Disusun Oleh :
NOVITA PURWININGSIH
NIM : 01.3.20.00456
1.1.2 Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan
membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka
akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat
jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker
serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus )
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma Akuminata )
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
adalah HPV tipe 16, 18.
a. Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus
papiloma
b. Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma
pada kondiloma akuminata
c. Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kanker
dilandasi oleh beberapa faktor yaitu epidemiologic infeksi HPV
ditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat
d. DNA HPV sering ditemukan pada Lis (Lesi Intraepitel Serviks)
2. Merokok
Pada wanita perokok kosentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih
tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada
serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menajdi
kokarsinogen infeksi virus.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 18
tahun)
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami atau pasangan seksual pertama padda usia 18 tahun, berganti-ganti
pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker
serviks
6. Pemakaian DES(Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran
7. Pemakaian pil KB
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima
tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan
resiko relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan
meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
8. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamedia menahun
9. Golongan ekonomi rendah
Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap smear
secara rutin dan pendidikan yang rendah (Rasjidi Imam, 2010).
1.1.4 Patofisiologi
HB turun Penurunan
Gangguan Resti nafsu makan
pola seksual kerusakan
integritas Anemia
kulit
Sel-sel kurang
oksigen
Mual muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari Nutrisi kurang
kebutuhan
Resiko
penyebaran
infeksi
1.1.5 Manifestasi Klinis
Tanda – tanda dini kanker servik kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan
tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti: (Sarwono, 2011)
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75%-80%)
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan diantara haid
6. Cairan pervaginam yang berbau busuk
7. Nyeri panggul
8. Nyeri pinggang dan pinggul
9. Sering berkemih
10. Buang air kecil atau air besar yang sakit
11. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina
12. Anemia akibat perdarahan berulang
13. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf
1.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Arumaniez (2010) dan Corner (2013) dalam buku Asuhan Ibu
Dengan Kanker Serviks (Dedeh, 2015) ada beberapa pengobatan serviks,
antara lain sebagai berikut :
1. Cerclage serviks, yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh
serviks selama kehamilan. Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan
inkompetensi serviks untuk mencegah pembukaan awal serviks selama
kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan premature.
2. Terapi antibiotik : pemberikan obat yang dapat membunuh bakteri yang
menyebabkan infeksi pada serviks dan organ reproduksi.
3. Metode krioterapi : membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2), sehingga sel-sel pada area
tersebut mati dan luruh dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang
sehat.
4. Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasive
yang masih terbatas pada daerah panggul. Terapi radioterapi
menggunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan
menghentikan pertumbuhannya.
5. Kemoterapi : biasanya diberikan untuk kanker serviks yang diyakini telah
menyebar.
6. Histerektomi total : operasi pengangkatan uterus dan serviks. Jika kanker
serviks belum menyebar, histerektomi merupakan pengobatan terbaik.
7. Biopsi kerucut : biopsi serviks yang menghilangkan sepotong jaringan
berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan prosedur eksisi
elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi kerucut pisau dingin. Oleh
karena sebagian besari dari serviks dihapus, bipsi kerucut dapat
membantu mencegah atau mengobati kanker serviks.
HIPOVOLEMIA D.0023
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular.
Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Hubungan orang tua –anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan ( temperamen mudah teragitasi sejak lahir )
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan ( mis. Toksin,polutan,dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi
Dewi, Citra Roesalina. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Diagnosa
Medis Kanker Serviks + Anemia + Trombositopenia + Pro Kemoterapi Di
Ruang F2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Diakses pada tanggal 13
September 2020 jam 14.15 WIB.
M.F. Rozi. 2013. Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks. Yogyakarta: Aulia
Publishing
Purwoastuti, Endang, and E.S.M. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi
Kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS.
Rahayu, Dedeh Sari. 2016. Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba
Medika.
Rasjidi, Imam. 2010. Kanker Serviks Dalam Buku Epidemiologi Kanker Pada
Wanita. Jakarta: Sagung Seto Hal. 165-166.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI.
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM
PROFESI
__________________________________________________________________
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
(PADA KASUS GINEKOLOGY)
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif IDENTITAS (BIODATA)
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : pasien tampak pucat, tampak gelisah dan merasa
khawatir dengan keadaannya
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg Nadi : 88 x/mnt
Respirasi : 18 x/mnt Suhu : 37 0 C
Berat badan : 53 kg TB : 158 cm
c. Kepala
a) Bentuk:
Tampak simetris
b) Rambut:
Penyebaran rambut merata, warna rambut hitam
c) Kulit kepala:
Tampak bersih, tidak ada benjolan dan lesi
d) Keluhan:
Tidak ada
d. Mata
a) Kelopak mata : tampak normal
b) Konjungctiva : anemis
c) Sklera : normal
d) Pupil : isokor
e) Akomodasi : kesegala arah
f) Keluhan : tidak ada
e. Hidung
a) Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi
b) Sinus : tidak ada sinus
c) Keluhan : tidak ada
f. Telinga : tampak simetris, bersih, tidak ada lesi dan benjolan
g. Mulut dan Tenggorokan
a) Rongga mulut: tampak bersih, tidak ada stomatitis
b) Lidah : tampak warna merah muda
c) Tonsil : ukuran tonsil normal
d) Kesulitan menelan: tidak ada
h. Dada dan Axilla
a) Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi nafas 18 x/menit,
irama nafas teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan
otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas
b) Palpasi: vocal vremitus : teraba di seluruh lapang paru, ekspansi paru
simetris, pengembangan sama di paru kanan dan kiri
c) Perkusi : terdengar sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
d) Auskultasi : suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas
tambahan
i. Abdomen
a) Inspeksi : tampak simetris, tidak ada lesi dan benjolan
b) Auskultasi : bising usus 15 x/menit
c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, dan tidak
ada pembesaran pada hepar
d) Perkusi : terdengar timpani
j. Genitourinary
a) Perineum/vulva: vagina sedikit kotor, terdapat perdarahan saat
berhubungan intim, mengalami keputihan berbau busuk
b) Vesika urinaria: tidak ada nyeri tekan
k. Integumen
a) Turgor kulit : tampak elastis
b) Warnakulit : tampak pucat
c) Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada
d) Lainnya sebutkan: capillary refill time (CRT): <3 detik
l. Ektremitas
a) Tangan kiri : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
b) Tangankanan : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
c) Kaki kiri : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
d) Kaki kanan : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
6. PemeriksaanPenunjang
a. Laboratorium:
Hb : 7 gr/dl
Leukosit :-
Hematokrit :-
Netrofil :-
Limfosit :-
b. Terapi yang didapat: -
(Novita Purwiningsih)
ANALISA DATA
3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu
2. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
(SIKI)
1. Hipovolemia berhubungan dengan Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif ditandai O: Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi 1. Agar kita tahu yang terjadi pada pasien saat pasien
dengan frekuensi nadi meningkat, meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tersebut mengalami hipovolemia
tekanan darah menurun dan suhu tubuh tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran 2. Untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk dan
meningkat. mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, keluar dan apabila terjadi kekurangan cairan pasien
haus, lemah) dapat diberikan cairan secara oral
Monitor intake dan output cairan 3. Agar perdarahan yang terjadi pada pasien tidak
T: Hitung kebutuhan cairan keluar terlalu banyak yang mengakibatkan pasien
Berikan asupan cairan oral harus kehilangan banyak darah
E: Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak 4. Untuk mengetahui kesadaran dan tanda vital pasien
K: Kolaborasi pemberian produk darah saat pasien mengalami perdarahan agar tidak terjadi
syok
INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
(SIKI)
Reduksi Ansietas
2. Ansietas berhubungan dengan kurang 1. Untuk mengetahui tanda-tanda saat pasien
O: Identifikasi kemampuan mengambil keputusan mengalami kecemasan
terpapar informasi ditandai dengan
Monitor tanda-tanda ansietas 2. Agar pasien dapat meminimalisir tingkat kecemasan
merasa khawatir akibat dari kondisi
T: Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan dan tidak berpengaruh kepada kesehatannya
yang dihadapi, tampak gelisah,
kepercayaan
frekuensi nadi meningkat, dan muka
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan 3. Pasien dan keluarga harus mengetahui segala sesuatu
tampak pucat. yang terjadi, agar tidak menimbulkan kecurigaan
E: Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien 4. Menjelaskan kepada keluarga agar pasien harus
didampingi selama menjalani pemeriksaan
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 5. Melakukan teknik relaksasi agar mengurangi
Latih teknik relaksasi kecemasan pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN
2. 2 10-11-2020
11.30 1. Memonitor tanda-tanda ansietas NOVITA
mampu :
1. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik hiru udara sedalam –
dalamnya melalui hidung dan mengeluarkan perlahan melalui mulut.
Mubarak, wahit igbal, SKM, & Ns Nurul chayatin, S.kep. 2011. Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Tingkt nyeri
sebaiknya
dilakukan
minimal 3 kali
setiap latihan
atau 10 – 15
PENGERTIAN
Teknik relaksasi nafas
menit setiap
dalam adalah suatu hari atau saat
teknik hiru udara nyeri
sedalam – dalamnya
melalui hidung dan
mengeluarkan perlahan
Kapan
melalui mulut.
Dilakukan
???
Relaksasi
Waktunya ini
Kapan?? dapat dila
TUJUAN NAFAS
DALAM
1. Mengurangi
ketegangan
otot
2. Merelaksasi
otot
3. Mengurangi
nyeri atau
Stress
perut tidak boleh
tegang.
Letakkan tangan
diatas perut
Posisinya
Bagaimana?
?
Hirup udara
Posisi latihan
sebanyak-
relaksasi nafas banyaknya dengan INGAT TEKNIK NAFAS
menggunakan
dalam dapat hidung dalam DALAM!!!!!!!
kondisi mulut
dilakukan dengan tertutup rapat.
tiduran atau
Tahan nafas
duduk. Yang beberapa saat (3-5
detik) kemudian
penting secara perlahan-
lahan, udara
prosedurnya dikeluarkan sedikit
demi sedikit melalui
benar
mulut.
Lakukan hal ini
berulang kali (15
Bagaimana Teknik kali) hingga nyeri
Relaksasi berkurang.