PENDAHULUAN
Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yang sering dikeluhkan adalah
keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai tanda dari suatu adanya penyakit (patologis).
Keputihan yang normal biasanya tidak berwarna (bening), tidak berbau, tidak berlebihan
dan tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan keputihan yang tidak normal biasanya
berwarna kuning, hijau atau keabu-abuan, berbau amis atau busuk, jumlahnya banyak dan
menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim (Agustini Dalam
Qauliyah, 2007).
Keputihan atau yang dikenal dengan istilah medisnya flour albus, adalah cairan yang
berlebihan yang keluar dari vagina. Penyakit keputihan tidak mengenal batas usia.
Berapapun usia meraka, setiap wanita bisa terkena keputihan. Jika terjadi peningkatan
jumlah cairan vagina yang fisiologis biasanya disebabkan karena peningkatan jumlah
hormon pada sekitar masa haid atau saat hamil. Serta rangsangan seksual, stres atau
Menurut WHO (2009) masalah kesehatan reproduksi wanita yang buruk telah
mencapai 33% dari jumlah seluruh penyakit yang diderita para perempuan di dunia. Angka
ini lebih tinggi dibanding kesehatan reproduksi pria yang hanya mencapai 12,3%. Di
indonesia wanita yang mengalami keputihan ini sangat besar, 75% wanita indonesia pasti
mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Angka ini berbeda tajam dengan
eropa yang hanya 25% saja. Hal ini berkaitan dengan cuaca yang lembab, yang
keputihan (flour albus) tidak mudah disembuhkan. Keputihan (flour albus) menyerang
sekitar 50% populasi wanita dan hampir mengenai semua umur (Widia, 2011).
Dari hasil studi pendahuluan di desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal wanita usia
subur di dapatkan ada 7 orangyang mengalami keputihan dan yang tidak mengalami
keputihan 3 orang. Data tersebut menunjukan bahwa masih banyaknya wanita usia subur
Keputihan (fluor albus) disebabkan oleh faktor endogen dari dalam tubuh dan faktor
eksogen dari luar tubuh, keduanya saling mempengaruhi. Faktor endogen yaitu kelainan
pada lubang kemaluan. Faktor eksogen dibedakan menjadi dua, yaitu infeksi dan penyebab
tidak langsung. Faktor infeksi yaitu bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan penyebab
tidak langsung adalah masuknya benda asing ke dalam vagina, baik sengaja atau tidak
pemakaian kontrasepsi, tidak ganti celana dalam dan pembalut, penggunaan sabun
antiseptik, hormon endokrin, stres, peradangan alat kelamin, adanya penyakit dalam organ
reproduksi seperti kanker leher rahim. menggunakan WC umum yang tercemar bakteri
clamydia, hubungan seks dengan pria yang membawa bakteri neisseria gonorrhoea. selain
faktor yang tersebut di atas, faktor lainnya yang mempengaruhi keputihan (fluor albus)
adalah usia dan perilaku. Apabila keputihan (fluor albus) tidak di tangani dapat
mereka menganggap sebagai hal yang umum dan kurang penting. Padahal keputihan (fluor
albus) yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar
kandungan, keputihan juga merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang dapat
berakhir dengan kematian. Keputihan (fluor albus) dibagi menjadi dua jenis, yaitu
VaginalkitIntima dan Dettol. Obat-obatan ini sekadar membersihkan cairan keputihan dari
liang vagina, tapi tidak membunuh kuman penyebabnya.selain obat kimia bisa
menggunakan pengobatan herbal yaitu dengan daun sirsak dapat mengobati keputihan pada
wanita karena mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh kuman, yaitu fenol,
dimana kandungan fenol dalam daun sirsak memiliki sifat antiseptik 5 kali lebih efektik
a. Faktor Infeksi
sering ditemukan dalam cairan vagina yang disebabkan oleh PMS dan bisa
2) Jamur
(Ramayanti, 2004). Bila jamur Candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak,
terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum antibiotika dalam jangka waktu
lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat kortikosteroid, dan penyakit kencing manis
(diabetes millitus).
3) Parasit
Fluor Albus oleh parasit ini tidak terlalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan
timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih (Ramayanti, 2004). cara
penularan penyakit ini melalui senggama dan juga bisa melalui perlengkapan
4) Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (VHS)
tipe-2 dan Human Papilloma Virus (HPV) (Dalimartha, 2002). Penyakit ini
1) Benda asing
Adanya benda asing di dalam vagina,baik disengaja atau tidak, seperti tertinggalnya
kondom atau pemakaian kontrasepsi IUD (Dalimartha, 2002). Benda asing dalam
Pemakaian celana dalam kurang dari 2 kali sehari dan bahan yang menyerap
3) Penggunaan pembalut
Jarang mengganti pembalut kurang dari 2 kali sehari sehingga berpontensi sebagai
menimbulkan iritasi.
5) Hormon endokrin
fluor albus (Ramayanti, 2004) jika wanita mengalami kondisi yang stres, daya tahan
tubuh rendah biasanya menyebabkan cairan ini keluar sedikit lebih banyak.
Mengingat luasnya masalah yang ada di lapangan dan keterbatasannya waktu yang
dimiliki oleh peneliti maka untuk memfokuskan kajian dan menyingkat waktu dalam
penelitian ini peneliti membatasi masalahnya pada pengaruh pemberian ekstrak daaun
sebagai berikut :
3. Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kejadian keputihan pada
Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kejadian keputihan pada
a. Mengidentifikasi keputihan sebelum di berikan ekstrak daun sirsak kondisi wanita usia
Hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung diharapkan akan
memberikan sumbangan konsep baru yang diharapkan Peneliti akan menjunjung terhadap
subur bisa lebih mengetahui dan memahami tentang informasi dalam mengatasi saat
keputihan terjadi.
kesehatan reproduksi dan pencegahan serta cara mengatasi keputihan. Bagi dunia
metode yang lebih baik sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik khususnya
Keputihan merupakan sekresi vaginal yang tidak normal pada wanita.Yang sering
menyebabkan timbulnya keputihan ini adalah bakteri, virus, jamur. Infeksi berbagai
penyakit ini bisa sampai pada saluran kencing sehingga muncul rasa pedih ketika hendak
perempuan pernah mengalami keputihan. Dalam kondisi biasa, sebenarnya hal ini normal.
Hal ini menjadi masalah dan disebut “keputihan” bila kondisinya terlalu banyak, gatal, bau,
yaitu :
a. Keputihan fisiologis.
b. Keputihan patologis.
a. Keputihan fisiologis
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang berupa mukus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit jarang, sedang pada kondisi patologis
terdapat banyak leukosit. Keputihan fisiologis keluarnya getah yang berlebihan dari
vulva (biasanya lendir) dapat dijumpai pada waktu ovulasi, waktu menjelang dan
b. Keputihan patologis
sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau, dan banyak mengandung leukosit.
Keputihan dapat disebabkan oleh trichomonas vaginalis, candida albicans dan infeksi
campuran dari gardnerella vaginalis dan vaginal anaerob atau vaginosis bakterial.
Keluhan ini dapat disertai gatal, edema genetalia, disuria, nyeri abdomen bagian bawah
(Dalimartha, 2002).
ditemukan dalam cairan vagina yang disebabkan oleh PMS dan bisa menyebabkan
6) Jamur
(Ramayanti, 2004). Bila jamur Candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak,
terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum antibiotika dalam jangka waktu
lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat kortikosteroid, dan penyakit kencing manis
(diabetes millitus).
7) Parasit
Fluor Albus oleh parasit ini tidak terlalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan
timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih (Ramayanti, 2004). cara
penularan penyakit ini melalui senggama dan juga bisa melalui perlengkapan
8) Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (VHS)
tipe-2 dan Human Papilloma Virus (HPV) (Dalimartha, 2002). Penyakit ini
pemakaian steroid yang lama seperti pada pasien dengan gagal ginjal atau setela
7) Benda asing
Adanya benda asing di dalam vagina,baik disengaja atau tidak, seperti tertinggalnya
kondom atau pemakaian kontrasepsi IUD (Dalimartha, 2002). Benda asing dalam
Pemakaian celana dalam kurang dari 2 kali sehari dan bahan yang menyerap
9) Penggunaan pembalut
Jarang mengganti pembalut kurang dari 2 kali sehari sehingga berpontensi sebagai
menimbulkan iritasi.
Kondisi tubuh yang selalu tegang, cemas, dan kurang istirahat, dapat menyebabkan
fluor albus (Ramayanti, 2004) jika wanita mengalami kondisi yang stres, daya tahan
tubuh rendah biasanya menyebabkan cairan ini keluar sedikit lebih banyak.
2.1.5 Pemeriksaan fisik
kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya
yang mungkin berkaitan dengan fluor albus, Pemeriksaan khusus yang harus dilakukan
pemeriksaan speculum untuk melihat vagina dan serviks; pemeriksaan pelvis bimanual.
Untuk menilai cairan dinding vagina, hindari kontaminasi dengan lendir serviks.
Pada infeksi karena gonococcus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium
urethra eksternum merah, edema dan sekret yang mukopurulen, labia mayora dapat
bengkak, merah dan tekan. Kadang-kadang kelenjar batholini ikut meradang dan terasa
nyeri waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum, terlihat serviks
Pada trikomonas vaginalis, dinding vagina tampak merah dan sembab. Kadang
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi
berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance. Bila sekret banyak di
keluarkan dan menimbulkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genetalia eksternal.
berwarna hyperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai
lapisan tipis atau berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi, disertai
lendir bercampur darah yang keluar dari ostium uteri internum.Pada candidiasis vagina,
dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina. Pada dinding vagina sering terdapat
membran-membran kecil berwarna putih, yang jika diangkat meninggalkan bekas yang
agak berdarah.
Pada kanker serviks awal, akan terlihat bercak berwarna merah dengan permukaan
tidak licin. Gambaran ini, dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan
ulseratif disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu, tampak sekret yang kental
berwarna coklat dan berbau busuk. Pada kanker serviks lanjut, serviks menjadi nekrosis,
bunga kol.
Gambaran seperti bunga kol ini, juga dapat ditemui pada kondilomaakuminata di
vulva, bahkan sampai ke luar dari vagina maupun serviks.Pada herpes genitalis akan
terlihat adanya vesikel-vesikel pada vulva,labia mayora, labia minora, vagina dan serviks.
Pada keadaan lebih lanjut, dapat dilihat adanya ulkus-ulkus pada vagina dan serviks.
Adanya benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang mengiritasi, seperti IUD,
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Penentuan pH
Penilaian diambil untuk periksaan sediaan basah dengan KOH 10% dan
terlihat jelas dengan garam fisiologis sebagai parasit berbentuk lonjong, dengan
jelas dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) atau hifa semu. Vaginalis non
epitel, yang sebagian besar permukannya berbintik-bintik. Sel ini disebut clue cell,
3) Pewarnaan gram
berukuran kecil,gram negatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyaknya
4) Kultur
Dengan kultur akan ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi sering kali
5) Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan ini dapat digunakan, untuk mendeteksi herpes genitalis dan Human
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita pada masa atau periode dimana dapat
(Suparyanto, 2011).
Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria, puncak kesuburan
ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk
hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40
wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat
reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa
wanita subur ini harus menjaga dan merawat alat kelaminnya dengan rajin oleh karena itu
Menurut Suparyanto, 2011 untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain:
a. Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran
haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali,
yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat
dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak.
Siklus menstruasi dipengarui oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan
perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu
basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks). Perubahan pada serviks.
Panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti
Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat dijadikan sebagai alat
Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih
atau sel telur. Bila benih keluar, biasannya themometer akan mencatat kenaikan suhu
sebanyak 0,2⁰C selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami perubahan
suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur.
c. Tes darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan sekali atau
enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes
darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes
darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang berperan pada kesuburan
seorang wanita.
d. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh seorang
wanita.Beberapa organ tubuh, seperti buah dada,kelenjar tiroid pada leher, dan organ
untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang tinggi
akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu, pemeriksan sistem reproduksi
juga perlu dilakukan untuk mengetahui sistem reproduksinya normal aau tidak.
e. Track record
terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan
a. Ada beberapa metode yang digunakan untuk dapat menghitung masa subur seorang
wanita. Metode yang paling efektif adalah dengan menggunakan pendekatan berbagai
b. Perhitungan masa subur dengan menggunakan sistem kalender adalah cara natural atau
alamiah yang digunakan hanya bila seorang wanita mempunyai siklus menstruasi yang
teratur. Perhitungan masa subur ini didasarkan saat ovulasi terjadi pada hari ke 14v dari
menstruasi yang akan datang dan dikurangi 2 hari karena sperma dapat hidup selama 48
jam setelah ejakulasi 2 hari karena sel telur dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
c. Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah
kehamilan.
sering kali di kaitkan dengan berbagai macam penyakit, padahal tingkat masa kesuburan
setiap orang berbeda – beda tergantung kondisi fisik, mental dan kebersihannya.
Ketidaksuburan alat reproduksi sering kali juga dikaitkan dengan berbagai penyakit
yang diderita oleh salah satu pasangan yang mengidapnya,diantaranya 40% faktor
ketidak suburan disebabkan oleh wanita sedangkan 40% dan oleh sebab pria, dan sisa
e. Namun pada dasarnya ketidaksuburan alat reproduksi pada wanita disebabkan oleh :
1) Disfungsi hormon
3) Endometriosis
4) Kista Ovarii
f. Oleh karena itu wanita usia subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan
(pemeriksaan alat kelamin) walaupun memiliki siklus haid/menstruasi yang teratur. Hal
ini bukan tanda bahwa wanita itu subur.Artinya WUS harus sehat bebas dari penyakit
mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Alat
kelamin wanita sangat berhubungan dengan dunia luar yang melalui liang sanggama,
saluran mulut rahim, rongga/ruang rahim.Saluran telur (tuba falopi) yang bermuara
dalam ruang perut. Karena adanya hubungan yang langsung ini infeksi alat kelamin
wanita disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, sehingga infeksi bagian
luarnya berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput
g. Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu dari sistem asam,
biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara pengeluaran lendir yang selalu
dan pasti menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi mendadak dan menahun.
2.2.4 Beberapa hal yang bisa menghambat atau menganggu kesuburan seorang wanita :
1) Seiring dengan bertambahnya usia masalah kesuburan wanita akan berkurang dan
terganggu karena berbagai hal seperti sel telur menjadi cepat mati, berkurangnya
produksi lendir leher rahim, dan masa sel telur berovulasi menjadi lebih pendek.
2) Siklus haid normal adalah sekitar 35 hari. Siklus haid yang lebih panjang dari
normal berhubungan erat dengan unovulatory (tidak adanya sel teluryang dihasilkan
indung telur). Sementara siklus haid yang tidak teratur bisa disebabkan karena
1) Hampir sekitar 30-40% wanita saat ini mengalami masalah kesuburan dan
disebabkan karena masalah berat badan yang tidak seimbang,terlalu gemuk atau
terlalu kurus. Idealnya, berat badan sebelum hamil (pada masa pra konsepsi) tidak
melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan.
2) Wanita usia subur tidak boleh terlalu kurus dan tentu harus memerhatikan asupan
gizinya. Namun kenyatannya, banyak wanita usia subur yang makan tidak
teratur,tidak sarapan pagi misalnya atau sering makan junk food yang gadar gizinya
tidak simbang. Status gizi selama masa prakonsepsi yaitu sekitar 3-6 bulan sebelum
3) Diketahui bahwa tubuh membutuhkan 17 % lemak tubuh pada awal siklus haid, dan
1) Masalah ketidaksuburan pada wanita biasanya juga timbul akibat adanya sindrom
ovarium polisistik atau Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endometriosis
2) PCOS merupakan gangguan dimana folikel (kantung sel telur) tidak berkembang
dengan baik, sehingga tidak terjadi ovulasi (pematangan sel telur). Wanita yang
mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak ada sel telur yang
matang, sehingga tidak akanterjadi pembuahan. Gejala yang timbul dari PCOS ini
biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat,tidak haid,atau haid 2-3
keturunan.
Infeksi TORCH sering menimbulkan gangguan kesuburan wanita. Sel telur yang
terinfeksi TORCH menjadi rusak,mengecil dan tidak bisa dibuahi sehingga menjadi
sulit hamil.
e. Rokok
1) Merokok tidak hanya akan menganggu kesehatan, namun juga dapat menghambat
dan menimbulkan masalah pada kesuburan. Dalam asap rokok terdapat lebih dari
4000 zat racun seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida, sianida,
wanita, merokok dapat menyebabkan penurunan produksi sel telur sehingga dapat
menganggu kesuburan.
2) Apabila perokok wanita tersebut hamil, akan timbul berbagai masalah pada
1) Setiap obat pasti memiliki efek samping. Jika berencana ingin hamil,kurangilah
masa selama kehamilan dan masa setelah persalinan yaitu masa menyusui.
2) Apabila sakit cobalah penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu
dengan banyak minum, istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.
Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit tentu merupakan langkah yang lebih
baik dan tepat. Untuk itu,jagalah kondisi kesehatan agar tubuh selalu bugar dan
3) Itulah beberapa masalah kesuburan yang sering terjadi pada wanita. Masalah-
menjadi sulit hamil. Hal-hal tersebut harus dipantang dan dihindari bila ingin
segera (cepat) hamil.Siapkan kondisi kesehatan yang bener-bener fit dan prima
2.3.1 Taksonomi
Gambar 2.1 Daun Sirsak
Kindom : Plantae
Divisi : Spermatopyta
Kelas : Dicotyledonae
Family : Annonaceae
Genus : Annona
Tanaman sirsak terdiri dari Daun Berbentuk bulat panjang, daun menyirip, berwarna
hijau muda sampai hijau tua, ujung daun meruncing,dan permukaan daun mengkilap.
Bunga tunggal, dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga dinamakan bunga
dalam lingkaran dan yang lain spiral atau terpencar. Mahkota bunga yang berjumlah 6
sepalum yang terdiri atas dua lingkaran,bentuknya hampir segitiga, tebal, dan kaku,
berwarna kuning keputih –putihan, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya.
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah). Bunga keluar dari ketiak
terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja yang terdapat pada satu pohon.
Bunga melakukan penyerbukan silang, karena umumnya tepung sari matang terlebih
meruncing. Panjang daun sirsak berkisar antara 6-10 cm dengan lebar daun antara 2-6
cm, memiliki tangkai daun yang cukup pendek sekitar 3-10 mm. Bagian permukaan
daunnya halus dan mengkilat serta berwarna hijau tua pada permukaan atas, dan hijau
muda agak kusam pada permukaan bawah. Selain daun sirsak juga memiliki bau yang
kurang sedap dengan bentuk yang agak tebal dan kaku. Urat daunnya menyirip dan tegak
Pemilihan daun yang akan diambil untuk obat sebaliknya daun tidak terlalu muda
(pucuk) atau terlalu tua. Ambilah daun sirsak pada nomor 2 sampai 4. Pada daun yang
terlalu muda, kandungan senyawa flavonoid masih sedikit. Sedangkan pada daun yang
tua sudah mulai ada yang rusak, sehingga kandungannya rendah. Nomor urut tidaklah
menjadi mutlak, yang terpenting daun yang diambil tidak terlalu muda dan tua. Daun
Daun sirsak mengandung minyak asitrin, sineol 50%-65%, a-pinen, limonene dan
dipenten, mengandung senyawa asetogin, antara lain asimisin, bulatasin dan skuamosin.
disamping itu juga mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000 kali
lebih kuat membunuh sel-sel kanker dari pada zat adriamycin, yang biasa pakai dalam
pengobatan kemotrapi.
Daun sirsak untuk mengobati keputihan pada wanita karena mengandung zat
antiseptik yang dapat membunuh kuman, yaitu fenol, dimana kandungan fenol dalam
daun sirsak memiliki sifat antiseptik 5 kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa. Untuk
mengobati keputihan rebus 10 daun sirsak dalam 2,5 liter air, kemudian rebusan yang
masih hangat tersebut untuk mencuci vagina, dikonsumsi dalam 2 kali selama 1 minggu.
(Triarsari, 2007).
Membunuh bakteri
Keputihan (Fluor
Albus)
Keterangan :
: Diteliti
: mempengaruhi
2.4.1 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil
2012).
Hₒ : Ada pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kejadian keputihan pada wanita
usia subur.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
berikut : rancangan penelitian, sampling desain (populasi dan sampel), pengumpulan data
(editing, coding, entri data, cleaning data) dan analisa data, masalah penelitian dan
keterbatasan penelitian.
suatu hasil. Desain penelitian yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana
Dalam penelitian ini desain penelitian adalah pra eksperimen dengan rancangan one
group pretest postest yaitu rancangan juga tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi
peling tidak sudah dilakukan observassi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji
Keterangan :
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap
sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto, dkk, 2000) dalam (Nursalam, 2013).
kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada
variabel dependen (Nursalam, 2013). Variabel independen Pada penelitian ini adalah
Daun sirsak.
Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel respons
akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain (Nursalam, 2013).
berdasarkan dari sesuatu yang diamati (diamati) itulah yang merupakan kunci dari definisi
Tabel 3.2 Definisi Operasional Pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kejadian
keputihan pada wanita usia subur
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Variabel Daun sirsak adalah tanaman
Independen dari family Annonaceae
Daun Sirsak yang mengandung ekstrak
fenol yang berguna sebagai
antiseptic.
parameter:
merebus 10 lembar daun
sirsak dalam ± 2 gelas (2,5
liter) air rebus daun sirsak
kemudian digunakan untuk
dibilas ke vagina sebelum
tidur selama 6 hari.
parameter:
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subejek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditari kesimpulan (Sujarweni, 204). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
WUS yang mengalami keputihan (fluor albus) di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua
penelitian missal karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
Sampel dalam penelitian harus memenuhi dua kriteria yaitu inklusi dan eksklusi.
Kriteria sampel membantu peneliti mengurangi ias hasil penelitian, khususnya terhadap
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2014). Kriteria inklusi pada
a. Wanita usia subur yang merasa tidak nyaman dan terganggu pada saat keputihan
2. Kriteria eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebagai sebab (Nursalam, 2014). Kriteria
a. Wanita usia subuar yang melakukan terapi lain untuk mengurangi keputihan seperti
N . Z a2 P . q
n= 2 2
d ( N −1 )+ Z a . P . q
q : 1-p
sehingga diperoleh:
30 ( 1,96 )2 0,5.0,5
n=
0,052 ( 30−1 ) +1,962 .0,5 .0,5
115,2 x 0,25
n=
0,072+ 0 , 96
28,8
n= = 27,9
1,032
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Accidental yaitu tehnik
penentuan sampel yang penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemu itu cocok sebagai sumber data (Saryono, 2013).
Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Jati kecamatan kamal, penelitian dilakukan pada
responden, sehingga responden dapat menulis jawabannya. Pada jenis pengukuran ini
peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan
Alat yang diberikan pada penelitian ini untuk mengumpulkan data variabel
dependen dengan menggunakan lembar observasi model check list yang diberikan kepada
yang diukur (Notoatmojo, 2005). Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa
yang hendak diukur, untuk itu perlu dilakukan uji validitas istrumen dimana dalam
penelitian ini akan digunakan external validity dengan cara kuesiner diujikan.Validitas
eksternal instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut
sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Uji
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan
(Nursalam, 2014). Menurut Arikunto (2010), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data, karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Untuk menguji reliabilitas instrumen
digunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson) karena skor yang digunakan dalam
Setelah kuesioner dibuat, kemudian dilakukan uji coba pada beberapa responden. Uji
reabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab
hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan suatu variabel dan
disuusun dalam bentuk kuesoner. Uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama
terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Cronbach alpha> 0,06 maka dikatakan
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan
Setelah meminta surat untuk permohonan ijin penelitian di STIKES Ngudia Husada Madura,
kemudian peneliti meminta ijin kepada Kepala Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal.
Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal,peneliti
bersedia menjadi responden. Data dikumpulkan dari wanita usia subur yang mengalami
keputihan di Desa Tanjung Jati yang mengalami keputihan. Pelaksanaan pengumpulan data
hanya dilakukan sekali tanpa melakukan intervensi terhadap masalah yang diteliti. Dari hasil
pengisian lembar kuesioner oleh responden, data selanjutnya diolah dan ditabulasi untuk
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
pengumpulan data.
3.9.2 Skor (Skoring)
Untuk menentukan data keberhasilan setelah diberikan ekstrak daun sirsak yang
digunakan untuk membilas vagina dapat diperoleh dengan kuesioner pada responden
apakah setelah dilakukan pembilan dengan air rebusan daun sirsak keputihan sembuh
a. Jawaban “Ya” :1
b. Jawaban “Tidak” :0
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori (Alimun, 2010). Setelah dilakukan editingselajutnya penulis
memberikan kode pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa
data.
Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap variabel diberikan kode
sebagai berikut:
Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master
tabel atau data base (Alimul, 2010). Pada tahap ini jawaban responden yang sama
dikelompokkan dengan teliti dan teratur, lalu dihitung, dijumlahkan dan ditulis dalam
bentuk tabel.
datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standart
deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dalam tiap variabel (Notoadmojo, 2014). Pada penelitian ini menggunakan
Analisis bivariat atau analisis 2 variabel dapat disajikan dalam bentuk tabel silang
atau kurva untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut.Uji statistik yang dipilih
tergantung dari skala variabel independen dan dependen yang digunakan (Sudibyo
&Rustika, 2013). Analisa bivariate menggunakan tabulasi silang antara variabel ekstrak
sirsakdengankeputihan.
c. Mengetahui perbedaan kadar glukosa darahpre dan post pada kelompok kontrol
Jika salah satu ada data tidak berdistribusi normal Uji mann withney
Asmaul husna kepada subjek peneliti dengan memperhatikan masalah etika, antara lain.
harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang
responden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
Pretest
Post test
Uji statistic:
a. Univarat
b. Bivariat
1) Uji paried t-test/Wilcoxon
Uji independent-test/Mannwitney
Gambar 3.1 Kerangka Kerja
Pengaruh Pemberian Eksrak Daun Sirsak Terhadap Kejadian Keputihan Pada Wanita Usia Subur di Desa Tanjung
Jati Kecamatan Kamal.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan deskripsi daerah penelitian, dan hasil pengumpulan data dari
desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal tahun 2021. Sesuai dengan tujuan yang ditetapkan,
pengumpulan data dilakukan dengan pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kejadian keputihan
Data Umum
Dari tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 28 responden yang mengalami keputihan
Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 28 responden yang mengalami keputihan
Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa dari 28 responden yang mengalami keputihan
Pada data khusus ini akan disajikan hasil pengumpulan data yang meliputi distribusi
frekuensi.
4.2.1 Data kejadian keputihan sebelum diberikan rebusan ekstrak daun sirsak
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh responden wanita usia subur di
Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal mengalami keputihan patologi sebelum diberikan
terapi ekstrak daun sirsak yaitu sebanyak 28 responden dengan persentase 100% dengan
mean 5,82
4.2.2 Data kejadian Keputihan Sesudah diberikan Rebusan Ekstrak daun Sirsak
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa seluruh responden wanita usia subur di
Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal yang mengalami keputihan patologi berubah menjadi
normal setelah diberikan ekstrak daun sirsak dengan persentase 100% dengan mean 0,71.
4.2.3 Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kejadian keputihan pada
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian keputihan pada wanita usia
subur antara sebelum dan sesudah diberikan rebusan ekstrak daun sirsak di desa
Tanjung Jati Kecamatan Kamal
No Sebelum Sesudah
Responde Skor Kriteria Skor Kriteria
1 7 Patologi 1 Normal
2 6 Patologi 2 Normal
3 6 Patologi 0 Normal
4 5 Patologi 2 Normal
5 6 Patologi 1 Normal
6 5 Patologi 1 Normal
7 6 Patologi 0 Normal
8 5 Patologi 0 Normal
9 6 Patologi 1 Normal
10 7 Patologi 1 Normal
11 5 Patologi 1 Normal
12 5 Patologi 0 Normal
13 6 Patologi 1 Normal
14 6 Patologi 1 Normal
15 5 Patologi 0 Normal
16 6 Patologi 0 Normal
17 5 Patologi 2 Normal
18 6 Patologi 0 Normal
19 5 Patologi 1 Normal
20 5 Patologi 1 Normal
21 6 Patologi 0 Normal
22 7 Patologi 1 Normal
23 5 Patologi 1 Normal
24 7 Patologi 0 Normal
25 6 Patologi 2 Normal
26 7 Patologi 0 Normal
27 5 Patologi 0 Normal
28 7 Patologi 0 Normal
Sumber : Data Primer (2021).
Berdasarkan tabel 4.7 diatas tentang keputihan pada wanita usia subur sebelum
diberikan terapi ekstrak daun sirih didapatkan hasil bahwa dari 28 responden seluruhnya
terapi ekstrak daun sirih didapatkan hasil bahwa dari jumlah 12 responden dinyatakan
Setelah dilakukan uji normalitas pada data didapatkan hasil sebelum diberikan terapi
ekstrak daun sirih yaitu 0,000, sedangkan uji normalitas sesudah diberikan terapi ekstrak
daun sirih yaitu 0,000, dimana hasil data tersebut lebih kecil dari 5% (0,05) maka data
Dari hasil uji beda yang menggunakan uji Wilcoxon didapatkan p value (0,000)
dengan tingkat kemaknaan α (0,05), berarti nilai p value <α. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Hₒ ditolak yang berarti “ada pengaruh pemberian ekstrak daun sirih
terhadap keputihan pada wanita usia subur di desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal”.
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum diberikan Ekstrak Daun Sirsak
Berdasarkan hasil penelitian tentang keputihan pada wanita usia subur sebelum
diberikan ekstrak daun sirsak di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal menunjukkan
bahwa seluruh responden yang akan diteliti mengalami keputihan patologi yaitu sebanyak
28 responden (100%). Keputihan tersebut berupa cairan yang keluar agak lengket, berbau
tidak sedap atau bau amis, dan serta terasa gatal, panas pada area kewanitaan.
aroma khas dan lainnya. Kurangnya seseorang dalam menjaga personal hygiene seperti
mengganti celana dalam sesering mungkin juga bisa menjadi pemicu timbulnya keputihan.
Apabila keputihan patologi dibiarkan begitu saja, maka akan memberikan efek yang lebih
Menurut Boyke (2010) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian
celana dalam yaitu sebaiknya mengganti celana dalam sebanyak 2 kali sehari. Kurang
keputihan. Celana dalam adalah pakaian yang cepak bau dan kotor karena paling dekat
dan menempel dibagian paling jorok, mudah bau, dan sarang kuman. Wanita yang jarang
mengganti celana dalam dapat dipastikan mudah terkena penyakit organ kelamin, conto
kecilnya ialah keputihan. Menjaga kebersihan serta kesehatan di area intim merupakan hal
yang wajib bagi setiap wanita. Jika daerah intim tidak dijaga kesehatannya dapat
hal yang wajar dan tidak perlu diobati. Padahal keputihan ini bisa menjadi tanda awal dari
kemandulan hingga kanker. Keputihan yang tidak segara diobati akan menimbulkan
kemandulan (Infertilisasi).
responden sebelum diberikan rebusan ekstrak daun sirsak hampir setengahnya berusia <25
Hal ini sesuai denga teori (Susanti, dalam Riska 2014) menyatakan remaja pada
rentang umur 17-25 tahun kerap sibuk dengan berbagai aktifitas yang meraka lakukan.
Mengingat pada masa tersebut merupakan masa peralihan sehingga banyak yang ingin
mereka lakukan dengan sesuai keinginannya. Aktivitas yang banyak menyebabkan remaja
yang masih minim mengenai pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi diusia
tersebut. Tidak jarang pada usia tersebut banyak yang mengalami keputihan karena hal
tersebut.
Selain dipengaruhi oleh faktor usia keputihan pada wanita usia subur jaga
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan diketahui bahwa dari 28 responden sebelum diberikan
ekstrak daun sirsak hampir setengahnya berpendidikan SMP yaitu sebnayak 11 (39,3%)
responden.
Hal tersebut sesuai teori Triwibowo dan Pusphandani, (2015) bahwa pendidikan
kesehatan adalah segala upaya dan rencana untuk mempengaruhi semua kegiatan yang
pengetahuan yang cukup tentang genital hygiene sehingga dapat menimbulkan presepsi
negatif dimasyarakat seperti Arah membersihkan alat kelamin perempuan yang benar
adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), cervicitis,vaginitis dan penyakit
radang panggul.
5.2 Gambaran Keputihan Pada Wanita Usia Subur sesudah diberikan Rebusan Ekstrak
diberikan rebusan Ekstrak daun sirsak di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal,
menunjukan bahwa seluruh responden (100%) wanita di usia subur yang awalnya
keputihan normal. Dimana yang awalnya mengalami Keputihan berupa cairan yang
keluar agak lengket menjadi normal,dan lendir yang keluar berbau tidak sedap atau bau
amis sudah menjadi normal, dan serta terasa gatal, panas pada area kewanitaan sudah
menjadi normal.
5.3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak Terdahap Keputihan Pada Wanita Usia
Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon di dapatkan hasi p value (0,000) < α
(0,05) sehingga Hₒ diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian
ekstrak daun sirsak terhadap keputihan pada wanita usia subur di Desa Tanjung Jati
Kecamatan Kamal.hal ini dikarenakan dari 28 responden keseluruhan wanita usia subur
juga dapat dijadikan salah satu cara untuk mencegah terjadinya keputihan yang berlebih
karena didalam daun sirsak terdapat kandungan (zat) yang memiliki manfaat yang dapat
Hal ini sesuai dengan teori (Triarsari, 2007) Daun sirsak untuk mengobati
keputihan pada wanita karena mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh kuman,
yaitu fenol, dimana kandungan fenol dalam daun sirsak memiliki sifat antiseptik 5 kali
lebih efektif dibandingkan fenol biasa. Selain itu Daun sirsak mengandung minyak
asitrin, sineol 50%-65%, a-pinen, limonene dan dipenten, mengandung senyawa asetogin,
antara lain asimisin, bulatasin dan skuamosin. Pada kosentrasi tinggi, senyawa asetogenin
annonaceous acetogenins yang mampu 10.000 kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker
dari pada zat adriamycin, yang biasa pakai dalam pengobatan kemotrapi.
Penelitian ini didukukng oleh penelitian Hidayati dan Hanifah (2020) tentang
Efektivitas Pemberian Ekstrak daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Kejadian
Keputihan Patologis Pada Wanita Usia Subur. Dalam hasil penelitiannya menyatakan
bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap
Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian pengaruh
pemberian ekstrak daun sirsak ( Annoma Muricata Linn) terhadap kejadian keputihan
patologis pada Wanita usia subur di Desa Tanjung Jati Kecamatan Kamal
6.1 Kesimpulan
1. Wanita usia subur di Desa Tanjung Jati kecamatan Kamal sebelum diberikan ekstrak
2. Wanita usia subur di Desa Tanjung Jati kecamatan Kamal sesudah diberikan ekstrak
3. Ada pengaruh sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun sirsak terhadap keputihan
6.2 Saran
Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menambahkan referensi tentang pengaruh
pemberian ekstrak daun sirsak terhadap keputihan pada wanita usia subur.
2. Bagi masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang keputihan patologis dan cara mengobati dengan cara
tradisional seperti salah satunya di berikan ekstrak daun sirsak.
3. Bagi institusi
Hasil penelitian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi ilmiah tentang
pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap keputihan pada wanita usia subur.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin , (2007). Kesehatan Reproduksi remaja dan wanita. Paling sering terjadi.Jogjakarta:
Buku Biru.
Ardayani, Tri. 2012. Kesehatan reproduksi Pada Kebidanan, Keperawatan, dan Tenaga
Kesehatan. Bandung: CV Cakra.
Hidayat, (2011). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa Data. Cetakan
ke Empat. Selemba Medika: Jakarta.
Muktiana, (2014). Khasiat dan cara olah sirsak untuk kesehatan & bisnis makanan,
Yogjakarta. Pustaka Baru Press.
Manuaba, (2008). Memahami kesehatan Refroduksi wanita, Edisi 2. Jakarta :EGC
Prasetyo (2013). Dahsyat Sirsak dan manggis Basmi Segala Penyakit. Jogjakarta : Flashbooks.
Ramayanti. 2004. Pola Mikroorganisme Flour albus patologi yang di sebakan oleh infeksi
pada penderita rawat jalan diklinik. Testik/FK UNDIP. Semarang
Ramyanti, (2004). Pola mikroorganisme Flour Albus patologi yang disebabkan oleh infeksi
pada penderita rawat jalan di Klinik ginikologi rumah sakit umum DR. Kariadi
Semarang. Disertasi, Universitas Semarang.
Suparyanto, (2011). Wanita Usia Subur. Diankes 9 April 2015, Bandung Alfabeta.
Widia, (2011). Perbedaan kejadian Flour Albus patologi Antara yang menggunakan Sabun
Anti Septik Daun Sirih pada Wus.