Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM 3

PEMERIKSAAN FISIK PRENATAL


Kusila Devia Rahayu S.Kp.M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat

A.MATA KULIAH
Maternity nursing

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


Setelah menyeleasikan pembelajaran mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi anamnesa pada ibu hamil
2. Melakukan simulasi pemeriksaan fisik pada ibu hamil
3. Melakukan simulasi pengkajian kesehjahteraan janin

C. ANAMNESA PADA IBU HAMIL


Tujuan anamnesa : mengidentifikasi informasi untuk menentukan risiko yang terkait
dengan ibu hamil. (Chapman & Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder,
Griffin, Martin, 2011; Kinzie & Gomez, 2004, NHS, 2008)menjelaskan tentang isi anamnesa
antara lain :
1. Karakteristik sosiodemografi :
Umur, gravida (kehamilan) partus (bersalin) ke berapa, alamat, ras/ etnis/ suku asal,
agama ibu, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan.
2. Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
Apakah riwayat kesehatannya itu akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya..
3. Riwayat penggunaan obat, riwayat operasi, riwayat transfusi darah, alergi, imunisasi
perlu dikaji.
4. Riwayat penyakit keluarga
Ada beberapa penyakit yang diturunkan secara genetic seperti thalassemia.
5. Riwayat menstruasi
6. Riwayat kontrasepsi
7. Perawatan diri, gaya hidup, dan keselamatan
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui frekuensi ibu melakukan pemeliharaan kesehatan
seperti pemeriksaan gigi, pola tidur, manajemen stress, penggunaan alcohol,
tembakau/ rokok, penyalahgunaan narkoba, praktik/ ritual- ritual kesehatan yang biasa
dilaksanakan selama ini yang dapat mempengaruhi kehamilan dan janinnya.
8. Psikososial
Dikaji untuk mengetahui kesehatan psikologis dan emosional masa lalu dan sekarang..
9. Budaya
Dikaji untuk mengidentifikasi praktik- praktik budaya dan keyakinan/ nilai- nilai yang
mempengaruhi kesehatan ibu
10. Lingkungan
Dikaji untuk mengidentifikasi paparan lingkungan tempat tinggalnya (dahulu dan
sekarang).

Setelah anda melakukan anamnesa pada ibu hamil, anda dapat melanjutkan melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu hamil.

C. ALAT DAN BAHAN


(Chapman & Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin, 2011;
Kinzie & Gomez, 2004, NHS, 2008) menjelaskan tentang alat dan bahan yang perlu disiapkan
antara lain:
1. Catatan keperawatan
2. Alat untuk mencatat
3. Stetoskop mono aural (laenec)/ dopler
4. Thermometer raksa
5. Pita ukur (meteran)
6. Stetoskop
7. Spigmomanometer
8. Hammer reflex
9. Alat perineal hygiene: kom tutup berisi kapas lembap dalam tempatnya, bengkok,
10. sarung tangan, perlak & pengalas
11. Timbangan badan dan pengukur tinggi badan
12. Penlight
13. Alat tenun/ selimut
14. Jam detik
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
(Chapman & Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin, 2011;
Kinzie & Gomez, 2004, NHS, 2008):
PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
1.Keadaan umum dan kesadaran klien.
Apakah keadaan umum ibu hamil tampak baik atau sakit, kesadaran compos mentis
atau mengalami penurunan kesadaran
1. Mencuci tangan

2. Mengukur antropometri ibu hamil :


- Tinggi badan (TB)
- berat badan (BB).
(Dilakukan setiap pemeriksaan
kehamilan)
3. Mengukur tanda vital ibu hamil :
- TD,
- Nadi,
- Pernafasan
- suhu.
Pastikan ibu sudah istirahat minimal
30 menit setelah kedatangan atau
sebelum dilakukannya pemeriksaan
tanda vital.

4. Memeriksa wajah ibu hamil apakah


ada kloasma gravidarum, pucat dan
pembengkakan(bila terdapat pucat
pada wajah, periksalah konjungtiva
dan kuku, pucat menandakan bahwa
ibu menandakan anemia, sehingga
memerlukan tindakan lebih lanjut.
Bila terdapat bengkak di wajah,
periksalah adanya bengkak pada
tangan dan kaki dan kelopak mata.
Namun apabila kelopak mata sudah
edema, biasanya preeklamsia sudah
lebih berat.

5.Kepala, rambut
Kaji adanya benjolan pada kepala ibu, apakah rambut ibu mudah dicabut.

6.Lakukan pemeriksaan kebersihan rongga mulut,


gusi berdarah, caries, warna mukosa dan papila;

7.Kelenjar getah bening dan tiroid


Apakah ibu hamil mengalami pembesaran Kelenjar Getah Bening (KGB) atau kelenjar
tiroid

8.Lakukan pemeriksaan dada dan jantung: Auskultasi


jantung dengan menggunakan stetoskop pada
Intracostae (ICS) II kanan, II kiri, IV kiri. Auskultasi
suara paru dengan menggunakan stetoskop pada
paru kiri dan kananmulai ICS II kanan dan kiri,
bandingkan apakah ada perbedaan suara antara paru
kanan dan paru kiri
9.Payudara, areola mamae dan penonjolan
puting susu Kaji apakah payudara kiri dan kanan
simetris atau tidak, areola mamae apakah hitam
atau tidak, apakah puting susu menonjol keluar
atau tidak. Jika puting susu ibu hamil menonjol
ke dalam atau datar (inverted) maka anda
dianjurkan untuk mengajarkan ibu teknik
hoffman yaitu teknik menekan areola mamae ke
arah luar pada seluruh lingkaran puting susu. Hal
ini dimaksudkan agar puting susu ibu hamil dapat
keluar

10.Area mamae dan kaji pengeluaran kolostrum


Anda harus mengkaji, area mamae diraba dengan menekan seluruh kuadran/ sisi.
Payudara kiri dan kanan harus dikaji. Kaji adanya pengeluaran ASI/ kolostrum. Namun
sebelum anda mengkaji pengeluaran kolostrum/ ASI anda harus menanyakan pada
klien apakah ibu pernah mengalami keguguran atau tidak, apakah ibu pernah
mengalami persalinan prematur atau tidak. Jika ibu pernah mengalami keguguran
atau persalinan prematur, maka anda tidak dianjurkan untuk banyak memanipulasi/
melakukan pemeriksaan pada puting susu ibu. Hal ini dapat menyebabkan ibu
mengeluarkan hormon oksitosin sehingga dapat merangsang kontraksi uterus dan
keguguran atau persalinan prematur.

11.Abdomen
Lihat abdomen ibu hamil, lihat apakah terdapat
linea nigra, striae gravidarum. Jika ibu hamil sudah
masuk ke trimester II atau III, maka anda dapat
melanjutkan pemeriksaan leopold

12.Manuver leopold 1
Sebelum anda melakukan pemeriksaan Leopold, anjurkan ibu untuk BAK, agar ibu
merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian posisikan ibu supine/
terlentang dengan satu bantal di bawah kepala & dengan posisi lutut fleksi/ menekuk.
Tempatkan gulungan handuk kecil di bawah pinggang kanan atau kiri klien untuk
memindahkan uterus jauh dari pembuluh darah mayor (untuk mencegah terjadinya
sindrom hipotensi akibat supine/ terlentang). Jika menggunakan tangan kanan, berdiri
di sebelah kanan klien, lihat wajah klien.

13.Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin


yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil. Jika pada
saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika
anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian
itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung
janin. Jika bagian fundus itu teraba bagian- bagian kecil,
maka bagian itu adalah extremitas janin.

14.Tinggi Fundus Uteri


Untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), anda harus
pastikan apakah ibu hamil sudah memasuki trimester II
atau III atau belum. Jika sudah memasuki trimester II
atau III, maka anda harus menentukan TFU dengan cara
mengumpulkan rahim/ uterus ibu kemudian tentukan
fundus uterus. Lalu gunakan meteran/ metline dan
lakukan pengukuran dengan cara mengukur fundus
uterus ibu hamil sampai simfisis pubis ibu. Lihat berapa
cm TFU ibu hamil.

15.Melakukan manuver Leopold II: Leopold II bertujuan


untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada
bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat
mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika
anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian
itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri
uterus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu
adalah punggung janin. Jika bagian kanan atau kiri itu
teraba bagian- bagian kecil, maka bagian itu adalah
extremitas janin.

Manuver leopold 3
Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian presentasi/ bawah uterus ibu hamil. Jika
pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda
merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung
janin. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian- bagian
kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin. Jika saat anda
palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian
kepala janin tersebut, apakah kepala masih goyang atau
terfiksasi. Jika kepala masih dapat digoyangkan dengan
tangan anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan
Leopold IV. Namun jika saat melakukan palpasi anda
merasakan bahwa kepala tidak dapat digoyangkan maka anda
lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.
Manuver leopold 4
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kepala masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP). Cara
pemeriksaannya adalah Tempatkan jari-jari tangan
anda dengan tertutup di sebelah kiri dan kanan pada
segmen bawah rahim kemudian tentukan letak dari
bagian presentasi tersebut (konvergen/ divergen)

5. Menghitung DJJ: tentukan punctum maksimum,


letakkan monoaural, hitung 3 interval, masing-
masing 5 detik

Anda dapat menggunakan dopler atau monoaural untuk mengauskultasi Denyut


Jantung Janin (DJJ). Jika anda menggunakan monoaural maka pastikan bagian yang
menempel telinga anda adalah bagian yang datar, dan yang menempel pada bagian
perut ibu adalah yang berlubang. Jika anda menggunakan dopler, maka anda harus
mengoleskan jelli pada permukaan area yang akan diauskultasi. Cara menentukan
punctum maksimum (pusat terdengarnya DJJ) maka pastikan dimana posisi punggung
dan kepala janin. Tentukan pusar/ pusat ibu. Jika punggung janin berada pada uterus
kiri ibu dan kepala janin berada di fundus maka tarik garis lurus dari pusat ke arah
ketiak kiri ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah ketiak kiri, kemudian tempelkan
monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh. Jika punggung janin berada
pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada di fundus maka tarik garis lurus dari
pusat ke arah ketiak kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar
ke arah ketiak kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama
1 menit penuh. Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin
berada di simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah selangkangan/ SIAS
(Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah
selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan, kemudian tempelkan
monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh. Jika punggung janin berada
pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di simfisis pubis maka tarik garis lurus dari
pusat ke arah selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri ibu, hitung 3 jari
dari arah pusar ke arah selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri,
kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
6. Melakukan pemeriksaan ekstremitas: inspeksi edema,
palpasi, refleks

REFERENSI
piliteri, A. 2007. Maternal & child health nursing: care of the child bearing & child
rearing family. Philadelphia: lipincott wiliams & wilkins

Reeder.martin.koniak griffin. 2003. Keperawatan maternitas: kesehatan wanita , bayi &


keluarga. Alih Bahasa yati afiyanti dkk. Jakarta: Egg
Bobak I.m,lowdermik & Jensen. 1995 . maternity nursing. Edisi IV. St louise : mosby
year book
Buku pedoman kerja puskesmas dan depkes
may,mahl (1990), comprehensive maternity nursing : nursing process and child bearing
family, philadhelpia.

D. Dasar Teori
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspkesi),pemeriksaan raba ( palpasi ),periksa dengar (auskultasi) dan periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujng kaki, yang dalam
pelaksanaanya dilakukan secara sistematis atau berurutan
pemeriksaan pandang dimuali semenjak bertemu dengan ibu . perhatikan
bagaimana sikap tubuh,keadaan punggung dan cara berjalannya apahk cenderung
membungkuk, terdapat lordosis,kifosis, scoliosis atau pincang dan sebagainya, lihat
dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apaka ia tampak nyaman dan kuat atu apakah
ibu tampak lemah.
Biasanya pada wajah ibu hamil ditemukan kloasma gravidarum ,pucat pada wajah
dan pembekakan pada wajah (bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjingtiva
dan kuku, pucat menandakanbahwa ibu anemia,sehingga memerlukan tindakan lebih
lanjut ).bila terdapat bengkak di wajah,periksalah adanya bengkak pada tangan dan
kaki. Daerah lain yang dapat diperika adalh kelopak mata.namun apabila kelopak mata
sudah edema, biasanya peerlamsia sudah lebih berat.
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan berat badan
ibubiasanya sekitar 9 – 12 Kg selama kehamilan rumusan kenaikan berat badan ibu
selama kehamilan adalah sebagai berikut: 10 minggu : minimal 400 Gr, 20 minggu :
minimal 4000 Gr, 30 minggu: minimal 8000 Gr, mulai usia kehamilan trismester ke -2(
13 minggu ) naik 500 Gr per minggu
Pemeriksaan panggul pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan
untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelaianan atau keadaan
yang dapat menibulkan penyulit persalinan. Ada 4 cara dalam melakukan pemeriksaan
panggul yaitu(1) pemeriksaan pandang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan
kesempitan panggul , misalnya ibu sangat pendek, berjalan pincang,terdapat kelaianan
seperti kifosis atau lordosis ; (2)pemeriksaan raba,ibu dapat diduga mempunyai
kelainan atau kesempitan panggul bila pada pemeriksaan raba didapatkan kelainan
letak pada primigravida kehamilan aterm. (3) melakukan perasat Osborn positif dengan
melakukan pengukuran panggul luar.
Lakukan inspeksi dan palpasi pada dinding abdomen.perhatikan apakah
perut ibu simetris atau tidak raba adanya pergerakan janin,apakah terjadi
hiperpigmentasi pada abdomen /linea nigra atau tidak.dan apakah terdapat luka bekas
operasi,varises,jaringan parut atau tidak, melakukan pemeriksaan leopad I untuk
menentukan bagian janin yang ada di fundus. pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu,
menghadap ke arah kepala ibu.kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak
fundus uteri.rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus ( bokong atau
kepala atau kosong).hasilnya adalah jika kepala janin yang berada di fundus, maka
palpasi akan teraba bulat,keras dan dapat digerakan ( ballottement ).jika bokong yang
terletak difundus ,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk tidak spesifik,lebih besar
dan lebih lunak dari kepala,tidak dapat digerakan,serta fundus terasa penuh. Pada
letak lintang ,palpasi di daerah fundus akan terasa kosong.tentukan tinggi fundus uteri
untuk menentukan usia kehamilan. Perkiraan fundus uteri berdasarkan usia kehamilan
20 minggu : ±20 cm; 24 minggu : ±28 cm ; 32 minggu : 32 cm, 36 minggu : ±34 – 36
minggu.

Pada kunjungan pertama, tinggi fundus dicocokkan dengan perhitungan usia


kehamilan, dimana hal ini hanya dapat diperkirakan dari hari pertama haid ( HPHT ).
Bila Hpht tidak diketahui, maka usia kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya
fundus uteri.
Pemeriksaan leopld II dilakukan dengan cara kedua telapak tangan diletakkan pada
kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba
dari kedua sisi. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu. Kedua
telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri dan kanan
umbilicus. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan
pada sisi mana terletak punggung, lengan, dan kaki. Tentukan bagian punggung janin
untuk menentukan lokasi auskultasi DJJ nantinya. Hasilnya adalah bagian bokong janin
akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan
bentuk teratur, sedangkan bila teraba adanya bagian-bagian kecil yang teratur dan
mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian
tersebut adalah kaki, lengan dan lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi
mungkin punggung janin berada di posisi yang sama dengan punggung ibu ( posisi
posterior ).

Melakukan pemeriksaan leopold III untuk menentukan bagian janin yang berada pada
bagian terbawah. Cara melakukannya adalah: Lutut ibu dalam keadaan fleksi.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati – hati oleh karena dapat menyebabkan
perasaan tak nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada
disana. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
Tentukan bagian terendah janin dan apakah bagian tersebut sudah mengalami
engagement atau belum. Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat digerakkan ke
arah kranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul.
Bila kepala yang berada di bagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila
kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah engaged dan bila tidak dapat
diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.

Melakukan leopold IV untuk menentukan presentasi dan engangement ( sampai


berapa jauh derajat desensus janin dan mengetahui seberapa bagian kepala janin
masuk kedalam pintu atas panggul ). Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Kedua lutut
itu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah
abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul. Hasil yang didapat pada
dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang
berada di dalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui
pintu atas panggul.

Pemeriksaan denyut jantung janin. Denyut jantung janin menunjukan status kesehatan
dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin sejak kehamilan 20
minggu, jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali per menit. Mendengarkan
denyut jantung janin bisa dilakukan dengan menggunakan Doppler elektrik. Peletakan
Doppler ini disesuaikan dengan letak punggung janin, apakah punggung kanan ( puka )
atau punggung kiri ( puki )

Pemeriksaan punggung di bagian ginjal. Tepuk punggung di bagian ginjal dengan sisi
tangan yang dikepalkan. BIla ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal
atau salurannyan. Merapikan pakaian atas dan membuka pakaian bawah ibu untuk
melihat varises pada ekstremitas bawah kanan dan kiri. Lihat dan raba bagian
belakang betis dan paha, catat adanya tonjolan kebiruan dari pembuluh darah.
Pemeriksaan ektremitas atas dan bawah untuk melihat adanya odema. Tempat yang
paling mudah untuk pemeriksaan adalah di daerah pretibial dan mata kaki. Dilakukan
dengan cara menekan jari selama beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak
lekas kembali berarti odema positif.

Melakukan pemeriksaan refleks lutu ( patela ) dengan menggunakan hummer. Mintalah


ibu untuk duduk dengan tungkai tergantung bebas. Dengan menggunakan hummer
ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika
tendon di ketuk. Bila refleks lutut negative kemungkinan ibu mengalami kekurangan
vitamin B1. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal Ini mungkin merupakan
tanda preeklamsia.

Mengatur posisi dorsal recumbent pada ibu hamil, memasang pengalas di bawah
bokong ibu, kemudian perawat memakai sarung tangan untuk melakukan vulva
higiene. Vulva hygiene dilakukan dengan kapas kering yang dibasahi oleh oleh cairan
DTT. Lakukan inspeksi terhadap genitalia luar ibu meliputi varises, perdarahan, luka,
cairan yang keluar, kelenjar bartolini, periksa apakah ada cairan yang keluar atau
ditemukan massa ( bengkak ).
E. Bahan, Peralatan dan Perlengkapan
1. Timbangan badan
2. Tensimeter
3. Stetoscope
4.Termometer
5. Tisu pada tempatnya
6. Bengkok
7. Pen light
8. Meteran / Pita
9. Laennec / Dopler elektrik
10. Alat ukur lingkar panggul
11. Hummer untuk memeriksa refleks
12. Sarung tangan
13. Kapas kering dalam tempatnya
14. Air desinfeksi tingkat tinggi ( DTT ) pada komnya
15. Pengalas
16. Bengkok

F. Petunjuk umum
1. komunikasikan tujuan dan langkah prosedur sebelum pemeriksaan dilakukan
2. Perhatikan privacy dan respon klien selama pemeriksaan
3. Komunikasikan hasil pemeriksaan pada klien
4. Pastikan klien sudah berkemih sebelum dilakukan pemeriksaan fisik
5. Perhatikan respon klien selama pemeriksaan

G. Keselamatan kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Cuci tangan pakai sabun dengan teknik 6 langkah secara sistematis, sebelum dan
sesudah melakukan pemeriksaan fisik
3. Gunakan sarung tangan saat melakukan palpasi pada area tubuh yang berisiko
terjadi infeksi atau menularkan agent infeksi
4. Simpan alat di tempat yang mudah dijangkau oleh perawat
5. Atur pencahayaan yang cukup untuk pemeriksaan
6. Buang sampah pada tempat sampah sesuai jenis sampahnya
7. Dekontaminasi dan bersihkan alat yang telah digunakan

Anda mungkin juga menyukai