Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. E DENGAN CA CERVIKS


DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

Disusun Oleh :

NOVITA PURWININGSIH
NIM : 01.3.20.00456

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Konsep Kanker Serviks


1.1.1 Pengertian
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher
rahim, yaitu bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina (Rozi,
2013).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Sofian, 2012)
Kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) merupakan
kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina) (Purwoastuti, 2015).

1.1.2 Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan
membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka
akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat
jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker
serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus )
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma Akuminata )
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
adalah HPV tipe 16, 18.
a. Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus
papiloma
b. Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma
pada kondiloma akuminata
c. Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kanker
dilandasi oleh beberapa faktor yaitu epidemiologic infeksi HPV
ditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat
d. DNA HPV sering ditemukan pada Lis (Lesi Intraepitel Serviks)
2. Merokok
Pada wanita perokok kosentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih
tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada
serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menajdi
kokarsinogen infeksi virus.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 18
tahun)
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami atau pasangan seksual pertama padda usia 18 tahun, berganti-ganti
pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker
serviks
6. Pemakaian DES(Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran
7. Pemakaian pil KB
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima
tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan
resiko relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan
meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
8. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamedia menahun
9. Golongan ekonomi rendah
Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap smear
secara rutin dan pendidikan yang rendah (Rasjidi Imam, 2010).
1.1.4 Patofisiologi

faktor resiko VIRUS HPV Virus Herpes


Genetalia atau
kondiloma
Ca serviks

Psikologis Penekanan Infeksi Pengobatan Perdarahan


pervagina

Kurang Vesika Sel Keputihan Eksternal


Hipovolemia
pengetahuan urinaria saraf berlebihan radiasi

Cemas Hidroureter Nyeri


hidronefrosis
Kulit Depresi Mulut
Perdarahan pada saat merah sum-sum stomatitis
berhubungan suami kering tulang
Statis urin istri

HB turun Penurunan
Gangguan Resti nafsu makan
pola seksual kerusakan
integritas Anemia
kulit

Sel-sel kurang
oksigen

Mual muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari Nutrisi kurang
kebutuhan

Daya tahan tubuh


kurang

Resiko
penyebaran
infeksi
1.1.5 Manifestasi Klinis
Tanda – tanda dini kanker servik kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan
tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti: (Sarwono, 2011)
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75%-80%)
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan diantara haid
6. Cairan pervaginam yang berbau busuk
7. Nyeri panggul
8. Nyeri pinggang dan pinggul
9. Sering berkemih
10. Buang air kecil atau air besar yang sakit
11. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina
12. Anemia akibat perdarahan berulang
13. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf

1.1.6 Stadium Karsinoma Serviks


Tahap 0 : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak
terdapat bukti invasi.
Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks. Proses
terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.
Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah rusak
dan sel tumor sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel
tumor tidak terdapat pada pembuluh limfa atau pembuluh
darah.
Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik
menunjukkan invasi serviks uteri.
Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga
mengenai vagina (bukan sepertiga bagian bawah ) atau area
para servikal pada salah satu sisi atau kedua sisi.
Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih
bebas dari infiltrate tumor.
Tahap IIb : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetapi belum
sampai pada dinding panggul.
Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah
meluas kesalah satu atau kedua dinding panggul. Penyakit
nodus limfe yang teraba tidak merata pada dinding panggul.
Urogram IV menunjukkan salah satu atau kedua ureter
tersumbat oleh tumor.
Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina,
sedang ke parametrium tidak dipersoalkan.
Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak
ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan
dinding panggul ( frozen pelvic ) atau proses pada tingkatan
klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal.
Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan
melibatkan mukosa rektum dan atau kandang kemih
(dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi metastasis
keluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh.
Tahap IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah
menginfiltrasi mukosa rektrum dan atau kandung kemih.
Tahap IVb : Telah terjadi penyebaran jauh (Rasjidi Imam, 2010).

1.1.7 Pemeriksaan Diagnostik Kanker Serviks


Preinvasive kanker serviks biasanya tanpa gejala dan sudah diderita
selama ±10-15 tahun. Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi selama
prosedur skrining, namun sebagian besar perempuan memiliki kesadaran yang
rendah untuk melakukan pemeriksaan baik melalui test pap smear maupun
inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian, bahwa dari 171
perempuan yang mengetahui tentang kanker serviks, hanya 24,5% (42
perempuan) yang melakukan prosedur skrining menurut (Wuriningsih, 2016)
dalam Jannah, 2019.
a. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan terjadi
perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka
kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. Jika tidak ada
perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.
b. Tes Pap Smear
Tes Pap Smear merupakan cara atau metode untuk mendeteksi sejak
dini munculnya lesi prakanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
cepat, tidak sakit, dan dengan biaya yang relatif terjangkau serta hasil
yang akurat.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa
menstruasi. Waktu yang terbaik untuk skrining adalah antara 10-20 hari
setelah hari pertama menstruasi. Selama kira-kira dua hari sebelum
pemeriksaan, seorang wanita sebaiknya menghindari douching atau
penggunaan pembersih vagina, karena bahan-bahan ini dapat
menghilangkan atau menyembunyikan sel-sel abnormal.

1.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Arumaniez (2010) dan Corner (2013) dalam buku Asuhan Ibu
Dengan Kanker Serviks (Dedeh, 2015) ada beberapa pengobatan serviks,
antara lain sebagai berikut :
1. Cerclage serviks, yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh
serviks selama kehamilan. Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan
inkompetensi serviks untuk mencegah pembukaan awal serviks selama
kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan premature.
2. Terapi antibiotik : pemberikan obat yang dapat membunuh bakteri yang
menyebabkan infeksi pada serviks dan organ reproduksi.
3. Metode krioterapi : membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2), sehingga sel-sel pada area
tersebut mati dan luruh dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang
sehat.
4. Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasive
yang masih terbatas pada daerah panggul. Terapi radioterapi
menggunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan
menghentikan pertumbuhannya.
5. Kemoterapi : biasanya diberikan untuk kanker serviks yang diyakini telah
menyebar.
6. Histerektomi total : operasi pengangkatan uterus dan serviks. Jika kanker
serviks belum menyebar, histerektomi merupakan pengobatan terbaik.
7. Biopsi kerucut : biopsi serviks yang menghilangkan sepotong jaringan
berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan prosedur eksisi
elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi kerucut pisau dingin. Oleh
karena sebagian besari dari serviks dihapus, bipsi kerucut dapat
membantu mencegah atau mengobati kanker serviks.

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien yang perlu dikaji antara lain : seorang wanita yang berusia
30 – 60- tahun, perkawinan muda, jumlah anak, usia pernikahan (Dedeh,
2015). Wanita dengan aktivitas seksual dini, misalnya sebelum usia 16
tahun mempunyai risiko lebih tinggi karena lapisan dinding vagina dan
serviks belum terbentuk sempurna yang menyebabkan gampangnya timbul
lesi dan terjadi infeksi termasuk infeksi oleh virus HPV.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien dengan kanker serviks adalah
pertama, perdarahan per vagina (melalui vagina), perdarahan yang terjadi
setelah melakukan hubungan seksual atau perdarahan spontan yang keluar
di luar masa haid. Kedua, keputihan berulang tidak kunjung sembuh dan
biasanya berbau, gatal, dan panas karena sudah ditumpangi oleh infeksi
dari kuman, bakteri, atau jamur. Keluhan pada stadium lanjut nyeri
(panggul, pinggang, dan tungkai), gangguan berkemih, nyeri di kandung
kemih dan rectum atau anus.
3. Riwayat Obstetri
a. Keluhan haid
Perdarahan diantara periode regular menstruasi, periode menstruasi
yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya.
b. Riwayat kehamilan dulu
Kehamilan yang terlalu sering. Pada wanita yang memiliki banyak
anak, apalagi dengan jarak kelahiran yang terlalu dekat, berisiko tinggi
terkena kanker serviks.
c. Riwayat persalinan dulu
Wanita yang sering melahirkan memiliki risiko lebih besar menderita
kanker serviks, selain itu wanita yang melahirkan di usia muda juga
memiliki risiko yang sama besar dengan wanita yang sering
melahirkan.
4. Riwayat Keluarga Berencana
Adanya penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang lama.
(Dedeh, 2015). Menurut Guven et al (2009), menyimpulkan hipotesis
bahwa kekentalan lendir pada serviks akibat penggunakan pil KB berperan
dalam terjadinya kanker serviks. Hal ini dikarenakan kekentalan lendir
bisa memperlama keberadaan agen karsinogenik penyebab kanker berada
di serviks. Fakta juga menunjukkan bahwa penggunaan pil KB dalam
jangka waktu yang lama, setidaknya 5 tahun dengan peningkatan kejadian
kanker serviks.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Kanker dapat dicetuskan oleh faktor eksternal dan internal yang memicu
terjadinya karsinogenesis (proses pembentukan kanker). Faktor eksternal
dapat juga berupa infeksi, radiasi, zat kimia, dan konsumsi tembakau.
Faktor internal yang bisa menyebabkan kaker adalah mutasi gen (baik
karena diturunkan atau akibat metabolism), hormone dan kondisi sistem
imun seseorang.
6. Aspek Psikososial
Konsep diri, emosi, pola interaksi, mekanisme koping, mengingkari
masalah, marah, perasaan putus asa, tidak berdaya, depresi atau bahkan
memusuhi.
7. Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan : anoreksia, vomiting.
b. Pola eliminasi : inkontinensia urine, alvi.
c. Pola aktivitas dan tidur terganggu, terasa nyeri.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : biasanya pasien tampak pucat, lemah.
b. Kepala dan leher : rambut rontok, rambut kering, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
c. Mata : konjungtiva anemis
d. Thoraks : biasanya pada pasien kanker serviks tidak ada kelainan.
e. Abdomen : teraba massa bila sudah metastasis (Dedeh, 2015)
f. Genetalia : perdarahan pervagina, keputihan berbau tidak sedap,
gangguan berkemih, nyeri di kandung kemih dan rectum/anus (Heru,
2011)
g. Ekstremitas : pembengkakan di beberapa anggota tubuh, seperti
dipaha, betis, tangan, dan sebagainya. Bengkak atau edema tungkai
satu sisi.
1.2.2 Diagnosa keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, dan suhu
tubuh meningkat
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
frekuensi nadi meningkat dan muka tampak pucat

HIPOVOLEMIA D.0023
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan

Definisi
Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular.

Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membran mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Merasa lemah 1. Pengisisan vena menurun
2. Mengeluh haus 2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

Kondisi Klinis Terkait


1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Kolitis ulseratif
9. Hipoalbuminemia
ANSIETAS D.0080
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego
Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif indifidu terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman

Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Hubungan orang tua –anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan ( temperamen mudah teragitasi sejak lahir )
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan ( mis. Toksin,polutan,dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi

Gejala dan tanda mayor


Subjektif : Objektif :
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir akibat dari 2. Tampak tegang
kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi

Gejala dan tanda mayor


Subjektif : Objektif :
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Meras tidak berdaya 4. Diaforesiis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering bekemih
10. Berorientasi pada masa lalu

Kondisi klinis terkait :


1. Penyakit kronis progresif (mis, kanker, penyakitg autoimun )
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana oprasi
5. Kondisi diagnose penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipovolemia Status Cairan Manajemen Hipovolemia
D.0023 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan status Observasi:
cairan membaik  Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. frekuensi nadi
Pengertian : Kriteria Hasil: meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa,
Penurunan volume cairan Menurun Meningkat kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
intravaskuler, interstisial, dan/atau 1 Kekuatan nadi
intraselular   1 2 3 4 5
2 Turgor kulit
  1 2 3 4 5
3 Output urine
1 2 3 4 4
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
3 Dispnea
  1 2 3 4 5
4 Edema perifer
  1 2 3 4 5
Memburuk Cukup sedang Cukup membaik
memburuk membaik
5 Frekuensi nadi
1 2 3 4 5
6 Tekanan darah
1 2 3 4 5
7 Membrane mukosa
1 2 3 4 5
8 Jugular venous pressure (JVP)
1 2 3 4 5
9 Kadar Hb
1 2 3 4 5
10 Kadar Ht
1 2 3 4 5

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas Tingkat Ansietas ReduksiAnsietas
D.0080 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat Observasi:
ansietas menurun  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Kondisi emosi dan pengalaman Memburuk Cukup Sedang Cukup Menurun  Monitor tanda-tanda ansietas
subjektif individu terhadap objek Memburuk Menurun
yang tidak jelas dan spesifik akibat 1 Konsentrasi
antisipasi bahaya yang   1 2 3 4 5
memungkinkan individu 2 Orientasi
melakukan tindakan untuk   1 2 3 4 5
menghadapi ancaman Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
3 Frekuensi Nadi
  1 2 3 4 5
4 Pucat
  1 2 3 4 5
5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
1 2 3 4 5
6 Tekanan Darah
1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Citra Roesalina. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Diagnosa
Medis Kanker Serviks + Anemia + Trombositopenia + Pro Kemoterapi Di
Ruang F2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Diakses pada tanggal 13
September 2020 jam 14.15 WIB.

Jannah Raudhatul, Siti. 2019. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Ca.Serviks Di


Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Diakses pada tanggal 13 September 2020 jam 13.00 WIB.

M.F. Rozi. 2013. Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks. Yogyakarta: Aulia
Publishing

Prawiroharjo, Sarwono. 2011. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka.

Purwoastuti, Endang, and E.S.M. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi
Kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS.

Rahayu, Dedeh Sari. 2016. Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba
Medika.

Rasjidi, Imam. 2010. Kanker Serviks Dalam Buku Epidemiologi Kanker Pada
Wanita. Jakarta: Sagung Seto Hal. 165-166.

Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sofian, Amru. 2012. Rustam Muchtar Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI.
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM
PROFESI
__________________________________________________________________
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
(PADA KASUS GINEKOLOGY)

NAMA MAHASISWA : NOVITA PURWININGSIH


NIM : 01.3.20.00456
RUANG :-

Tanggal masuk RS : 10 November 2020


Nomor Rekam Medis : 8910112
Diagnosa masuk : Ca Cerviks
Tanggal Pengkajian : 10 September 2020
Jam : 11.00 WIB

PENGKAJIAN
A. Data Subyektif IDENTITAS (BIODATA)

a. Nama Pasien : Ny. E j. Nama Suami : Tn. Y


b. Umur : 40 tahun k. Umur : 45 tahun
c. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia l. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
d. Agama : Islam m. Agama : Islam
n. Pendidikan : SLTP
e. Pendidikan : SLTP
o. Pekerjaan : Karyawan Swasta
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
p. Penghasilan :-
g. Penghasilan :- q. Alamat kantor : Kras, Kediri
h. Alamat kantor :- r. Alamat rumah : Jl. Letjen Sutoyo,
i. Alamat rumah : Jl. Letjen Sutoyo, Kediri
Kediri
STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan mengalami perdarahan saat
berhubungan intim dan mengeluarkan keputihan yang berbau kurang lebih 1
tahun.
2. Alasan kunjungan kerumah sakit
Pasien mengatakan mengalami perdarahan saat berhubungan intim dan
mengeluarkan keputihan berbau busuk kurang lebih 1 tahun, lalu keluarga
membawa pasien ke IRJ RS. Baptis Kediri untuk periksa, setelah bertemu
dokter dan dilakukan tindakan ternyata pasien mengalami ca cerviks.
Timbulnya keluhan : (  ) bertahap( ) mendadak
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Haid Sebelumnya : 13 Agustus 2020
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
HPHT : 10 Maret 2000
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
HPL/HTP : 12 Desember 2000
Siklus : 28 hari
Teratur/Tidak : teratur
Disminorhoe : tidak
Flour albus : ada Jumlah : sedikit
Warna/bau : berbau
busuk
b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Las
Umur Peny Peno Peny Perdara Pj
No Thn Jenis e Infeksi Jenis BB
Kehamilan ulit long ulit han
rasi

1. 2000 38 mgg - Normal Bidan - - - - P 3,5 50


50
2. 2010 36 mgg - Normal Bidan - - - - L 3,2

2. Riwayat Keluarga Berencana


Melaksanakan KB : (  ) ya ( ) tidak
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang pernah atau sedang digunakan :
Pasien mengatakan kontrasepsi yang digunakan yaitu pil

3. Riwayat Kesehatan / Riwayat Penyakit


a. Penyakit yang pernah dialami ibu :
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit sebelumnya.
b. Pengobatan yang didapat :-
c. Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
(  ) Penyakit lainnya, Sebutkan: tidak ada
d. Riwayat Lingkungan
a) Kebersihan :
Lingkungan tampak bersih, jauh dari pembuangan sampah
b) Bahaya :
Tidak dekat dengan pabrik
c) Lainnya sebutkan: -
e. Aspek Psikososial (Imogene M. King)
a) Ideal diri:
Pasien mengatakan harus segera sembuh agar pasien dapat
melakukan aktivitasnya kembali
b) Gambaran diri:
Pasien beranggapan bahwa yang berubah dalam dirinya hanya saat
ini karena penyakit yang dialaminya saja, tidak ada perubahan lain
dalam dirinya
c) Identitas diri:
Pasien merupakan ibu dari 2 anak, pasien hanya sebagai ibu rumah
tangga dari suami yang bekerja sebagai karyawan swasta
d) Harga diri:
Pasien mengatakan menerima keadaannya seperti ini
e) Peran diri:
Pasien mengatakan selama sakit tidak bisa menjalankan perannya
sebagai istri dalam kebutuhan rumah tangganya karena pasien
merasa khawatir. Pasien berharap bisa segera teratasi penyakitnya
dan kembali menjalankan perannya sebagai istri dan ibu
f. Fungsi Peran(Imogene M. King)
a) Pengambilan keputusan :
Pasien mengatakan dalam keluarga setiap keputusan dapat
ditentukan bersama dan selalu berdiskusi dengan suami
b) Hubungan pasien dengan keluarga
Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan tidak ada masalah
c) Hubungan dengan pasangan (suami)
Pasien mengatakan hubungan dengan suami baik, apabila ada
masalah seperti ini selalu menyelesaikan dengan baik
d) Hubungan pasien dengan pasien lain
Pasien mengatakan memiliki hubungan baik dengan pasien lain,
pasien sering mengobrol dengan pasien lain jika sedang kontrol
e) Hubungan pasien dengan perawat dan tenaga kesehatan lain.
Pasien selalu berhubungan baik dengan perawat dan tenaga
kesehatan lainnya serta selalu bersikap sopan dan ramah
f) Peran Konsultasi kesehatan :
Pasien terus bertanya-tanya tentang penyakit yang dialaminya dan
selalu diberikan informasi dengan baik oleh petugas kesehatan
g) Jenis pertolongan yang diinginkan :
Pasien takut untuk menjalankan tindakan biopsi, pasien berharap
jika bisa pasien hanya ingin minum obat saja
h) Peran Spiritual:
Pasien mengatakan selalu melaksanakan sholat 5 waktu

4. Kebutuhan Dasar Khusus


a. Pola Nutrisi
a) Frekuensi makan: 3 x/hari
b) Nafsu makan : (  ) baik ( ) tidak nafsu makan,
alasan: -
c) Jenis makanan rumah : nabati dan hewani
d) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : tidak
ada
b. Pola Eliminasi
BAK
a) Frekuensi : 5 x/hari
b) Warna : Kuning
c) Keluhan saat BAK : tidak ada
BAB
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Warna : coklat
c) Bau : khas
d) Konsistensi : lembek
e) Keluhan : tidak ada
c. Pola Personal Hygiene
Mandi
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Sabun : (  ) ya ( ) tidak
Oral Higyene
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Waktu : ( ) Pagi ( ) Sore ( ) Setelah
makan
Cuci rambut
a) Frekuensi : 3 x/minggu
b) Shampo : ( ) ya ( ) tidak
d. Pola Istirahat dan Tidur
a) Lama tidur : ± 8 jam/ hari, siang : 2 jam, malam: 6 jam
b) Kebiasaan sebelum tidur: bersantai dengan keluarga
c) Keluhan : tidak ada
e. Pola aktifitas dan latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan : membersihkan rumah, memasak,
menyuci
b) Waktu bekerja : pagi dan sore
c) Olah raga: ( ) ya (  ) tidak
Jenisnya : -
Frekuensi : -
d) Kegiatan waktu luang : mengobrol dengan tetangga sekitar
e) Keluhan dalam aktifitas : tidak ada
f. Pola Kebiasaan Yeng Mempengaruhi Kesehatan
a) Merokok : tidak merokok
b) Minuman keras : tidak minuman keras
c) Ketergantungan obat : tidak ketergantungan obat

5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : pasien tampak pucat, tampak gelisah dan merasa
khawatir dengan keadaannya
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg Nadi : 88 x/mnt
Respirasi : 18 x/mnt Suhu : 37 0 C
Berat badan : 53 kg TB : 158 cm
c. Kepala
a) Bentuk:
Tampak simetris
b) Rambut:
Penyebaran rambut merata, warna rambut hitam
c) Kulit kepala:
Tampak bersih, tidak ada benjolan dan lesi
d) Keluhan:
Tidak ada
d. Mata
a) Kelopak mata : tampak normal
b) Konjungctiva : anemis
c) Sklera : normal
d) Pupil : isokor
e) Akomodasi : kesegala arah
f) Keluhan : tidak ada
e. Hidung
a) Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi
b) Sinus : tidak ada sinus
c) Keluhan : tidak ada
f. Telinga : tampak simetris, bersih, tidak ada lesi dan benjolan
g. Mulut dan Tenggorokan
a) Rongga mulut: tampak bersih, tidak ada stomatitis
b) Lidah : tampak warna merah muda
c) Tonsil : ukuran tonsil normal
d) Kesulitan menelan: tidak ada
h. Dada dan Axilla
a) Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi nafas 18 x/menit,
irama nafas teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan
otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas
b) Palpasi: vocal vremitus : teraba di seluruh lapang paru, ekspansi paru
simetris, pengembangan sama di paru kanan dan kiri
c) Perkusi : terdengar sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
d) Auskultasi : suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas
tambahan
i. Abdomen
a) Inspeksi : tampak simetris, tidak ada lesi dan benjolan
b) Auskultasi : bising usus 15 x/menit
c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, dan tidak
ada pembesaran pada hepar
d) Perkusi : terdengar timpani
j. Genitourinary
a) Perineum/vulva: vagina sedikit kotor, terdapat perdarahan saat
berhubungan intim, mengalami keputihan berbau busuk
b) Vesika urinaria: tidak ada nyeri tekan
k. Integumen
a) Turgor kulit : tampak elastis
b) Warnakulit : tampak pucat
c) Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada
d) Lainnya sebutkan: capillary refill time (CRT): <3 detik
l. Ektremitas
a) Tangan kiri : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
b) Tangankanan : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
c) Kaki kiri : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
d) Kaki kanan : 5= mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal
6. PemeriksaanPenunjang
a. Laboratorium:
Hb : 7 gr/dl
Leukosit :-
Hematokrit :-
Netrofil :-
Limfosit :-
b. Terapi yang didapat: -

Kediri, 15 Desember 2020


Mahasiswa

(Novita Purwiningsih)
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
DS: Pasien mengatakan Kehilangan cairan aktif Hipovolemik
mengalami perdarahan
saat berhubungan intim
dan mengeluarkan
keputihan yang berbau
kurang lebih 1 tahun

DO: keadaan umum pucat,


TD: 90/60 mmhg
HR: 88 x/menit
RR: 18 x/menit
S: 37 0C

DS: Pasien mengatakan


merasa khawatir dengan Kurang terpapar informasi Ansietas
kondisi sekarang

DO: keadaan umum pucat,


tampak gelisah
TD: 90/60 mmhg
HR: 88 x/menit
RR: 18 x/menit
S: 37 0C
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
(SDKI)
1. 10-11-2020 Hipovolemia berhubungan 10-11-2020 NOVITA
dengan kehilangan cairan
aktif ditandai dengan
frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah menurun dan
suhu tubuh meningkat.

2. 10-11-2020 Ansietas berhubungan 10-11-2020 NOVITA


dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan
merasa khawatir akibat dari
kondisi yang dihadapi,
tampak gelisah, frekuensi
nadi meningkat, dan muka
tampak pucat.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan


cairan aktif ditandai dengan frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun dan
suhu tubuh meningkat.

1. SLKI : Status Cairan


a. Turgor Kulit Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
b. Frekuensi Nadi Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Tekanan Darah Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Kadar Hb Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e. Suhu Tubuh Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI : Tingkat Perdarahan


a. Perdarahan Vagina Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar


informasi ditandai dengan merasa khawatir akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak
gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan muka tampak pucat.

1. SLKI : Tingkat Ansietas


a. Verbalisasi khawatir akibat Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
b. Kondisi yang dihadapi Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Perilaku gelisah Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Frekuensi pernafasan Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e. Frekuensi nadi Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
f. Tekanan darah Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
g. Pucat Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
(SIKI)
1. Hipovolemia berhubungan dengan Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif ditandai O: Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi 1. Agar kita tahu yang terjadi pada pasien saat pasien
dengan frekuensi nadi meningkat, meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tersebut mengalami hipovolemia
tekanan darah menurun dan suhu tubuh tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran 2. Untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk dan
meningkat. mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, keluar dan apabila terjadi kekurangan cairan pasien
haus, lemah) dapat diberikan cairan secara oral
Monitor intake dan output cairan 3. Agar perdarahan yang terjadi pada pasien tidak
T: Hitung kebutuhan cairan keluar terlalu banyak yang mengakibatkan pasien
Berikan asupan cairan oral harus kehilangan banyak darah
E: Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak 4. Untuk mengetahui kesadaran dan tanda vital pasien
K: Kolaborasi pemberian produk darah saat pasien mengalami perdarahan agar tidak terjadi
syok
INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
(SIKI)

Manjemen Pendarahan Pervaginam


O: Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar darah banyak, pusing,
pandangan tidak jelas)
Monitor kesadaran dan tanda vital
Monitor kadar hemoglobin
T: Posisikan supine atau trendelenburg
Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap
K: Kolaborasi pemberian antikoagulan

Reduksi Ansietas
2. Ansietas berhubungan dengan kurang 1. Untuk mengetahui tanda-tanda saat pasien
O: Identifikasi kemampuan mengambil keputusan mengalami kecemasan
terpapar informasi ditandai dengan
Monitor tanda-tanda ansietas 2. Agar pasien dapat meminimalisir tingkat kecemasan
merasa khawatir akibat dari kondisi
T: Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan dan tidak berpengaruh kepada kesehatannya
yang dihadapi, tampak gelisah,
kepercayaan
frekuensi nadi meningkat, dan muka
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan 3. Pasien dan keluarga harus mengetahui segala sesuatu
tampak pucat. yang terjadi, agar tidak menimbulkan kecurigaan
E: Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien 4. Menjelaskan kepada keluarga agar pasien harus
didampingi selama menjalani pemeriksaan
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 5. Melakukan teknik relaksasi agar mengurangi
Latih teknik relaksasi kecemasan pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1. 1 10-11-2020
11.00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital NOVITA

11.15 2. Mengobservasi tanda dan gejala hipovolemi

11.30 3. Mengidentifikasi keluhan ibu terkait


perdarahan vagina

11.45 4. Memonitor intake dan output cairan

11.00 5. Menganjurkan pasien untuk menghindari


posisi mendadak

11.20 6. Berkolaborasi dalam pemberian terapi


antikoagulan

2. 2 10-11-2020
11.30 1. Memonitor tanda-tanda ansietas NOVITA

11.35 2. Memotivasi suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan

11.45 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama


dengan pasien

11.50 4. Mengajarkan pasien untuk teknik relaksasi


menurunkan kecemasan
EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. E


UMUR : 40 tahun
NO. REGISTER : 8910112

NO NO.DX TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1. 1 13.00 S: Pasien mengatakan masih mengeluarkan NOVITA
keputihan yang berbau

O: Masih tampak gelisah dan khawatir

A: Masalah hipovolemia belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan di ruang kebidanan

2. 2 13.00 S: Pasien mengatakan masih khawatir dengan NOVITA


kondisinya

O: tampak sedikit pucat, gelisah

A: Masalah ansietas belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan di ruang kebidanan


SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Tema : Kesehatan pasien dan keluarga


2. Pokok Bahasan : Teknik Relaksasi
3. Sub Pokok bahasan : Teknik Relaksasi Napas Dalam
4. Sasaran : keluarga Pasien dan pasien
5. Tempat : IRJ Rs.Baptis Kediri
6. Waktu : 10 November 2020
7. Metode : Pendidikan Kesehatan dan Tanya Jawab
8. Media : Leaflet
9. Tujuan
Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang
relaksasi napas dalam diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengerti tentang relaksasi napas dalam
yang baik.

Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran

mampu :

1) Menjelaskan tentang pengertian relaksasi napas


dalam
2) Menjelaskan tentang tujuan nafas dalam
3) Menjelaskan tentang waktu dilaksanakan nafas
dalam
4) Menjelaskan posisi teknik relaksasi nafas dalam
5) Menjelaskan tentang teknik relaksasi nafas dalam

10. Kegiatan Belajar Mengajar


Tahap
& Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Waktu

Pembuk 1. Salam pembuka Memperhatikan mendengarkan dan


aan menjawab pertanyaan
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
(5 penyuluhan.
menit)
3. Memberi pertanyaan perihal
yang akan disampaikan

Penyaji 1. Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan dan mendengarkan


an Nyeri keterangan
2. Menjelaskan tentang tanda dan
gejalanyeri
Tahap
& Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Waktu

(10-15 3. Menjelaskan pencegahan nyeri


menit) 4. Menjelaskan tempat manasaja
yang menjadi sasaran
pengobatan nyeri
5. Menjelaskan bahaya dan
komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari nyeri
Penutup 1. Memberikan kesimpulan, Bertanya, menjawab pertanyaan
bertanya pada audien penyuluh
(5-10 2. Mengevaluasi hasil penyuluhan
Menit) dan salam

11. Materi Penyuluhan

1. Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik hiru udara sedalam –
dalamnya melalui hidung dan mengeluarkan perlahan melalui mulut.

2. Waktu dilakukannya relaksasi nafas dalam

Relaksasi ini sebaiknya dilakukan minimal 3 kali setiap latihan atau 10 – 15


menit setiap hari atau saat nyeri. Relaksasi ini dapat dilakukan kapan saja tidak
membutuhkan waktu yang khusus.
3. Posisi dilakukannya relaksasi nafas dalam
Posisi latihan relaksasi nafas dalam dapat dilakukan dengan tiduran atau
duduk. Yang penting prosedurnya benar

4. Teknik Relaksasi Nafas Dalam


a) Posisi tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan
lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.
b) Letakkan tangan diatas perut
c) Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi
mulut tertutup rapat.
d) Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.
e) Lakukan hal ini berulang kali (15 kali) hingga nyeri berkurang.
f) Lakukan latihan dua kali sehari.
Refrensi :

Mubarak, wahit igbal, SKM, & Ns Nurul chayatin, S.kep. 2011. Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Tingkt nyeri
sebaiknya
dilakukan
minimal 3 kali
setiap latihan
atau 10 – 15
PENGERTIAN
Teknik relaksasi nafas
menit setiap
dalam adalah suatu hari atau saat
teknik hiru udara nyeri
sedalam – dalamnya
melalui hidung dan
mengeluarkan perlahan
Kapan
melalui mulut.
Dilakukan
???
Relaksasi

Waktunya ini

Kapan?? dapat dila

Relaksasi ini kukan


kapan saja tidak
membutuhkan
waktu yang
khusus

TUJUAN NAFAS
DALAM
1. Mengurangi
ketegangan
otot
2. Merelaksasi
otot
3. Mengurangi
nyeri atau
Stress
perut tidak boleh
tegang.
 Letakkan tangan
diatas perut

Posisinya
Bagaimana?
?
 Hirup udara
Posisi latihan
sebanyak-
relaksasi nafas banyaknya dengan INGAT TEKNIK NAFAS
menggunakan
dalam dapat hidung dalam DALAM!!!!!!!
kondisi mulut
dilakukan dengan tertutup rapat.
tiduran atau
 Tahan nafas
duduk. Yang beberapa saat (3-5
detik) kemudian
penting secara perlahan-
lahan, udara
prosedurnya dikeluarkan sedikit
demi sedikit melalui
benar
mulut.
 Lakukan hal ini
berulang kali (15
Bagaimana Teknik kali) hingga nyeri
Relaksasi berkurang.

Nafas???  Lakukan latihan dua


kali sehari.
TEHNIK
 Posisi tidur
dengan posisi RELAKSASI
duduk atau . NAFAS
setengah duduk DALAM
(semifowler)
dengan lutut
 GOOD LUCK
ditekuk dan

Oleh :
BAGAS NOVAN
IMANDI
(01.3.21.00476)

STIKES RS. BAPTIS


KEDIRI
PRODI
KEPERAWATAN
PROGRAM
PROFESI
2020/2021

Anda mungkin juga menyukai