Anda di halaman 1dari 18

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Marus, strategi di definisikan sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang fokus pada tujuan

panjang organisasi, di sertai dengan penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat di capai. (Huzain Umar, 2001:30-

31)

Strategi merupakan upaya organisasi untuk bisa menyelaraskan

dirinya dengan lingkungan. Ini dapat di lihat dari definisi yang di buat

oleh Rowe,et.al. (dalam Robson,), yang menyatakan bahwa strategi

adalah proses untuk menyelaraskan kemampuan internal organisasi

dalam peluang dan ancaman yang dihadapinya dalam lingkungan.

Dalam upaya menyelaraskan organisasi dengan lingkungannya tersebut,

manajemen strategis melakukan langkah-langkah sebagai berikut,

seperti yang di tulis oleh Hari Lubis.

1. Menetapkan misi organisasi


2. Memformulasikan falsafah organisasi
3. Menetapkan kebijakan/policy
4. Menetapkan tujuan/ objektif organisasi
5. Mengembangkan strategi
6. Merancang struktur organisasi
7. Menyediakan sumber daya manusia
8. Menetapkan prosedur kerja
9. Menyediakan fasilitas
10. Menyediakan modal kerja
11. Menetapkan standar
12. Menentukan rencana dan program operasional
13. Menyediakan informasi untuk keperluan pengendalian
14. Mengaktifkan sumber daya manusia (Sikumbank F.Risman,,
2004:12-13)
12

Menurut Munarika (2018) strategi didefinisikan sebagai suatu

proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan Glueck

dan Jauch (Qomariah, 2014) strategi adalah rencana yang disatukan,

luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi

dengan tantangan lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan

utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Anam (2013) menyatakan bahwa strategi adalah penetapan

sasaran jangka panjang organisasi, serta penerapan serangkaian

tindakan dan alokasi daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Fitotin (2014) mengemukakan bahwa strategi merupakan tindakan yang

bersifat incremental (terus meningkat) dan terus menerus, serta

dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan

pelanggan dimasa depan.

Berdasarkan uraian diatas maka strategi adalah suatu rencana

yang disusun dengan serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan

tertentu.

2.1.2 Model-Model Strategi

Dengan manajemen organisasi yang seperti itu, maka ada

beberapa manfaat yang bisa di peroleh dari penerapan manajemen

strategis. Bagi organisasi bisnis, tentu saja manajemen strategis itu akan

membantu meningkatkan keuntungan. Namun, manajemen strategis

tidak hanya di terapkan oleh organisasi bisnis, berbagai organisasi

nirlaba, seperti universitas, LSM, atau lembaga sosial lain juga

menerapkan manajemen strategis ini untuk membuat organisasinya bisa


13

bertahan di tengah derasnya arus perubahan. Hari Lubis menyebutkan

beberapa manfaat penerapan manajemen strategis, seperti :

a. Mendeteksi masalah sebelum terjadi

b. Membuat para manajer menjadi lebih berminat terhadap organisasi

c. Membuat organisasi lebih responsive dan waspada terhadap

perubahan

d. Mengarahkan segala upaya untuk menuju objektif organisasi, dan

e. Merangsang munculnya kerjasama dalam menjawab permasalahan

dan dalam memanfaatkan peluang.

Dengan demikian, dalam manajemen strategis akan terlihat

upaya kita untuk memahami lingkungan atau situasi strategis dengan

melakukan analisis strategis. Kemudian, akan tiba pada pilihan-pilihan

strategi yang akan di pergunakan oleh organisasi yang kemudian akan

di implementasikan. Ini bisa di lihat dalam model yang

menggambarkan unsur-unsur manajemen strategis yang di buat Robson

berikut ini.

Model Unsur – Unsur


Manajemen Strategis Memahami situasi strategis

Analisis strategi

Formulasi Strategi Sering di sebut Taktik

Pilihan Implementasi
Strategis Strategi
14

a. Analisis Strategi yaitu analisis lingkungan luar, analisis situasi

internal perusahaan, dan analisis keunggulan kompetitif.

b. Formulasi Strategi meliputi pengembangan misi bisnis,

mengindentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengukur dan

menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan

jangka panjang, mengumpulkan alternatif, serta memilih strategi-

strategi khusus yang akan di berlakukan untuk kasus-kasus tertentu.

c. Pemilihan Strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk

memilih alternatif-alternatif strategi yang akan dipakai dan

diterapkan guna mencapai tujuan perusahaan secara baik-baik dan

efisien.

d. Implementasi Strategi merupakan proses dimana beberapa strategi

dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan

program, anggaran dan prosedur.

3. Jenis-jenis strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara

bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika di

jalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi,

strategi kombinasi biasanya di gunakan ketika divisi – divisi yang

berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang

berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari

sejumlah strategi defensive, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi

biaya secara bersamaan.


15

Jenis – Jenis strategi adalah sebagai berikut :

a. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal

kadang semuanya di sebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi

vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

b. Strategi Intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang di sebut

sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha – usaha

intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada

hendak di tingkatkan.

c. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi

konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa

baru, namun masih terkait biasanya di sebut diversifikasi konsentrik.

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan

yang sudah ada di sebut diversifikasi horizontal. Menambah produk

atau jasa baru yang tidak di sebut diverifikasi konglomerat.

d. Strategi Defensif

Di samping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi,

organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi

biaya,divestasi,atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu

organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan

aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang


16

menurun. Kadang di sebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau

reorganisasi, rasionalisasi biaya di rancang untuk memperkuat

kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi

biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan

menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.

Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.

Divestasi sering di gunakan untuk meningkatkan modal yang

selanjutnya akan digunakan untuk meningkatkan modal yang

selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih

lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya

menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak

menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak

cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi

merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan

strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali

lebih baik berhenti beroperasi dari pada terus mendertita kerugian

dalam jumlah besar.

5. Strategi Umum

Michael Porter Menurut porter, ada tiga landasan strategi yang

dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu

keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menanamkan

ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada

pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk

konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah


17

strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang di

anggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang

relative tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti

membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan

sejumlah kelompok kecil konsumen

4. Indikator Strategi Pengelolaan Sampah

Adapun indikator strategi pengelolaan sampah menurut Kurniati

Nararaya, (2016) dilakukan dengan menerapkan beberapa strategi atau

metode  sebagai berikut :

a. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk

menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode

paling populer di dunia.  Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah

yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang

dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola

dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis

dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak

dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,

diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama , dan

adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas

methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik

desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode

pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis

plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan


18

kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus).

Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang

dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan

dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara

pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk

membangkitkan listrik.

b. Melakukan Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari

sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada

beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan bahan sampah untuk

diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk

membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :

1) Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas  paling populer dari daur ulang,

yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang

telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg baja

makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan

kardus . Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah

dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah khusus),

atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain

yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa

di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti

komputer atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus

diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.


19

2) Pengolahan kembali secara biologis

Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa

makanan / kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis

untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya

adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang

bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba

han-bahan organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan

memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.Aktivitas mikroorganisme

bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah

dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak

terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan

oksigen).Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan

pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak

lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung

masyarakat sebagai pengelola (basis komunal) dengan pola

manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau

metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di

masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap

penanggulangan pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat

perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota).

Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan

aktivator EM-4, yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan

bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair yang


20

berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya

mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah : Bahan Baku

Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan

Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar,

Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling

kompos dan Ayakan.

Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik

pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di

toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga seperti

sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong

khusus untuk di komposkan.

c. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah

pencegahan zat sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan

sampah” metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang

bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya

bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen

untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk

yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.

Adapun dasar teori dalam penelitian ini mengacu pada pendapat,

Nararaya, (2016), yaitu:

a. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan

b. Melakukan Metode Daur-ulang

c. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan


21

2.2 Sampah

1. Definisi Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan

lagi dalam kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan Amerika

membuat batasan sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan,

tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari

kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. (Soekidjo

Notoatmodjo, 2011:190)

Dari penjelasan tersebut penulis berpendapat dikatakan bahwa

tidak semua sampah mampu diolah / di daur ulang kembali untuk

mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan sebelumnya. Seperti

halnya sisa dari benda-benda yang keluar dari bumi akibat gunung

meletus, hal ini tidak dapat digunakan sebagai sampah yang mampu

dikelola sebagai kerajinan tangan atau yang memiliki nilai ekonomi. Akan

tetapi mampu digunakan sebagai kompos atau tanah subur, karena

memiliki unsur hara didalamnya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah

adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak

berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan

dibuang disebut sampah, misalnya: bendabenda alam, benda-benda yang

keluar dari bumi akibat gunung meletus, banjir, pohon yang tumbang

akibat angin ribut dan sebagainya bukanlah merupakan sampah

sebagaimana mestinya.
22

2. Klasifikasi Sampah

a. Berdasarkan sifat

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Sampah organik – dapat diurai (degradable)

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti

sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah

ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

2) Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable)

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah

membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas,

plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan

sebagainya.

b. Berdasarkan Sumber

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan (Soekidjo Notoatmodjo, 2011:194)

Menurut penulis klasifikasi diatas sangat berguna apabila

masyarakat cermat dalam menanggapi problematika akan sampah selama

ini. Tidak hanya pemerintah yang diuntungkan apabila negara Indonesia

menjadi negara yang bersih dari problematika sampah, tetapi juga

masyarakat yang turut berperan sangatlah memiliki keuntungan yang

sangat besar. Tidak hanya memiliki lingkungan yang sehat, bersih dan
23

nyaman, tetapi juga memiliki lingkungan hidup yang telah mempengaruhi

masyarakat sekitar untuk memiliki tanggung jawab terhadap sampah yang

dihasilkannya. Sehingga perilaku tersebut merupakan sebuah

kesejahteraan masyarakat sekitar dan juga makhluk hidup lain yang

tinggal.

Sampah yang dapat diurai akan sangat berguna apabila dapat

dikelola dengan baik seperti halnya didaur ulang kembali menjadi kompos,

seperti halnya sampah rumah tangga dan restoran yaitu sayur-sayuran,

buah-buahan dan sebagainya. Kandungan yang terdapat di pupuk kompos

memiliki kandungan zat yang lebih lengkap, dimana dalam salah satu

unsurnya mampu memperbaiki struktur tanah, karena kandungan zat hara

yang tinggi sehingga tanah kembali menjadi tanah gembur, dan juga dapat

menghemat penggunaan pupuk kimia.

Sampah anorganik sendiri telah menjadi permasalahan selama ini,

dimana sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diurai,

apabila dapat diurai maka memerlukan proses yang begitu lama.

Tumpukan sampah yang dihasilkan dari sampah anorganik dapat

mengeluarkan gas metan (CH4), yang dimana memiliki pengaruh besar

terhadap pemanasan global, apabila tidak segara didaurulang menjadi lebih

bermanfaat, setidaknya mengurangi permasalahan sampah. Ada beberapa

sumber sampah yang dapat didaur ulang, seperti sampah kertas yang

dihasilkan oleh sampah industri, sampah konsumsi seperti plastik, kresek

dan sebagainya.
24

3. Sumber-sumber sampah

a. Sampah yang berasal dari permukiman (domestic wastes).

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagaia hasil dari

kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang. Seperti:

sisasisa makanan baik yang sudah dimasak atau yang belum, bekas

pembungkus berupa kertas, plastik, dan lain sebagainya.

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.

Sampah ini berasal dari dari tempat-tempat umum, seperti

tempat-tempat hiburan, terminal bus. Sampah ini berupa: kertas, plastik,

botol dan lain sebagainya.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran.

Sampah yang berasal dari perkantoran baik perkantoran

pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan lain sebagainya.

Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon dan sebagainya.

d. Sampah yang berasal dari jalan raya.

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya

terdiri dari: kertas, kardus, debu, batu-batuan, daun-daunan, plastik dan

sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes).

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah

yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang

berasal dari proses produksi. Seperti: logam, sampah-sampah

pengepakan barang, plastik, kayu, kaleng, botol, dan sebagainya.

(Soekidjo Notoatmodjo, 2011:194)


25

Sumber sampah tidak hanya dari masyarakat yang memiliki

perilaku konsumtif terhadap suatu barang yang tidak berguna yang berada

di dalam rumah, akan tetapi sumber sampah terletak disetiap tempat yang

terdapat manusia disekitarnya, bahkan sampah tidak hanya berupa plastik,

kertas atau kaleng, sampah bisa juga berasal dari debu atau daun-daunan

yang gugur akibat tua. Dilihat dari sumber sampah sendiri, sesungguhnya

masyarakat dapat mengelola sampah-sampah tersebut. Tidak hanya

sampah basah saja yang dapat dikelola sebagai kompos, sampah kering

juga dapat didaur ulang kembali sebagai kerajinan yang memiliki nilai

ekonomi di kalangan masyarakat.

Sampah yang dihasilkan dari berbagai tempat yang menjadi sumber

sampah dapat dijadikan proses pembelajaran, dimana dari sumber-sumber

diatas dapat menjadikan masyarakat memiliki rasa tanggung jawab

terhadap sampah yang telah di hasilkan oleh mereka dan dijadikan sebagai

teman untuk memiliki rasa kepedulian terhadap sesamam apabila sampah

yang dihasilkan telah mengganggu kenyaman orang lain dari akibatnya.

Bukan hanya di area perkantoran, permukiman, kawasan industri saja yang

memiliki rasa tanggung jawab akan penanggulangan sampah tetapi juga di

jalan raya dan juga tempat-tempat umum lainnya.

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian dengan judul “Pengelolaan Sampah Pantai Oleh Dinas

Kebersihan Dan Pertamanan Kota Bandar Lampung” oleh Angela

Chatlya mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Lampung tahun 2016. Perbedaannya dalam

skripsi ini peneliti membahas mengenai pengelolaan sampah di pantai


26

sukaraja kecamatan bumi waras. Namun skripsi ini bukan menjadi fokus

kajian utama skripsi penulis, akan tetapi hanya sebagai data tambahan

dan bentuk dalam penyusunan.

2. Penelitian dengan judul “Strategi Pengelolaan Sampah Oleh Dinas

Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Kebersihan Kota Tebing Tinggi.

Oleh Widya Ulfa. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitass

Sumatera Utara Medan. 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa strategi yang diterapkan oleh Dinas Perumahan Kawasan

Permukiman dan Kebersihan Kota Tebing Tinggi sudah berjalan dengan

baik, sudah adanya hasil-hasil dari pengelolaan sampah yang dapat

dimanfaatkan dan dapat dijadikan peluang, hanya saja masih dibutuhkan

adanya evaluasi terus menerus terhadap kelemahan-kelemahan dan

ancaman-ancaman yang akan muncul dalam menjalankan strategi yang

telah dirancang. Masih dibutuhkan perhatian pemerintah dan dukungan

pemerintah Kota Tebing Tinggi terhadap program yang telah

direncanakan oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan

Kebersihan Kota Tebing Tinggi dalam pengelolaan sampah Kota Tebing

Tinggi. Perbedaannya dalam skripsi ini membahas mengenai kebersihan

lingkungan desa way huwi kecamatan jati agung kabupaten Lampung

Selatan.

5. Penelitian dengan judul “Strategi Pemerintah Kota Jambi Dalam

Mengoptimalkan Pengolahan Daur Ulang Sampah (Studi Kasus Unit

Pelaksanaan Teknis Daerah Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Talang

Gulo Kota Jambi) oleh Imam Setiawan. Program Studi Ilmu

Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi 2020. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan


27

bahwa optimalisasi pengelolaan TPA Talang Gulo dapat dicapai melalui

strategi pemerintah tempat pemrosesan akhir sampah Talang Gulo Kota

Jambi dalam mengoptimalkan pengolahan daur ulang sampah: strategi

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan

akhir. Selanjutnya dampak pengolahan daur ulang sampah terhadap

volume sampah : Dampak terhadap manusia dan lingkungan, dampak

terhadap social dan ekonomi, dampak terhadap kualitas air dan udara.

Dan yang terakhir faktor penghambat pengolahan sampah: faktor

kurangnya kesadaran masyarakat, faktor kurangnya sarana prasarana,

faktor penghambat over loadnya TPA. Berdasarkan kondisi eksisting,

masyarakat masih mengikuti kebiasaan membuang sampah di sungai dan

membuang sampahnya di lahan kosong. Maka dari itu perlu di

optimalkan pengelolaan sampah di TPA Talang Gulo dengan

penambahan sistem pewadahan dan pengumpulan sampah yang sesuai

dengan keadaan lokasi, sehingga sistem pewadahan dan pengumpulan

sampah menjadi efektif.

6. Penelitian yang berjudul “ Manajemen Strategi Pengelolaan Sampah

Pada Pd Kebersihan Kota Bandung” Yessika Prima Rora. Hasil

penelitian menunjukan manajemen strategi pengelolaan sampah pada PD

Kebersihan Kota Bandung sudah berjalan namun dalam pelaksanaannya

belum maksimal karena terdapat beberapa kendala. Kendala yang

dihadapi yaitu kurang melibatkan peran serta masyarakat sebagai

lingkungan kerja dalam mendukung manajemen strategi, tidak adanya

standard operating procedures (SOP), struktur organisasi sudah tidak

sesuai dengan kebutuhan organisasi, anggaran tidak mencukupi

kebutuhan dalam pengelolaan sampah, Sumber Daya belum sesuai


28

dengan kompetensi pengelolaan sampah, laporan evaluasi tidak dibuat

secara menyeluruh.

7. Penelitian yang berjudul. “Pengelolaan Sampah Oleh Dinas Lingkungan

Hidup Tahun 2018-2019 Di Kota Semarang. Doni Rahmanto. Jurusan

Politik Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang. Hasil penelitian ini meliputi dua hal. Pertama, pelaksanaan

online meliputi cara penggunaan, keunggulan, jumlah pelapor, sarana dan

prasarana, Sumber Daya Manusia, serta sumber dana Silampah sudah

dilakukan secara sistematis. Kedua, pelaksanaan offline dengan tahapan

peluncuran, pengorganisasian, persiapan, serta evaluasi dilakukan kurang

maksimal. Selain itu, peneliti juga menemukan faktor penghambat

internal berupa penggunaan nomor palsu, wilayah pembuangan yang

tidak dapat dijangkau armada pengangkutan, dan pembuangan di luar

wewenang Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang. Faktor penghambat

ekternal yaitu bertumpu pada kesadaran dan mental masyarakat itu

sendiri.

Anda mungkin juga menyukai