4 dengan SimMUTU®
Tujuan Instruksional Khusus:
4.1 Peserta mampu melakukan Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien dengan SimMUTU®
4.2 Peserta mampu melakukan Grading dan Regrading Insiden
Keselamatan Pasien dengan SimMUTU®
4.3 Peserta mampu melakukan Investigasi Sederhana (Simple
Investigation) Insiden Keselamatan Pasien dengan
SimMUTU®
4.4 Peserta mampu melakukan Investigasi Komprehensif Insiden
Keselamatan Pasien dengan SimMUTU®
4.5 Peserta mampu melakukan Root Cause Analysis (RCA)
Insiden Keselamatan Pasien dengan SimMUTU®
4.6 Peserta mampu membuat Analisis Data Insiden Keselamatan
Pasien dengan SimMUTU®
4.7 Peserta mampu melakukan monitoring dan evaluasi Insiden
Keselamatan Pasien dengan SimMUTU®
4.8 Peserta mampu melaporkan Insiden Keselamatan Pasien
Kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Kementerian
Kesehatan R.I.
4.9 Peserta mampu mencetak laporan Insiden Keselamatan
Pasien Eksternal.
161
Studi Kasus 1: Investigasi Sederhana
162
Pada tanggal 10 Juli 20xx jam 09.00 supplier mengirimkan alat
Endoskopi ke RS Y dalam keadaan selamat dan siap beroperasi pada
jam 10.00 dengan harga sewa alat sebesar Rp.1.500.000,- Akhirnya
tindakan dilakukan pada tanggal 10 Juli 20xx jam 10.00 dan selesai
pada jam 10.45, ditemukan beberapa tukak pada lambung dengan
diameter berkisar antara 0,2cm sampai 0,5cm. Pasca tindakan
pasien dalam keadaan baik dan diijinkan pulang untuk selanjutnya
menjalani rawat jalan.
Pasien mempertanyakan tertundanya pelayanan dimana sudah
dilakukan pembiusan tapi ternyata Tindakan tidak dapat
dilaksanakan. Disamping itu tindakan yang seharusnya hanya ODC
(tidak perlu rawat inap), akhirnya harus ditunda sampai 3 hari
menunggu alat yang akan dikirim supplier sehingga mengganggu
jadwal kegiatan pasien.
Pada tanggal 9 Juli 20xx jam 19.00, Tn.B usia 70 tahun masuk
ke Bangsal Perawatan Rawat Inap VIP Angsana RS S, diantar
anaknya dengan diagnosa Stroke. Tn.B mengalami kelumpuhan
pada bagian tubuh sebelah kiri, keadaan umum baik dan masih
sadar. Saat itu Tn.B didampingi oleh anaknya Bernama Tn.G.
Jam 23.00 Tn.G komplain karena bel tempat tidur pasien rusak
sehingga harus keluar kamar mencari perawat untuk
memberitahukan cairan infus habis. Dari hasil investigasi ternyata
keluhan “bel yang rusak” sudah berlangsung 1 minggu di beberapa
kamar Bangsal Rawat Inap VIP Angsana dan sudah diinformasikan
ke bagian Teknik tetapi belum ada solusinya. Hasil investigasi ke
Bagian Teknik, permintaan sedang diproses di bagian Pembelian dan
sedang menunggu persetujuan Direksi karena tidak ada stock
penggantian bel yang rusak.
Pada tanggal 10 Juli 20xx, jam 06.00 Tn.G menitipkan Tn.B
pada perawat karena harus masuk kerja dan tidak ada keluarga lain
yang bisa mendampingi Tn.B. Isteri Tn.B sudah meninggal dan Tn.G
adalah anak tunggal.
Saat itu di bangsal Perawatan sedang penuh. Jumlah perawat
yang bertugas seharusnya 5 orang per shift tetapi saat itu perawat
yang bertugas hanya 3 orang karena 1 perawat sedang cuti hamil
163
(belum ada penggantinya) dan 1 orang lagi sedang ijin sakit sehingga
perawat merasa kerepotan.
Jam 07.00, Supervisor Perawat melaporkan kebutuhan tenaga
di bangsalnya kepada Kepala Keperawatan karena banyak pasien
yang “high dependence”. Prosedur mengatakan bahwa Pasien “high
dependence” harus diperhatikan secara khusus dengan
pendampingan 1 perawat secara intensif. Kepala Perawat segera
menindaklanjuti laporan tersebut ke bagian HRD untuk
menindaklanjuti permintaan yang sudah pernah diajukan 1 bulan
sebelumnya mengenai penggantian sementara perawat yang cuti
hamil. Jawaban HRD, sedang diupayakan karena belum ada perawat
yang bisa dikontrak sementara. Sedangkan untuk perawat yang
sakit segera dicarikan pengganti sementara dari bangsal Melati.
Tetapi ternyata perawat dari bangsal Melati baru bisa membantu
pada jam 14.00 karena bangsalnya juga sedang penuh karena
sedang banyak kasus Demam Berdarah. Diperkirakan setelah jam
14.00 sudah ada beberapa pasien yang bisa pulang.
Jam 08.00 perawat melakukan ronde, keliling untuk memeriksa
keadaan pasien, tensi, nadi, respirasi dan suhu dan membagikan
obat termasuk kepada Tn.B. Tanda-tanda vital Tn.B dalam keadaan
stabil dan hanya mengeluh sedikit lelah.
Jam 09.00 petugas Arjuna dating menggantikan sprei dan
bantal. Tn.B sedang menonton televisi dan minta tempat tidur
sedikit dinaikkan dan menurunkan pembatas tempat tidur agar
lebih leluasa. Petugas Arjuna membantu memposisikan tempat tidur
sesuai permintaan Tn.B. Setelah diubah posisinya, petugas Arjuna
menyampaikan kepada Tn.B untuk memanggil perawat jika ingin
menurunkan kembali tempat tidur dengan menekan ”bel”. Petugas
Arjuna dan Tn.B tidak mengetahui kalau bel sedang rusak.
Jam 11.00 petugas Cleaning Service masuk dan ingin
membersihkan kamar, Tn.B sudah merasa kelelahan dengan posisi
setengah duduk dan ingin menurunkan kembali tempat tidur. Tn.B
minta dipanggilkan perawat untuk mengembalikan posisi tempat
tidur ke posisi semula karena Tn.B sudah mencoba sejak tadi
menekan bel untuk memanggil perawat, tetapi tidak ada jawaban
dan tidak ada perawat yang datang (karena bel sedang rusak).
Petugas Cleaning Service segera keluar kamar untuk memanggil
perawat. Saat itu pasien sedang penuh dan semua perawat sedang
sibuk menangani pasien di ruangan lain sehingga tidak ada perawat
di Nurse Station.
Kira-kira 5 menit kemudian Cleaning Service kembali ke kamar
untuk memberitahukan Tn.B bahwa perawat sedang sibuk, tapi
164
ternyata didapati Tn.B sudah terjatuh dari tempat tidur. Petugas
Cleaning Service segera kembali mencari perawat. Segera setelah
mendapatkan laporan, perawat yang baru selesai memeriksa pasien
di kamar sebelah, memeriksa Tn.B dan saat diperiksa Tn.B sudah
tidak sadarkan diri. Perawat segera meminta bantuan “Kode Biru”.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan penanganan, Tn.B mengalami
perdarahan pada otak dan akhirnya meninggal keesokan harinya
jam 10 pagi.
Direktur segera menindaklanjuti kejadian yang tidak
diharapkan ini dengan membentuk tim untuk melakukan
knvestigasi komprehensive / Root Cause Analysis (RCA) untuk
mencari akar masalah agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Kejadian pasien jatuh dari tempat tidur sudah pernah terjadi 3
tahun yang lalu.
165
ibunya Ny.A, karena tempat tidur IGD posisinya terlalu tinggi dan
rem kurang berfungsi (tidak pakem). Kemudian perawat memasang
rail TT untuk menghindari pasien jatuh. Hasil interview kepada
petugas IPSRS, selama ini maintenance alat kesehatan dan sarana
prasarana tidak dilakukan dan terjadwal secara rutin.
Pada jam 16.00, Tn.G menyampaikan kepada dokter IGD,
pasien sudah merasa lebih baik, dan ingin pulang. Dokter kemudian
memeriksa kondisi Ny.A, keluhan nyeri perut berkurang, KU CM,
tanda-tanda vital dalam batas normal. Dokter kembali menyarankan
pasien untuk rawat inap karena intake sulit. Pasien dan keluarga
tetap ingin pulang sehingga diminta tanda tangan pernyataan
menolak dirawat inap.
Pada jam 16.10, Ny.A ingin ke kamar mandi dan meminta Tn.G
untuk mengantarkan ke kamar mandi. Saat itu perawat IGD sedang
ke ruangan admission, untuk proses administrasi pulang Ny.A.
Sedangkan perawat lainnya sedang mendampingi dokter memeriksa
pasien lain. Tn.G tidak kuat menahan berat Ny.A saat turun dari TT
yang terlalu tinggi, karena Ny.A sangat gemuk, sehingga Ny.A jatuh
dari tempat tidur.
Pada jam 16.11, dokter IGD dan perawat segera memindahkan
pasien, ke TT dan memeriksa Ny.A. Hasil pemeriksaan : kesadaran
somnolen, GCS 5, TD 50/pp. Dokter IGD lapor kepada DPJP dan
instruksinya : lakukan penanganan pada pasien segera dan
pemeriksaan CT-Scan cito.
Pada jam 16.45, pasien dilakukan CT-Scan, hasilnya terjadi
perdarahan di subarachnoid.
Pada jam 17.15, pasien meninggal di IGD.
166
4.1 Laporan Insiden Keselamatan Pasien Internal
Modul Laporan Insiden Keselamatan Pasien adalah fasilitas
untuk memasukkan data laporan insiden (input), mengubah/
koreksi (Edit) data, mencetak laporan (Print) dan menghapus (Delete)
data Laporan Insiden Keselamatan Pasien.
167
Gambar 4.2 Data Laporan Insiden Keselamatan Pasien
168
klik tombol cari ( ) sehingga semua kolom terkait
dengan data identitas pasien terisi secara otomatis,
namun jika belum terintegrasi di kosongkan saja dan
lakukan Langkah poin (b) berikut.
(b) Pada Nama Pasien, nomor RM, tanggal lahir, umur,
sex, kelompok umur, ketik dan/atau pilih data yang
sesuai.
2) Pada kolom Penanggung Biaya Pasien, pilih penanggung
biaya pasien.
3) Pada kolom Tanggal dan jam Masuk, ketik tanggal dan jam
masuk pasien.
169
tombol atau tombol untuk membatalkan dan
kembali ke form Laporan Insiden seperti Gambar 4.2.
170
tombol atau tombol untuk membatalkan dan
kembali ke Form Data Laporan Insiden Keselamatan Pasien.
171
Gambar 4.8 Form Cetak Laporan Insiden Keselamatan Pasien
172
4.2 Re-grading Insiden Keselamatan Pasien
Modul Regrading adalah fasilitas untuk melakukan grading dan
analisis atas laporan Insiden Keselamatan Pasien yang dilakukan
oleh Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Untuk melakukan regrading atas laporan insiden keselamatan
pasien ini, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buka web browser kesukaan Anda (Google Chrome, Mozilla
Firefox, dll).
2. Buka aplikasi SimMUTU® dan login dengan hak akses sebagai sub
komite keselamatan pasien (untuk demo gunakan username:
kmrs dan password: 12345), maka akan ditampilkan dashboard
SimMUTU® level Kepala Unit.
3. Klik menu MANAJEMEN KES. PASIEN | Insiden Keselamatan
Pasien | Laporan Insiden Kes. Pasien seperti tampak dalam
Gambar 4.1 di atas, selanjutnya akan ditampilkan form Data
Laporan Insiden Keselamatan Pasien seperti tampak dalam
Gambar 4.10.
173
Gambar 4.11 Regrading Laporan Insiden Keselamatan Pasien
174
2. Buka aplikasi SimMUTU® dan login dengan hak akses sebagai
kepala unit (untuk demo gunakan username: pejabat dan
password: 12345), maka akan ditampilkan dashboard
SimMUTU® level Kepala Unit.
3. Klik menu MANAJEMEN KES. PASIEN | Insiden Keselamatan
Pasien | Investigasi Sederhana seperti tampak dalam Gambar
4.12 di atas, selanjutnya akan ditampilkan form Data Laporan
Insiden Keselamatan Pasien yang harus ditindaklanjuti dengan
investigasi sederhana seperti tampak dalam Gambar 4.13.
175
4. Klik tombol investigasi ( ), maka akan ditampilkan form
Investigasi Sederhana Insiden Keselamatan Pasien seperti
Gambar 4.14.
176
Gambar 4.15, atau tombol atau tombol untuk
membatalkan dan kembali ke form Investigasi Sederhana Insiden
Keselamatan Pasien.
177
Gambar 4.16 Menu Investigasi Komprehensif
178
Gambar 4.18 Form Investigasi Komprehensif Tab Identitas Pasien
179
Gambar 4.19 Form Investigasi Komprehensif Tab Rincian Kejadian
180
Gambar 4.20 Investigasi Komprehensif Tab Analisis Akar Masalah
181
b. Pada kolom [2] Tipe Harm, pilih tipe harm yang sesuai dengan
laporan insiden dan pada kolom Patofisiologi (Diagnose
Penyakit)/ Cedera (Injury), klik icon globe ( ) yang akan
menuju ke ICD-10 seperti Gambar 4.21 dimana jika tipe
harm adalah patofisiologi akan ditampilkan ICD-10 Chapter
I s.d. Chapter XVIII sedangkan jika tipe harm adalah Injury,
maka akan ditampilkan ICD-10 Chapter XIX.
182
10. Klik tab Rekomendasi, sehingga ditampilkan form Analisis Akar
Masalah seperti Gambar 4.22.
183
Gambar 4.22 Data Lengkap Investigasi Komprehensif
184
1. Menghindari Terulangnya Masalah
Seperti yang sudah disebutkan di atas, RCA membantu
mengungkap akar penyebab masalah sehingga tindakan
perbaikan yang tepat dapat diambil.
Dengan menangani akar penyebab, organisasi atau perusahaan
dapat mencegah terjadinya masalah yang sama di masa depan,
mengurangi risiko, dan meningkatkan keandalan operasional.
2. Perbaikan Berkelanjutan
Root Cause Analysis mendorong perbaikan berkelanjutan
dengan memfokuskan pada faktor yang mendasari terjadinya
masalah.
Dengan mengidentifikasi akar penyebab, perusahaan Anda
dapat merancang solusi yang efektif, menerapkan tindakan
perbaikan, dan memonitor dampaknya.
Hal ini membantu meningkatkan proses, sistem, dan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
185
Dengan mengidentifikasi akar penyebab, langkah-langkah
pencegahan dan perbaikan dapat diambil untuk meningkatkan
keselamatan kerja dan kualitas produk atau layanan yang
disediakan.
186
Langkah-langkah melakukan Root Cause Analysis dapat melibatkan
beberapa pendekatan yang berbeda.
1. Identifikasi Masalah
Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah secara jelas
dan mendefinisikannya dengan baik.
Pastikan pemahaman yang jelas tentang masalah yang ingin
ditangani dalam proses RCA.
Caranya bisa dilakukan dengan mengukur performa bisnis
menggunakan business metrics yang sudah ditentukan.
4. Identifikasi Gejala
Identifikasi gejala-gejala atau tanda-tanda yang terlihat terkait
dengan masalah.
Gejala-gejala ini merupakan efek dari akar penyebab yang
mendasari dan akan membantu dalam analisis lebih lanjut.
187
Dari suatu peristiwa, ada sekitar 80% akibat muncul dari
20% penyebabnya.
c. 5 Whys Technique
Menanyakan “mengapa?” berulang kali sampai menemukan
jawaban yang tepat.
d. Change Analysis/Event Analysis
Menganalisis perubahan yang mengarah ke suatu peristiwa.
188
Root Cause Analysis (RCA) dilakukan oleh Komite Mutu dan Tim
yang dibentuk khusus dengan melibatkan unit terkait.
Untuk melakukan Root Cause Analysis (RCA) atas laporan
insiden keselamatan pasien ini, lakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Buka web browser kesukaan Anda (Google Chrome, Mozilla
Firefox, dll).
2. Buka aplikasi SimMUTU® dan login dengan hak akses sebagai
kepala unit (untuk demo gunakan username: kmrs dan
password: 12345), maka akan ditampilkan dashboard
SimMUTU® level Komite Mutu RS.
3. Klik menu MANAJEMEN KES. PASIEN | Insiden Keselamatan
Pasien | Root Cause Analysis (RCA) seperti tampak dalam
Gambar 4.23 di atas, selanjutnya akan ditampilkan form Data
Laporan Insiden Keselamatan Pasien yang harus ditindaklanjuti
dengan Root Cause Analysis (RCA) seperti tampak dalam Gambar
4.24.
189
Gambar 4.24 Root Cause Analysis (RCA)
190
Gambar 4.25 Tambah Data Root Cause Analysis (RCA)
2. Dari form Tambah Data Root Cause Analysis (RCA) di atas, isi
masing-masing kolom isian dengan data sbb:
a. Pada kolom Insiden/ Masalah, ketik judul permasalahan yang
akan dilakukan RCA.
b. Pada kolom Waktu Insiden, ketik tanggal dan jam insiden.
c. Pada kolom Lokasi Insiden, pilih lokasi/ unit penyebab
insiden.
d. Pada kolom Area Pelayanan, ketik area pelayanan di unit
penyebab insiden tersebut.
3. Tekan tombol untuk menyimpan data yang Anda
masukkan dan menutup form Tambah Data Root Cause Analysis
(RCA) Baru atau klik tombol untuk membatalkan dan
tampilan akan kembali ke Daftar Root Cause Analysis (RCA).
191
Gambar 4.26 Menu Popup Root Cause Analysis (RCA)
192
nya sehingga ditampilkan pop up menu seperti Gambar 4.26
diatas.
193
Input dan Edit Data Ketua, Sekretaris dan Notulen Tim
Investigator
4. Langkah selanjutnya adalah menetapkan Ketua, Sekretaris,
Notulen dan memastikan keterwakilan unit/ area insiden,
lakukan langkah-langkah berikut::
a. Dari halaman Tim Investigator seperti Gambar 4.28, klik
tombol Edit ( ) pada baris Susunan Tim Investigator
sehingga ditampilkan form New/ Edit Data Tim Investigator
seperti Gambar 4.29.
194
Input Data Anggota Tim Investigator
5. Langkah selanjutnya adalah menetapkan Anggota Tim, lakukan
langkah-langkah berikut::
a. Dari halaman Tim Investigator seperti Gambar 4.28, klik
tombol Tambah ( ) pada baris table Anggota sehingga
ditampilkan form Tambah Anggota Tim Investigator seperti
Gambar 4.30.
195
dikoreksi sehingga ditampilkan form Edit Data Anggota Tim
Investigator seperti Gambar 4.31.
196
Gambar 4.32 Hapus Data
197
Gambar 4.34 Cetak Surat Penugasan
1. Melakukan Wawancara
Input Data Hasil Wawancara
Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan
petugas terkait, lakukan langkah-langkah berikut::
a. Dari halaman Langkah-langkah Root Cause Analysis (RCA)
seperti Gambar 4.27, klik tombol Tambah ( ) pada baris
table Data dan Informasi sehingga ditampilkan form Data
dan Informasi seperti Gambar 4.35.
198
Gambar 4.35 Form Data dan Informasi bagian Wawancara
199
f. Ulangi langkah a sampai dengan e di atas untuk
memasukkan data hasil wawancara dengan profesi/ person
yang lain.
200
1. Dari halaman Data dan Informasi seperti Gambar 4.35, klik
tombol tombol Hapus ( ) pada baris telaah wawancara yang
akan dihapus sehingga ditampilkan form konfirmasi hapus
data seperti Gambar 4.38.
2. Telaah Dokumen
Input Data Hasil Telaah Dokumen
Setelah melakukan wawancara kepada petugas, langkah
selanjutnya adalah melakukan dokumen terkait, lakukan
langkah-langkah berikut::
a. Dari halaman Langkah-langkah Root Cause Analysis (RCA)
seperti Gambar 4.27, klik tombol Tambah ( ) pada baris
table Data dan Informasi sehingga ditampilkan form Data
dan Informasi bagian Telaah dokumen seperti Gambar 4.39.
201
Gambar 4.39 Form Data dan Informasi
bagian Telaah Dokumen
202
tampilan akan kembali ke form Proses Root Cause Analysis
(RCA).
f. Ulangi langkah a sampai dengan e di atas untuk
memasukkan data hasil telaah dokumen.
203
a. Dari halaman Data dan Informasi bagian Telaah Dokumen
seperti Gambar 4.39, klik tombol tombol Hapus ( ) pada
baris telaah dokumen yang akan dihapus sehingga
ditampilkan form konfirmasi hapus data seperti Gambar
4.42.
3. Observasi
Input Data Hasil Observasi
Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan
petugas terkait, lakukan langkah-langkah berikut::
a. Dari halaman Langkah-langkah Root Cause Analysis (RCA)
seperti Gambar 4.27, klik tombol Tambah ( ) pada baris
table Data dan Informasi sehingga ditampilkan form Data
dan Informasi bagian Observasi seperti Gambar 4.43.
204
Gambar 4.44 Form Tambah Data Telaah Observasi
205
Gambar 4.45 Edit Data Telaah Observasi
206
Gambar 4.46 Hapus Data
207
Gambar 4.47 Form Kronologi Kejadian (Tabular Timeline)
208
3. Dari form Tambah Data Kronologi Insiden, lakukan langkah-
langkah berikut:
a. Pada kolom Waktu, ketik tanggal dan jam (dimulai dari
pasien masuk RS sampai terjadi insiden).
b. Pada kolom Kejadian/Aktivitas, ketik kejadian saat
tanggal dan jam tersebut.
c. Pada kolom Informasi Tambahan, ketik data aktivitas
selain aktivitas utama yang mendukung informasi
kejadian.
d. Pada kolom Good Practice, ketik good practice apa yang
dilakukan petugas.
e. Pada kolom Masalah Asuhan (CMP), ketik uraian apakah
ada masalah berkaitan dengan asuhan pasien.
f. Pada kolom Masalah Fasilitas (SDP), ketik uraian apakah
ada masalah berkaitan dengan alat/ fasilitas/ sarana
prasarana.
g. Pada kolom Tools/ Instrumen, pilih instrumen analisis
(dalam hal ini 5 Why’s).
209
Gambar 4.48 Edit Data Kronologi Kejadian
210
1. Dari halaman Kronologi Kejadian (Tabular Timeline) seperti
Gambar 4.47, klik tombol tombol Hapus ( ) pada baris
kronologi kejadian yang akan dihapus sehingga ditampilkan
form konfirmasi hapus data seperti Gambar 4.49.
211
Gambar 4.50 Form Identifikasi Masalah CMP-SDP
212
5. Ulangi langkah 2 sampai dengan 4 di atas untuk memasukkan
data selanjutnya sampai semua data masalah sudah ditetapkan
sebagai prioritas masalah yang ditandai dengan check box
tercentang seperti Gambar 4.52.
213
2. Dari halaman Analisis Masalah dan Informasi seperti Gambar
4.53, lakukan langkah-langkah 5 Why berikut:
214
Gambar 4.55 Form Analisis Masalah dan Informasi dengan Why
215
Analisis Why ke-1:
a. Dari form Analisis Masalah seperti Gambar 4.55 di atas, klik
tombol tambah ( ) pada baris data Mengapa1, sehingga
ditampilkan form Tambah data Analisis Masalah seperti
Gambar 4.57.
216
Gambar 4.58 Form Analisis Masalah dan Informasi dengan Why-1
217
Gambar 4.60 Form Analisis Masalah dan Informasi dengan Why-2
218
tampilan akan kembali ke form Proses Root Cause Analysis
(RCA) dan tampilan berubah menjadi seperti Gambar 4.62.
219
Gambar 4.63 Form Penetapan Akar Masalah
220
Gambar 4.64 Form Rekomendasi dan Rencana Perbaikan
221
Gambar 4.65 Form Rencana Tindaklanjut
222
d. Pada kolom Waktu-Durasi, ketik bulan, tahun dan durasi
penanganan masalah.
e. Pada kolom Tempat, ketik tempat/ lokasi implementasi.
f. Pada kolom Anggaran, ketik nominal anggaran yang
diperlukan (jika ada).
g. Pada kolom target/ ukuran keberhasilan, ketik target atau
ukuran keberhasilan yang ingin dicapai.
h. Pada kolom Rencana Monitoring dan Evaluasi, ketik rencana
monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan.
i. Pada kolom Unit Monitoring, pilih unit pelaksana/
penanggungjawab monitoring.
j. Tekan tombol untuk menyimpan data yang Anda
masukkan dan menutup form Rencana Tindaklanjut atau
klik tombol untuk membatalkan dan tampilan akan
kembali ke form Rekomendasi dan Rencana.
3. Ulangi Langkah nomor 2 di atas untuk Menyusun rencana
tindaklanjut yang lain sehingga hasil akhir seperti Gambar 4.66.
223
Gambar 4.67 Dialog Cetak Dokumen RCA
224
Upload Dokumen Root Cause Analysis (RCA)
Upload dokumen Root Cause Analysis (RCA) diperlukan untuk
menyiman file PDF ke dalam sistem agar apabila diperlukan
sewaktu-waktu mudah ditemukan kembali.
3. Pada kolom Upload File (PDF), klik tombol Choose File, sehingga
ditampilkan dialog Open File seperti Gambar 4.68.
225
4. Cari file yang akan diupload, kemudian klk tombol Open.
5. Pada kolom Status, Pilih Sudah Selesai jika RCA sudah selesai
atau Pilih Belum Selesai, jika RCA belum selesai.
6. Tekan tombol untuk menyimpan data yang Anda
masukkan dan menutup form Upload Dokumen Root Cause
Analysis (RCA) atau klik tombol untuk membatalkan dan
tampilan akan kembali ke form Root Cause Analysis (RCA).
7. Ulangi langkah nomor 1 s.d. 6 di atas untuk meng-upload
dokumen RCA yang lain.
226
ditindaklanjuti oleh Kepala Unit seperti tampak dalam Gambar
4.70.
227
Gambar 4.70 Tambah/ Edit Hasil Monitoring dan Evaluasi
228
Gambar 4.71 Cetak Hasil Monitoring dan Evaluasi IKP
4.6.2 Monitoring dan Evaluasi oleh Komite Mutu Rumah Sakit atau
Sub Komite Keselamatan Pasien
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Komite Mutu Rumah
Sakit atau Sub Komite Keselamatan Pasien adalah monitoring dan
evaluasi dari tindaklanjut semua insiden keselamatan pasien baik
229
investigasi sederhana maupun melalui analisis akar masalah/ Root
Cause Analysis (RCA).
230
Gambar 4.74 Hasil Monitoring dan Evaluasi IKP
231
3. Pada kolom Hasil Monitoring, ketik hasil monitoring sesuai
rekomendasi laporan insiden.
4. Pada kolom Hasil Evaluasi, ketik hasil evaluasi berdasarkan
pengamatan dan data laporan insiden.
5. Tekan tombol untuk menyimpan data yang Anda
masukkan dan menutup form Tambah/ Edit Hasil Monitoring
dan Evaluasi atau klik tombol untuk membatalkan dan
tampilan akan kembali ke form Hasil Monitoring dan Evaluasi
IKP.
2. Pada kolom Nama Unit, pilih unit untuk mencetak Daftar Hasil
Monitoring dan Evaluasi per-unit, atau kosongkan untuk
mencetak semua data.
232
3. Pada kolom Grading Insiden, pilih nama grading insiden untuk
mencetak Daftar Hasil Monitoring dan Evaluasi per-grading, atau
kosongkan untuk mencetak semua data.
233
Gambar 4.77 Menu Laporan IKP ke Kemkes
234
Gambar 4.79a View Laporan Insiden Keselamatan Pasien Tab1
235
3. Buka aplikasi Mutu Fasyankes melalui menu menu APLIKASI
KEMENKES | Laporan IKP Ke Menkes seperti tampak dalam
Gambar 4.80, selanjutnya akan ditampilkan form Login seperti
tampak dalam Gambar 4.81.
236
5. Jika langkah 4a s.d 4d, maka akan ditampilkan dasboard Mutu
Fasyankes seperti Gambar 4.82.
237
Gambar 4.83b Form Laporan Insiden Keselamatan Pasien B
7. Atur posisi form Laporan dari aplikasi SimMUTU dan form dari
aplikasi Mutu Fasyankes serperti Gambar 84.
238
Mendokumentasikan tanggal laporan IKP kepada Kementerian
Kesehatan pada SimMUTU
Untuk mencatat tanggal pengiriman laporan IKP kepada
Kementerian Kesehatan, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Dari tampilan Hasil Laporan IKP seperti Gambar 4.78, klik tombol
edit ( ) pada baris data yang akan ditetapkan tanggal laporannya
sehingga ditampilkan form Proses Laporan IKP kepada
Kementerian Kesehatan seperti tampak dalam Gambar 4.85
239
Gambar 4.86 Cetak Laporan IKP ke Kemkes
240
Mencetak Daftar Laporan IKP kepada Kementerian Kesehatan
Untuk mencetak Daftar Laporan IKP kepada Kementerian
Kesehatan, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Dari tampilan Hasil Laporan IKP seperti Gambar 4.78, klik
241
Gambar 4.89 Cetak Daftar Laporan IKP kepada Kemkes
242