Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B


JI. Brigjen Katamso No.37 Telp. (0260) 411421, 417442 Fax. (0260) 412031
Subang 41212

Kepada Yth.
Ketua Komite Medik RSUD Subang

Dengan hormat,
Dengan surat ini, kami mau menyampaikan bahwa berkenaan dengan tidak dijawabnya konsul
dari SMF anak oleh dr. Melda, Sp.GK. Kami telah menyampaikan surat pada dr. Melda, Sp.GK
untuk mendapat penjelasan mengenai hal tersebut. alhamdulilah surat jawaban dari dr. Melda,
SpGK telah kami terima pada tanggal …./…./……
Adapun isi dari jawaban tersebut pada intinya adalah :
1. dr. Melda, SpGK mengakui tidak menjawab konsul dari SMF anak sebanyak 2 (dua) kali
2. Alasan tidak menjawab konsul adalah karena merasa tidak nyaman dengan perawat ruang
anak.
3. Untuk selanjutnya dr. Melda, SpGK hanya bersedia menjawab konsul anak, jika pasiennya di
evakuasi dari ruang perawatan ke poliklinik gizi. Yang menurut hemat kami tatacara seperti ini
tidak lazim, tidak praktis komplek dalam hal teknis dan administrasi, dan berpotensi
menyengsarakan pasien.
Mengenai hal tersebut di atas, kami berfikir adalah saat yang tepat bagi seluruh jajaran komite
medik dengan dipimpin oleh ketua komite medik bermusyawarah merumuskan tatacara konsul di
RSUD Subang.
Sehingga kita memiliki pemahaman yang sama tentang tata cara konsul dan bisa menjawab hal-
hal yang penting yang perlu disepakati, seperti :
1. Bagaimana tatacara konsul ?
2. Bagaimana tatacara menjawab konsul ?
3. Apakah tiap konsul wajib di jawab ataukah tidak ?
4. Pada keadaan bagaimana seorang dokter dibenarkan untuk tidak menjawab konsul ?
5. Apakah dapat dibenarkan seorang dokter tidak menjawab konsul dengan alasan merasa tidak
nyaman dengan seorang perawat.
6. Ketika seorang dokter dengan penuh kesadaran sengaja tidak menjawab konsul karena alas
an tersebut di atas, apakah melanggar kode etik ataukah tidak?
7. Ketika seorang dokter dengan penuh kesadaran sengaja tidak menjawab konsul karena alas
an tersebut di atas, apakah mengabaikan pasien ataukah tidak ?
8. Ketika seorang dokter dengan penuh kesadaran sengaja tidak menjawab konsul karena alas
an tersebut di atas, apakah melanggar hak pasien ataukah tidak?
Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan konsul sehingga pada akhirnya RSUD Subang memiliki
SOP konsul.
Untuk lebih memahami rangkaian kejadian perkara, kami sampaikan kronologis kejadian perkara
1. Sebelum kejadian perkara dr Melda, SpGK seperti biasa dokter spesialis lain datang ke
ruang anggrek untuk memeriksa pasien dan menjawab konsul
2. Tanggal 22 Agustus 2016
Jam 12.00 : dr. Santi datang dan melakukan visite bersama ketua tim I (Elis) dan anggotanya
(Wina). Keukeu pada saat itu sedang melakukan tindakan pada hari itu yang dinas
hanya 4 orang : Elis, Wina, Keukeu dan Mia.
Jam 12.15 : dr. Melda datang karena ada konsulan An Guntur dengan diagnose nefrotik
syndrome didampingi oleh Tim II (Mia) langsung menuju ke pasien kamar 6 bad 7, dr.
Melda melakukan pemeriksaan, setelah selesai melakukan pemeriksaan dr. Melda
keluar dari kamar 6 untuk melakukan dokumentasi ke ruang perawat diikuti oleh Mia.
Pada saat visite pemeriksaan TB da BB An. Guntur belum dilakukan sehingga Mia
kembali ke pasien untuk melakukan pengukuran TB dan BB, Mia kembali lagi
mendampingi dr. Melda.
Mia mengatakan: Dok, ini TB dan BB nya sambil memberikan secarik kertas,
selanjutnya Mia minta izin ke dokter Melda untuk ke pasien sebentar dan untuk
menyerahkan buku visite Tim II ke Wina. Mia mengatakan “dok punten saya tinggal
dulu ya dok sebentar …” (karena dr. Santi akan melakukan visite ke pasien Tim II,
dr. Melda menjawab “Terus nanti saya nulisnya dimana?” Mia menjawab :”disini dok”
sambil menyerahkan kertas untuk dr. Melda menulis menu diet pasien An. Guntur.
Untuk lembar konsultasi dokter dan status sudah diisi sebagian oleh dr. Melda. Dr.
Melda menjawab (kata-katanya kurang begitu jelas terdengar dan berbicara dengan
nada sedikit tinggi). Mia menjawab : “ya”. Kemudian dr. Melda berbicara lagi “lain kali
kalau mau visite sama saya di ruangan harus ada orang, terus kalau ada konsulan ke
gizi aja, jangan ke saya, ini lembar konsultasi di sobek saja dan jangan di billing”. Dr.
Melda langsung meninggalkan ruangan di hadapan Mia.

Tanggal 23 Agustus 2016


Kepala Ruangan Anggrek mendapat laporan tentang kejadian tersebut dan memanggil Mia untuk
mendapat penjelasan.

Tanggal 24 Agustus 2016


Setelah apel pagi (Elis) mendapat laporan dari orang gizi (bu Asmawati) bahwa dr. Melda
menelpon ke tim dietisien agar tidak melakukan kunjungan ke ruang Anggrek. Bu Asma
menanyakan “Ada masalah apa R. Anggrek dengan dr. Melda?”. Elis menceritakan kejadiannya
sesuai dengan apa yang Mia ceritakan.

Tanggal 25 Agustus 2016


Kejadian tersebut telah menyebar ke ruangan lain, sehingga banyak yang menanyakan “Ada
masalah apa dengan R. Anggrek?”. Kami menjawab :”tidak ada apa-apa”.
Kepala ruangan menemui kepala Instalasi rawat inap, komite keperawatan untuk menjelaskan hal
tersebut, agar beritanya tidak simpang siur, juga menemui kepala SMF anak (dr. Iwan, Sp.A) dan
menceritakan kejadian tersebut, karena ada beberapa konsul gizi yang tidak di jawab oleh Tim
terapi gizi.

Tanggal 1 Oktober 2016


Keluar surat dari SMF anak meminta penjelasan kepada Tim terapi gizi

Tanggal 6 Oktober 2016


Ketua Komite Medik mengadakan rapat yang di hadiri oleh ketua komite medik dan jajarannya,
UPT Keperawatan, Komite Keperawatan, Kepala R. Anggrek dan Mia dan memperoleh
kesepakatan :
1. Bahwa kejadian tersebut sudah diklarifikasi dan saling memaafkan.
2. Khusus R. Anggrek, jika ada konsul gizi Tim Terapi Gizi tidak datang ke ruangan tapi pasien di
bawa ke poli.
3. Tim Terapi Gizi akan memberikan penjelasan / jawaban atas surat dari SMF anak.

Akhirnya, melalui komite medik kami mengajak seluruh sejawat mari bersama-sama berupaya
untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan lebih santun, lebih bertanggung jawab, lebih
professional, saling menghargai, baik sesama dokter ataupun antara dokter dan perawat. Kami
menyadari bahwa dokter dan perawat merupakan mitra, bukan atasan bawahan dan selanjutnya
marilah berupaya sebisa mungkin meningkatkan kualitas pelayanan dan lebih menjadikan RSUD
Subang yang lebih baik semoga.

Kepala SMF Anak

Dr. Iwan Abdurakhman, Sp.A., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai