Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PERIODIK PARALISIS

DISUSUN OLEH

NAMA : EZA DESWITA S.KEP

KELAS : PROKTUS B

NIM :

STIKES PIALA SAKTI

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

PARIAMAN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
telah memberikan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas individu dengan judul “LP Periodik paralisis”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pengarang buku maupun
artikel yang telah membantu kami dengan tulisannya, Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini, serta teman –
teman yang telah memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ini.

Pariaman, 1 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Defenisi......................................................................................................
B. Etiologi.......................................................................................................
C. Klasifikasi..................................................................................................
D. Manisfetasi Klinis.....................................................................................
E. Patofisiologi .............................................................................................
G. Askep Teoritis .........................................................................................
H. Penatalaksanaan Medis .........................................................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….....................................
LAPORAN PENDAHULUAN

PERIODIK PARALISIS

2.1 DEFINISI

Periodik paralisis adalah kelumpuhan keempat anggota gerak yang bersifat flaksid.
Periodik paralisis dapat mengenai anak dan dewasa muda, biasanya mengenai motorik yang
timbul secara berkala. Serangan munculnya periodik paralisis berulang – ulang yang disebabkan
adanya gangguan pada ion kalium (hipokalemia yang tersering).
Konsentrasi kalium cairan ekstraseluler normalnya diatur dengan tepat kira-kira 4,2
mEq/ltr, jarang sekali naik atau turun lebih dari 0,3 mEq/ltr. Pengaturan ini perlu karena banyak
fungsi sel bersifat sensitive terhadap perubahan konsentrasi kalium cairan ekstraselular. Sebagai
contoh, peningkatan kalium plasma hanya 4 mEq/ltr dapat menyebabkan aritmia jantung dan
konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat henti jantung.
Sekitar 95% kalium tubuh total terkandung di dalam sel dan hanya 2% dalam cairan
ekstraselular. Kegagalan tubuh dalam mengatur konsentrasi kalium ekstraselular dapat
mengakibatkan terjadinya kehilangan kalium dari cairan ekstraselular yang disebut hipokalemia.
Demikian juga, kelebihan kalium dari cairan ekstraselular disebut hiperkalemia. Pengaturan
keseimbangan kalium terutama bergantung pada ekskresi oleh ginjal.
Periodik paralise adalah kelainan yang ditandai dengan hilangnya kekuatan otot, umumnya
+ +
terkait dengan abnormalitas K dan abnormalnya respon akibat perubahan K dalam serum.
Periodik paralise dapat dikelompokkan menjadi :
1. Periodik paralise hipokalemia
2. Periodik paralise hiperkalemia.
3. Periodik paralise normokalemia.

2.2 Definisi
Hipokalemia periodik paralisis (HypoKPP) adalah salah satu bentuk primer dari periodik
paralisis, disebabkan oleh rendahnya kadar potassium (kalium) (kurang dari 3.5 mmol/L) pada
saat serangan, disertai riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot
skeletal.
2.3 Epidemiologi
Angka kejadian periodik paralisis adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang, pria lebih
sering dari wanita dan biasanya lebih berat. Usia terjadinya serangan pertama kali bervariasi dari
1-25 tahun, frekuensi serangan terbanyak di usia 15-35 tahun dan kemudian menurun dengan
peningkatan usia. Sejumlah penderita terserang setelah periode istirahat sehabis latihan otot berat
dan setelah bangun tidur pagi hari.

2.4 Etiologi
Hipokalemia periodik paralise biasanya disebabkan oleh kelainan genetik otosomal
dominan. Hal lain yang dapat menyebabakan terjadinya hipokalemia periodic paralise adalah
tirotoksikosis. Makan karbohidrat terlalu banyak mungkin merupakan salah satu faktor
pendorong serangan, selain itu obat tiroid, insulin, epinefrin, kortikotropin, dan kortikosteroid
juga dapat memicu timbulnya serangan.

2.5 Gejala Klinis


Tanda awal serangan dapat berupa nyeri otot, sangat haus sebelum terjadi kelemahan. Rasa
lemah dimulai dari ektremitas bawah, diikuti dengan anggota atas, badan dan leher. Otot
respirasi jarang terlibat, jika ada maka penderita bisa mengalami sesak nafas dan meninggal
dunia. Pada pemeriksaan dijumpai refleks fisiologis menurun atau hilang, sementara itu sensasi
kulit tetap normal.

2.6 Diagnosis
Diagnosis didapatkan dari anamnesis seperti adanya riwayat pada keluarga karena erat
kaitannya dengan genetik serta gejala klinis seperti yang tersebut di atas, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan leukositosis selama serangan, ekg
dan elektrolit serum menunjukkan tanda-tanda hipokalemia dan emg memperlihatkan penurunan
amplitudo unit motor potensial, dan potensial polifasik meningkat jumlahnya serta kecepatan
hantar saraf tepi dalam batas normal.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Kadar K dalam serum.
2. Kadar K, Na, Cl dalam urin 24 jam.
3. Kadar Mg dalam serum.
4. Analisis gas darah.
5. Elektrokardiografi.
2.8 Diagnosis Banding
1. Kehilangan K melalui ginjal.
a. Kalium dalam urin > 15 mEq/24 jam.
b. Ekskresi kalium disertai poliuria (obat-obat diuretik, diuretic osmotik).
2. Kehilangan K yang tidak melalui ginjal.
a. Kehilangan melalui saluran cerna (diare).
b. Kehlangan melaluikeringat berlebihan.
c. Diet rendah kalium.
d. Muntah.
e. Perpindahan kalium ke dalam sel (alkalosis, insulin agonis beta, paralisis periodik,
leukemia).

2.9 Terapi
Bila kadar K plasma sangat rendah, dapat langsung dikoreksi dengan pemberian kalium
secara intravena dengan kecepatan 10 – 20 mEq/jam. Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam untuk
menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara intravena. Hindari diuretika golongan
benzotiazida, dan hindari diet karbohidrat tinggi.

2.10 Komplikasi
· Arrhytmia.
· Kelemahan otot progresif.

2.11 Prognosa
Baik apabila penderita mengurangi faktor pencetus seperti mengurangi asupan
karbohidrat, hindari alcohol dll. Serta pengobatan yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Price SA, Wilson LM, editor. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
keenam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003.
Graves TD. Hanna MG. Neurological Channelopathies. Postgrad. Med. J 2005; 81; 20-
32.
Cannon SC. Myotonia and Periodic Paralysis : Disorders of Voltage – Gated Ion Channel
in Neorological Theurapeutics Principles and Practice, vol 2 part 2. Mayo Foundation.
United Kingdom. 2003.
Tawil R. Periodic Paralysis in Current Therapy Neurologic Disease, 6 th ed. 422-424.
Mosby, USA. 2002.
Graber M. Terapi Cairan, Elektrolit dan Metabolik, ed 1. Farmedia. Jakarta. 2002.
Adams RD dan Victor M. 1993. Principles of Neurology, 5th. Ed. McGraw-Hill Book
Co. New York.
Bernat JL dan Vincent FM. 1987. Neurology Problem in Primary Care. Medical
Economic Books. New Jersey.
Gileoy J dan Meyer JS. 1979. Medical Neurology, 3rd ed. McMillan Publ.Co. New York.
Tyler HR dan Dawson DM. 1978. Current Neurology, Vol 1. Houghton Mifflin. Publ.
Boston.

Anda mungkin juga menyukai