Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR

1.1 PENGERTIAN
Pengertian Urtikaria adalah lesi di kulit yang ditandai khas dengan urtika.
Pengertian urtikaria yang lain adalah reaksi vaskular dari dermis yang ditandai dengan
gambaran sementara dengan bercak atau bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada
kulit disekitarnya dan seringkali ditandai dengan gatal yang sangat hebat.

Urtikaria
merupakan penyakit
yang sering
ditemukan,
diperkirakan 3,2-
12,8% dari populasi
pernah mengalami urtikaria.
Urtikaria atau lebih di kenal dengan biduran adalah suatu gejala penyakit
berupa gatal-gatal pada kulit di sertai bercak-bercak menonjol ( edema ) yang biasanya
disebabkan oleh alergi ( www.urtikaria.com )
Urtikaria merupakan istilah kilnis untuk suatu kelompok kelainan yang di
tandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang
tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. ( robin graham, brown. 2205 )
Urtikaria yaitu keadaan yang di tandai dengan timbulnya urtika atau edema
setempat yang menyebabkan penimbulan di atas permukaan kulit yang di sertai rasa
sangat gatal ( ramali, ahmad. 2000)

1.2 PATOFISIOLOGI

1
Sebenarnya patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi
hipersensifitas. Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast
untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast.
Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan
dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumnya. Akibat dari ikatan
tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast
akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengeluarkan histamin
yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang
dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria. Pada
urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada
benjolan pada permukaan kulit. Penyebab hal itu terjadi pada dasarnya sel mast ini
sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang
terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga
diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.

1.3 EPIDEMIOLOGI

Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak
mengalami urtikaria dibandingkan dengan usia muda. Tidak ada perbedaan frekuensi
jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan

1.4 PENYEBAB
Penyebab dari urtikaria ini sendiri bermacam - macam, antara lain :
a. Antibiotik ( analgetik, hormonal, diuretic )
b. Makanan yang mengandung protein yang tinggi (telur, produk laut, kacang, coklat )
c. Pengawet makanan
d. Lingkungan
e. Trauma fisik
f. Gigitan serangga ( menimbulkan urtikaria disekitar gigitan, diperantai IgE (tipe I) &
tipe selular (tipeIV)
g. Bahan fotosentizer ( griseofulvin, sulfonamide, kosmerik dan sabun germisid )
h. Inhalan ( serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang, dan aerosol)

2
i. Kontaktan (kutu busuk, serbuk tekstil, saliva binatang )
j. Infeksi dan infetasi
k. Psikis
l. Genetik
m. Penyakit sistemik(penyakit kolagen dan keganasan)

1.5 MACAM - MACAM


Sebenarnya macam dari urtikaria ini sendiri sangat banyak, misalnya :
a. urtikaria karena tekanan
b. urtikaria karena dingin ( udara )
c. urtikaria cahaya
d. urtikaria kontak ( biasanya karena eksposure pekerjaan )
e. urtikaria idiopatik ( tidak diketahui penyebabnya )
f. urtikaria kolinergik ( karena gigitan serangga )

1.6 KLASIFIKASI
a. urtikaria akut ( berlangsungnya kurang dari 6 minggu )
b. urtikaria kronik ( berlangsung lebih dari 6 minggu )

1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Darah,urine,feses rutin
 Pemeriksaan gigi,THT,usapan vagina
 Pemeriksaan IgE,Eosinofil & komplemen
 Tes kulit
 Tes eliminasi makanan
 Histopatologik
 Foto temple
 Injeksi mrcholyl IC
 Tes dengan es/ air hangat

Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding nya
adalah :

3
a. Ig E test
b. ANA test
c. skin test

1.8 PENATALAKSANAAN
a. Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini adalah
dengan menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria, tetapi
pada umumnya hal ini sulit dilaksanakan

b. Farmakologi
Untuk pengobatan secara farmakologi yang bisa dilakukan adalah dengan
memberikan obat antihistamin. Antimistamin ini sendiri sekarang sudah terbit 2
generasi, generasi I dengan efek sedative nya (yang dapat menyebabkan kantuk) dan
antihistamin generasi II yang tidak lagi mempunyai efek sedative. Antihistamin
generasi II ini lebih aman untuk mereka yang mempunyai pekerjaan berat yang harus
tahan kantuk, misalnya supir.
Selain dengan antihistamin, kortikosteroid pun bisa dipakai untuk
kombinasi. Antienzim(antiplasmin),desensitasi,eliminasi diet

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN URTIKARIA

2.1 PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian pada klien cystitis menggunakan pendekatan bersifat
menyeluruh yaitu :
a. pengumpulan data
 Biodata
- Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal
MRS, tanggal pengkajian, diagnostic medic.
- Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan,hubungan dengan klien.

4
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima
pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan.
 Riwayat kesehatan sekarang
Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien (biasanya wanita tua) mungkin
melaporkan penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri
beberapa lama , letak nyeri, dll.
 Riwayat kesehatan masa lalu
Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat
pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan, cuaca, obat-obatan, dsb.
Misalnya pada kasus cystitis yang perlu dikaji yaitu : riwayat menderita infeksi saluran
kemih sebelumnya, riwayat pernah menderita batu ginjal ,riwayat penyakit DM, dan
jantung.
 Riwayat kesehatan keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama adakah
anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram
klien.

c. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
- Keadaan fisik : sedang, ringan, berat
- Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
- Tingkat kesadaran : composmentis, apatis, spoor,somnolent
 Kulit
- Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
- Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada massa /
benjolan atau apakah ada odema.
 Kepala
- Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apakah
kebersihan kulit terjaga.
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan

5
 Wajah
- Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak.
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
 Mata
- Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau tidak
,apakah palpebra oedema atau tidak.
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
 Hidung
- Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
 Telinga
- Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan
 Mulut
- Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan
 Leher
- Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
- Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
 Ketiak
- Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
- Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening
 Dada dan pernapasan
- Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
- Perkusi : apakah suara paru sonor,redup,pekak,atau tympani
- Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau broncovesikuler,apakah ada suara
tambahan,misalnya : roles,ronchi.
 Jantung
- Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis pada ventrikel
kiri ICS 5 linea clavikularis kiri

6
- Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/ kekuatan getar
dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satu menit penuh.
- Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung
- Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung
 Abdomen
- Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah permukaan abdomen datar
,pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan
- Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
- Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristaltik ususnya
normal atau tidak.
 Genetalia dan anus
- Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak
- Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
 Ekstermitas
Ekstermitas atas
- Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
- Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus
kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
- Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
- Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan, temperature, rasa ,
gerak dan tekanan.
Ekstermitas bawah
- Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
- Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot, melakukan pemeriksaan tonus
kekuatan otot, dan tes keseimbangan.
- Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
- Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan, temperature, rasa ,gerak
dan tekanan.

7
d. Pola kebiasaan sehari-hari
Menurut GORDON ada 11 pola kegiatan sehari-hari yang meliputi :
kebutuhan nutrisi,kebutuhan cairan,kebutuhan eliminasi,istirahat,personal
hygiene,persepsi kognitif,persepsi dan konsep diri,aktivitas dan latihan,kebutuhan
seksual,mekanisme koping,kepercayan / keyakinan.adapun data dasar pengkajian pada
pasien dengan urtikaria adalah :
 Aktivitas atau istirahat
Gejala : malaise,perubahan pola tidur
- Sirkulasi
o Tanda : TD normal/sedikit dari jangkauan normal (selama curah jantung
Tetap meningkat) kulit hangat kering,bercahaya,pucat,lembab.
- Eliminasi
o Gejala : -
- Makanan atau cairan
o Gejala :Jarang ditemukan pada pasien anoreksia
o Tanda :Jarang ditemukan pasien dengan keadaan penurunan BB. Penurunan lemak
subkutan/massa otot (malnutrisi). Pengeluaran haluaran konsentrasi urine. Perkembangan
kearah oliguri, auria.
- Neurosensori
o Gejala :Sakit kepala, pusing, pinsang
o Tanda :Gelisah, ketakutan
- Nyeri/ ketidaknyamanan
o Gejala :Kejang obdominal, lokalisasi rasa sakit, pruritas umum (urtikaria).
- Pernafasan
o Tanda :Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, suhu: umumnya meningkat (37,95
C atau lebih), tetapi kadang subnormal.
- Seksualitas
o Gejala :Pruritas perineal
o Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.
- Penyuluhan / pembelajaran
o Gejala :Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnya: hati, ginjal, DM, kecanduan
alcohol, penggunaan anti biotic (baru saja atau jangka panjang).

8
2.2 DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan angiodema
Tujuan :Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan
citra tubuh
Intervensi :
1. Kaji makna perubahan pada pasien
Rasional :Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat
perasaan kehilangan pada perubahan actual/yang dirasakan.ini memerlukan dukungan
perbaikan optimal
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan.Pada penyuluhan kesehatan dan menyusun
tujuan dalam keterbatasan
Rasional :Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dengan
perawat.
3. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitas
Rasional :Mempertahankan/membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Rasional :meringankan beban psikologis klien.
5. HE kepada keluarga pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu pasien.
Rasional :Keluarga dapat meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respons yang
lebih membantu pasien.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan gatal.


Tujuan :Pasien menunjukkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan tidur klien sebelum dan selama sakit
Rasional :Untuk mengetahui kebiasaan tidur klien serta gangguan yang dirasakan, dan
membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang nyaman.
Rasional :Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menstimulasi untuk tidur
3 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

9
Rasional :Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman sehingga mempermudah
klien tidur.
4 .Anjurkan pasien untuk mengkomsumsi makanan/minuman tinggi protein sebelum tidur.
Rasional :Pencernaan protein menghasilkan triptopan yang mempunyai efek sedative
5. Menghindari minuman yang mengandung kafein,pada malam hari.
Rasional :Memudahkan pasien untuk dapat tidur.

3. Anxietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.


Tujuan :Pasien akan menunjukkan kecemasan berkurang/ teratasi dengan criteria:
a.Pasien dapat menerima keadaannya
b.Ekspresi wajah rileks
c.Pasien tampak tenang
Intervensi :
1. Observasi tingkat kecemasan pasien.
Rasional :mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan pasien dan pemahaman pasien
mengenai penyakitnya.
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional :Mengurangi beban perasaan pasien.
3. Bina hubungan yang baik antara perawat dengan klien.
Rasional :Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien.
4. Beri dorongan spiritual.
Rasional :Membantu pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menerima keadaanya
denga ikhlas.
5. HE tentang penyakit yang diderita pasien.
Rasional :Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.
4. Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.
Tujuan :Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.
Intervensi :
1. Kaji dan catat keadaan dan warna kulit
Rasional :Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan derajat kerusakan kulit.
2. Pijat kulit dengan lembut.
Rasional :Memperbaiki sirkulasi darah
3. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk.

10
Rasional :Menghindari kerusakan kulit
4. Kompres atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloid Aveeno oatmeal.
Rasional :Dapat mengurangi gatal yang timbul.

2.3 EVALUASI
Hasil Yang Diharapkan :
1. Pasien merasakan kenyamanan.
2. Pasien mampu mengekspresikan rasa yang dia rasakan.
3. Pasien lebih pede dengan kondisi yang ada.
4. Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
5. Pasien sudah tidak merasa kecemasan.

11

Anda mungkin juga menyukai