Anda di halaman 1dari 5

KEPUTIHAN PADA REMAJA

1. Pengertian
Fluor albus, juga dikenal sebagai keputihan, adalah kelainan di mana terlalu banyak
cairan yang keluar dari vagina. Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi
wanita yang sering diangkat dan menjadi perhatian wanita sejak lama. Meski keputihan
dapat membuat aktivitas sehari-hari menjadi tidak nyaman, sebagian orang percaya
bahwa keputihan merupakan hal yang wajar.(1)
2. Klasifikasi Keputihan
Keputihan normal (fisiologis) dan abnormal (patologis) adalah dua kategori keputihan.
Setiap wanita dapat mengalami keputihan alami, yang tidak menimbulkan rasa sakit.
Remaja dapat mengalami keputihan tepat sebelum pubertas. Kemungkinan keputihan
yang Anda alami adalah jika memiliki ciri-ciri seperti kental, berwarna putih kekuningan,
berwarna abu-abu atau bahkan kehijauan, lebih banyak, sedikit berbau, dan terasa gatal.
(2)
3. Faktor- faktor penyebab keputihan
a. Hubungan Pengetahuan dan Kejadian terjadinya keputihan
Keadaan internal dan eksternal remaja mungkin berdampak pada pengetahuan
mereka. Sumber informasi seseorang, seperti media, orang tua, dan profesional
kesehatan, mungkin berdampak pada pengetahuan mereka. Faktor utama dalam
menyuplai seseorang dengan informasi adalah media massa sebagai alat atau sumber
pengetahuan. Karena maraknya media massa saat ini, seharusnya remaja sekarang
memiliki akses informasi yang lebih banyak, khususnya tentang kesehatan
reproduksi, termasuk informasi tentang keputihan.
b. Hubungan Sikap Dengan Kejadian Flour Albus (Keputihan)
Infeksi yang mengakibatkan keputihan dapat disebabkan oleh sikap (perilaku) dalam
menjaga kebersihan alat kelamin, seperti mencuci dengan air yang tercemar,
menggunakan sabun pembersih vagina dalam jumlah yang berlebihan, memakai
pakaian dalam yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti pakaian dalam, dan
tidak sering mengganti pembalut saat haid.
c. Hubungan Douching Dengan Terjadinya Flour Albus (Keputihan)
Douching adalah proses membasuh atau membersihkan vagina dengan air atau
larutan yang mengandung cuka, baking soda, yodium, dan air Douching sebenarnya
dilakukan untuk tujuan terapeutik, seperti untuk membersihkan vagina setelah operasi
dan pemberian antibiotik yang dapat membantu memperlambat pertumbuhan bakteri.
d. Hubungan personal higiene dengan kejadian flour albus (keputihan)
Berada di lingkungan tropis yang panas membuat seseorang berkeringat secara
berlebihan, yang membuat tubuh lembab secara keseluruhan, terutama di bagian alat
kelamin. Akibatnya, ekosistem di vagina bisa terganggu, yang bisa menyebabkan bau
tak sedap dan infeksi. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan ekosistem melalui
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah penyakit.(3)
4. Dampak keputihan
Wanita dipengaruhi oleh keputihan fisiologis dan patologis. Wanita mengalami
ketidaknyamanan akibat keputihan fisiologis, yang mungkin berdampak pada
kepercayaan diri mereka. Keputihan patologis yang terus menerus akan mempengaruhi
seberapa baik sistem reproduksi wanita bekerja, terutama saluran tuba, yang dapat
menyebabkan kemandulan. Hal itu dapat mengakibatkan keguguran, kematian janin
dalam kandungan (KJDK), dan kelainan bawaan pada ibu hamil.(4)
5. Cara mencegah keputihan
1) Menjaga kebersihan alat kelamin
Secara anatomi, vagina terletak di antara uretra dan anus. Membersihkan alat
kelamin dari belakang ke depan dapat membuat bakteri lebih mungkin masuk ke
dalam vagina. Infeksi yang disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam vagina
dapat menyebabkan keputihan. Untuk mencegah kuman dari anus masuk ke
dalam vagina, bersihkan dengan benar dari depan ke belakang.
2) Jaga kebersihan pakaian Anda. Mengenakan pakaian dalam yang tidak disetrika
memungkinkan kuman dari udara masuk ke alat kelamin Anda. Menyetrika
pakaian dalam dapat menghentikan penyebaran kuman melalui pakaian dalam
karena bakteri, jamur, dan parasit semuanya dapat dibunuh dengan panas. gagal
menukar handuk Penyebaran kuman, jamur, dan mikroorganisme lainnya terjadi
pada handuk.
3) Biarkan celana Anda longgar
Area genital bisa menjadi panas dan lembap jika celana Anda terlalu ketat.
Kolonisasi bakteri, jamur, dan parasit dapat meningkat di area vagina yang
lembab. Hindari mengenakan celana ketat dalam waktu lama karena peningkatan
kolonisasi kuman ini dapat memperburuk infeksi yang dapat menyebabkan
keputihan.
4) Jangan mencuci vagina Anda
Flora normal di vagina bisa dibunuh oleh agen pembersih vagina. Karena larutan
pencuci vagina bersifat basa, yang mendorong perkembangan kuman, lingkungan
di dalam vagina berubah. Anjuran dokter dan pH khas vagina yang berkisar antara
3,8 hingga 4,2 harus diikuti dengan produk pencuci vagina yang digunakan.
5) Tangan harus dicuci sebelum alat kelamin
Bakteri infeksi dapat menyebar melalui tangan. Sebelum menyentuh alat kelamin
Anda, cuci tangan Anda untuk menghindari penyebaran kuman penyebab infeksi.
6) Penggantian pembalut secara teratur
Kelembaban dapat dihindari dengan mengganti pembalut setidaknya tiga sampai
empat kali sehari.
7) Kendalikan stres Anda
Stres dapat meningkatkan hormon adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah
menyempit. Aliran estrogen dipercepat melalui arteri darah konstriksi. (4)
6. Penatalaksanaan
1) Gaya hidup sehat, meliputi pola makan seimbang, sering berolahraga, tidur cukup,
pantang alkohol dan penggunaan tembakau, serta mengurangi tingkat stres.
2) Selalu menjaga kebersihan diri dengan cara menjaganya tetap kering dan bebas
dari kelembapan, seperti dengan memakai celana yang terbuat dari bahan yang
menyerap keringat dan menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.
Biasanya mengganti pembalut dan pantyliner sesuai jadwal untuk menghentikan
pertumbuhan bakteri.
3) Tetapkan rutinitas mencuci dengan benar, dari depan ke belakang, setelah setiap
buang air besar.
4) Penggunaan cairan pencuci vagina yang berlebihan dapat membahayakan flora
alami di dalam vagina. Konsultasikan dengan dokter, bila perlu, sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
5) Bedak talek, tisu, dan sabun wangi tidak boleh digunakan di area vagina karena
dapat mengiritasi kulit.
6) Hindari penggunaan apapun yang mendorong penularan, seperti meminjam
perlengkapan mandi, dll. Hindari duduk di toilet atau biasakan untuk mengelap di
toilet umum sebanyak mungkin.(5)
DAFTAR PUSTAKA

1. Claurentica D, Putri RB. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Pemakaian Celana Jeans Ketat Dengan Kejadian Keputihan Fluor Albus di SMA
Pembangunan Bukittinggi Tahun 2017 Relationship of Knowledge Level of Teenagers
About The Use of Tight Jeans with Fluor Albus Whiti. J Kesehat Prima Nusant
Bukittinggi. 2018;9(1):61–6.

2. Atusnah W, Agus Y. Stres Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Mahasiswi


Keperawatan Semester 2. J Keperawatan Silampari. 2021;5(1):272–81.

3. Kursani, et all. E. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya flour albus (Keputihan)


pada remaja putri. J Matern. 2015;2(1):30–6.

4. Qiao D, Cui P, Cui H. Target selection and accessibility for rendezvous with a Near-Earth
asteroid mission. Earth, Moon Planets. 2007;100(3–4):137–56.

5. Tresnawati W, Rachmatullah F. Hubungan Personal Hygiene Dengan Terjadinya


Keputihan Pada Remaja Putri. Nitro Pdf Prof. 2017;14.

Anda mungkin juga menyukai