Anda di halaman 1dari 7

Perang Aceh (1873 – 1904)

A. Sebab-sebab Umum perang Aceh :


Adanya Traktat Sumatera 1871 yang berisi Inggris memberi kebebasan kepada
Belanda untuk menguasai Sumatera termasuk Aceh
B. Sebab-sebab khusus :
Sultan Muhammad Daud Syah menolak keinginan Belanda untuk berdaulat di
wilayahnya.
C. Jalannya Perang
Pihak aceh dipimmpin oleh : Teuku Umar, Cut Nyak Din, Tengku Cik Di Tiro, Panglima
Polim
Pihak Belanda Dipimpin Oleh : Mayjend.Kohler (tewas di Masjid Raya), di ganti oleh
Mayjen. Van Swieten
Belanda menjalankan siasat Konsentrasi stelsel(garis pemusatan) namun senantiasa
kalahg, sehingga Belanda mengirim seorang misionaris yang bernama Snouck
Hurgronye dengan nama samaran Abdul Ghofar untuk mempelajari Islam dan Adat
istiiadat Aceh. Akhirnya Aceh kalah dengan meninggalnya satu persatu serta

1. Perlawanan Pattimura (1817)


a. Latar Belakang Terjadinya Perlawanan
Maluku termasuk daerah yang paling awal didatangi oleh Belanda yang
kemudian berhasil memaksakan monopoli perdagangan. Rempah-rempah
Maluku
hanya boleh dijual kepada Belanda. Kalau tidak dijual kepada Belanda, maka
mereka
dicap sebagai penyelundup dan pembangkang. Maka latar belakang terjadinya
perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Thomas Matulessi yang lebih
dikenal
dengan nama Kapiten Pattimura, adalah sebagai berikut.
1) Kembalinya pemerintahan kolonial Belanda di Maluku
dari tangan Inggris. Perubahan penguasa dengan
sendirinya membawa perubahan kebijaksanaan dan
peraturan. Apabila perubahan itu menimbulkan banyak
kerugian atau penghargaan yang kurang, sudah barang
tentu akan menimbulkan rasa tak puas dan
kegelisahan.
2) Pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kembali
penyerahan wajib dan kerja wajib. Pada zaman
pemerintahan Inggris penyerahan wajib dan kerja wajib
(verplichte leverantien, herendiensten) dihapus, tetapi
pemerintah Belanda mengharuskannya lagi. Tambahan
pula tarif berbagai barang yang disetor diturunkan,
sedang pembayarannya ditunda-tunda.
3) Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan uang kertas
sebagai pengganti uang logam yang sudah berlaku di
Maluku, menambah kegelisahan rakyat.
4) Belanda juga mulai menggerakkan tenaga dari
kepulauan Maluku untuk menjadi Serdadu (Tentara)
Belanda.

5. Perlawanan Rakyat Banjar (1859 – 1863)


a. Latar Belakang Terjadinya Perlawanan
1) Belanda memaksakan monopoli perdagangan di Kerajaan Banjar. Dalam
monopoli perdagangan lada, rotan, damar, dan hasil-hasil tambang seperti
emas dan intan, Belanda bersaing dengan saudagar-saudagar Banjar dan
para bangsawan Banjar. Dari persaingan menjadi permusuhan karena
Belanda berusaha menguasai beberapa wilayah Kerajaan Banjar.
2) Pemerintah kolonial Belanda ikut mencampuri urusan dalam Kraton
terutama dalam pergantian sultan-sultan kerajaan Banjar. Misalnya Belanda
mengangkat Pangeran Tamjidillah menjadi sultan pada tahun 1857. Hak
Pangeran Hidayat menjadi sultan disisihkan. Padahal yang berhak menjadi
sultan yang sebenarnya adalah Pangeran Hidayat sendiri.
3) Pemerintah kolonial Belanda mengumumkan bahwa Kasultanan
Banjarmasin akan dihapuskan.
D.Perang Aceh (1873 -1904 ).
 1.Sebab-sebab umum terjadinya perang Aceh.
 a.Belanda ingin menguasai Aceh sehingga melanggar Traktat London tahun 1824.
b.Belanda memaksa Siak untuk mengakui kekuasaan Belanda.
 c.Pembukaan terusan Suez pada tahun 1869 membuat peranan Aceh dalam dunia
perdagangan menjadi semakin penting. d.Rakyat Aceh dituduh mempersulit
perdagangan Belanda.
 2.Sebab-sebab khusus terjadinya perang Aceh. Kapal-kapal rakyat Aceh yang
berlayar di Selat Malaka ditangkapi oleh Belanda. Perang Aceh bersifat perang
keagamaan dan perang kemerdekaan untuk mengusir penjajah Belanda.
 3.Tokoh-tokoh. Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Pangeran Polim, Teuku Moh. Daud
dan Cut Nyak Dien. 4.Jalannya Perang.
 a.Perang Aceh pertama ( 1873 -1884 ).
 b.Perang Aceh tahap kedua (1884 – 1896 )

c.Perang Aceh tahap ketiga ( 1896 -1904 ).


 Tahun 1873 Belanda mengirimkan utusan ke Kutaraja untuk menyampaikan
tuntutan agar rakyat Aceh tunduk kepada Belanda, akan tetapi Sultan Mahmud
Syah menolak. Belanda melancarkan serangan dibawah pimpinan Mayor Jendral
Kohler, dalam pertempuran tersebut Kohler tewas tertembak dihalaman masjid
raya.
 Desember 1873, Belanda menyerang kembali dibawah pimpinan Mayor Jendral
Van Swieten.Serangan kali berhasil bahkan dapat merebut masjid raya dan
menduduki istana.Walaupun demikian diluar kota masih dikuasai para
pejuang.Rakyat terus melancarkan serangan dipimpin oleh panglima atau
bangsawan(teuku) dan juga para ulama(teungku).Salah seorang ulama yang
terkenal adalah Teungku Cik di Tiro yang giat memimpin pertempuran.Sementara
itu, Belanda dipimpin Jendral Pel.
 Tahun 1882 Teuku Umar dan Cut Nyak Dien berhasil menguasai
Meulaboh.Perang yang memakan waktu lama Belanda merasa kewalahan dan juga
telah mengeluarkan biaya sangat banyak.Timbul pemikiran bahwa rakyat Aceh
tidak dapat ditaklukkan dengan senjata. Belanda kemudian mengirim Snouck
Hurgronye dengan nama samara Abdul Gafar.Setelah mempelajari dengan
seksama, akhirnya mengusulkan agar bersikap lunak terhadap bangsawan,
sebaliknya terhadap ulama yang berperang harus bersikap keras. Untuk
menghadapi perlawanan rakyat Aceh, Van Heuttsz selaku pimpinan membentuk
pasukan khusus diberi nama marsoses.
5.Akhir pertempuran.
Tahun 1889, Belanda bergerak dan melakukan serbuan ke pos-pos pertahanan
dan perlawanan rakyat Aceh. Pada tahun itujuga, dalam perlawanan di Meulaboh,
Teuku Umar gugur.Perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien.Perlawanan gigih
Cut Nyak Dien harus berakhir dengan ditangkapnya beliau oleh Belanda.Cut Nyak
akhirnya diasingkan ke Sumedang Jawa Barat.
  E.Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda 1846 – 1849 ).
 1.Sebab :Terdamparnya kapal Belanda di Buleleng dan semua isinya disita oleh
kerajaan Buleleng, sesuai hukum Tawan Karang bahwa kapal yang terdampar di
wilayah perairan Bali milik raja-raja kerajaan Bali. 2.Tokoh-tokoh : I Gusti
Jelantik.
3.Jalannya pertempuran:Tindakan raja Buleleng merampas kapal Belanda,
membuat Belanda marah dan menyerang Buleleng, Raja Buleleng menyingkiri ke
Jagaraga. Namun Belanda tetap menyerang ke Jagaraga, tetapi dapat dipukul
mundur.Tiga tahun kemudian Belanda melancarkan serangan besar-
besaran.Rakyat Bali bertekad melakukan Perang Puputan , yaitu perlawanan
hingga seluruh pasukan gugur.
 4.Akhir pertempuran : Pasukan Belanda dipimpin Mayor Jendral A.V. Michel
berhasil menundukkan kerajaan Bali.
F.Perlawanan Rakyat Banjar terhadap Belanda (1859 – 1863 ).
 1.Sebab : Belanda campur tangan terhadap pergantian raja di Kesultanan Banjar.
2.Tokoh-tokoh :Pangeran Hidayat, Pangeran Antasari, Hajo Buyasin, Kyai Demang
Lamang, Haji Nasrom, Kyai Langlah.
 3.Jalannya pertempuran: Pertempuran dahsyat terjadi di sungai Barito.
Pangeran Antasari berhasil menenggelamkan dan membakar kapal Onrust milik
Belanda. Namun mereka kekurangan persenjataan. 4.Akhir pertempuran :
Pangeran Antasari akhirnya jatuh sakit dan wafat pada tanggal 31 Oktober
1862. Para pemimpin banyak yang ditangkap Belanda. Namun Kalimantan Selatan
sulit dikuasai Belanda karena meski lemah Banjar tetap melawan.
 G. Perlawanan Tapanuli terhadap Belanda (1878 -1907) 
1.Sebab :Penyebaran agama Nasrani di Tapanuli oleh orang Belanda.
 2.Tokoh : Si Singamangaraja XII.
 3.Pertempuran: Pasukan Si Singamangara XII menyerang Belanda di Taruatung.
Pertempuran dahsyat terjadi di Dairi dan Pakpak.
4.Akhir pertempuran : Si Singamangaraja gugur setelah berjuang selama 29
tahun dan akhirnya Belanda berkuasa di Tapanuli.

 Berdasarkan Convention of London (1814), daerah maluku diserahkan oleh Inggris


kepada Belanda. Kedatangan Belanda kembali di Maluku mendapat perlawanan
dibawah pimpinan Pattimura atau Thomas Matulessy (1817).

Sebab – sebab terjadinya perlawanan di Maluku antara lain adalah :

1. Penindasan dan Penghisapan oleh bangsa Belanda terhadap penduduk Maluku


sejak Jaman VOC sampai terjadinya perlawanan tahun 1817.
2. Ketidakpuasan Rakyat terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur
Maluku seperti kewajiban menyediakan perahu (orambai) untuk keperluan
pemerintah Belanda sedangkan peraturan itu pada masa pemerintahan Inggris
telah dihapuskan, kerja paksa menebang kayu yang diperlukan oleh Belanda.
3. Sifat Kritis penduduk Maluku dalam memperbandingkan perbuatan
pemerintah Inggris dengan pemerintah Belanda.
4. Sebab Khusus atau terakhir adalah bahwa Residen Van den Berg menolak
tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipesan sesuai dengan
harga sebenarnya.
Sebelum rajyat mengadakan perlawanan, diadakan suatu rapat dan memilih pimpinan.
Akhirnya pilihan jatuh pada Thomas Mattulessy atau Kapitan Pattimura.
Direncanakanolehnya untuk menghimpun orambai, untuk menyerang Belanda
Duurstede di Saparua dan membunuh penghuninya serta orang-orang yang dianggap
berkhianat.

Serangan pendahuluan dilakukan dengan merampas sebuah perahu pos di Porto.


Waktu Residen Van den Berg mengadakan pemeriksaan setelah peristiwa itu, rakyat
berhasil menawannya. Benteng Duurstede kemudian dapat direbut, Residen
berserta keluarga dan pengawalnya dibunuh. Kemudian Belanda mengirimkan tentara
dari Ambon dibawah Mayoor Beetjes untuk merebut kembali benteng Duurstede,
tetapi dapat digagalkan. Malahan Beetjes sendiri gugur dalam pertempuran pantai.
Kemudian dikirim lagi pasukan baru yang jumlahnya lebih besar dibawah Letkol
Groot.

Perlawanan rakyat Maluku tidak hanya terbatas di Saparua saja, di daerah lain
seperti di Hitu, Seram juga ada perlawanan. Pimpinan di Hitu dipercayakan kepada
seorang tua bernama Ulupaha. Setelah terdesak ia mengundurkan diri ke Seram.
Ulupaha kemudian dapat ditawan karena pengkhianatan bangsanya.

Mattulessy dibantu oleh beberapa raja seperti Paulus Tiahahu beserta putrinya
yang bernama Christina Martha Tiahahu sehingga menyulitkan Belanda merebut
kembali benteng Duurstede.

Politik devide et empera dijalankan, beberapa raja dan pendeta dapat diperalat
sehingga Saparua beserta Benteng Duurstede dapat direbut kembali. Sedangkan
pemimpin-pemimpin perlawanan berhasil ditawan. Pada pertengahan Desember 1817
empat pemimpin perang Maluku yaitu Thomas Mattulessy, Anthoni Ribok, Philip
Latumahina dan Said Parintah menjalani hukuman gantung di depan benteng Nieuw
Victoria di Ambon. Kemudian menyusul Ulupaha yang harus mengakhiri hidupnya
karena ditembak mati di Ambon. Perlawanan rakyat terhenti setelah pemimpinnya
gugur.

Anda mungkin juga menyukai