dan keragaman aset yang dapat
dimanfaatkan dalam mengembangakan tata kota yang ada di dalamnya. Adapun aset tersebut
bersifat Tengible (Ragawi) maupun aset In-Tengible (Non-ragawi).
Mengenai aset In-Tengible yang dimiliki oleh Kota Surakarta, mengacu pada definisi
pusaka non-ragawi yang ditegaskan oleh UNESCO mendeskripsikan pusaka budaya In-
Tangible heritage meliputi tradisi oral bahasa, proses kreasi kemampuan dan pengetahuan,
seni pertunjukan, festival, religi dan kepercayaan, kosmologi, serta sisteme pembelajaran dan
kepercayaan, serta praktik-praktik kepercayaan, termasuk di dalamnya musik dan lagu, seni
pertunjukan, kuliner tradisional. Adapun aset In-Tengible di kota Surakarta yang
mendominasi yakni kesenian dan kuliner yang memang tersebar luas di seluruh penjuru kota
Surakarta.
Signifikasi Kota Surakarta sebagai Kota Pusaka dapat ditunjang dengan nilai sejarah
yang ada dimana Kota Surakarta memiliki peran yang tinggi sebagai Ibu Kota Kerajaan Jawa
pada masanya dahulu dan telah melahirkan tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional hingga
mendunia, hal ini menunjukan adanya nilai penting kota Surakarta baik secara budaya
maupun aspek sejarah.
Signifikasi kota Surakarta sebagai kota pusaka juga dapat dilihat dari nilai keunikan
kota Surakarta yang masih bercirikan istana sentris Kerajaan Jawa yang memiliki latar
belakang sejarah dan nilai budaya yang kuat serta masih terjaga hingga sekarang, dimana
memang hanya sedikit kota yang masih memiliki kekayaan identitas seperti ini.
Selain terbantu dengan adanya aset kebudayaan yang dimiliki oleh kota Surakarta,
signifikasi kota Surakarta sebagai kota pusaka juga didukung melalui adanya kebijakan yang
berkelanjutan dalam pelestarian aset budaya; pelestarian nilai fungsional kawasan; menjaga
keberadaan nilai ekonomi yang terbangun melalui proses perkembangan kota yang dapat pula
menjadi potensi pariwisata; serta menjaga nilai ekologis kawasan, sebagai pendukung nilai
edukasi dan ilmu pengetahuan.
Pencapaian aksi kota Surakarta sebagai kota pusaka, sejatinya tidak luput dari adanya
sinergitas antara Pemerintah, masyarakat, tim ahli cagar budaya maupun pihak swasta.
Adapun keterlibatan pemerintah dapat dilihat dari adanya BAPPPEDA, Dinas Tata Ruang
Kota Surakarta dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; sedangkan masyarakat juga turut
berperan aktif melalui adanya LSM Pelestarian, Organisasi Kemasyarakatan, Perguruan
Tinggi dan Organisasi Berbasis Kearifan. Tidak hanya disitu, peranan Tim Ahli Cagar
Budaya juga turut membantu pencapaian kota Surakarta dalam pelestarian kawasan pusaka
yang turut dibantu oleh pihak swasta melalui program CSR.
Hasil dari sinergitas sebagaimana dijabarkan di atas, dapat dilihat dari adanya
kemajuan kota Surakarta dalam aspek kelembagaan dan peran pemangku kepentingan yang
semakin komprehensif dan terintegritas; Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka yang
semakin dikuatkan keberadaannya melalui penyusunan regulasi dan landasan hukum
terhadap bangunan cagar budaya; Penyediaan Informasi, Edukasi dan Promosi yang terpusat
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai Information Heritage Centre yang semakin
mudah diakses melaui adanya digitalisasi website; Pengelolaan Resiko Bencana untuk Pusaka
yang menyeluruh dan berkelanjutan dengan melibatkan Forum Kerukunan Umat Bergama
(FKUB), kelompok-kelompok masyarakat, tokoh masyarakat, forum lintas tokoh dan
MUSPIDA.
Disisi lain, dalam optimalisasi pencapaian kota Surakarta sebagai kota pusaka, kota
Surakarta juga turut memberikan program pengembangan karakter dan kehidupan kepada
masyarakat agar dapat memanfaatkan segala aset pusaka yang dimiliki oleh kota Surakarta
sebagai penggerak pengembangan ekonomi kehidupan. Hal ini terlihat melalui adanya
pengembangan karakter kampung-kampung yang ada seperti kampung Kauman dan Laweyan
yang dikembangan sebagai kampung batik di kota Surakarta; serta melalui adanya
penyelenggaraan event-event berskala nasional maupun internasional yang mampu
mendongkrak nilai jual pariwisata melalui adanya sajian budaya yang lebih menarik untuk
para wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke kota Surakarta.
Inovasi diatas kemudian dilengkapi melalui adanya kegiatan olah desain bangunan
dan ruang tebuka oleh pemerintah dan berbagai stakeholder terkait meliputi program
rehabilitasi, revitalisasi, partisipasi Participatory Design Community, inventarisasi,
penyusunan dokumen rencana, penyusunan regulasi serta pembentukan rencana penataan
ruang dan lingkungan alam terhadap asset pusaka budaya yang dimiliki kota Surakarta.
116
permasalahan tata kelola pemerintahan dalam upaya pelestarian, serta adanya keterbatasan
pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) dalam upaya pelestarian aset pusaka Kota
Surakarta.
Permasalahan bencana alam bagi Kota Surakarta dalam melestarikan benda cagar
budaya adalah bahaya banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Sungai Bengawan Solo dan
hujan deras yang merusak tanggul-tanggul penahan air. Sedangkan permasalahan terkait ulah
manusia mengancam eksistensi pusaka ragawi dan pusaka non-ragawi. Aset pusaka ragawi
memiliki ancaman kerusakan dari upaya konservasi maupun rehabilitasi yang kadangkala
mengalami kesulitan untuk mengembalikan aset pusaka tersebut sesuai dengan aslinya, baik
dalam segi bentuk arsitektur maupun bahan bangunan. Permasalahan bagi aset pusaka ragawi
juga muncul ketika bangunan bersejarah dimiliki oleh pihak swasta, bukan pemerintah
sehingga dalam pengembangannya digunakan untuk kepentingan komersil atau kepentingan
lainnya. Maka dari itu, tantangan bagi Pemerintah Kota Surakarta adalah penyusunan regulasi
yang memungkinkan agar mampu mewadahi kelestarian bangunan-bangunan bersejarah yang
status kepemilikannya masih pribadi atau swasta. Untuk permasalahan pusaka non-ragawi
yang dihadapi Pemerintah Kota Surakarta adalah adanya modernisasi dan semakin
berkurangnya kepedulian masyarakat, sehingga tantangan dihadapi generasi mendatang
adalah upaya untuk tetap menjaga nilai-nilai kebudayaan yang ada agar tetap hidup di
lingkungan masyarakat secara harmonis beriringan dengan perkembangan zaman.
Permasalahan yang dihadapi dari aspek keterbatasan pendidikan dan SDM pelestarian
adalah masih minimnya kesadaran masyarakat dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
menjaga aset budaya yang ada. Selain itu, jumlah lembaga maupun kelompok masyarakat
yang berperan dalam pelestarian aset sejarah di Kota Surakarta masih terbatas. Sedangkan
tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan pemahaman masyarakat untuk menjaga
kelestarian aset pusaka yang ada.
117
VISI DAN MISI
Untuk terciptanya kota Surakarta sebagai kota pusaka, kota Surakarta memiliki Visi
dan Misi yang disusun secara komprehensif dan diturunkan dari arahan penataan ruang yang
telah disusun sebelumnya. Adapun Visi dan Misi berdasarkan kajian terhadap arahan
pengembangan kota Surakarta dalam dokumen-dokumen perencanaan yang telah disusun
tersebut sebagai berikut:
Visi:
“Terwujudnya Surakarta Kota Pusaka Maju Lestari Berbasis Sumber Daya Budaya
dan Bertumpu Pada Penguatan Identitas Lokal”
Misi:
RENCANA AKSI
Rencana aksi yang dilakukan kota Surakarta, tentunya melibatkan banyak pihak di
dalamnya, antara lain dari pihak kelembagaan Pemerintah sebagai wadah yang menampung
aspirasi sekaligus penggerak dalam aksi-aksi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kota
pusaka yang berkelanjutan; Masyarakat sebagai komponen strategi dan pengontrol/
pengendali strategi; Tim Ahli sebagai pengontrol dalam kegiatan pelestarian, pengelolaan dan
pemanfaatan cagar budaya; serta pihak Swasta sebagai pihak yang membantu komunitas
dalam upaya pelestarian cagar budaya sehigga perlu adanya mindset untuk bersama-sama
menjaga asset budaya yang ada. Partisipasi sektor swasta tersebut di wujudkan dalam bentuk
CSR (Coorporate Social Responsibility).
Rencana aksi yang akan dilakukan kota Surakarta sebagai sebuah Kota Pusaka,
tentunya akan mencakup kedalam berbagai aspek diantaranya: Manajemen Kelembagaan
Kota Pusaka; Inventarisasi dan Dokumentasi Kota Pusaka; Informasi, Edukasi dan Promosi
Kota Pusaka Mandiri; Ekonomi Kota Pusaka; serta Pengelolaan Resiko Bencana Untuk Kota
Pusaka.
Dalam implementasi Rencana aksi kota pusaka Surakarta, juga memperhatikan hasil
penentuan kawasan prioritas dan objek prioritas yang ada di kota Surakarta. Hal ini
ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan meliputi :
118
3. Sebaran titik tengible
Penentuan tersebut dengan meggunakan teknik overlay mapping melalui peta sebaran
titik tengible dan in-tengible heritage. Berdasarkan hasil overlay mapping, didapatkan hasil
irisan kawasan yang menjadi titik konsentrasi sebaran tengible heritage yang didukung
dengan sebaran In-tengible heritage disekitarnya.
Sementara penentuan objek prioritas, mengacu pada objek yang memiliki dampak
strategis dalam memberikan dampak positif untuk kepentingan perwujudan visi. Objek
prioritas membutuhkan upaya pengembangan yang diutamakan berdasarkan pada
pertimbangan tertentu, seperti adanya pengembangan yang telah dilakukan atau rencana
pengembangan yang telah disusun oleh pemerintah untuk objek tersebut.
Mengacu pada penjabaran mekanisme penentuan kawasan dan objek prioritas yang
ada di kota Surakarta dalam pelaksanaan Rencana Aksi kota pusaka, telah ditetapkan
kawasan yang menjadi prioritas di kota Surakarta sebagai berikut:
Taman Balekambang
Lokananta
Omah Lowo
Stasiun Jebres
Gapura Keraton
Sungai Bengawan Solo, Kalianyar, Kali Pepe
119
INFORMATION OF POLICIES AND MEASURE ON PRESERVATION OF THE
HERITAGES
BACKGROUND
Surakarta City or commonly known as Solo is a city that formed on February 17 th,
1745. This city has a long historical value and contribute an important role for the
development of Indonesian culture, where the Keraton Kesunanan Surakarta as the center of
the kingdom that still stands is a form of physical remains of history and one of the important
witnesses that the City of Surakarta is a City of History.
As one of the historical city in Indonesia, Solo has responsibility to maintain and
preserving the cultural assets in it, whether it is visible (tengible) or non-visible (non-
tengible).
Efforts to optimize cultural preservation by the City of Surakarta can be seen through
the City Heritage Action Plan (RAKP) of Surakarta City which is the one of the effort to
preserve the Heritage City by managing the Heritage City based on a systematic management
plan and integrated with other spatial arrangement documents in the city of Surakarta. The
RAKP is also structured as a guide in protecting, preserving, developing and utilizing the
superiority of heritage values, so as to realize the value of Heritage City, locally, nationally
and globally in a sustainable way. The position of RAKP is also as a complement to the
document of Spatial Plan (RTRW) and Spatial Detail Plan (RDTR) for the realization of
cultural-based spatial arrangement as well as preparing Surakarta City as part of World
Heritage Cities (WHC).
Solo is one of the city that holds various cultural heritage and develops on the cultural
foundation maintained by its people. The existence of the city of Surakarta up to now is also
influenced by various events that occurred after Indonesia's independence period. In the
current development, the architecture of Surakarta City is still architecturally by the buildings
characterized of the Javanese kingdom era and the Dutch colonial era. The building with
ethnic Chinese architecture, Arabic, and the other ethnicity, which shows that it is true that
Surakarta city is growth in the diversity.
The city of Surakarta continue to develop into a great city along with its people. By
maintaining the existence of Kasunanan and Keraton as a part of the civil government, the
city of Surakarta continue to struggling and maintaining its existence in the midst of global
changes.
Surakarta city has a lot of potential and diversity of assets that can be utilized in
developing the city layout that is in it. The assets are tengible and In-Tengible assets.
Based on the Decree of the Mayor of Surakarta No.646 / 1-2 / 1/2013 on Amendment
to the Decision of the Mayor of Surakarta Regional Level II 646/116/1/1997 concerning the
Stipulation of Historic Buildings and Historic Areas in Surakarta Level II Municipality Law
120
No. 5 of 1992 on Cultural Heritage is set up in 69 cultural heritage buildings, such as:
Kasunanan Area, Pura Mangkunegaraan Area, Baluwarti Settlement Neighborhood, Laweyan
Settlement Neighborhood, Loji Wetan Area, Kauman Area and so on.
Regarding the In-Tengible assets held by Surakarta City, referring to the In-Tengible
heritage definition affirmed by UNESCO describes in-tangiable heritage cultural heritage
including oral language tradition, the process of capability and knowledge creation,
performing arts, festivals, religions and beliefs, cosmology, and learning and education
systems, and belief practices, including music and songs, performing arts, traditional
culinary. The In-Tengible assets in the city of Surakarta that dominated by arts and culinary
that are widespread throughout the city of Surakarta.
The significance of the city of Surakarta as a heritage city can also be seen from the
unique value of the city of Surakarta which is still characterized by the centric palace of the
Kingdom of Java which has a strong historical and cultural background and is still preserved
until now, where few cities in the world still have this identity.
Supported by the cultural assets owned by the city of Surakarta, the significance of
the city of Surakarta as a heritage city is also supported by the continued policy in preserving
cultural assets; Preservation of functional areas; Maintain the economic that is built through
the process of urban development that can also be a tourism potential; And keep the
ecological area, as a support for education and science.
From the description above, surely shows the significance of Surakarta as a heritage
city which is full of cultural features and high historical value, and the preservation of wealth
and integrity of inheritance assets of Surakarta.
The achievement of the action of Surakarta city as a heritage city couldn’t separated
from the synergy between the Government, the community, the team of cultural conservation
experts and private parties. The government involvement can be seen from the BAPPPEDA,
the Surakarta City Spatial Planning and the Office of Culture and Tourism; While the
community also play an active role through the NGO Preservation, Community
Organizations, Universities and Organization-Based Wisdom. Not only there, the role of
Cultural Heritage Team also helped the achievement of the city of Surakarta in the
conservation of the heritage area assisted by the private sector through the CSR program.
The results of the synergy as outlined above can be seen from the progress of the city
of Surakarta in the institutional aspect and the increasingly comprehensive and integrated role
121
of the stakeholders; Inventory, Analysis and Determination of Heritage which is further
strengthened its existence through the preparation of regulations and legal foundation on the
building of cultural heritage; Provision of Information, Education and Promotion centered
through the Department of Culture and Tourism as an Information Heritage Center that is
more easily accessible through the website digitization; Disaster Risk Management for a
comprehensive and sustainable treasure involving the Religious Group (FKUB), community
groups, community leaders, cross-figure forums and MUSPIDA.
On the other hand, in optimizing the achievement of the city of Surakarta as a heritage
city, the city of Surakarta also contributed to the development of character and life to the
community in order to utilize all assets of the heritage owned by the city of Surakarta as a
driver of life economic development. This can be seen through the development of the
character of the existing kampung like Kauman and Laweyan villages developed as batik
kampong in Surakarta city; And through the implementation of national and international
events that can boost the selling value of tourism through a more interesting cultural offerings
for local and foreign tourists who visit the city of Surakarta.
The above innovations are complemented by building design and sculpture activities
by the government and related stakeholders including rehabilitation, revitalization,
Participatory Design Community participation, inventory, preparation of plan documents,
regulation drafting and the establishment of spatial and natural spatial plan arrangement of
heritage assets Culture owned by Surakarta city.
The problem of natural disasters for Surakarta City in preserving cultural heritage
objects is the danger of floods caused by the overflowing of the Bengawan Solo River and the
heavy rain that damages the water-retaining embankments. While the problems related to
human activities threaten the existence of physical heirlooms and non-physical relics. Assets
of physical heirlooms have a threat of damage from conservation and rehabilitation efforts
that sometimes have difficulty to return the assets of the heritage in accordance with the
original, both in terms of architectural forms and building materials.
Issues for physical heritage assets also arise when the historic buildings are owned by
private parties, not the government so in its development is used for commercial purposes or
other interests. Therefore, the challenge for the Government of Surakarta City is the
formulation of regulations that enable to be able to accommodate the sustainability of historic
buildings whose ownership status is still private or private.
122
For the non-physical heirloom problem faced by Surakarta Government is the
existence of modernization and the decreasing of public awareness, so the challenge faced by
future generations is the effort to keep the existing cultural values in order to stay alive in
harmonious society along with the times.
Threats that come from urban development urge to increase the needs of urban
communities to allow changes in the structure and morphology of the city. This will threaten
the existence of cultural assets because urban development urge will create new space
requirements. Based on the above problems, the challenges that arise in the future in urban
development is the existence of efforts and programs to maintain the existence of historic
buildings amid the pace of urban development and the needs of the increasing.
Furthermore, the problems that arise related to governance is not yet optimal policy
and strict regulation regarding violations that occur in the utilization of historic buildings in
the city of Surakarta. The future challenge in governance issues is to synergize between
agencies and work together in an effort to preserve and preserve cultural assets.
The problems faced from the limited aspects of education and human resources
preservation is the lack of public awareness and public awareness of the importance of
maintaining existing cultural assets. In addition, the number of institutions and community
groups that play a role in the preservation of historical assets in the city of Surakarta is still
limited. While the challenge faced is to increase the understanding of the community to
maintain the preservation of existing heritage assets.
For the creation of the city of Surakarta as a heritage city, the city of Surakarta has a vision
and mission compiled comprehensively and derived from the arrangement of spatial
arrangements that have been prepared previously. The Vision and Mission based on the study
of the direction of Surakarta city development in the planning documents that have been
prepared are as follows:
Vision:
"The realization of Surakarta Heritage City Based Cultural Resources and Rely On
Strengthening Local Identity"
Mission:
2. Creating integration of urban area development and cultural area in order to preserve assets
of historical value as city image and strengthening of city identity
123
ACTION PLANS
The action plan undertaken by the city of Surakarta, of course, involves many parties
in it, among others, from the institutional side of the Government as a container that
accommodates aspirations as well as activators in actions that can be done to realize a
sustainable heritage city; Community as component of strategy and controlling / controlling
strategy; The Expert Team as a controller in the conservation, management and utilization of
cultural heritage; As well as the private sector as a party that helps the community in the
preservation of cultural heritage sehigga need a mindset to jointly maintain the existing
cultural assets. Private sector participation is realized in the form of CSR (Coorporate Social
Responsibility).
The action plan to be undertaken in the city of Surakarta as a Heritage City, of course,
will include into various aspects including: Institutional Management Heritage City;
Inventory and Documentation of Heritage City; Information, Education and Promotion of
Independent Heritage City; Economic Heritage City; And Disaster Risk Management for
Heritage City.
In the implementation of the action plan of Surakarta heritage city, also pay attention
to the results of determining priority areas and priority objects in the city of Surakarta. This is
determined based on several considerations including:
While the determination of priority objects, referring to objects that have a strategic
impact in providing a positive impact for the interests of the realization of vision. Priority
objects require development efforts are preferred based on certain considerations, such as the
development that has been done or development plans that have been prepared by the
government for the object .
Referring to the elaboration of the mechanism of determining the area and the priority
objects that exist in the city of Surakarta in the implementation of the heritage city action
plan, has set priority areas in the city of Surakarta as follows:
124
• Priority Area 3: Sriwedari Area
• Balekambang Park
• Lokananta
• Omah Lowo
• Jebres Station
In addition, the city government of Surakarta will also develop character and life that
takes into account: Strengthening local character and identity; Cultural resources and inter-
regional integration of the Surakarta community, as well as the management of buildings and
open spaces in priority areas in the city of Surakarta. These matters will also be done
considering the policy recommendations from various stakeholders for the implementation of
the strategic, effective and efficient Future Action Plan of Surakarta, ever after.
125
LAMPIRAN III
SURAKARTA PROFILE
GENERAL INFORMATION
Solo city is located at the area of area 44,04 km 2, at 92 m above the sea level. Within the
tropical climate, Solo City has rain and dry seasons, with the temperature ranges from 23-33˚
celcius degrees. Solo City has six city borders, such as: Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar,
Wonogiri, Sragen and Klaten (or usually we call the area as Great Solo, which means
Surakarta and surroundings).
The Government
Surakarta or as known as Solo City, is governed by a Mayor and Vice Mayor, who are
elected in local general election and both of them, are running for five years governing period
and having a mission to build Solo City as the city of culture emphasizing on the potential
business of commerce, service, education, tourism and sport.
Solo City’s government already active in building good relationship in the international level,
with numbers of organization and cities in all over the world. For this reason, Solo City is an
active member of UCLG ASPAC (United Cities and Local Governments Asia Pacific); the
member of OWHC (Organization of World Heritage Cities) and also the member of ICLEI (
International Council for Local Environmental Initiatives) and also had ever developed a
sister city program with Montana City, Bulgaria and now is in good progress to build a new
program with Xi’an.
The total number of citizen of Solo City is about 586.978 People, comprising of 289.246
Males and 297.732 females, while the population density is quite high reaches a number of
13.331 people per Km2. Seen from the age classification, we can find people with the ages of
less than 15 year hareached around 23.62% from the total population. Middle-aged people are
productive-aged people for the city, in which the number of quite high, reaching 31,16% of
the total population. Seen from job composition in Solo City, people are commonly working
at hotel industries, restaurants and social service industries, these are showing the strength of
Solo City to compete with the other cities in terms of human resource (HR).
126
Solo city is home for multi ethnics who existing in this city, for example, we can find many
Arabic society and also Chinese all around the city and they live in with the good tolerance,
side by side.
Talking about the culture, it is easy to find people who use Javanese language as the daily
conversational language and wearing traditional clothes named Kebaya for female and
Beskap for male in at certain occasions, because, most of the cultures in Solo City, are
adapted from the tradition of palaces both Kasunanan and Mangkunegaran.
Tourism, is one of the high rank sectors contributing in increasing the income of the people
and the Government of Surakarta. The steady growth of economy of Solo City is supported
by tourism sectors which have contributed increasing numbers of tourist coming to the city,
both the local and also the foreign tourists, the foreign tourists who visit Solo City are
dominantly come from America, Europe and Asia Pacific.
There are some of recommended places to visit by tourists when enjoying Solo City, they are:
Kasunanan and Mangkunegaran Palace, Danar Hadi Batik Museum, Radya Pustaka Museum,
Gedung Wayang Orang Sriwedari, and Balekambang Botanical and Cultural Park.
To complete the visit to the city, batik and antique stuffs are the quite most wanted souvenirs
for tourists here. Some recommended shopping spots to visit are Kampung Batik Laweyan,
Kampung Batik Kauman, Pusat Grosir Solo, Klewer Market, Pasar Gedhe Hardjonagoro, and
also Triwindu Antique Market. Solo City is super rich with its culinary items, such as nasi
liwet, timlo solo, selat solo, dawet gempol pleret, wedang ronde, soto, bakmi jowo, cabuk
rambak, serabi, thengkleng and many more.
Economic Investment
The economic condition in Solo City is showing a positive trend. In the last decade, Gross
Regional Domestic Product of Solo City is increasing, where it has shown a steadily positive
trend in economic growth. The biggest contributor of Solo City GRDP is in the sector of
trade, hotel, and restaurant industries (26.82%) and also manufacturing industrial sector
(19.18%). In fact, textile products, furniture, shuttle cock, and foods are lines of top market
products in Solo City. City minimum salary of Solo City in 2016 is applied Rp 1.418.218.
Infrastructure
Most of infrastructures in Solo City have been upgraded time by time along with the business
need and the development of modern technology. The terminal for buses (Tirtonadi), railway
stations (Jebres, Balapan, and Purwosari), and an airport (Adi Soemarmo International
Airport) have been rebuild and revitalized to give people comfort in getting the access to Solo
City. There are also warehouse centre and Jebres Container terminal built for commerce
sector in Solo City. Moving people not cars is the principal rule implemented by Government
of Solo City in the transportation sector, then the principal turns out to be the reason of
developing mass transportations.
127
In telecommunication sector, Post Office, PT Telkom STO Surakarta, cellular operators,
internet providers are given easy access to build branch offices in Solo City, so that it makes
all cellular networks available in Solo City. Provide with fiber optic, Solo City is easier to be
accessed in Information and Technology. Besides, water company, educational institutions,
banks, industries can be found easily in Solo City. The number of hotel in Solo City also
increases for following years.
Awards
128
LAMPIRAN IV
Perihal: Undangan untuk menghadiri Workshop Penyeragaman Kerangka Kerja Sendai untuk
Pengurangan Resiko Bencana (The Sendai Framework for Disaster Risk Reduction / SFDRR) 2015-2030
dan berpartisipasi dalam implementasi dan penilaian SFDRR di kawasan Asia Pasifik pada 24-25
Agustus 2017 di Jakarta.
UCLG ASPAC bekerjasama dengan UNISDR telah mempromosikan program Pengurangan Resiko Bencana
(Disaster Risk Reduction/ DRR) dan Kampanye Kota Tahan Bencana dalam beberapa tahun terakhir.
Kerjasama ini telah berhasil meningkatkan kapasitas beberapa kota dan pemerintah daerah di wilayah
Asia Pasifik dalam bidang pengurangan dan pengelolaan risiko bencana, serta telah banyak
mempengaruhi penyeragaman program Pengurangan Resiko Bencana dalam kebijakan dan strategi pada
level lokal.
Pernyataan UCLG ASPAC oleh Kelompok Otoritas Pemangku Kepentingan setempat telah dikemukakan
pada AMCDRR ke-6 yang diadakan di New Delhi, India. Hal tersebut berfokus kepada pernyataan yang
telah dibuat oleh para pemangku kepentingan untuk memainkan peran yang jauh lebih besar dalam
Kerangka Kerja Sendai melalui tindakan nyata. Tindakan ini mencakup peningkatan kerjasama dengan
masyarakat dalam hal penilaian risiko dan perencanaan serta pelaksanaan program Pengurangan Resiko
Bencana (DRR) dengan memperkuat kapasitas pemerintah daerah melalui penyeragaman program
Pengurangan Resiko Bencana (DRR) dalam program pembangunan daerah.
Untuk mendukung peran pemerintah daerah, UCLG ASPAC menyelenggarakan workshop pelatihan bagi
lima (5) negara yang rawan bencana di kawasan Asia, termasuk Indonesia, dengan fokus pada
penyeragaman SFDRR di tingkat daerah, serta pemanfaatan alat penilaian awal. Kami ingin mengundang
seorang perwakilan dari kota Anda, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk
berpartisipasi dalam workshop ini serta berkontribusi dalam implementasi dan penilaian kawasan
terhadap SFDRR. Peserta diharapkan untuk dapat membawa laptop pribadi untuk sesi kerja. Untuk
wilayah Indonesia, workshop ini akan diselenggarakan di Balaikota DKI Jakarta, Blok G 5th Floor, pada
24-25 Agustus 2017.
Silakan merujuk pada lampiran program dan dokumen secara teliti. Untuk pertanyaan lebih lanjut atau
untuk konfirmasi kehadiran Anda, hubungi Helmi Abidin di liaison@uclg-aspac.org paling lambat pada
tanggal 21 Agustus 2017.
Kami mengharapkan komitmen Anda untuk menyeragamkan pengurangan resiko bencana dan
mengharapkan partisipasi Anda.
Hormat kami,
129
LAMPIRAN V
TEJERMAHAN
PENDAHULUAN
Pengembangan kebudayaan, sejatinya perlu mendapatkan perhatian khusus dalam tata kelola
perkotaan. Budaya, saat ini merupakan elemen penting dalam pembangunan berkelanjutan sebuah
kota yang layak huni, hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah lokal untuk dapat membuka akses
bagi masyarakat maupun wisatawan dalam mengekspresikan nilai seni dan budaya yang hidup
didalamnya, yang artinya membawa nilai-nalai kebudayaan dan seni menjadi lebih dekat dengan
masyarakat, dimana hal itu dapat membuka terciptanya peluang meningkatnya kreatifitas dan
pengembangan sumber daya manusia termasuk didalamnya aspek-aspek lain seperti status sosial,
etnis, agama, keterbutuhan khusus, usia, gender dan lain-lain. Pentinnya peningkatan kualitas ruang
public juga berpengaruh pada majunya kebudayaan dalam suatu kota nantinya, sehingga
bagaimanapun juga, perlindungan aset-aset kebudayaan haruslah mendapatkan perhatian khusus
dalam perencanaan pembangunan kota.
LATAR BELAKANG
UCLG ASPAC melalui Komite Kebudayaan, menyarankan agar kebudayaan termasuk dalam empat
pilar pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah untuk mempromosikan
kebudayaan yang ada di kota-kota yang terdapat dalam kawasan Asia Pasifik termasuk
pemerintahan lokal yang ada di dalamnya melalui pembuatan kebijakan; perubahan kebijakan dan
pemberian contoh kebijakan yang dapat menjadi acuan bagi entitas lainnya serta mendukung
terciptanya jaringan kebudayaan dalam kawasan. Mengacu pada dokumen “Culture 21: Actions”,
UCLG ASPAC menghargai adanya perbedaan prinsip diantara kota dan pemerintah lokal yang ada
didalamnya, untuk mengintegrasikan rencana pengembangan kebudayaan lokal beserta
implementasinya seperti: pengembangan ekonomi; perencanaan tata kota dan perlindungan aset
kebudayaan; kesetaraan sosial yang bersifat inklusif; dan pengembangan lingkungan sekitar. Adapun
Komite Kebudayaan diketuai oleh presiden UCLG ASPAC, Gubernur Won Hee-Ryong dari Jeju.
Kota Surakarta, merupakan salah satu pendiri Komite Kebudayaan yang kini telah lebih banyak terisi
oleh berbagai kota yang berkomitmen dalam mengimplementasikan kebijakan dan program
kebudayaan yang efektif dan berkelanjutan. Melalui penyelenggaraan acara ‘Collaborative Culture:
UCLG ASPAC Forum on Culture in Local Planning’ pada 25-26 Oktober 2016 yang telah menghasilkan
beberapa poin pembelajaran penting dalam keikutsertaan kota terkait review master plan,
pengumpulan aset kebudayaan serta kolaborasi antar berbagai stakeholder dan komunitas dalam
pemberdayaan kebudayaan di level lokal. Melalui serangkaian kegiatan dan program tersebut, Kota
Solo tetap aktif menyuarakan dan mempromosikan kebudayaan kotanya di kawasan Asia Pasifik.
130
Disisi lain, UCLG ASPAC juga terus mendukung Kota Surakarta dalam menciptakan ikon kota, yakni
‘Bangunan Sriwedari’ melalui adanya partisipasi aktif. Melalui adanya serangkaian workshop dan
pertemuan dengan berbagai macam stakeholder, pembuatan kembali desain ‘Sriwedari’ termasuk
ruang public yang ada di sekitarnya, diharapkan dapat merevitalisasi wajah kota Surakarta (Solo).
Adapun konstruksi bangunan ‘Sriwedari’ dijadwalkan akan rampung pada tahun depan, nantinya
revitalisasi bangunan ‘Sriwedari’ juga akan dibahas dalam pertuemuan ini.
Pada hari pertama acara ini akan berfokus pada penghimpunan rekomendasi bagi tuan rumah, yakni
Kota Solo. Nantinya aka nada presentasi mengenai beberapa studi kasus yang akan ditelisik
bagaimana peluang dan tantangan yang ada di dalamnya, serta juga akan dikritisi oleh rekomendasi
dari para ahli, peserta dari berbagai kota yang telah memiliki pengalaman serupa dan berhasil, juga
akan memberikan saran bagi Kota Solo. Perwakilan dari berbagai bidang yang ada di kota Solo
nantinya akan menghimpun saran dan masukan yang dapat diaplikasikan di kota Solo sesuai dengan
Rencana Strategi Kebudayaan yang dimiliki Kota Solo.
Penyelenggaraan hari kedua acara ini akan dibuka secara terbatas bagi masyarakat umum dan akan
diutamakan untuk kalangan akademisi (dosen, pelajar dan mahasiswa); organisasi kebudayaan; kota
lain yang terdekat; pebisnis dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak para stakeholder
lainnya dalam memahami aspek pengembangan kebudayaan serta mendekatkan pemerintah dan
pihak lainnya untuk dapat bersinergi mempromosikan kebudayaan guna meningkatkan kualitas
kehidupan perkotaan.
TUJUAN ACARA
Lokakarya pembelajaran (Workshop) ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengakuan
akan pentingnya pengembangan kebudayaan, termasuk diataranya adalah:
Memberikan kesempatan bagi para pemerintah lokal di kawasan Asia Pasifik untuk dapat
bertukar kebijakan dan pengalamannya masing-masing
Mempromosikan fokus pembelajaran yang berorientasi pada hasil dari adanya kerjasama
antar kota
Menguatkan kerjasama diantara anggota Komite Kebudayaan dan menstimulasi jaringan
serta potensi aktivitas yang berkenaan dengan aspek kebudayaan.
Sementara itu, Diskusi Publik, diselenggarakan untuk jumlah peserta yang lebih besar, dengan tujuan
sebagai berikut:
131
Menyediakan wadah interaksi bagi para otoritas lokal dan komunitas untuk dapat
memahami aspek kebudayaan dari berbagai macam perspektif.
Membina pemahaman terkait terciptanya kebijakan yang mendukung langkah
pengembangan kebudayaan sesuai dengan aspek utama masing-masing kota (Seperti: Kota
Sejarah, Destinasi Kuliner, Eco- Tourism dsb).
TUJUAN PEMBELAJARAN
Bertukar pengalaman dengan kota lain, dalam membahas pengalaman mereka yang dapat
diaplikasikan di kota Solo maupun kota lainnya dan menyediakan wadah saran antar peserta
dengan konsep penyampaian yang interaktif
Meningkatkan pemahaman terkait nilai dan aturan pengembangan kebudayaan kota yang
berkelanjutan serta mengidentifikasi strategi untuk mengintegrasikan kebudayaan di dalam
kebijakan pengembangan lokal
Memfasilitasi jaringan antar kota dalam membantu satu sama lain melalui pemberian saran
secara teknis untuk mengimplementasikan kebijakan yang baru sesuai dengan fokus tema
yang diambil oleh kawasan.
Kota Surakarta
Provonsi Jeju
Kota Makati
Kota Vigan
Penang, Malaka
Kota Xi’an
Kota Guangzhou
DKI Jakarta
Kota Semarang
Kota Banyuwangi
Sekretariat ASEAN
Marcel Pandin
(Organisasi Kebudayaan Lokal, Mahasiswa, Artis Penampil, dll)
*dalam acara Diskusi Forum, selain Kota Peserta dan Para Praktisi yang terdaftar, masyarakat umum
dan tamu undangan juga dapat turut hadir (Maksimal 40 Pax).
TEMPAT PELAKSANAAN
Solo akan menyelenggarakan acara ini di tempat yang unik dan termasuk kedalam aset budaya
(diluar lingkungan hotel).
132
JADWAL ACARA
14.00 – 14.45 Sesi Panel untuk Sharing bagi Praktisi (Solo akan
menentukan topic utama)
Fokus Area 1: Guangzhou
Fokus Area 2: Xi’an (Perlindungan Terhadap
Kebudaya
-an dan aset kebudayaan dari bencana)
133
Brainstorming dan penghimpunan rekomendasi bagi
permasalahan kota Solo
134
LAMPIRAN VI
28 Juli 2017
Walikota Surakarta
Perubahan iklim merupakan fenomena global yang memerlukan aksi secara lokal. Kota dan
pemerintah daerah sebagai garda pertama merupakan unit yang paling awal dalam
menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kritis. Kemunculan berbagai masalah,
termasuk tingginya laju pertumbuhan penduduk, perubahan peruntukan lahan dan
pengurangan ruang terbuka, membutuhkan aksi dari para pemimpin pada tatanan lokal untuk
melakukan inisiasi tindakan yang dapat berdampak baik terhadap hal tersebut. Dengan
demikian nantinya Kota pun akan dapat mengatasi berbagai isu serta dapat terkelola dengan
lebih baik, lebih berwawasan lingkungan, lebih maju dan lebih tahan bencana.
Menanggapi hal tersebut, UCLG ASPAC, CityNet dan Jakarta Research Council tertarik
mengundang para pemimpin untuk menghadiri Workshop Kepemimpinan Mengenai Iklim.
Workshop ini akan mengajak para pemimpin untuk dapat mencapai pemahaman mengenai U
Theory, Scenario Planning dan Design Thinking; yang dapat meningkatkan kompetensi
kepemimpinan para peserta. Workshop ini akan memfasilitasi para peserta untuk dapat
menginisiasi perubahan dan tindakan menuju kota yang rendah karbon serta lebih tahan
bencana demi masa depan yang berkelanjutan.
Nama Acara: Workshop Kepemimpinan Mengenai Iklim Untuk Menuju Kota Yang
Lebih Tahan Bencana
Lokasi Pelaksanaan: Jakarta City Hall (Hari pertama) & Mercure Hotel Sabang (Hari
kedua dan ketiga)
135
Silahkan mengacu pada lampiran acara untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
Hormat Kami,
Dr. Vijay Jagannathan Prof. Dr. Ir. Irawadi Jamaran Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi
136
LAMPIRAN VII
Latar Belakang
Perubahan iklim adalah fenomena global yang membutuhkan tindakan lokal dari kota, serta
merupakan salah satu tantangan lingkungan paling serius yang sedang dihadapi dunia saat ini,
dimana kota-kota sangat rentan terhadap dampak negatif yang disebabkan oleh tingkat
pertumbuhan yang tinggi, perubahan fungsi penggunaan lahan, berkurangnya ruang terbuka hijau,
serta pemerintahan yang tidak efektif. Hal tersebut perlu untuk diantisipasi dari banyak aspek,
namun antisipasi yang ada ditandai dengan ketidakpastian, kerumitan, dan kepentingan yang
saling bertentangan. Adanya kompleksitas perubahan iklim serta konflik kepentingan berbagai
pihak di lain sisi, membutuhkan adanya campur tangan para pemimpin sebagai pihak yang dapat
menciptakan solusi demi terciptanya manajemen kota yang lebih baik, berwawasan lingkungan
dan maju agar Kota menjadi sebuah tempat yang lebih layak huni. Kerumitan dampak perubahan
iklim berdampak pada satu sisi, sedangkan disisi lain konflik kepentingan di mana para pemimpin
adalah pemain peran kunci yang harus diselesaikan untuk pengelolaan kota yang lebih baik dan
lebih berwawasan lingkungan, dan lebih maju menuju menjadi kota yang lebih tahan terhadap
bencana.
Para pemimpin dari seluruh dunia ditantang untuk dapat; berkolaborasi melampaui batas-batas
tradisional, mengantisipasi tren masa depan dan risiko serta peluang yang terkait dari tren masa
depan tersebut, memperkuat kompetensi kepemimpinan dan pola pikir yang mereka miliki,
mengembangkan pemahaman yang sistematis tentang sebab dan akibat dari perubahan iklim serta
hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, dan juga untuk memfasilitasi perubahan yang
besar serta mampu untuk melakukan tindakan inovatif di dalam organisasi dan jaringan mereka.
Tujuan Program
Tujuan dari program ini adalah untuk mengantisipasi risiko iklim di masa depan serta peluang
untuk menumbuhkan kepemimpinan yang kolaboratif di berbagai tingkat dengan nilai global
serta tanggung jawab untuk prakarsa yang lebih adaptif dan ketahanan kota berkelanjutan yang
lebih baik.
Program kepemimpinan iklim ini akan menggunakan berbagai macam pendekatan seperti; Teori
U, skenario perencanaan dan kerangka berpikir yang memungkinkan adanya transformasi kolektif
dalam kepemimpinan, pemahaman yang menyeluruh dan gagasan inovatif, misalnya menciptakan
inovasi kegiatan sosial dan jaringan konektivitas para pemimpin agar terbentuknya kolaborasi
bersama.
137
Para Peserta
Program Kepemimpinan Mengenai Iklim dirancang untuk para pembuat kebijakan dan
pemimpin yang memiliki otoritas dalam bidang perubahan iklim dalam lingkup
pemerintahan. Para peserta saling bertemu dan berkomitmen untuk membuat suatu perubahan
untuk menuju kota rendah karbon, kota yang lebih tahan bencana serta masa depan yang
berkelanjutan.
Workshop pertama (2017) akan berfokus pada pengelolaan Kota dan Kepemimpinan
berbasis dampak perubahan iklim. Hal ini termasuk gambaran keseluruhan, proses dan
pengenalan pada instrument yang relevan serta berbagi pengalaman dalam menjalankan
kepemimpinan individu dan bersama.
Workshop Kedua (2018) akan berfokus untuk membangun visi dari pengolaan kota masa
depan dan pengembangan kepemimpinan, yang berisi antara lain: kegiatan bersama, dialog
antar pemangku kepentingan, pengelolaan kota masa depan dan merefleksikan ke dalam
rancangan ide.
Workshop Ketiga (2018) akan mengawali pembangunan jaringan CLP (Climate Leadership
Program) melalui tahapan antara lain: memahami inti dari ketiga sesi workshop yang telah
dilakukan, merefleksikan serta berkolaborasi untuk aksi yang inovatif dan nyata.
Hari Pertama
28 Agustus 2017
mengenai iklim
138
12.30 – 13.30 Makan siang
Hari Kedua
29 Agustus 2017
Presentasi panel
11.00 – 12.00 Pemetaan tantangan dan peluang dari para pemangku kepentingan
139
Hari Ketiga.
30 Agustus 2017
Presentasi panel
140
LAMPIRAN VIII
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
a. Pembukaan
Rapat dibuka pada pukul 10.00 WIB oleh Kepala Sub Bagian Kerjasama Dalam
Negeri Setda Kota Surakarta (Ibu Tri Idawati).
b. Pembahasan
1. Pembahasan pertama dibuka oleh Ibu Tri Idawati selaku Kepala Sub
Bagian Kerjasama Dalam Negeri Setda Kota Surakarta. Ibu Tri Idawati
141
menjelaskan bahwa rapat ini sebagai tindaklanjut dari kerjasama dengan
Pemkab Bogor serta rencana kunjungan Pemkot Surakarta ke Bogor
pada tanggal 13-14 September 2017.
2. Bapak Nanang menyampaikan bahwa Pemkab Bogor menunggu
rancangan kerjasama dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta. Untuk itu,
diharapkan Dinas Perdagangan dapat segera mengirimkan rancangan
tersebut paling lambat minggu ini.
3. Hal tersebut ditanggapi oleh perwakilan dari Dinas Perdagangan yakni
Bapak Eko dan Bapak Suprapto bahwa terdapat empat aspek yang akan
dikerjasamakan oleh Dinas Perdagangan. Keempat aspek tersebut antara
lain Pasar, Meterologi, PKL dan Perdagangan. Hal ini sebenarnya sudah
pernah terkerucutkan pada saat kunjungan Pemkab Bogor pertama kali.
Namun kunjungan tersebut sudah sangat lama dan perlu diperbaharui
kembali. Karena kerjasama ini diinisasi oleh Pemkab Bogor, maka
seharusnya Pemkab Bogor membagikan konsep kerjasama terlebih
dahulu kepada Pemkot Surakarta.
4. Bapak Yudi selaku perwakilan dari Bagian Hukum Setda Kota Surakarta
akan mengecek draft MoA terlebih dahulu. Untuk substansi dan teknisnya
akan diserahkan kepada masing-masing dinas terkait.
c. Hasil Rapat
2. MoA Dinas Pariwisata dan Perindustrian telah final dan akan dikirimkan
kembali oleh Bapak Nanang kepada pihak terkait melalui email.
142
LAMPIRAN IX
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
a. Pembukaan
Rapat dibuka pada pukul 09.00 WIB oleh Kepala Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakarta (Ibu Sri Wirasti).
b. Pembahasan
143
mengangkat Tema: Inventarisasi Potensi Kerjasama Pemerintah Kota
Surakarta. Dalam FGD tersebut, pihak yang menjadi narasumber
adalah Sub Dit Kerjasama dan Penyelesaian Antar Daerah,
KEMENDAGRI dan Sub Dit Perkotaan, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) RI dan dimoderatori oleh Ka
Bag Administrasi Pembangunan Setda Kota Surakarta.
144
3. Bu Yeni selaku perwakilan dari Bagian Hukum Setda Kota Surakarta,
menyarankan agar form FGD dilampirkan pada saat undangan
dibagikan agar masing-masing OPD dapat mempersiapkan
perwakilannya secara substansial. Bu Yeni juga meminta agara
pengetahuan mengenai dasar hukum dan hal-hal lain terkait FGD ini
diseragamkan, agar antar OPD memiliki format yang sama.
c. Hasil Rapat
1. FGD akan dilaksanakan pada tanggal 28 September 2017 di Solo Paragon Hotel and
Residences.
3. Menentukan isian formulir yang akan dilengkapi oleh masing-masing OPD nantinya.
145
LAMPIRAN X
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
a. Pembukaan
Rapat dibuka pada pukul 09.00 WIB oleh Kepala Bagian Kerjasama Setda
Kota Surakarta (Ibu Wirasti).
b. Pembahasan
146
1. Pembahasan pertama dibuka oleh Ibu Wirasti selaku Kepala Bagian
Kerjasama Setda Kota Sukarta. Ibu Wirasti menjelaskan bahwa rapat
koordinasi kali ini adalah sebagai tindak lanjut dari disposisi Sekretaris
Daerah Kota Surakrta dan surat dinas APEKSI Walikota Tangerang
Selatan dengan PT. Diandra Promosindo. Dalam penyelenggaraan
acara IFC 2017, ternyata dibutuhkan biaya tertentu yang harus
ditanggung oleh OPD terkait. Sementara ini, Ibu Wirasti telah
berkoordinasi dengan DISPENDUK CAPIL, namun belum
berkoordinasi dengan seluruh OPD terkait. DISPENDUK CAPIL
menyatakan akan mengikuti penyelenggaraan pameran IFC 2017 jika
memiliki anggaran tersendiri. Jika OPD tidak ada anggaran, maka
kegiatan pameran ini tidak akan diikuti. Selain itu, Ibu Wirasti meminta
untuk mengkonformasi mengenai pembiayaan secara gratis untuk
mengikuti kegiatan ini. Maka, Ibu Wirasti memohon saran dan
masukan dari masing-masing OPD terkait dengan biaya yang akan
ditanggung oleh OPD dan kemungkinan keikutsertaan masing-masing
OPD.
2. Ibu Richie selaku perwakilan dari BAPPPEDA mengkonfirmasi untuk
kemungkinan gratisnya biaya keikutsertaan kegiatan pameran IFC
2017. Setelah dikonfirmasi kepada pihak BAPPPEDA, ternyata untuk
keseluruhan anggaran tetap mengacu pada surat awal karena tidak
ada informasi gratis dalam surat. Ibu Richie memberi masukan jika
Bapak Walikota Surakarta meminta untuk mengikuti kegiatan IFC 2017
secara mendadak, perwakilan dari Kota Surakarta dapat menampilkan
e-government (berbasis elektronik) milik pemerintah yang sudah
terpadu. Namun dibutuhkan koordinasi lebih lanjut dengan beberapa
OPD seperti DISPENDUK CAPIL, DPPKA, Dinas Perhubungan dan
Kominfo.
c. Hasil Rapat
147
LAMPIRAN XI
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
a. Pembukaan
Rapat dibuka pada pukul 13.00 WIB oleh Kepala Bagian Kerjasama Setda Kota
Surakarta (Ibu Wirasti).
b. Pembahasan
c. Hasil Rapat
150
LAMPIRAN XII
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
Rapat dibuka pada jam 10.00 WIB oleh Kepala Sub. Bagian Kerjasama
Dalam Negeri Setda Kota Surakarta (Ibu Dyah)
b. Pembahasan
151
dalam penyusunan MoU antara Kantor Pajak Jateng JP II dengan
Pemerintahan Kota Surakarta.
2. Ibu Affinita dari Kanwil DJP Jateng II mengusulkan untuk penghilangan
kata koordinasi pada judul draft. Hal ini ditanggapi oleh Ibu Dyah bahwa
Judul akan dibahas setelah isi draft dibahas.
3. Dalam pembahasan isi MoU ada beberapa isi yang dihapus karena sudah
terangkum dalam SK Wali Kota. Hal ini dilakukan agar MoU tidak terlalu
panjang.
4. Dilakukan penetapan dasar hukum yang berlaku dalam draft MoU.
5. Kantor Pajak mengajukan penggunaan istilah universal untuk wajib pajak
agar dapat tercakup oleh seluruh OPD.
6. Bpk Nanang dari Bagian Kerjasama mengajukan agar penjabaran point-
point pada pasal ke-1 supaya dipindahkan ke pasal ke-2 dalam
pembahasan Ruang Lingkup.
7. Kantor Pajak Surakarta mengajukan penghapusan point C pada pasal ke-
2 karena dirasa terlalu teknis.
8. Pembacaan pasal 3 : Jangka Waktu; pasal 4 : Pelaksanaan; pasal 5 :
Pembiayaan; pasal 6 : Ketentuan Lain-Lain; pasal 7 : Penutup. Tidak ada
revisi pada pasal-pasal tersebut.
c. Hasil Rapat
1. Merevisi beberapa pasal yang terdapat dalam isi draft MoU (Pasal 1
Maksud dan Tujuan, dan Pasal 2 tentang Ruang Lingkup).
2. DPMPTSP mengajukan penggantian judul draft MoU karena adanya
kesalahan teknis. DPMPTSP mengajukan agar ditambahkan kalimat
Layanan Perijinan pada judul dan pasal-pasal dalam isi karena
DPMPTSP hanya memiliki wewenang dalam ruang lingkup Layanan
Perijinan.
3. Judul MoU draft mengalami 2 kali perubahan judul dari “Penyediaan
dan Pemanfaatan Layanan Wajib Pajak” menjadi “Penyediaan dan
Pemanfaatan Layanan Perijinan dan Perpajakan” dan yang terakhir
menjadi “Kerjasama Penyediaan, Pemanfaatan Layanan Perijinan dan
Perpajakan”.
4. Draft yang sudah disetujui akan dikirimkan melalui Email kepada
Instansi yang terkait untuk dipelajari lebih lanjut.
5. Bagian Kerjasama juga memfasilitasi apabila DJP Jateng II ingin
melakukan kerjasama dengan DPMPTSP.
152
LAMPIRAN XIII
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
a. Pembukaan
Rapat dibuka pada jam 10.00 WIB oleh Kepala Sub. Bagian Kerjasama
Dalam Negeri Setda Kota Surakarta (Ibu Dyah)
b. Pembahasan
c. Hasil Rapat
154
LAMPIRAN XIV
NOTULEN RAPAT
BAGIAN KERJASAMA SETDA
KOTA SURAKARTA
4.Bagian Kerjasama
5.Bagian Hukum
6.BPPKAD
7.DAMKAR
8.DKK
9.Pemerintahan
a. Pembukaan
Rapat dibuka pada jam 09.47 WIB oleh Kepala Bagian Kerjasama (Ibu Sri
Wirasti)
155
b. Pembahasan
Agenda dalam rapat kali ini adalah pembahasan mengenai draft MoU
kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Surakarta dengan Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tentang kerjasama penanggulangan
bencana. Dalam rapat tersebut, terdapat beberapa topik yang menjadi
pembahasan, antara lain:
2. Perwakilan dari DKK (Bp. Agus Susanto) meminta salinan draft agar
dapat ditinjau kembali dan dapat dilakukan evaluasi bersama mengenai
draft tersebut.
156
c. Hasil Rapat
157
LAMPIRAN XV
158
159
160
LAMPIRAN XVI
161
162
LAMPIRAN XVII
163
164
165
166
167
LAMPIRAN XVIII
168
LAMPIRAN XIX
169
170
171
172
LAMPIRAN XX
173
174
175
LAMPIRAN XXI
176
177
178
179
180
LAMPIRAN XXII
181
LAMPIRAN XXIII
Grebeg Sudiro dengan berbagai pertunjukan kreasi seni etnis Tiong Hoa yang ada di
Kota Surakarta
Februari 2017)
Festival jenang yang digelar dalam rangka hari jadi Kota Surakarta yang ke-272.
Dalam acara tersebut, akan dibagikan lebih dari 17.000 berbagai macam jenang secara
4. Kirab Budaya Dalam Rangka Hari Jadi Kota Surakarta ke-272 (Sabtu, 18
Februari 2017)
Kirab Budaya dengan penampilan berbagai penari, mobil hias dan performance
Penampilan tari-tarian dan pentas seni karya Pura Mangkunegaran baik tari tradisional
182
6. Solo Indonesia Culinary Festival ( Kamis – Minggu, 6 – 9 April 2017)
Festival makanan tradisional Jawa yang sudah terkenal kelezatannya serta makanan
hasil kreasi resep jawa oleh chef kaliber nasional maupun internasional. Acara ini
seni budaya Islam di Indonesia yang lahir sejak hijrahnya Rasulullah SAW yang
Sajian tari seharian penuh di kawasan strategis Kota Surakarta dalam rangka
Sebuah event bisnis peluang investasi perdagangan dan pariwisata yang diikuti oleh
nasional maupun internasional dan diisi dengan kegiatan yang meliputi pameran
business meeting.
investasi. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah yang ada di
Indonesia.
183
Sebuah pagelaran konser gamelanyang akan menyajikan garapan musik konservasi
Perayaan Waisak 2017/2561 TB dengan Puja dan gelaran seni budaya di pelataran
dengan arak-arakan ting, prajurit dan qasidah megelilingi Baluwarti Masjid Agung
Keraton Surakarta.
Pagelaran seni budaya, kuliner, bazar aneka kerajinan produk lokal yang dilaksanakan
Pertunjukan sendra tari yang menampilkan cerita Ramayana dalam kemasan tari.
Pertunjukan wayang orang yang diikuti oleh kelompok sanggar seni yang dimainkan
oleh pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
Hal ini ditunjukan sebagai upaya menciptakan regenerasi sekaligus pelestarian bagi
184
19. Solo Batik Carnival (SBC) (Jum’at – Sabtu, 14 – 15 Juli 2017)
Karnival yang mengambil tema batik dan menggunakan bahan dasar batik dalam
pembuatan pakaian seluruh peserta di dalamnya. Sejak tahun 2008, acara ini mampu
menarik perhatian ratusan ribu orang baik masyarakat lokal hingga wisatawan
mancanegara. Festival ini diadakan untuk mengangkat citra batik dan Kota Surakarta
Sebuah pagelaran akbar yang menampilkan karya seni dari sanggar-sanggar se-Solo
Raya (SUBOSUKOWONOSRATEN)
25. Solo International Performing Art (SIPA) (Kamis – Sabtu, 7 – 9 September 2017)
Sebuah pagelaran seni internasional yang menampilkan artis-artis dari dalam dan luar
negeri.
185
Festival yang mempertemukan para pelaku industri kreatif dan kreasi payung, peggiat
pelaku seni karnaval dan masyarakat untuk melakukan pelestarian seni kerajinan
payung Indonesia.
Pertunjukan akbar yang menyajikan penampilan interaksi seni sakral dari seluruh
penjuru dunia.
Baluwarti.
Perayaan tahun baru menurut kalendar Jawa. Malam satu Suro dilaksanakan dengan
Pura Mangkunegaran.
Parade dan perlombaan Reog yang diikuti oleh berbagai sanggar di seluruh Indonesia.
Penampilan busana berbahan dasar batik dari para designer dan artis/model nasional,
Pameran dan atraksi seni budaya dalam rangka memperingati Tahun Baru Kalender
Jawa.
Pasar seni budaya yang beraneka ragam dan digelar di area Taman Balekambang.
186
Sebuah festival Tari Topeng Internasional, yang menampilkan tari topeng dari
Kegiatan Encyclo Graffiti Kota sepanjang jalan Selamet Riyadi yang merupakan
Pertunjukan Wayang non-stop selama 36 jam yang dilakukan di Hall ISI Surakarta
Prosesi membunyikan Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari di Bangsal
187
LAMPIRAN XXIV
188
LAMPIRAN XXV
189
LAMPIRAN XXVI
190
191
192
193
194
195
196
197
198
TIMELINE ACARA KEBUDAYAAN KOTA SURAKARTA
199
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Luar Negeri, Panduan Umum: Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar
http://www.kemlu.go.id/Documents/Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20dan%20
Kerjasama%20LN%20oleh%20Pemda/Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20dan%2
Eddy Pratomo, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Departemen Luar Negeri.
PANDUAN UMUM: Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah
http://www.kemlu.go.id/Buku/Buku%20Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20Hub
%20dan%20Kerjasama%20Luar%20Neger%20oleh%20Pemerintah%20Daerah.pdf
Kementerian Luar Negeri, Panduan Umum: Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar
http://www.kemlu.go.id/Documents/Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20dan%20
Kerjasama%20LN%20oleh%20Pemda/Panduan%20Umum%20Tata%20Cara%20dan%2
http://m.solopos.com/2016/04/07/penataan-kota-solo-begini-desain-perkampungan-kota-
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta: Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Surakarta
200
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatia Kota Surakarta, Solo Calendar of Event
2017.
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Surat Masuk Setda Kota Surakarta, Permohonan
Ijin Perjalanan Dinas Keluar Negeri: Gyeongju World Congress of the Organization of
Kompas, OWHC 2016 di Denpasar Dimeriahkan Pameran Lukisan dan Foto. Diakses
melalui
http://travel.kompas.com/read/2016/08/04/074100927/OWHC.2016.di.Denpasar.Dimeria
Dokumen Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta, Solo Charter 2008 (OWHC).
Pemerintah Kabupaten Gianyar, Siaran Pers – Kabupaten Gianyar Terpilih Sebagai Anggota
https://gianyarkab.go.id/index.php/baca-artikel/16/Siaran-Pers-min-Kabupaten-Gianyar-
Kompas, Jero Wacik Membuka Konferensi Kota Pusaka Dunia di Solo. Diakses melalui
http://news.kompas.com/read/2008/10/25/21453018/jero.wacik.membuka.konferensi.kot
2017.
201
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Surat Undangan UCLG ASPAC kepada Pemerintah
Kota Surakarta terkait acara: Workhsop for Thought Leaders: Innovation in Urban
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Surat Masuk UCLG ASPAC kepada Pemerintah
Kota Surakarta terkait rencana kegiatan Peer-Learning Workshop and Public Forum on
Cultural Strategy Development Surakarta (Solo) City, Indonesia 23-24 November 2017.
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Surat Masuk dari Sekretaris Jenderal UCLG
ASPAC kepada Walikota Surakarta perihal undangan “Workhsop for Thought Leaders:
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta. Surat Keluar Setda Kota Surakarta Kepada Science
and Technology Office Kedutaan Besar PRC untuk RI di Jakarta: Kerjasama Sister city
Bagian Kerjasama Setda Kota Surakarta . Fax Pemerintah Xi’an City kepada Bagian
Kerjasama Setda Kota Surakarta: Kerjasama Sister city (Parade Budaya). Tanggal 22
Agustus 2017.
Pemerintah Kota Surakarta, Pemkot Surakarta Jalin Kerjasama Sister city dengan Kota Xian,
Kota Surakarta. Kementerian Dalam Negeri: Profil Daerah Kota Surakarta. (2008). Diakses
melalui http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/33/name/jawa-
202
Pemerintah Kota Surakarta, Ringkasan Eksekutif: Kajian Kerja Sama Pemerintah Kota
Pemerintah Kota Surakarta. Booklet World Heritage Cities: Expo, Cultural Event, Carnival
1 Oktober 2017
Abdulkadir Muhammad, 1987. Ilmu Budaya Dasar (IBD). Jakarta: Fajar Agung. Diakses
Pemerintah Kota Surakarta, Data Kerjasama Daerah Kota Surakarta Tahun 2015, Bagian
Pemerintah Kota Surakarta, Pemkot Surakarta Jalin Kerjasama Sister City dengan Kota
Pemerintah Kota Surakarta, Ringkasan Eksekutif: Kajian Kerja Sama Pemerintah Kota
Oktober 2017
2017.
203
BISMILLAH YAAAA FIIII BISAAAA
204