KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIV/AIDS
DENGAN INFEKSI
OPORTUNISTIK TB
Endang
Erviana Yulianti
Eva Herlita
M. Hilmi
Leni Husyanti
Sukarni
Wafdah
Latar Belakang
01
.
Infeksi oportuniistik pada pasien HIV
merupakan keadaan berbahaya
02
di kawasan .Asia Psifik 2018 sebanyak 5,9 juta kasus
-> 200.000 pasien meninggal akibat AIDS
03 .
data dari UNAIDS tahun 2018 ditemukan sekitar
37,9 juta kasus->770.000 pasien meninggal
04 .
Di Indonesia tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa
(umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun)
38.000 dilaporkan meninggal akibat AIDS ->
terjadi pening-katan dalam 10 tahun terakhir
Definisi
HIV, imun
menurun
Infeksi Mycobacteriu
oportunistk m tubercolosis
TB
Manifestasi Klinis
Foto thorax
(lesi pada
paru)
Lab lengkap (
Sputum leukosit
menurun)
Mantox test
(+)
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK TB
c. Riwayat
b. keluhan utama
kesehatan dahulu
(penyakit TB Paru
menyebabkan pasien
rentan terhadap infeksi
opurtunistik.
e. Obat-obatan yang
digunakan ( Obat OAT
tetap diberikan dan harus
dikombin-asikan dengan
i. Pola istrihat dan ARV
tidur
h. Pola eliminasi
g. Pola nutrisi
j. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran
• terjadi apatis dan ataksis biasanya GCS 13-12
2. Keadaan umum
• biasanya batuk berdarah, nyeri dada, sesak nafas, demam,
dan biasanya terjadi gangguan nutrisi seperti diare yang
terjadi lebih dari satu bulan
3. Tanda-tanda Vital
• 1) Tekanan Darah : 110/60 mmHg – 130/90 mmHg
• 2) Nadi : terjadi peningkatan (60 – 100 x/menit)
• 3) Pernafasan : Dispnea (> 24 x/menit)
• 4) Suhu : 37,50 – 400 C (Febris/Pireksia)
4. Sistem persyarafan
• 12 saraf
• Mulai dari nervus olfaktoris – nervus
hipoglosal
5. Sistem penglihatan
• Konjungtiva anemis/tidak
• Pupil isokor/ anisokor
6. Sistem pendengaran
• Lakukan inspeksi dan palpasi
Lanjutan pemeriksaan fisik
7. Sistem pernafasan
Inspeksi
Hidung ( terjadi sesak nafas, terjadi cuping
hidung, dsypneu, batuk)
8. Sistem cardiovaskuler
( denyut nadi perifer melemah, batas jantung
mengalami pergeseran TB paru dengan efusi
pleura, adanya suara pekak)
9. Sistem pencernaan
Mulut
infeksi sudut bibir, ulkus mulut berulang, dan tampak
candidiasis oral
Gigi
gingivitis, peridonitis
Abdomen
Terjadi diare kronis disertai darah dan lendir
Peningkatan periistaltik , terdengar suara
hipertimpani
Anus
Infeksi herpes simplek kronik enorektil
10. Sistem perkemihan
• Tidak ditemukan kelainan
Diagnosa keperawatan yang mungin muncul pada pasien HIV/AIDS dengan infeksi
oportunistik TB paru antara lain:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungn dengan penyakit paru obstruksi
kronis
2. ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kerusakan neurologis, ansietas,
nyeri, keletihan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolus mengalami oksidasi dan
konsolidasi
4. Defisit Volume Cairan kehilangan cairan aktif
5. Defisist Nutrisi berhubungan dengan faktor biologis, ketidakmampuan menelan
6. Hipertermi berhubungandengan peningkatan laju metabolisme
C. Penrencanaan Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakefektifan setelah dilakukan Intervensi utama :
bersihan jalan napas tindakan keperawatan Latihan batuk efektif
berhubungn dengan diharapkan status Manajemen jalan nafas
penyakit paru pernafasan : kepatenan Pemantauan respirasi
obstruksi kronis jalan nafas Intervensi pendukung :
dengan kriteria hasil : Dukungan kepatuhan program
Kemudahan pengobaan
bernafas Edukasi fisioterapi dada
Frekuensi dan irama Edukasi pengukuran respirasi
pernafasan dalam Fisioterapi dada
batas normal Pemberian obat inhalasi
Pergerakan sputum Pengaturan posisi
keluar dari jalan
Terapi oksigen
nafas
Pergerakan
sumbatan keluar dar
jalan nafas
Gangguan setelah dilakukan Intervensi utama :
pertukaran gas tindakan keperawatan Pemantauan respirasi
berhubungan dengan diharapkan status Intervensi pendukung :
alveolus mengalami pernafasan : pertukaan Dukungan ventilasi
oksidasi dan gas tidak terganggu Edukasi pengukuran respirasi
konsolidasi dengan kriteria hasil : Manajemen ventilasi mekanik
deviasi ringan dari Pencegahan aspirasi
kisaran normal Manajemen asam-basa
frekuensi, irama, Manajemen jalan nafas
kedalaman, dan Terapi oksigen
bunyi nafas
Pemberian obat intravena
pernafasan
hasil gas darah
arteri dalm batas
normal
tidak ada dyspneu
saat istirahat/
aktivitas berat
pasien tidak gelisah
tidak ada sianosis
Defisist Nutrisi setelah dilakukan Intervensi utama :
berhubungan dengan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi
faktor biologis, diharapkan Promosi berat badan
ketidakmampuan memperlihatkan status Intervensi pendukung :
menelan gizi : asupan makanan Dukungan kepatuhan program
dan cairan dengan pengobatan
kriteia hasil : Edukasi diit
Pasien Konseling nutrisi
mempertahankan Pemantauan nutrisi dan cairan
berat badan Manajemen diare
Menjelaskan Manajemen energi
komponen diit Manajemen gangguan makan
bergizi yang
Pemantauan tanda vital
adekuat
Pemberian makanan
Mengungkapkan
Terapi menelan
tekat untuk
mematuhi diit
Terimakasih