Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

“Penghitungan Tenaga Dengan Metode Douglas Selama 1 Bulan”

Dosen Pengampu : Srinalesti Mahanani, S.Kep., Ns., M.Kep

OLEH :
Agnes Argadiau Napitu (01.2.16.00521)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa
perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu: penataan pendidikan tinggi
keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan
keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu
adanya Manajemen Keperawatan. Manajemen Keperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga
perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi (P.Siagian). Manajemen adalah suatu
ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya
(LiangLie). Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa
manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg (2000) menyatakan
bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang
mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen
keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi
mereka.

2
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita
perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi
keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing
personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk
lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep dasar ketenagaan?
2. Apa variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan?
3. Bagaimana cara penghitungan jumlah tenaga dalam suatu shift
menggunakan metode douglas?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar ketenagaan yang meliputi
pengertian, tujuan, fungsi, manfaat, prinsip manajemen ketenagaan.
2. Untuk mengetahui dan memahami variabel-variabel yang mempengaruhi
ketenagaan.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara penghitungan jumlah tenaga dalam
suatu shift metode douglas.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Ketenagaan


2.1.1 Pengertian ketenagaan
Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses
motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi
kepuasan untuk tercapainya tujuan individu, organisasi dimana dia berkarya.
Ketenagaan adalah organisasi yang merupakan kumpulan sekelompok
orang-orang untuk mewujudkan tujuan (Gellies, 1996). Pada dasarnya
semua metode ataupun formula yang telah dikembangkan untuk menghitung
tenaga keperawatan di rumah sakit berakar pada beban kerja dan personal
yang bersangkutan. Analisis kebutuhan tenaga keperawatan harus betul-
betul dirancangkan dengan baik agar tidak dilakukan berulang-ulang karena
akan membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga sehingga tidak efektif dan
efesien.
Semua kegiatan penyusunan kepegawaian oleh manajer perawat
adalah untuk menempatkan karyawan kemasing-masing unit keperawatan
dengan jumlah yang sesuai di setiap kategori pekerja untuk melakukan tugas
keperawatan yang diperlukan untuk member perawatan dan memberikan
kenyamanan kepada pasien di dalam setiap unit.
Program kepegawaian akan mencegah pengalihan pegawai yang
berlebihan dari satu divisi atau unit ke lain divisi atau unit. Program
keperawatan yang seragam keseluruhan organisasi keperawatan juga
memudahkan administrasi kontrak kerja yang mengatur pegawai
keperawatan.
2.1.2 Tujuan ketenagaan
Tujuan manajemen ketenagaan adalah mendayagunakan tenaga
keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanan
bermutu sehingga dapat memenuhi kepuasan pengguna jasa. Keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya serta kemampuan
menghadapi tantangan internal maupun eksternal sangat ditentukan oleh
kemampuan mengelola sumber daya manusia setepat-tepatnya.

4
2.1.3 Fungsi ketenagaan
Fungsi manajemen ketenagaan ada 2 yaitu:
1. Fungsi manajerial meliputi:
1) Perencanaan: penetapan tujuan, standar, penetapan aturan, prosedur,
penyusunan rencana, perkiraan, prediksi dan proyeksi dimasa
mendatang untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2) Pengorganisasian: menyusun pengorganisasian, merancang
pelaksanaan tugas, pendelegasian wewenang, dan pengkoordinasian
pekerjaan.
3) Pengarahan: menggerakkan tenaga untuk menyelesaikan tugas,
memotivasi bawahan dan membina moral.
4) Pengawasan: menyusun standar dan pemeriksaan untuk mengkaji
prestasi kerja dibandingkan dengan standar.
2. Fungsi operasional meliputi:
1) Pengadaan tenaga: usaha untuk mendapatkan jumlah dan jenis tenaga
yang diperlukan, meliputi kegiatan perencanaan kebutuhan tenaga,
rekruitmen dan seleksi, penempatan karyawan dan orientasi karyawan.
2) Pengembangan tenaga: kegiatan peningkatan pengetahuan,
keterampilan melalui program training, penilaian prestasi kerja
danprogram kompensasi.
2.1.4 Manfaat ketenagaan
1. Tercapainya tujuan
2. Dapat meningkatkan efektifitas dan efisien kerja
3. Dapat menambah gairah kerja
4. Dapat diciptakan suasana kerja yang menguntungkan
2.1.5 Prinsip ketenagaan
1) Pembagian kerja
2) Pendelegasian tugas
3) Koordinasi
4) Manajemen waktu
2.2 Variabel-variabel yang mempengaruhi ketenagaan

5
Sumber Daya manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam
sebuah perusahaan. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan masalah
Sumber Daya Manusia dengan sebaik-baiknya terutama bagaimana
meningkatkan kinerja karyawannya. Perusahaan perlu memperhatikan
variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja karyawannya. Variabel variable
tersebut meliputi kompensasi, kepemimpinan, disiplin kerja, kemampuan
kerja, motivasi, kondisi kerja dan kerjasama. (Nurcahyo, 2011)
Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
dalam perusahaan. (Nursalam, 2014)
Menurut Gibson (1997) dalam buku Nursalam (2014), ada 3 faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja :
1. Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2. Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja.
3. Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan (reward system).
Yang menjadi permasalahan adalah apakah variabel kompensasi,
kepemimpinan, disiplin kerja, kerjasama, motivasi, kemampuan kerja, kondisi
kerja berpengaruh secara simultan (bersama-sama) (Nurcahyo, 2011).
Dalam penelitian ariani, 2009 mengutip dari Gibson menyampaikan
Model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, yaitu variabel individu, variabel
psikologis, dan variabel organisasi. Variabel individu dikelompokkan pada
sub variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografis.
Sub variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Sedangkan demografis
memiliki efek tidak langsung perilaku dan kinerja individu. Variabel
psikologis terdiri atas sub variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
danmotivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,
pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Variabel psikologis

6
inimerupakan hal yang komplek dan sulit diukur. Variabel organisasi
memiliki efek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel
ini dogolongkan pada sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur, dan desain pekerjaan.
1. Variabel Individu
1) Jenis kelamin
Saat ini banyak sekali diperdebatkan mengenai apakah kinerja
wanitasama dengan kinerja pria ketika bekerja. Sementara studi-studi
psikologis menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk memenuhi
wewenang dan prialebih agresif. Pria lebih besar kemungkinan dari
wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses, tetai perbedaan itu
kecil adanya. (Ariani, 2009)
2) Umur
Hubungan umur dengan kinerja merupakan isu yang penting.
Adakeyakinan bahwa kinerja merosot dengan meningkatnyaumur.
Umur juga mempengaruhi produktivitas, hal ini dapat di lihat dari
keterampilan individu terutama kecepatan, kecekatan, kekuatan dan
koordinasi menurun dengan berjalannya waktu dan kebiasaan
pekerjaan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual
semua menyambung pada berkurangnya produktivitas kemerosotan
ketrampilan fisik apapun yang disebabkan umur berdampak pada
produktivitas. (Ariani, 2009)
3) Pendidikan
Dari penelitian yang dilakukan bahwa pendidikan mempengaruhi
kinerja seseorang dalam bekerja. (Ariani, 2009)
4) Masa Kerja
Pengalaman dikaitkan dengan lama kerja seseorang dalam bidangnya,
tapipengalaman kerja tidak bisa dijadikan indikator yang
menunjukkan kualitas kerja seseorang. Masa kerja yang lebih lama
umunya menjadikan pegawai lebih banyaktahu dan mempunyai
tindakan atau gagasan yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai
yang baru bekerja/masa kerjanya belum lama. (Ariani, 2009)

7
5) Pelatihan
Pelatihan juga dapat merupakan cara untuk membekali tenaga kerja
yang tidak mempunyai pendidikan formal sesuai tugasnya, sehingga
meningkatkan kualitas pekerjaannya. Dengan pelatihan ini diharapkan
agar seseorang lebih mudah melaksanakan tugasnya. (Ariani, 2009)
2. Variabel Organisasi
1) Supervisi
Supervisi adalah suatu kegiatan pembinaan, bimbingan dan
pengawasan oleh pengelola program/proyek terhadap pelaksanaan di
tingkat administrasi yanglebih rendah, dalam rangka memantapkan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Tujuan dari supervisi adalah untuk meningkatkan kinerja
pegawai melalui suatu proses yang sistematis dengan peningkatan
pengetahuan, peningkatan keterampilan. (Ariani, 2009)
2) Imbalan
Setiap orang membutuhkan insentif baik sosial maupun financial
penghargaan, karena penghargaan merupakan suatu kebutuhan.
Penghargaan atas prestasi atau jasa seseorang ditinjau dari segi
kebutuhan merupakan salah satukebutuhan manusia yang menurut
teori Maslow (1984) terletak pada urutan keempat yaitu kebutuhan
akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain. (Ariani,
2009). Pemberian kompensasi seperti gaji, insentif, tunjangan, bonus,
lembur juga perlu ditingkatkan karena akan dapat membantu
meningkatkan pendapatan karyawan yang padaakhirnya akan
meningkatkan kinerja. Sebaliknya apabila pendapatan karyawan kecil
bagaimana mereka mampu memenuhi kebutuhannya, dan ini jelas
akan berdampak pada prestasi kerja mereka. (Nurcahyo, 2011)
3. Variabel Psikologis
1) Motivasi
Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang meciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala dayaupayanya untuk mencapai

8
kepuasan. (Ariani, 2009). Motivasi kerja yang tinggi haruslah
diciptakan dalam organisasi. Baik motivasi materi maupun non materi.
Dengan motivasi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan kinerja
karyawan. (Nurcahyo, 2011)
2) Penilaian Kinerja
Disiplin kerja yang tinggi harus diterapkan di organisasi, karena
dengan mendisiplinkan karyawan maka akan dapat meningkatkan
kinerja karyawan. Ada berbagai macam teknik mendisiplinkan
karyawan, organisasi harus memilih mana yang paling tepat
diterapkan diorganisasi. (Nurcahyo, 2011). Kepemimpinan yang baik
juga akan mempengaruhi kinerja karyawan, sehingga seorang atasan
harus mampu memimpin pegawainya dengan bijaksana dan
profesional. Dengan demikian karyawan merasa dihargai dan akan
dapat meningkatkan kinerjanya. (Nurcahyo, 2011). Penilaian kinerja
adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi
melalui instrumen penilaian kinerja. (Ariani, 2009). Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah
dilakukan sudah sesuai atau belum dengan uraian yang telah disusun
sebelumnya. Dengan begitu, seorang pimpinan dapat menjadikan
uraian pekerjaan sebagai tolak ukur. Penilaian kinerja mencakup
faktor-faktor antara lain: (Ariani, 2009)
a. Pengamatan, yang merupakan proses menilai dan menilik
perilaku yang ditentukan oleh sistem pekerjaan.
b. Ukuran, yang dipakai untuk mengukur prestasi kerja seorang
personel dibandingkan dengan uraian pekerjaan yang telah
ditetapkan untuk personel tersebut.
c. Pengembangan, yang bertujuan untuk memotivasi personel
mengatasi kekurangannya dan mendorong yang bersangkutan
untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada
dirinya.

9
Penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu :
a. Penilaian kemampuan personel
Merupakan tujuan yang mendasar dalam rangka penilaian personel secara
individual, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penilaian
efektivitas manajemen sumber daya manusia.
b. Pengembangan personel
Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan
personel seperti promosi, mutasi, rotasi, terminasi, dan penyesuaian
kompensasi. Secara spesifik penilaian kinerja bertujuan antara lain untuk:
a) mengenali sumber daya manusia yang perlu dilakukan pengembangan
b) menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi
c) memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan
d) bahan perencanaan manajemen program sumber daya manusia masa
datang
e) memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personel.
Kinerja karyawan yang optimal dapat diharapkan baik apabila didukung
berbagai faktor sepertikompensasi yang diterima, kerjasama antar staf
administrasi, disiplin kerja yang tinggi, kepemimpinan yang baik, motivasi
kerja yangtinggi, kondisi kerja yg baik dan kemampuankerja/administrasi
memadai. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan analisis korelasi
maka oleh Nurcahyo, 2011 dalam penelitiannya tentang Analisis Variabel-
Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada Pt. Quadra Mitra
Perkasa Balikpapan bahwa Variabel-variabel kompensasi, kepemimpinan,
disiplin kerja, kemampuan kerja, motivasi, kondisi kerja dan kerjasama secara
parsial secara signifikan dapat berpengaruh terhadap variabel kinerja.
Kemudian variabel-variabel kompensasi, kepemimpinan, disiplin kerja,
kemampuan kerja, motivasi, kondisi kerja dan kerjasama secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja . Sedangkan variabel-variabel kompensasi,
kepemimpinan, disiplin kerja, kemampuan kerja, motivasi, kondisi kerja dan
kerjasama, yang merupakan faktor dominan adalah kompensasi. (Nurcahyo,
2011).

10
Dalam keperawatan sendiri variabel variabel inilah yang mempengaruhi
ketenagaan dalam suatu organisasi baik itu di Rumah Sakit atau Puskesmas
ataupun dalam bagian organisasi keperawatan di dalam ruangan rawat inap.
Variabel-variabel ini sangat mempengaruhi kinerja seorang perawat. Diawali
dari variabel individu yang mendasari dan sangat mmpengaruhi kinerja
seorang perawat. Perbedaan umur sampai jenis kelamin dan pengalaman tentu
akan sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang perawat. Tentu
berdasarkan umur saja, jika seorang perawat telah mencapai umur yang lebih
tua terjadi penurunan kinerja akibat dari fisik yang makin menurun.
Begitupun dengan Variabel variabel lainnya.
2.3 Cara penghitungan jumlah tenaga dalam suatu shift
a. Douglas
Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat
inap sebagai berikut.
1) Perawat minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.
2) Perawat intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam.
3) Perawat maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Kategori I : Perawatan mandiri.
a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan
ganti pakaian.
b) Makan, dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap shif.
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
f) Persiapan prosedur pengobatan.
2) Kategori II : Perawatan Intermediate.
a) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b) Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c) Pengobatan lebih dari satu kali.
d) Pakai kateter Foley.

11
e) Pasang infus intake-output dicatat.
f) Pengobatan perlu prosedur.
3) Kategori III : Perawatan total.
a) Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur.
b) Observasi tanda vital tiap 2 jam.
c) Pemakaian slang NGT.
d) Terapi intravena.
e) Pemakaian suction.
f) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Catatan :
a. Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari.
b. Setiap pasien minimal memenuhi kriteria berdasarkan klasifikasi
pasien,
c. Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan pada
klasifikasi atasnya.

Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit


perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar per sif, yaitu dalam tabel 2.3.

Tabel 2.3 Nilai Standar Jumlah Perawat per Sif Berdasarkan Klasifikasi Pasien

Klasifikasi Pasien
Jumla
h Minimal Parsial Total
pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,30 0,14 0,60 0,48
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,45 0,21 0,90 0,60
 Dst.

12
PENGHITUGAN KETENAGAAN DALAM SEBULAN
1. Tanggal 1 April
Ruang rawat dengan 22 klien (3 klien dengan perawatan minimal, 14 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 3 x 0,17 = 0,51 14 x 0,27 = 3,78 5 x 0,36 = 1,80 6,09 = 6 orang
Siang 3 x 0,14 = 0,42 14 x 0,15 = 2,1 5 x 0,30 = 1,5 4,02 = 4 orang
Malam 3 x 0,07 = 0,21 14 x 0,10 = 1,4 5 x 0,20 = 1 2,61 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

2. Tanggal 2 April
Ruang rawat dengan 20 klien (3 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 3 x 0,17 = 0,51 12 x 0,27 = 3,24 5 x 0,36 = 1,80 6,55 = 6 orang
Siang 3 x 0,14 = 0,42 12 x 0,15 = 1,8 5 x 0,30 = 1,5 3,72 = 4 orang
Malam 3 x 0,07 = 0,21 12 x 0,10 = 1,4 5 x 0,20 = 1 2,41 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 12 perawat

3. Tanggal 3 April
Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,24 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,42 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

13
4. Tanggal 4 April
Ruang rawat dengan 24 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 13 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,24 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,21 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

5. Tanggal 4 April
Ruang rawat dengan 20 klien (4 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 4 x 0,17 = 0,68 10 x 0,27 = 2,7 6 x 0,36 = 2,16 5,54 = 6 orang
Siang 4 x 0,14 = 0,56 10 x 0,15 = 1,5 6 x 0,30 = 1,8 3,86 = 4 orang
Malam 4 x 0,07 = 0,28 10 x 0,10 = 1 6 x 0,20 = 1,2 2,48 = 2 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 12 perawat

6. Tanggal 6 April
Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

14
7. Tanggal 7 April
Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

8. Tanggal 8 April
Ruang rawat dengan 27 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 7 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 7 x 0,36 = 2,52 6,92 = 7 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 7 x 0,30 = 2,1 5 = 5 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 7 x 0,20 = 1,4 3,1 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 15 perawat

9. Tanggal 9 April
Ruang rawat dengan 25 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 5 x 0,36 = 1,80 6,2 = 6 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 5 x 0,30 = 1,5 4,4 = 4 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 5 x 0,20 = 1 2,7 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

15
10. Tanggal 10 April
Ruang rawat dengan 25 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 5 x 0,36 = 1,80 6,25 = 6 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 5 x 0,30 = 1,5 3,72 = 4 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 5 x 0,20 = 1 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

11. Tanggal 11 April


Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

12. Tanggal 12 April


Ruang rawat dengan 22 klien (3 klien dengan perawatan minimal, 14 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 3 x 0,17 = 0,51 14 x 0,27 = 3,78 5 x 0,36 = 1,80 6,09 = 6 orang
Siang 3 x 0,14 = 0,42 14 x 0,15 = 2,1 5 x 0,30 = 1,5 4,02 = 4 orang
Malam 3 x 0,07 = 0,21 14 x 0,10 = 1,4 5 x 0,20 = 1 2,61 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

16
13. Tanggal 13 April
Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

14. Tanggal 14 April


Ruang rawat dengan 20 klien (4 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 4 x 0,17 = 0,68 10 x 0,27 = 2,7 6 x 0,36 = 2,16 5,54 = 6 orang
Siang 4 x 0,14 = 0,56 10 x 0,15 = 1,5 6 x 0,30 = 1,8 3,86 = 4 orang
Malam 4 x 0,07 = 0,28 10 x 0,10 = 1 6 x 0,20 = 1,2 2,48 = 2 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 12 perawat

15. Tanggal 15 April


Ruang rawat dengan 20 klien (4 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 4 x 0,17 = 0,68 10 x 0,27 = 2,7 6 x 0,36 = 2,16 5,54 = 6 orang
Siang 4 x 0,14 = 0,56 10 x 0,15 = 1,5 6 x 0,30 = 1,8 3,86 = 4 orang
Malam 4 x 0,07 = 0,28 10 x 0,10 = 1 6 x 0,20 = 1,2 2,48 = 2 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 12 perawat

17
16. Tanggal 16 April
Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

17. Tanggal 17 April


Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

18. Tanggal 18 April


Ruang rawat dengan 25 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 5 x 0,36 = 1,80 6,25 = 6 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 5 x 0,30 = 1,5 3,72 = 4 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 5 x 0,20 = 1 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

18
19. Tanggal 19 April
Ruang rawat dengan 20 klien (4 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 4 x 0,17 = 0,68 10 x 0,27 = 2,7 6 x 0,36 = 2,16 5,54 = 6 orang
Siang 4 x 0,14 = 0,56 10 x 0,15 = 1,5 6 x 0,30 = 1,8 3,86 = 4 orang
Malam 4 x 0,07 = 0,28 10 x 0,10 = 1 6 x 0,20 = 1,2 2,48 = 2 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 12 perawat

20. Tanggal 20 April


Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

21. Tanggal 21 April


Ruang rawat dengan 25 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 5 x 0,36 = 1,80 6,25 = 6 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 5 x 0,30 = 1,5 3,72 = 4 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 5 x 0,20 = 1 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

19
22. Tanggal 22 April
Ruang rawat dengan 20 klien (4 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 4 x 0,17 = 0,68 10 x 0,27 = 2,7 6 x 0,36 = 2,16 5,54 = 6 orang
Siang 4 x 0,14 = 0,56 10 x 0,15 = 1,5 6 x 0,30 = 1,8 3,86 = 4 orang
Malam 4 x 0,07 = 0,28 10 x 0,10 = 1 6 x 0,20 = 1,2 2,48 = 2 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 12 perawat

23. Tanggal 23 April


Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

24. Tanggal 24 April


Ruang rawat dengan 23 klien (5 klien dengan perawatan minimal, 12 klien
dengan perawatan parsial dan 6 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 5 x 0,17 = 0,85 12 x 0,27 = 3,38 6 x 0,36 = 2,16 6,25 = 6 orang
Siang 5 x 0,14 = 0,7 12 x 0,15 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 3,72 = 4 orang
Malam 5 x 0,07 = 0,35 12 x 0,10 = 1,2 6 x 0,20 = 1,2 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

20
25. Tanggal 25 April
Ruang rawat dengan 25 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 5 x 0,36 = 1,80 6,25 = 6 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 5 x 0,30 = 1,5 3,72 = 4 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 5 x 0,20 = 1 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

26. Tanggal 26 April


Ruang rawat dengan 25 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 5 x 0,36 = 1,80 6,25 = 6 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 5 x 0,30 = 1,5 3,72 = 4 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 5 x 0,20 = 1 2,75 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 13 perawat

27. Tanggal 27 April


Ruang rawat dengan 27 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 7 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 7 x 0,36 = 2,52 6,92 = 7 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 7 x 0,30 = 2,1 5 = 5 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 7 x 0,20 = 1,4 3,1 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 15 perawat

21
28. Tanggal 28 April
Ruang rawat dengan 27 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 7 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 7 x 0,36 = 2,52 6,92 = 7 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 7 x 0,30 = 2,1 5 = 5 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 7 x 0,20 = 1,4 3,1 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 15 perawat

29. Tanggal 29 April


Ruang rawat dengan 27 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 7 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 7 x 0,36 = 2,52 6,92 = 7 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 7 x 0,30 = 2,1 5 = 5 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 7 x 0,20 = 1,4 3,1 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 15 perawat

30. Tanggal 30 April


Ruang rawat dengan 27 klien (10 klien dengan perawatan minimal, 10 klien
dengan perawatan parsial dan 7 klien dengan perawatan total) jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap sift adalah
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 10 x 0,17 = 1,7 10 x 0,27 = 2,7 7 x 0,36 = 2,52 6,92 = 7 orang
Siang 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,15 = 1,5 7 x 0,30 = 2,1 5 = 5 orang
Malam 10 x 0,07 = 0,7 10 x 0,10 = 1 7 x 0,20 = 1,4 3,1 = 3 orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 15 perawat

Jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu bulan (semua jumlah perawat dalam
satu hari ditambah lalu dibagi 30 didapatkan hasil 394 : 30 = 13 orang perhari).

22
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan
pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan untuk
tercapainya tujuan individu, organisasi dimana dia berkarya. Tujuan manajemen
ketenagaan adalah mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan
produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
kepuasan pengguna jasa. Adapun yang mendasari prinsip ketenagaan yaitu
pembagian kerja, pendelegasian tugas, koordinasi dan manajemen waktu.
Variabel – variabel yang mempengaruhi ketenagaan tersebut meliputi
kompensasi, kepemimpinan, disiplin kerja, kemampuan kerja, motivasi, kondisi
kerja dan kerjasama. Adapun 3 variabel yang berpengaruh terhadap ketenagaan
yaitu variabel individu, psikolog dan organisasi.
Dalam ketenagaan perlu adanya cara perhitungan jumlah tenaga dalam suatu
shif yang dijabarkan berupa metode. Metode tersebut terbagi menjadi 8 yaitu
metode rasio, metode need, metode demand, metode Gilles, metode formulasi
Nina, metode hasil lokakarya keperawatan, metode menghitung tenaga perawat
berdasarkan Full Time Equivalent (FTE) dan metode berdasarkan
pengelompokan unit krja di rumah sakit.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aiani, F. K. 2009. Gambaran Kinerja Pegawai di Instalasi Gizi RSUD Koja


Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Nurcahyo, A. 2011. Analisis Variabel-Variabel Yang MempengaruhiKinerja


Karyawan Pada Pt. Quadra Mitra Perkasa Balikpapan
(Jurnal).Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika:Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai