Anda di halaman 1dari 5

Tahap I: Identifikasi istilah

1. Urtika
2. Lentikuler
3. Plakat

Klarifikasi istilah

1. Urtika: peninggian kulit berbatas tegas dengan atap datar dan cepat menghilang dalam
waktu 2-48 jam. Urtika terjadi akibat vasodilatasi disertai edem.
2. Lenticular: lesi yang berukuran sebesar jagung atau kacang tanah
3. Plakat: peninggian diatas kulit yang berupa kumpulan beberapa papul; lesi yang berukuran
selebar daun manga.

Tahap II: Identifikasi masalah

1. Apakah keluhan pasien tersebut berkaitan dengan reaksi imun?


2. Apakah tanda-tanda vital risma mempengaruhi keluhannya?
3. Apa kemungkinan diagnosa risma pada skenario diatas?
4. Apakah penyakit tersebut merupakan keturunan dari ibunya?
5. Apakah penyakit risma termasuk suatu reaksi hipersensitivitas?
Tahap III: Analisa masalah

1. Keluhan Risma tidak berkaitan dengan reaksi imun seperti kasus pada alergi makanan.
Munculnya keluhan terjadi karna adanya faktor fisik (suhu dingin) sehingga termasuk reaksi
non-imunologi.
2. Tanda vital Risma termasuk ke dalam kategori normal, sehingga tanda vitalnya tidak
mempengaruhi keluhan yang terjadi pada risma.
3. Kemungkinan diagnosisnya yaitu Urtikaria, yg ditandai dengan adanya urtika dan terasa
gatal, keluhanan ini juga dapat timbul dibagian kulit mana saja.
4. Penyakit yang dialami risma, kemungkinan bisa karena keturunan dari ibunya. Tapi, tidak
menutup kemungkinan juga karena faktor dari diri sendiri seperti:
 Alergi : alergi makanan, alergi obat2an, dll
cth pada sk : riwayat ibunya, keluhan muncul setelah makan udang dan kepiting
 Infeksi virus: misalnya disebabkan karena flu
 Kontak kulit: kontak kulit langsung dengan bahan yang dapat menyebabkan urtikaria
seperti bahan kimia, lateks, kosmetik, tanaman, salep, dll.
5. Urtikaria merupakan suatu alergi yg masuk ke hipersensitivitas tipe 1 dengan onset cepat
biasanya reaksi timbul kurang dari 24 jam namun dapat hilang juga kurang dari 24 jam.
Selain itu, timbulnya urtika pada kasus tersebut merupakan faktor non-imunologi yang
disebakan oleh kulit yang sensitif terhadap suhu dingin sehingga sel mast bereaksi dan
menimbulkan urtika

Tahap IV: Strukturisasi


Tahap V: Learning objective

1. Definisi urtikaria
2. Etiologic urtikaria
3. Patofisiologi urtikaria
4. Gejala klinis urtikaria
5. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang urtikaria
6. Diagnosis dan diagnosis banding urtikaria
7. Tatalaksana urtikaria
8. Komplikasi urtikaria
9. Prognosis urtikaria

Tahap VI: Hasil Belajar Mandiri

Definisi Urtikaria

Urtikaria adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit superfisial setempat
dengan ukuran bervariasi sering dikelilingi oleh halo eritem yang disertai rasa gatal atau panas.
Ruam urtikaria cepat timbul dan hilang perlahan-lahan dalam 1-24 jam.

Etiologi Urtikaria

Banyak faktor yang mungkin bertanggung jawab dalam etiologi Urtikaria. Seringkali, faktor yang
dihadapi meliputi:

1. Obat-obatan: Obat apa pun dapat menyebabkan urtikaria. Namun, yang paling sering
ditemui adalah penisilin, aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid, sulfonamid, dll.
2. Makanan: Makanan yang sering dijumpai sebagai penyebab urtikaria antara lain kacang-
kacangan, telur, ikan, seafood, coklat, daging, susu sapi dll.
3. Alergen pernapasan: Serbuk sari, spora jamur, tungau.
4. Infeksi: Infeksi saluran pernapasan seperti sinusitis, tonsilitis, abses gigi, infeksi saluran
kemih, hepatitis, mononukleosis menular, dan parasit.
5. Urtikaria kontak: Lateks, kosmetik, dan bahan kimia.
6. Faktor fisik: Urtikaria dapat berkembang karena faktor eksternal seperti tekanan, panas,
dingin, dan dermographism.

Patofisiologi Urtikaria

Urtikaria terjadi karena adanya vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi
transudasi cairan setempat yang secara klinis tampak edema lokal disertai eritema. Vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler terjadi akibat pelepasan mediator-mediator seperti histamin,
leukotrien, sitokin dan kemokin yang juga mengakibatkan peningkatan regulasi endothelial adhesion
molecules (ELAMs) dan vascular adhesion molecule(VCAMs) disertai migrasi sel transendotelial dan
kemotaksis.

Gejala Klinis urtikaria

Plak urtikaria memiliki tiga karakteristik yaitu karakteristik kemerahan, melepuh, dan gatal.
Terkadang, sensasi terbakar bisa menyertai. Lesi dapat terjadi di mana saja di tubuh dan pulih dalam
waktu sekitar 2-3 jam tanpa meninggalkan bekas. Pemulihan spontan ini terkadang bisa berlangsung
hingga 1 hari.
Pemeriksaan Fisik Urtikaria

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan urtikaria bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil anamnesis
dan mengklasifikasikan urtikaria. Beberapa pemeriksaan (inspeksi) yang perlu dilakukan adalah
mendeskripsikan bentuk, distribusi, dan aktivitas lesi urtikaria pada kulit. Adakah angioedema pada
profunda dermis dan jaringan subkutan, keterlibatan mukosa atau submukosa, memar, keterlibatan
jaringan ikat, dan edema kulit yang luas. Kemungkinan kelainan sistemik atau metabolik, seperti
gangguan tiroid, ikterus, artritis.

Urtikaria yang ditemukan di tungkai saja dan tidak hilang dalam 24 jam dicurigai adanya urtikaria
vasculitis.

Pemeriksaan Penunjang Urtikaria

Pemeriksaan penunjang pada urtikaria terutama ditujukan untuk mencari penyebab atau pemicu
urtikaria. Adapun pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan darah, urin dan feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang
tersembunyi, infestasi, atau kelainan alat dalam.
2. Pemeriksaan kadar lgE total dan eosinofil untuk mencari kemungkinan kaitannya dengan
faktor atopi.
3. Pemeriksaan gigi, THT dan usapan genitalia interna wanita untuk mencari fokus infeksi.
4. Uji tusuk kulit terhadap berbagai makanan dan inhalan.
5. Uji serum autolog dilakukan pada pasien urtikaria kronis untuk membuktikan adanya
urtikaria autoimun.
6. Uji dermografisme dan uji dengan es batu (ice cube test) untuk mencari penyebab fisik.
7. Pemeriksaan histopatologis kulit perlu dilakukan bila terdapat kemungkinan urtikaria sebagai
gejala vaskulitis atau mastositosis

Diagnosis urtikaria

Pengkajian anamnesis yang lengkap (penyakit sebelumnya, obat-obatan, makanan, riwayat infeksi
parasit, aktivitas fisik, dan paparan sinar matahari) adalah yang paling penting. Riwayat harus
membedakan antara jenis lesi urtikaria, angioedema, atau urtikaria + angioedema; durasi lesi (<1
jam atau >1 jam), pruritus; nyeri saat berjalan (jika ada keterlibatan kaki), kemerahan, rasa terbakar,
dan keluhan mengi (pada urtikaria kolinergik).

Demam pada penyakit serum dan sindrom angioedema-urtikaria-eosinofilia; pada angioedema,


seperti suara serak, stridor, dan dispnea. Urtikaria dermografi ditimbulkan dengan mencoret kulit;
urtikaria tekanan diuji dengan penerapan tekanan (berat) tegak lurus pada kulit; getaran
angioedema oleh stimulus getaran, seperti menggosok punggung dengan handuk. Urtikaria
kolinergik paling baik didiagnosis dengan olahraga hingga berkeringat dan injeksi asetilkolin atau
mekolil intrakutan, yang akan menghasilkan mikropapular whealing.

Diagnosis banding urtikaria

1. Vasculitis
2. Mastositosis
3. Pemfigoid bulosa
4. Anafilaktoid purpura
Tatalaksana urtikaria

Tata laksana utama yaitu identifikasi & eliminasi penyebab atau faktor pencetus.

Terapi sistemik:

 Urtikaria akut

Antihistamin (AH-1 ) generasi dua (non-sedatif). Bila dengan AH nonsedatif tidak berhasil maka
diberikan AH-1 generasi satu (sedatif).

 Urtikaria kronik:

- Terapi lini pertama: Antihistamin H1 generasi kedua (non-sedatif).

- Terapi lini kedua: Jika gejala menetap setelah 2 minggu, antihistamin H1 generasi kedua (non
sedatif dapat dinaikkan dosisnya 2-4 kali.

- Terapi lini ketiga: Bila gejala mash menetap sampai 1-4 minggu, ditambahkan:

1) Antagonis leukotrien (montelukast), atau siklosporir atau omalizumab.


2) Jika terjadi eksaserbasi gejala dapat diberikan kortikosteroid sistemik dengan dosis 0,5-
1mg/kgBB/hari, tidak boleh lebih dari 10 hari.

Terapi topical

 Pemberian bedak kook / lotion yang mengandung menthol 0,5-1% atau kalamin.
 Urtikaria luas atau disertai angioedema: rawat inap, beri antihistamin dan kortikosteroid
sistemik.
 Bila terdapat gejala syok anafilaksis: epinefrin 1:1000 sebanyak 0,3 ml intramuskular setiap
10-20 menit sesuai kebutuhan.

Komplikasi urtikaria

Komplikasi urtikaria yang dapat muncul diantaranya adalah sumbatan jalan napas (akibat
angioedema) dan gangguan aktivitas sehari-hari (termasuk gangguan tidur). Manifestasi yang paling
berbahaya dari urtikaria adalah perkembangan yang cepat menjadi anafilaksis, yang menyebabkan
kematian. Superinfesi kulit dapat terjadi akibat garukan pada area pruritic.

Urtikaria umumnya dapat sembuh tanpa komplikasi, Namun pada beberapa pasien dengan gatal
yang hebat dapat menyebabkan purpura dan eksoriasi yang bisa menjadi infkesi sekunder.
Penggunaan antihistamin juga dapat menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien dengan
keluhan yang berat, dapat mempengaruhi kualitas hidup

Prognosis Urtikaria

Urtikaria akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya cepat dapat diatasi, sedangkan urtikaria
kronik lebih sulit diatasi karena penyebabnya sulit dicari.

Anda mungkin juga menyukai