Anda di halaman 1dari 9

KASUS MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Tika Oktaviana 1814401002


2. Regina Novita Sari 1814401004
3. Susi Susyanti 1814401005
4. Ambar Wulandari 1814401007
5. Sri Mulyani 1814401009
6. Rika Anggraini 1814401010

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
2020/2021
KASUS MANAJEMEN

Rumah Sakit “Sehat Sejahtera” memiliki ruang perawatan cofid dengan kapasistas 20 pasien.
Ruang cofid ini bersebelahan dengan Ruang Perawatan Anak “Tulip”.Ruang Cofid sangat
diperlengkapi dengan segala fasilitas ruangan, APD dan fasilitas untuk asuhan
keperawatan.Semua permintaan ruangan ini dipenuhi, bahkan dengan cepat. Ruang Tulip sudah
mengajukan perbaikan AC di ruang perawat, permintaan APD dan alat-alat asuhan keperawatan
seperti linen, sarung bantal, selimut, bengkok, pinset, sudah satu bulan belum dipenuhi bagian
logistic. Kepala Ruangan Cofid sudah melapor sama Kepala Bidang Keperawatan tetapi
jawabannya sabar, prioritas ruang cofid dulu.

Kepala Ruangan Tulip pergi ke bagian logistic dan diberikan sesuai dengan permintaan, kepala
ruangan Tulip senang dan membawa ke ruangan Tulip peralatan yang diberikan. Siang hari,
kepala ruangan cofid datang dan mengambil semua barang yang diberikan bagian logistic dengan
alasan mereka lebih butuh APD dan alat-alat asuhan keperawatan karena bangsal mereka harus
jadi prioritas, semua harus memahami itu. Kepala ruangan cofid, bilang nanti dia malu kalua
kerja tidak becus karena APD dan peralatan tidak lengkap dan cofid bisa mengenai dia dan
stafnya.Dia ingin menjadi ruang perawatan cofid terbaik di Provinsi lampung.

Kepala ruangan Tulip bilang ruang cofid itu serakah.Tujuannya hanya mau melindungi staf,
pasien dan memberikan asuhan yang terbaik.Kedua kepala ruangan ini sampai adu mulut di
depan staf keperawatan dan di depan pasien dan keluarganya. Kepala Ruangan cofid tidak
memberitahu kepala Bidang keperawatan karena dia merasa ini sudah kebijakan kepala bidang
keperawatan, jadi pasti disetujui, dan kepala ruangan Tulip menurut saja. Kepala Ruangan Tulip
diam saja, kesal dan merasa ini pasti suruhan kepala bidang keperawatan.Dia merasa pasrah saja,
merasa kepala Bidang Keprawatan tidak suka sama dirinya sebagai kepala ruangan, terbukti
semua permintaannya diabaikan. Dia tidak berani menegur kepala ruangan cofid karena bukan
wewenangnya.

Kepala Ruangan Tulip pergi lagi bagian logistic untuk meminta lagi.Bagian logistic tidak bisa
lagi menberikan karena sudah memberikan jatah Ruang Tulip, kalau mau, tiga bulan lagi.Jatah
Ruang cofid sudah di berikan bulan ini, jadi mereka sudah dua kali.Akhirnya terjadi persaingan
ke dua ruangan, saling cepat ambil jatah yang terbatas itu dan saling bertengkar.
Kepala bidang keper
awatan tidak mengetahui peristiwa ini. Kepala ruangan Tulip cerita sama kepala ruangan tentang
ketidak adilan kepala bidang keperawatan dan perilaku kepala ruangan yang main serobot.
Kepala Ruangan ICU bilang bahwa kepala Ruangan Tulip harus ambil lagi itu barang-barang,
kalua perlu bongkar lemarinya, lapor saja langsung ke Direktur, lawan saja si kepala ruangan
cofid.

Kepala Ruangan Tulip mulai kesal dan membicarakan itu dengan stafnya.Stafnya mulai kesal
juga dengan kondisi ini. Mereka mulai malas masuk karena APD tidak lengkap, lebih baik tidak
masuk daripada Kesehatan terancam, staf bilang kami tahu kewajiban, tetapi kami bingung mau
masuk kerja karena ruang perawat gerah dan tidak peralatan tidak lengkap, khawatir ada infeksi
nosakomial ke sesama pasien. Staf mulai marah sama kepala ruangan, mulai tidak mau bicara,
kerja dengan rebutan APD, kerja sama sesama perawat tidak lagi bisa berjalan.Angka keluhan
orang tua anak dan keluarga tinggi.Staf mulai pecah, ada yang pro kepala ruangan, ada yang
menentang.Bila yang kerja yang pro, mereka bekerja baik, yang menentang, seenaknya
saja.Dokter-dokter sudah mengeluh karena pasien tidak terawat dengan baik, pasien dan
keluarganya mulai mengeluh karena respon perawat sangat lambat.Kondisi konflik terjadi
selama 2 bulan,Akhirnya kepala bidang keperawatan mengetahui dan berusaha
menyelesaikannya.Langkah-langkahnya adalah menganalisa situasi dengan wawancara staf dan
observasi langsung dengan kondisi lapangan.Kepala bidang mewawancarai staf ruang tulip,
bagian logistic, staf ruang cofid dan para kepala ruangan.Kemudian dia merumuskan jenis
conflik dan merumuskan intervensinya.

Kepala bidang memanggil mereka, duduk berhadapan dan saling menceritakan masalahnya dari
versi masing-masing.Pada saat, rapat bidang keperawatan, para kepala ruangan tidak saling
bicara dan acuh saja mendengar penjelasan kepala bidang.Kemudian kepala bidang keperawatan
menyuruh kepala ruang cofid membagi jatahnya kepada ruang Tulip. Kedua kepala ruangan
saling tawar menawar, kepala ruang cofid minta supaya 1,5 kali mendapat jatah, ruang Tulip
bilang mereka ingin dibagi rata. Kepala bidang keperawatan memutuskan Ruang Cofid dapat
lebih banyak.Kepala bidang tidak memperhatikan kepala ruang cofid marah dan kecewa, Ketika
ditanya ada usulan, dia diam saja dan pulang ke ruangan.Kepala bidang, konflik sudah dianggap
selesai, jangan lagi diungkit, semua harus bekerja baik, malu kalua terjadi konflik lagi.Conflik
tidak selesai juga, perasaan tidak adil masih terasa, perawat ruang cofid makin menurun
kinerjanya, koridor antara ruang Tulip dan Ruang cofid kotor, bau pesingtidak ada yang merasa
bertanggungjawab. Ruang cofid merasa sudah repot dan tidak leluasa bergerak karena APD
mereka, Ruang Tulip merasa diabaikan dan tidak peduli jadinya. Dokter, pasien dan keluarga
tetap mengeluh dengan pelayanan keperawatan.Kepala ruangan Tulip suka membicarakan
kejelekan kepala ruang cofid ke kepala ruangan lain dan ke stafnya. Karena conflik tidak juga
selesai, Kepala Bidang mulai mengambil tindakan lain.

Kepala bidang mengamati pemakaian APD dan alat-alat asuhan di ruang cofid sangat boros,
karena setiap kali masuk ke kamar pasien, perawat mengganti pakaian berkali-kali, demikian
juga pemakaian alat-alat.Kedua kepala ruangan dipanggil lagi dan dengan tujuan harus belajar
kompromi. Kepala bidang menceritakan kondisi yang ada, lalu menanyakan apakah mereka
mengerti dan merasakan permasalahan yang sama, bila mereka sudah menerima satu sama lain,
mereka harus kompromi, kepala ruang cofid menghemat pemakaian alat dengan membagi alat-
alat ke kamar-kamar pasien sehingga tidak perlu memakai yang baru setiap saat, tim perawat
dibagi dua, 3,5 jam memakai APD dan langsung merawat pasien, kemudian digantikan perawat
lain yang dinas saat itu. Cara ini menghemat dan bisa diberikan ke ruang Tulip.Kepala ruang
Tulip harus berjanji memperbaiki kinerja dia dan stafnya dan menghentikan membicarakan
kepala ruang cofid.Kedua kepala ruangan setuju. Kedua ruangan harus bekerja sama
membersihkan koridor, hari Senin-kamis, tanggungjawab Ruang Tulip, hari Jumat-Minggu,
tanggungjawab ruang Cofid. Kedua kepala ruangan setuju juga. Setelah sepakat, kepala bidang
membiarkan mereka bekerja dan akan dievaluasi lagi satu bulan kemudian.
Tugas Kelompok I
1. Sebutkan apa masalah/konflik kedua ruangan ini !
Jawab:
1. Ruang Tulip meengajukan Permintaan perbaikan AC di ruang perawat, permintaan
APD dan alat-alat asuhan keperawatan seperti linen, sarung bantal, selimut, bengkok,
pinset, sudah satu bulan belum dipenuhi bagian logistic.
2. Kepala ruangan covid yang mengambil semua barang yang diberikan bagian logistic
kepada ruang tulip dengan alasan mereka lebih butuh APD dan alat-alat asuhan
keperawatan karena bangsal mereka harus jadi prioritas. Dan kepala Ruangan cofid,
bilang nanti dia malu kalua kerja tidak becus karena APD dan peralatan tidak lengkap
dan cofid bisa mengenai dia dan stafnya.Dia ingin menjadi ruang perawatan cofid terbaik
di Provinsi lampung.

2. Manakah masalah utama dan masalah yang simptomatis !


Jawaban :
Masalah utama :
Ruang Tulip sudah mengajukan perbaikan AC di ruang perawat, permintaan APD dan
alat-alat asuhan keperawatan seperti linen, sarung bantal, selimut, bengkok, pinset, sudah
satu bulan belum dipenuhi bagian logistic. Kepala Ruangan Cofid sudah melapor sama
Kepala Bidang Keperawatan tetapi jawabannya sabar, prioritas ruang cofid dulu.

Kepala RuanganTulip pergi ke bagian logistic dan diberikan sesuai dengan permintaan,
kepala ruangan Tulip senang dan membawa ke ruangan Tulip peralatan yang
diberikan.Siang hari, kepala ruangan cofid datang dan mengambil semua barang yang
diberikan bagian logistic dengan alasan mereka lebih butuh APD dan alat-alat asuhan
keperawatan karena bangsal mereka harus jadi prioritas, semua harus memahami itu.

Kepala ruangan Tulip bilang ruang cofid itu serakah.Tujuannya hanya mau melindungi
staf, pasien dan memberikan asuhan yang terbaik. Kedua kepala ruangan ini sampai adu
mulut di depan staf keperawatan dan di depan pasien dan keluarganya.
Masalah simptomatis :
Ruang Cofid sangat diperlengkapi dengan segala fasilitas ruangan, APD dan fasilitas
untuk asuhan keperawatan. Semua permintaan ruangan ini dipenuhi, bahkan dengan
cepat. Namun, berbeda dengan Ruang Tulip yang sudah mengajukan perbaikan AC
diruang perawat, permintaan APD dan alat-alat asuhan keperawatan seperti linen,
sarungbantal, selimut, bengkok, pinset, sudah satu bulan belum dipenuhi bagian logistic.
Kepala Ruangan Cofid sudah melapor sama Kepala Bidang Keperawatan tetapi
jawabannya sabar, prioritas ruang cofid dulu.

3. Jelaskan sumber konflik ! (Pakai slide 4-7)


1. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia :
• Rasa frustasi atau ketidakpuasan
• Tingginya tingkat ketergantungan dalam tim kerja dalam pelayanan Keperawatan.
• Persepsi tidak sama
• Peran tidak sesuai/tidak jelas
Contoh dari kasus diatas :
 Ketidakpuasan atas pelayanan Kepala ruang perawatan mengenai pemenuhan
kelengkapan fasilitas ruangan
- Ruang cofid sangat dilengkapi oleh segala fasilitas
- Ruang Tulip sudah mengajukan perbaikan AC di ruang perawat, permintaan APD dan
alat-alat asuhan keperawatan seperti linen, sarung bantal, selimut, bengkok, pinset,
sudah satu bulan belum dipenuhi bagian logistic
- Kepala ruang perawatan memprioritaskan ruang cofid dahulu
 Kepala ruangan tulip mengatakan kepala ruangan cofid serakah
 Persepsi tidak sama :
- Kepala ruangan cofid tidak memberitahu kepala bidang keperawatan karena dia
merasa ini sudah kebijakan kepala bidang keperawatan jadi pasti disetujui, dan kepala
ruangan tulip juga pasti setuju.
2. Sumber konflik dalam hubungan antara pribadi dan kelompok
 Fokus Perhatian pada diri sendiri, bukan tim
 Tujuan yang bertentangan
 Kesukaran membagi sumber daya yang ada
 Kekuasaan yang terbatas
 Perbedaan ideology dalam satu kelompok
 Bermacam-macam norma dan aturan
 Hubungan antar manusianya, banyak anggota yang berbeda
Contoh dari kasus diatas :
 Kepala ruangan cofid ingin ruang perawatan cofid terbaik di provinsi Lampung
 Pada saat rapat bidang keperawatan para kepala ruangan acuh tidak saling bicara dan
acuh saja mendengar penjelasan kepala bidang
 Kedua kepala ruangan saling tawar menawar, kepala ruangan cofid meminta supaya 1,5
kali mendapat jatah. Sedangkan kepala ruang tulip mengatakan mereka ingin dibagi rata,
kepala bidang memutuskan ruang cofid lebih dapat banyak
 Kepala ruang tulip mulai kesal dan membicarakan itu ke stafnya, stafnya mulai kesal
dengan kondisi ini. Staf mulai marah semua kepala ruangan mulai tidak mau berbicara,
kerja dengan rebutan APD
 Kerjasama sesama perawat tidak bisa berjalan. Staf mulai pecah, ada yang pro dengan
kepala ruangan, ada yang menentang. Bila yang pro, mereka bekerja dengan baik
 Dokter mengeluh karena pasien tidak terawat dengan baik, pasien dan keluarga nya mulai
mengeluh karena respon perawat lambat.

3. Sumber utama konflik organisasi


 Rebutan antara Kepentingan pribadi atau kelompok
 Kehilangan status pribadi atau kelompok (harus mengikuti aturan kelompok)
 Kehilangan wewenang
 Kehilangan sumber-sumber
 Tidak mendapatkan hak
 Ancaman terhadap nilai-nilai/keyakinan
 Ancaman terhadap norma- norma kehidupan sehari-hari (tidak boleh bawa anak ke
tempat kerja)
Contoh dari kasus diatas :
 Siang hari, kepala ruangan cofid datang untuk mengambil semua barang yang diberikan
bagian logistik dengan alasan mereka lebih butuh APD dan peralatan keperawatan
 Kepala ruang tulip merasa kesal,pasrah saja, merasa kepala bidang keperawatan tidak
suka dengan dirinya sebagai kepala ruangan, terbukti semua permintaannya diabaikan
 Kepala ruangan tulip pergi ke bagian logistik untuk meminta lagi, tetapi bagian logistik
tidak bisa memberikan lagi karena sudah memberikan jatah untuk ruang tulip. Kalau
mau, 3 bulan lagi kata bagian logistik. (padahal jatah ruang tulip diambil oleh kepala
ruangan cofid)
 Kepala ruang cofid mengatakan nanti dia malu jika kerja tidak becus karena APD dan
peralatan tida lengkap dan cofid bisa mengenai dia dan stafnya juga.

4. Sumber utama konflik organisasi


 Kelangkaan sumber daya (keuangan, peralatan, fasilitas,dll)
 Sikap nilai atau persepsi yang berbeda
 Ketidaksepakatan tentang kebutuhan, tujuan, prioritas dan minat
 Kurangnya kerja tim
 Kurangnya kejelasan peran dan tanggung jawab
Contoh dari kasus diatas :
 Mereka mulai malas masuk karena APD tidak lengkap, lebih baik tidak masuk dari pada
terancam kesehatan
 Terjadi persaingan kedua ruangan, saling cepat ambil jatah yang terbatas itu dan saling
bertengkar
 Kepala bidang keperawatan memutuskan ruang covid mendapat lebih banyak jatah,
kepala bidang keperawatan tidak memperhatikan, kepala ruang tulip marah dan kecewa
 Ketika ditanya ada usulan, kepala ruang tulip diam saja dan pulang keurangan
 Staf dengan kepala ruangan mulai tidak mau berbicara, kerja rebutan APD, kerjasama
sesama perawat tidak lagi bisa berjalan
 Perawat ruang cofid menurun kinerjanya, koridor antara ruang tulip dan ruang cofid
kotor, bau pesing tidak ada yang mau bertanggung jawab. Ruang cofid merasa sudah
repot dan tidak leluasa dengan APD mereka. Ruang tulip merasa diabaikan dan tidak
perduli

Anda mungkin juga menyukai