Dosen pengampu:
Penulis Oleh :
HESTI LIGYA MAHARANI
17312244011
3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari keputihan
2. Untuk mengetahui gejala dan penyebab keputihan
3. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan organ intim
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Keputihan
Keputihan dapat terjadi secara normal maupun tidak normal.
Secara normal disebut fisologi, sedangkan tidak normal disebut
patofisiologi. Secara normal keputihan berkaitan dengan siklus
menstruasi biasanya jumlah lendir yang dihasilkan pada masa subur
akan lebih banyak jumlahnya namun pada keputihan normal tidak
terjadi tanda tanda seberti bau, gatal-gatal pada kulit organ intin dan
sebagainya. Namun jika keputihan yang dihasilkan sudah berubah
warna menjadi kuning, atu berbau atau terjadi iritasi atau gatal maka
segera harus berkonsultasi pada dokter.
2. Gejala dan Penyebab keputihan
a. Keputihan berwarna putih, kuning, hijau atau berbuih,
disebabkan oleh trikomoniasis yaitu suatu virus menular seksual
yang biasanya ditularkan melalui proses hubungan seksual, yang
disebabkan olah parasit yang disebut trichomonas vagianalis.
b. Keputihan yang disertai dengan luka melepuh di sekitar organ
genital yang disebabkan oleh herpes genital. Pada penderita akan
teradi seperti melepuh dan disertai rasa sakit di sekitar organ
intim.
c. Keputihan dengan lendir kental berwarna putih dan disertai rasa
gatal. Disebabkan oleh jamur. Gejalanya rasa gatal dan perih di
sekitar vagina
d. Keputihan dengan lendir encer berwarna putih atau abu-abu dan
disertai bau amis. Biasanya disebabkan oleh bakteri, terjadi
karena perubahan keseimbangan ph atau keseimbangan flora
normal pada organ intim. Maka harus segera diperiksakan ke
dokter agar diberi anti biotik dan diagnosa yang tepat.
e. Keputihan berwarna coklat dan mengandung darah. Disebebkan
oleh siklus menstruasi yang tidak teratur dan juga bisa menjadi
indikasi kanker serviks atau kanker rahim, maka harus segera
diperiksakan untuk diagnosa yang tepat.
f. Keputihan dengan rasa nyeri atau pendarahan, apabila terjadi
pendarahan diluar siklus mentruasi dan saat berhubungan seksual
akan terjadi rasa nyeri yang luar biasa yang merupakan indikasi
dari penyakit gonorhae atau chlamydia maka harus segera
diperiksakan ke dokter agar mendapat diagnosa yang tepat dari
dokter kulit dan kelamin.
3. Cara Menjaga Kesehatan Organ Intim
a. Jaga kebersihan / higienitas
Menggunakan handuk / kain yang halus agar tidak mengiritasi
kulit dengan cara menyeka dari depan ke belakang dan bukan
dengan arah yang dibolak-balik agar kuman / bakteri dari anus
tidak ikut masuk ke organ intim dan terjadi iritasi.
b. Hindari penggunaan gel, anti septik, sabun yang wangi atau pun
parfum beralkohol.
Vagina memiliki sistem pembersihannya sendiri dengan cara
sekresi yang keluar bersama dengan sel-sel mati yang sudah tidak
berguna akan keluar dengan sendirinya. Membersihkan vagina
hanya boleh menggunakan air saja dan di lap dengan baik tanpa
menggosok agar tidak iritasi.
c. Memilih pakaian dalam dari katun yang memiliki daya serap
yang baik.
Jika terlalu basah pada bagian vagina oleh keringat dan lembab
akan menyebabkan mudah tumbuh jamur dan kuman. Harus
mengganti pakaian dalam 2-3 kali sehari.
d. Melakukan hubungan seks yang aman
Melakukan dengan pasangan masing-masing yang sudah
menikah, dan tidak bergonta ganti pasangan
e. Melakukan pemeriksaan rutin
Untuk yang sudah menikah usia 25 dan seterusnya maka
dianjurkan memeriksakan diri ke dokter secara berkala untuk
mendeteksi secara dini apakah terjadi kanker atau penyakit
dengan gejala yang tidak muncul namun dapat terdeteksi karena
periksa
f. Mengonsumsi makanan bergizi
g. Pada saat menstruasi menggunakan pembalut yang baik, aman,
nyaman, dan dengan bahan yang lembut agar tidak mengiritasi
organ intim dan rutin mengganti pembalut agar darah menstruasi
tidak menjadi media pertumbuhan kuman.
Waktu yang tepat untuk mengganti pemblut adalah setiap 3-4 jam
atau saat di cuaca yang panas ganti setiap 2-3 jam agar tidak
terjadi iritasi.
h. Memeriksa diri sendiri dengan cermin untuk lebih mudah melihat
tanda-tanda yang tidak normal pada bagian yang tampak dari
vagina untuk segera diperiksakan.
BAB III
KESIMPULAN
Keputihan fisiologis jika dibiarkan akan berisiko menjadi keputihan yang
patologis. Sehingga diperlukan perubahan perilaku sehari-hari untuk menjaga
organ intim tetap kering dan tidak lembab dengan menjaga kebersihan, disiplin
dan berpola hidup yang baik dan sehat. Perempuan yang memiliki riwayat infeksi
yang ditandai dengan gejala keputihan berkepanjangan dan tidak normal
mempunyai dampak buruk untuk masa depan kesehatan reproduksinya. Sehingga
dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan
genetalia dan melakukan pemeriksaan khusus sejak dini sehingga dapat diketahui
secara dini apabila terdapat gangguan, kelainan maupun penyakit yang
memungkinkan untuk berkembang menjadi lebih serius dan berbahaya agar
mendapatkan penanganan medis yang baik dan tepat dari dokter spesialis kulit
dan kelamin.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Marry, dkk, 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan
Seksualitas. EGC. Jakarta
Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryosaputra, dkk, 2010. Buku Ajar
Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. EGC. Jakarta
Melyana. 2005. Persepsi Remaja terhadap Hubungan Seksual Bebas di SLTP K
Immanuel Pontianak. Skripsi. Yogyakarta : UGM
Varney, H, kriebs & Gregor, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4 Vol. 1.
EGC. Jakarta
Widyastuti Yani, SSiT, 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta.
Wijayanti, D, 2009. Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita.Book
Marks. Jogjakarta