1. Skuama
2. uji patch test
klarifikasi istilah
1. Skuama: massa yang mengelupas akibat akumulasi stratum korneum dan merupakan
jenis lesi sekunder berupa lapisan tanduk yang sudah mati
2. Uji patch test: uji tempel yang digunakan untuk mengetahui penyebab alergi
Tahap II: Identifikasi masalah
1. Apakah ada hubungan antara ruam tersebut dengan jam tangan baru?
2. Apa diagnosis terhadap lidia?
3. Apakah ruam tersebut dapat hilang?
Tahap III: Analisa masalah
1. Kemungkinan ada, kondisi tsb disebabkan banyak faktor seperti faktor alergi,
paparan zat yang bersifat mengiritasi, kelembaban kulit, maupun kebersihan kulit
yang kurang baik.
pada saat memakai jam tangan baru bisa jadi lidia alergi dengan bahan jam tangan
atau iritasi karena memakai jam tangan yang terlalu ketat.
2. Berdasarkan anamnesis, kondisi ini dikatakan diawali timbulnya ruam di pergelangan
tangan, untuk menegakkan diagnosis yaitu dengan pemeriksaan fisik dan uji patch
test. Kemungkinan diagnosis lidia yaitu dermatitis kontak alergi.
3. Karena dicurigai Dermatitis kontak alergi, maka ruam tersebut dapat hilang. Namun
juga tergantung oleh keparahan dan ketepatan penatalaksana yang diberikan.
Setelah 48 jam, uj tempel di lepas. Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah
dilepas, agar efek tekanan menghilang atau minimal. Hasilnya dicatat seperti berikut:
+1 = reaksi lemah (non-vesikular) : eritema, infiltrat, papul (+)
+2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
+3 = reaksi sangat kuat (ekstrim): bula atau ulkus (+++)
± = meragukan: hanya makula eritematosa
IR = iritasi: seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)
= reaksi negatif (-)
NT= tidak dites (NT=not tested)
Bila ditemukan respons positif terhadap suatu alergen, perlu ditentukan relevansinya
dengan keadaan klinik, riwayat penyakit, dan sumber antigen di lingkungan pasien. Mungkin
respons positif tersebut berhubungan dengar penyakit yang sekarang atau penyakit masa
lalu yang pernah dialami.
Diagnosis Dermatitis kontak alergi
Diagnosis diawali dengan anamnesis, yang harus teliti. Dimana, pada saat anamnesis yang
paling perlu ditanyakan yaitu kontaktan yang dicurigai. Misalnya, adanya keluhan
munculnya ruam pada bagian pergelangan tangan, dapat ditanyakan apakah ada memakai
jam tangan atau gelang yg berbahan nikel (logam).
Dari anamnesis juga perlu ditanyakan riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah
digunakan , obat sistemik , kosmetika , berbagai bahan yang diketahui menimbulkan alergi,
penyakit kulit yang pernah dialami, baik dari keluarganya.
Diagnosis Banding Dermatitis kontak alergi
Gambaran klinis dapat menyerupai dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis
seboroik, atau psoriasis . Diagnosis banding yang terutama ialah OKI. Pada keadaan ini
pemeriksaan uji tempel perlu dipertimbangkan untuk menentukan, apakah dermatitis
tersebut merupakan dermatitis kontak alergik.
Tatalaksana Dermatitis kontak alergi
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan
pajanan ulang dengan alergen penyebab . Umumnya kelainan kulit akan mereda dalam
beberapa hari.
Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada DKA
akut yang ditandai dengan eritema , edema, vesikel atau bula, serta eksudatif (madidans),
misalnya pemberian prednison 30 mg/hari. Untuk topikal cukup dikompres dengan larutan
garam faal atau larutan asam salisilat 1:1000, atau pemberian kortikosteroid atau
makrolaktam (pimecrolimus atau tacrolimus) secara topikal.
Komplikasi Dermatitis kontak alergi
Komplikasi Dermatitis kontak alergi dimulai sebagai reaksi lokal terhadap alergen yang
bersentuhan dengan kulit, tetapi reaksi yang parah dapat menggeneralisasi akibat
autoeczematization dan dapat menyebabkan eritroderma. Komplikasi dapat berupa
timbulnya area hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Terkadang dapat pula terjadi infeksi
sekunder yang dapat teratasi dengan baik apabila diberikan antibiotik yang sesuai. Adanya
reaksi inflamasi berlanjut, apabila alergen tertelan dapat terjadi diffus (penyebaran).