Anda di halaman 1dari 12

NASKAH ROLE PLAY

GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Ajar blok 3.1 Nursing Management

Dosen Tutor : Ns. Yunita Fitri Rejeki, M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 2

Dira Salsabillan Basar 4002180089 Rismayati 4002180023

Siti Andini 4002180016 Novi Yulianti 4002180134

Mely Nursari Ningsih 4002180090 Ahmad Nasrul 4002180120

Windy Putri Nur’aini 4002180045 Azmi Hakim Al Awal 4002180041

Wanda Alya Syafira 4002180085 Muhammad Farhan 4002180071

Ricky Ramadhan 4002180162

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG


2020
Gambaran Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
di Ruang Rawat Dalam Rumah Sakit Dharma Husada Bandung

Pemeran :

Kepala Ruangan : Novi Yulianti


Perawat Primer 1 : Wanda Alya
Perawat Primer 2 : Ahmad Nasrul Rasyid
Perawat 1 : Rismayati
Perawat 2 : Azmi Hakim
Perawat 3 : Dira Salsabila
Perawat 4 : Farhan
Perawat 5 : Siti Andini
Perawat 6 : Mely Nursari
Perawat 7 : Windy putri
Perawat 8 : Ricky Ramadhan
NASKAH ROLEPLAY

Di sebuah rumah sakit Dharma Husada di Ruang Penyakit Dalam kelas 3 yang terdiri dari
30 bed , pasien pria 12 orang dan pasien wanita 14 orang. Terdapat pasien yang minimal care 5
orang, intermediate 14 orang dan total care 7 orang.

Terdapat pasien dengan penyakit gangguan sistem pernafasan dan membutuhkan


perawatan intermediate care. Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan ternyata pasien tersebut
menderita BTA positif. Pasien seharusnya di pindahkan ke ruang isolasi tetapi di ruangan
tersebut penuh. Karena kejadian ini sudah berulang beberapa kali maka diadakan rapat ruangan
untuk memecahkan masalah ini agar tidak terulang kembali.

Diruang Perawat..

Perawat 1 : Bu, pasien bernama Tn. X telah keluar hasil pemeriksaan Radiologi
dan laboratorium ternyata pasien ini positif TBC paru dengan BTA
positif, menurut ibu bagaimana ? soalnya ruangan isolasi sudah penuh.

Perawat Primer 1 : Oh gitu yah, boleh saya lihat hasil pemeriksaannya ? kalau gitu nanti
saya bicarakan dengan kepala ruangan

Perawat primer menghampiri ruang kepala ruangan

Perawat Primer 1 : (mengetuk pintu) Assalammualaikum wr. wb

Kepala Ruangan : Waalaikumsalam, Masuk... Silahkan Duduk, ada apa ?

Perawat Primer 1 : Terimakasih Bu, begini bu pasien bernama Tn. X sudah ada hasil
pemeriksaannya dan hasilnya pasien positif TBC paru dengan BTA
positif, sedangkan Ruang Isolasi sudah penuh. Bagaimana pendapat
Bapak mengenai hal ini karena sudah sering terjadi kasus seperti ini ?

Kepala Ruangan : Oh Begitu, Ya sudah untuk sementara diruangan itu saja dulu, karena
tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang Isolasi.

Perawat Primer 1 : Baik bu, terimakasih. Assalammualaikum wr. wb


Kepala Ruangan : Ya, Waalaikumsalam wr. wb

Perawat primer 1 meninggalkan ruangan.....

Di Ruangan Perawat, perawat primer 1 membicarakan dengan perawat associate mengenai


pasien bernama Tn. X yang didiagnosa menderita TBC paru BTA positif

Perawat Primer 1 : Saya sudah konfirmasi dengan kepala ruangan, menurut kepala
ruangan pasien bernama Tn. X dirawat diruangan itu saja, pasien
dipindahkan apabila ruangan isolasi ada yang kosong.

Perawat 1 : Bagaimana dengan pasien yang berada di ruangan tersebut ?

Perawat 2 : Lalu bagaimana dengan perawat sendiri, sedangkan untuk


penggunaan masker dibatasi yaitu hanya untuk ruangan isolasi saja ?

Perawat 3 : Jadi kalau keputusannya seperti itu maka APD kita harus ditambah

Perawat Primer 1 : Iya , untuk sementara keputusan ini yang akan kita laksanakan untuk
yang lainnya saya akan konsultasi kembali dengan kepala ruangan.

Pada saat sedang membicarakan hal itu perawat jaga siang sudah berada diruangan dan
mendengar apa yang dibicarakan dan mereka pun ikut berbicara.

Perawat 4 : Tapi bagaimana apabila Rumah Sakit menolak untuk menambah


jumlah Stok APD kita ?

Perawat 5 : Belum lagi, keluarga pasien yang lain komplain apabila mengetahui
ruangannya disatukan dengan pasien yang memiliki penyakit menular.

Perawat primer 2 : iya kan hal ini sedang dibicarakan lagi kepada kepala ruangan, kita
tunggu saja hasilnya.

Diruang kepala ruangan...

Perawat primer 1 : Assalamualaikum wr. wb


Kepala ruangan : Waalaikumsalam wr. wb silahkan masuk

Perawat primer 1 : Ibu bagaimana masalah pasien yang terkena penyakit TBC ? perawat-
perawat kita sudah komplain kalau harus tetap diruangan itu, karena
APD bagi perawat dibatasi, Mereka takut tertular.

Kepala ruangan : Yasudah jika hal ini menjadi masalah bagi perawat mungkin baiknya
kita adakan rapat saja untuk mencari penyelesaian masalah ini, mungkin
waktunya besok saja agar semua perawat hadir. Kira-kira jam 12.00
diruang perawat.

Perawat primer 1 : Baik pak akan saya sampaikan kepada rekan-rekan saya yang lain.

Perawat primer 1 meninggalkan ruang kepala ruangan dan menghampiri perawat primer 2.

Perawat primer 1 : Bu kepala ruangan akan mengadakan rapat besok jam 12.00 siang
untuk membahas masalah ini, tolong nanti rekan-rekan yang lain beri
tahu.

Perawat primer 2 : Iya baik nanti saya akan kasih tau kepada tim saya

Keesokan harinya diruang perawat rapat dimulai....

Kepala ruangan : (membuka acara rapat) assalamualaikum wr.wb

Staf : waalaikumsalamm wr.wb

Kepala ruangan : Terimakasih kepada rekan-rekan sejawat yang telah beresedia hadir
dalam rapat kali ini, hari ini kita akan membahas beberapa hal
mengenai masalah yang perawat sampaikan kepada perawat primer
diantaranya tentang APD dan ruang isolasi. Baiklah kita langsung saja,
disini kita mempunyai pasien yang seharusnya dirawat diruang isolasi
tetapi ruangannya penuh sehingga pasien tersebut masih dirawat
bersama dengan pasien lain yang tidak berpenyakit menular serta APD
yang disediakan pihak rumah sakit terbatas bagi perawat. Bagaimana
pendapat rekan-rekan mengenai masalah ini ? Agar ada jalan keluar dan
tidak ada masalah bagi kita semua.

Perawat 6 : Begini Bu, apakah kasus seperti ini harus selalu dibiarkan dan pastinya
akan berdampak untuk kita semua dan juga para pasien disini.

Perawat 7 : Iya Bu, jika terus dibiarkan seperti ini BOR rumah sakit akan semakin
turun khususnya di ruang penyakit dalam karena kurangnya ruangan
isolasi

Perawat 8 : Lalu apabila Tn. X di biarkan di ruangan itu, maka APD kita harus
ditambah, masalahnya apakah rumah sakit mengizinkannya ?

Perawat 1 : Terus nanti apabila keluarga pasien yang lain tahu bahwa keluarganya
disatukan dengan pasien yang menderita TBC bagaimana ?

Perawat 8 : Terus apabila perawat disini tertular bagaimana ?

Perawat Primer 2 : Baik, kita pecahkan bersama-sama, bagaimana baiknya agar tidak
terjadi kesalahpahaman di antara kita. Saya serahkan kepada bapak
bagaimana baiknya.

Kepala Ruangan : Baik, saya tampung pendapat rekan-rekan, terimakasih sudah mau
menyampaikan pendapatnya. Kita akan bahas satu persatu, untuk
masalah APD mungkin saya akan mengajukan kepada pihak rumah
sakit apakah boleh untuk menambah jumlah APD. Untuk pasien yang
disatukan dengan pasien yang terisolasi mungkin kita menyekat bed
dengan bed yang lain, jadi ada salah satu bed yang kosong. Untuk
keluarga pasien sendiri kita akan bicarakannya dengan musyawarah
agar keluarga pasien menggunakan masker pada saat berada dalam
ruangan.

Perawat 1 : lalu bagaimana jika saat kita memberitahu tentang penggunaan masker
kepada keluarga pasien, dan keluarga pasien bertanya untuk apa masker
itu, kita harus menjawab apa?
Perawat 2 : Nah iya, apabila kita memberitahu kepada keluarga pasien yang ada di
ruangan itu bahwa ada pasien lain yang mempunyai penyakit menular
apa tidak melanggar privasi klien?

Kepala Ruangan : Mungkin ada rekan-rekan disini yang dapat memberikan masukan
untuk mengatasi masalah yang ditanyakan oleh perawat 1 dan 2?

Perawat 6 : kalau masukan dari saya saat kita beritahu saja bahwa penggunaan
masker ini untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial karena tetapi
tidak menuntut kemungkinan bahwa kita tidak tertular penyakit yang
ada di lingkungan ruangan rumah sakit.

Perawat 7 : saya cukup sependapat dengan rekan mely, intinya bagaimana caranya
kita menjelaskan kepada keluarga pasien yang sedang menunggu bahwa
penggunaan masker di lingkup rumah sakit adalah penting agar tidak
terjadi penularan penyakit.

Perawat 4 : tapi kan masalahnya untuk APD sendiri belum ada kejelasan dari
pihak rumah sakit apakah Rumah Sakit bersedia untuk menambah
APD?

Kepala Ruangan : baik, terimakasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan


masukannya. Insya Alloh dari hasil rapat ini saya akan mengutarakan
semua pertanyaan dan keluhan dari apa yang kita bahas hari ini.

Perawat Primer 2 : baiklah, untuk rapat hari ini mungkin kita cukupkan sampai disini,
apabila masih ada pertanyaan maupun keluhan dapat ditampung dulu
dan dapat dibahas di rapat selanjutnya setelah ada keputusan yang jelas
untuk penggunaan APD dari pihak Rumah Sakit.

Kepala Ruangan : untuk rapat selanjutnya nanti saya akan beritahu secepatnya melewati
perawat primer 1 (Bu Wanda). Terimakasih atas waktu luangnya
menghadiri rapat hari ini dan semoga ada titik terang dari masalah ini.
baiklah, saya cukupkan rapat hari ini, wassalamualaikum. wr. wb
Staf : wa’alaikumsalam. wr. wb

Setelah kepala ruangan membahas masalah yang sedang terjadi di ruang penyakit dalam kelas
3 dengan kepala Rumah Sakit, kepala ruangan pun memberitahukan kepada perawat primer 1
agar diadakan rapat kembali.

Perawat primer 1 : Pak, tadi kepala ruangan telah membahas masalah yang kemarin kita
bahas dalam rapat bersama kepala Rumah sakit, dan kepala ruangan
meminta hari ini jam 14.00 diadakan rapat yang kedua, tolong
sampaikan kepada semua perawat diruang penyakit dalam kelas 3.

Perawat primer 2 : baik bu saya akan informasikan kepada semua perawat yang ada di
ruang penyakit dalam kelas 3 agar menghadiri rapat hari ini.

Saat rapat

Kepala ruangan : (membuka acara rapat) assalamualaikum wr.wb

Staf : waalaikumsalamm wr.wb

Kepala ruangan : terimakasih kepada rekan-rekan sejawat yang telah beresedia hadir
dalam rapat kedua hari ini, hari ini kita akan membahas dan
memecahkan semua masalah yang telah kita diskusikan saat rapat
kemarin, untuk itu saya persilahkan kepada perawat Primer 1 untuk
menjadi notulen rapat hari ini.

Perawat Primer 1 : terimakasih kepada Ibu kepala ruangan, baiklah mungkin yang
pertama kita bahas masalah APD, bagaimana bu apakah dari pihak
rumah sakit menyetujui tentang penambahan APD terutama masker?

Kepala Ruangan : untuk pihak Rumah Sakit, Alhamdulillah setelah kami berdiskusi
mereka menyetujui penambahan APD karena darurat, tetapi setelah
masalah ini selesai, mungkin peraturan APD bahwa digunakan hanya di
ruang isolasi akan berlaku kembali.

Perawat 2 : nah untuk masalah APD sudah dipecahkan


Perawat 3 : berarti tinggal kita menginformasikan kepada setiap keluarga pasien
agar menggunakan masker selama ada di ruangan rumah sakit.

Perawat 7 : kalau begitu masalahnya tinggal pasien yang seharusnya diisolasi


tetapi berada di ruang penyakit dalam bagaimana, apakah sudah ada
keputusan dari kepala rumah sakit?

Kepala ruangan : ya masalah itu juga sudah ibu bicarakan, dari pihak rumah sakit akan
memberikan beberapa ruangan tambahan untuk kamar di ruang isolasi.

Perawat 6 : tetapi untuk penambahan ruangan kan perlu waktu? Sedangkan pasien
yang seharusnya di ruang isolasi masih ada di ruang penyakit dalam?

Kepala ruangan : ya itu juga sudah saya pikirkan, nanti di ruang penyakit dalam kita
buat sekat untuk pasien yang mengalami penyakit menular untuk
sementara waktu sebelum dibuat ruang isolasi yang baru. Mungkin
kurang efektif, dan cukup sedikit membuat repot perawat, tetapi dengan
cara itu mungkin penyebaran penyakit akan lebih bisa diminimalisir.

Perawat Primer 1 : bagaimana forum? Apakah setuju dengan usulan kepala ruangan, atau
ada sanggahan atau memberi tambahan?

Perawat 2 : kalo saya pribadi setuju karena menurut saya mungkin dengan cara itu
yang paling efektif untuk sementara ini selagi pihak rumah sakit
menyediakan ruangan tambahan untuk ruang isolasi.

Perawat Primer 1 : untuk teman-teman yang lain bagaimana?

Staff : setuju ..

Perawat associate

(Perawat 8) : baik, telah diputuskan dan ini telah disepakati bersama untuk masalah
ini kita anggap clear. Saya kembalikan kepada kepala ruangan

Kepala ruangan : terimakasih untuk perawat associate yang telah mengatur jalannya
rapat hari ini, mungkin telah disepakati bersama dan saya anggap
masalah ini clear dan dapat jalan keluarnya. Apabila dari rekan-rekan
sejawat ada ide yang lebih baik bisa langsung bicara dengan saya.

Staff : Baik Bu..

Kepala Ruangan : nah sekarang, rekan-rekan bisa kembali untuk menyelesaikan tugasnya
masing-masing.

Setelah ditemukan jalan keluarnya perawat di ruang penyakit dalam pun tidak khawatir
tertular penyakit lagi karena sudah mendapat tambahan APD dari pihak Rumah Sakit. Sementara
itu, untuk pasien nya sendiri tetap berada di ruangan biasa namun disekat, dan keluarga pasien di
beritahu untuk mengggunakan masker saat sedang berkunjung atau menunggu pasien agar tidak
tertular penyakit.
KESIMPULAN

Kepemimpinan Partisipatif yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah


dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Pada Role Play ini tercermin
pada saat Kepala Ruangan menampung masalah dan keluhan terkait penuhnya ruang isolasi dan
Penggunaan APD. Kemudian Kepala Ruangan mengusulkan pendapat pada staf perawat dan
dirumuskan bersama untuk tercapainya solusi terbaik dari masalah tersebut. Staf dimintai saran
dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada
pada kelompok.

Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya dukungan dalam


pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Maksud dari sedikit pengarahan
disini, pemimpin tidak hanya duduk diam dan memberikan banyak perintah, tetapi pemimpin itu
sendiri juga ikut berpartisipasi.

Berdasarkan teori dan Role Play gaya kepemimpinan partisipatif, melibatkan orang lain
dalam pengambilan keputusan cenderung akan meningkatkan kualitas keputusan, ketika partisipan
memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki atasannya dan bersedia bekerja sama dalam
menemukan solusi yang baik untuk masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai