Anda di halaman 1dari 6

A.

Proses Manajemen Strategis

Banyak yang menjelaskan proses manajemen strategis dalam berbagai buku, beberapa
diantaranya yaitu:

Pertama, Secara garis besar proses manajemen strategis dibagi menjadi dua yaitu perencanaan
strategis (strategic planning) dan implementasi strategi (strategic implementation). Adapun rincian dari
setiap proses manajemen strategis tersebut sebagai berikut 1 :

1. Perencanaan strategis, proses ini mencakup mulai dari penentuan tujuan hingga penyusunan
strategi. Sebagai contoh untuk tujuan yang ditetapkan adalah: “menjadi pemimpin pasar
dalam bisnis seluler”. Kemudian sebagai contoh untuk formulasi strategi, misalnya: “indah
seluler melakukan akuisisi trehadap perusahaan competitor (permai indah) yang lemah secara
manajemen namun memliki keunggulan dari pangsa pasar”. Startegi ni termasuk ke dalam
strategi ofensif karena kita melakukan aktivitas proaktif terhadap apa yang dihadapi oleh
perususahaan pesaing, walaupun resikonya cukup tinggi.
2. Implementasi strategi, proses ini mencakup implmentasi yang dijalankan berdasarkan strategi
yang dipilih dan juga pengendalian atas implementasi yang dilakukan. Sebagai contoh pada
fase administrasi adalah “melakukan penggabungan atau merger terhadap dau perusahaan
besar”. Adapun contoh pengendalian atas strategi yang dilakukan adalah ketika misalnya
berhadapan dengan persoalan bahwa “konsumen dari permai seluler telah berpindah ke
makmur seluler”. Keadaan ini tidak sejalan dengan tujuan yang diinginkan untuk menjadi
pemimpin pasar dalam bisnis seluler. Oleh karena itu maka perlu dilakukan antisipasi dan
solusi atas situasi tersebut, maka fase berikutnya adalah kembali mengevaluasi penentuan
tujuan dan penyusunan strategi.

Kedua, proses untuk merumuskan dan mengarahkan aktivitas manajemen strategi bervariasi. Para
perencana terkemuka seperti General Electrik, Procter & Gamble, dan IBM telah mengembangkan proses
yang lebih rinci dibandingkan para perencana yang tidak begitu formal.dalam proses manajemen
startegis. Arus informasi mencakup data historis, data saat ini, dan data ramalan mengenai operasi dan
lingkungan. Manajer mengevaluasi data-data ini dengan mempertimbangkan niali serta prioritas dari
individu atau kelompok yang berpengaruh (sering kali disebut pemangku kepentingan) yang terutaman
tertarik pada tindakan perusahaan. Tujuan dari proses ini adalah merumuskan dan mengimplementasikan

1
Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2005, hlm 137.
strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai misi jangka panjang serta tujuan jangka pendek
perusahaan2. Perubahan pada suatu komponen akan memperngaruhi beberapa atau seluruh momponen
lainnya. Hal ini berarti bahwa arus informasi biasanya bersifat timbal balik (resiprokal). Perumusan dan
implementasi staretegi dilakukan secara berurutan. Proses ini dimulai dari pengembangan atau evaluasi
kembali atas misi perusahaan. Tahap ini berkaitan dengan, tetapi sering kali diikuti oleh, pembuatan profil
perusahaan dan penilaian terhadap lingkungan eksternal. Kemudian sesuai urutannya adalah pilihan
strategis, definisi tujuan jangka panjang , desain strategi utama, definisi tujuan jangka pendek, desain
strategi operasi, pelembagaan strategi, serta tinjauan dan evaluasi 3.

Ketiga, proses menejemen strategis bersifat dinamis. Input yang relevan serta akurat, yang berasal
dari analisis lingkungan internal maupun eksternal diperlukan untuk perumusan strategi yang efektif dan
efisien serta penerapannya. Sebaliknya, langkah strategis yang efektif dan efisien merupakan prasyarat
untuk mencapai penampakan strategis dari daya saing strategis yang diharapkan 4. Bagian-bagian proses
manejemen strategis amat bergantung satu sama lain. Melalui pengamatan lingkungan eksternal dan
internal perusahaan mengindentifikasi peluang dan ancaman yang ada dipasar, serta menentukan
bagaimana, menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai daya saing strategisdan meraih keuntungan
diatas rata-rata. Dengan pengetahuan ini, perusahaan membentuk strategic intent untuk memanfaatkan
sumber daya, kemampuan dan kompetensi intinya serta memenagkan pertempuran dalam area global.
Berasal dari strategic intent, strategi mission menspesifikasikan secara tertulis, produk yang akan
diproduksi perusahaan yang akan dilayani sejalan dengan pendayagunaan sumber daya, kemampuan, dan
kompetensi inti5.

Input strategis perusahan memberikan landasan untuk tindakan strategis tindakan yang
dibutuhkan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi. Proses manejemen strategis
membutuhkan berbagai pendekatan disiplin untuk mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan6.

Keempat, proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu formulasi strategi, implementasi
strategi, dan evaluasi strategi7.

2
John A. pearce II, Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis – Formulasi, Implemetasi, dan Pengendalian,
Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008, hlm 20.
3
Ibid.,
4
Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategis: Menyongsong Era Persaingan
dan Globalisasi. Jakarta: Erlangga, 1997, hlm 5.
5
Ibid., hlm 30
6
Ibid., hlm 31
7
Fred R. David, Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006, hlm 6.
1. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu yang
akan dilaksanakan. Karena tidak ada oraganisasi yang memiliki sumber daya tak terbatas,
penyusun strategi harus memutuskan alternative strategi mana yang akan memberikan
keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk,
pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang 8.
2. Implementasi strategi yaitu mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang
efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan
menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi sering
disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen startegis 9.
3. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin
mengetahui kapan strategi tidak daoat berjalan seperti yang diharapkan, evaluasi strategi
adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi
dimasa dating karena factor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas
dasar evaluasi strategis adalah (1) meninjau ulang factor internal dan eksternal yang menjadi
dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif.
B. Jenis – jenis Strategi
1. Menurut Griffi (2000), secara umum strategi dapat dibagi menjadi dua jenis dilihat dari
tingkatannya. Pertama adalah strategi pada tingkat perusahaan (corporate-level strategy),
kedua yaitu strategi pada tingkatan bisnis (business-level-strategy). Strategi pada level
perusahaan atau korporat dilakukan perusahaan sehubungan dengan persaingan
antarperusahaan dalam berbagai sector yang dijalankannya secara keseluruhan. Persaingan
yang ditunjukkan melalui sedap, level perusahaan sesungguhnya menunjukkan persangan
antara kelompok perusahaan Indofood dan wings food, yaitu persaingan pada bisnis
makanan10.
2. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) menambahkan kedua jenis strategi tersebut
dengan tingkatakan strategi ketiga, yaitu strategi pada tingkat fungsional (Functional level

8
Ibid., hlm 7.
9
Ibid.,
10
Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan, op. cit. hlm 134.
strategy). Iklan yang berganti-ganti pada produk sunsilk dan pantene (yang seolah-olah saling
berbalasan satu sama lain) menunjukkan strategi pada tingkat fungsional, dimana kedua
perusahaan itu melakukan strategi pada bagian pemasarannya khususnya ditingkat
periklanannya11.
3. Strategi integrasi
Integrasi kedepan, integrasi kebelakang, dan integrasi horizontal kadang-kadang
bersama-sama disebut integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah
perusahaan untuk mendapatkan control atas distributor, pemasok, dan/atau pesaing 12.
a. Integrasi ke depan (forward integration) melibatkan akuisisi kepemilikan atau
peningkatan kontrol atas distributor. Saat ini semakin banyak produsen yang menjalankan
strategi ini dengan membuat situs web untuk mempromosikan langsung kepada
konsumen13.
b. Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencari kepemilikan
atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika
pemasok sudah mulai tidak bisa diandalkan14.
c. Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu pada strategi yang mencari
kepemilikan atau meningkatkan control atas pesaing perusahaan. Penggunaan strategi ini
bahkan menjadi tren sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambil alihan
antarpesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer
sumber daya dan kopetensi15.
4. Strategi intensif
Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk kadang-kadang disebut
strategi intensif karena mereka membutuhkan usaha intensif jika posisi kompetitif perusahaan
dengan produk yang ada saat ini akan membaik16.
a. Strategi penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini
melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas digunakan baik
sendirian maupun dikombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi pasar mencakup
meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan promosi
penjualan yang esktensif, atau meningkatkan usaha publisitas.

11
Ibid.,
12
Fred R. David, loc. cit, hlm 228
13
Ibid.,
14
Ibid., 230
15
Ibid., 232
16
Ibid., 233
b. Pengembangan pasar, melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke daerah geografi
yang baru.
c. Pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan kualitas dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa
melibatkan biaya litbang yang besar.
5. Strategi diverensifikasi
Ada tiga tipe umum dari strategi ini yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan
konglomerat. Secara keseluruhan strategi diverensifikasi telah berkurang kepopulerannya
karena organisasi menemukan bahwa lebih sulit untuk mengelola aktivitas bisnis yang
berbeda-beda. Michael Porter, dari Hardvard Business School mengatakan “manejemen
menemukan (ia) tidak dapat mengelola monster.” Dengan demikian, perusahaan menjual atau
menutup divisi yang kurang menguntungkan agar lebih berfokus pada bisnis inti 17.
a. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau program dan jasa baru, tetapi
berhubungan atau terfokus.
b. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau program dan jasa baru, yang tidak
berkaitan. Strategi ini tidak seberesiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan
seharusnya sudah lebih kenal dengan pelanggan saat ini.
c. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau program dan jasa baru, yang tidak
berkaitan.
6. Strategi defensif
Sebagai tambahan atas strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga
dapat menjalankan rentrenchment, divestasi, atau likuidasi18.
a. Retrenchment terjadi ketika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan
aset dan biaya untuk membalikkan keuntungan yang menurun. Kadang strategi ini disebut
strategi reorganisasi.
b. Divestasi adalah menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering
digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut.
c. Likuidasi yaitu pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang
sulit secara emosional. Tetapi mungkin lebih baik menghentikan operasi dibandingkan
terus kehilangan sejumlah besar uang.
7. Strategi generik Michael Porter

17
Ibid., 236
18
Ibid., 241
Menurut Porter strategi memungkinkan organisasi untuk mendapat keunggulan
kompetitif dari tiga dasar: kepemimpinan harga, diferensiasi, dan fokus. Porter menyebut
dasar ini strategi generik. Kepemimpinan harga, memproduksi barang standar pada biaya per
unit yang sangat rendah untuk konsumen yang sensitive terhadap harga. Diferensiasi, adalah
strategi yang bertujuan memproduksi barang dan jasa yang dianggap unik dan ditujukan
kepada pelanggan yang relatif tidak sensitive pada harga. Fokus, berarti memproduksi
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan sekelompok kecil pelanggan 19.

8. Strategic intent adalah pendayagunaan sumber daya internal, kemampuan serta kompetensi
inti perusahaan untuk melakukan apa yang semula dianggap sebagai tujuan yang tidak dapat
dicapai dalam lingkungan yang bersaing. Strategic intent adalah upaya untuk memenangkan
pertarungan bersaing serta berusaha mendapatkan kepimimpinan global. Strategi ini memiliki
fokus internal20.
9. Strategic mission, strategi ini berasal dari strategic intent dan merupakan aplikasi strategic
intent. Dengan fokus internal, strategic mission merupakan pernyataan tujuan unik
perusahaan dan lingkup operasinya dalam hal produk dan pemasaran 21.

19
Ibid., hlm 247
20
Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson, loc. cit, hlm 20.
21
Ibid., hlm 22

Anda mungkin juga menyukai