Anda di halaman 1dari 9

Program Studi Diploma III Keperawatan

Tanjungkarang

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN


MOBILITAS AKTIFITAS AKIBAT PATOLOGI SISTEM
PERSYARAFAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEMIPLEGI

Nama Mahasiswa : RIKA ANGGRAINI

NIM : 1814401010

Semester / TA : 5 (lima) / 2020/2021

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS
Hemiplegia diambi dari bahasa yunani yaitu “hemi” yang berarti setengah dan
“plegia” yang berarti kelumpuhan. Jadi, hemiplegia adalah kelumpuhan yang di
alami oleh salah satu sisi dari bagian tubuh (Wikipedia).
Hemiplegia berarti kelumpuhan total dari satu sisi tubuh termasuk wajah, lengan,
dan kaki (Jhon Kylan,2001).
Hemiplegia adalah kerusakan pada seluruh daerah korteks piramidalis sesisi yang
menimbulkan kelumpuhan pada UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh
sisi kontra lateral (muel-muel-blogspot.com).
Hemiplegia adalah ketidakmampuan untuk menggerakan sekelompok otot di salah
satu sisi bagian tubuh (stroke.about.com).

A.2. ETIOLOGI
1. Vascular : hemorrhagic, cerebri, stroke, neuropati diabetic
2. Invektif : ensefalitis, meningitis, dan abses otak
3. Neoplastik : glioma, meniglioma
4. Demielinasi : sclerosis, lesi pada kapsula interna
5. Trauma : laserasi otak, hematoma subrudal karena suntikan bius local diberikan
secara cepat via intra-arteri
6. Genetic : serebral palsy
7. Diseminata : multiple sclerosis
8. Psikologis : parasomnia (nocturnal hemiplegia)
A.3. TANDA & GEJALA
1. Mati rasa
2. Perasa kesemutan
3. Nyeri
4. Perubahan penglihatan
5. Kesulitan berbicara (afasia)
6. Masalah keseimbangan
7. Gangguan metabolisme

A.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG & HASILNYA SECARA TEORITIS


1. Angiografi serebral : Menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT) : untuk mendeteksi
luas daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi, melokalisasi, dan
mengukur stroke (seblum Nampak oleh pemindaian CT).
3. CT scan : pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hemtoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara
pasti.
4. MRI ( Magnetic Imaging Resonance) : Menggunakan gelombang magnetic
untuk menentukan posisi dan besar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang
didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG : pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya implus listrik dalam
jaringan otak.
6. Pemeriksaan Laboratorium
 Lumbang fungsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xanthokrom) sewaktu hari- hari pertama.
 Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin).
 Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
 Gula darah mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
angsur turun kembali.
 Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelinan pada darah itu
sendiri.

A.5. PENATALAKSANAAN MEDIS


Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagi berikut :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu dilakukan pengisapan
lender yang sering, oksigenisasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritma jantung.
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilkaukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jan dan dilakukan latihan-
latihan gerakan pasif,
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK.
f. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan
A.6. PATHWAY (Dibuat skema hingga muncul masalah keperawatan )

STROKE
( Cerebrovaskular )

Penurunan aliran darah ke Devisit neurologis


otak

Kehilangan kontrol volunter


Hipoksia cerebri

Hemiplegia
Infark jaringan otak

Intoleransi aktivitas
Kerusakan pusat gerak
motorik di lobus frontalis
Hemiplagia

Gangguan mobilitas fisik


Mobilitas menurun

Tirah baring

Defisit perawatan diri


B. ASUHAN KEPERAWATAN
B.1. DAFTAR DX KEPERAWATAN YG MUNGKIN MUNCUL PADA KASUS (Minimal 3
diagnosis Keperawatan) & DEFINISI MASALAH KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
(Lihat buku SDKI, SLKI dan SIKI)
1) Diagnosis Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan pusat gerakan
motorik di lobus frontal (Hemilpegia)
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri
DS & DO Yg mendukung :
DS :
 Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
 Lemas untuk menggerakan ekstremitas
DO :
 Kekuatan otot menurun
 Rentang gerak (ROM) menurun
 Fisik lemah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan kekuatan
dan fungsi bagian tubuh yang terkenaa konpensasi kembali meningkat. Dengan
kriteria hasil
 Kekuatan oto meningkat
 Pergerakkan ekstremitas meningkat
 Rentang gerak (ROM) meningkat
Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)
1. Identifikasi toleransi fisik melakukam pergerakan
2. Latihan rom ( range of motion)
3. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi
4. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2) Diagnosis Keperawatan : Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
Definisi : Ketidakmampuan energy dalam melakukan aktivitas sehari-hari
DS & DO Yg mendukung :
DS :
 Mengeluh lelah
 Merasa tidak nyaman melakukan aktivitas
 Merasa lemah
DO :
 Menunjukkan aritmia saa/ setelah beraktivitas
 Sianosis
 Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
Tujuan : Setelah diberikan Asuhan keperawatan diharapkan aktivitas terpenuhi.
Dengan kriteria hasil :
 Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
 Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
 Keluhan lelah menurun
Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan /atau aktif
3. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

3) Diagnosis Keperawatan : Defisit perawatan diri b.d mobilitas menurun


Definisi :
DS & DO Yg mendukung :
DS :
 Menolak melakukan perawatan diri
DO:
 Tidak mampu mandi/mengenekan pakaian/makan/ke toilet/berhias
secara mandiri
 Minat melakukan perawatan diri kurang
Tujuan : Setelah diberikan Asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
perawatan diri meningkat . Dengan kriteria hasil :
 Kemampuan mandi meningkat
 Minat melakukan perawatan diri meningkat
 Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)
1. Identifikasi kebiasanan aktivitas perawatan diri
2. Damping dalam melakukan perawatan diri
3. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kempauan
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/doc/51095847/Laporan-Pendahuluan-urtikaria
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawtan Indonesia Definisi
dan Tindakan keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai