Anda di halaman 1dari 19

Referat

Fluor Albus Fisiologis


Christianto Buntu Patandianan
112019085
Stase Obgyn RSUD Tarakan
batch 34

Pembimbing:
 
Dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)
Definisi
 Keputihan (leukorea/fluor albus/vaginal discharge)
adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia
yang tidak berupa darah. Keputihan bukanlah penyakit
tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari
hampir semua penyakit kandungan. Penyebab utama
keputihan harus dicari dengan anamnesa, pemeriksaan
kandungan, dan pemeriksaan laboratorium
Klasifikasi
1. Keputihan fisiologis: Berupa cairan jernih, tidak berbau
dan tidak gatal, mengandung banyak epitel dengan leukosit
yang jarang.
2. Keputihan patologis Cairan eksudat yang berwarna,
mengandung banyak leukosit, jumlahnya berlebihan,
berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas, sehingga
seringkali menyebabkan luka akibat garukan di daerah
mulut vagina.
Fisiologi Cairan Vagina
 campuran yang terdiri dari lendir servik (sebagian
besar), cairan endometrium dan tuba falopii, eksudat
dari Kelenjar Bartholine dan Skene, transudat dari
epitel pipih vagina yang mengalami eksfoliasi,
produk metabolisme mikroflora vagina
 Terdiri dari : protein, polisakarida, asam amino,
enzym dan imunoglobulin.
Etiologi
Keputihan yang fisiologis terjadi pada
keadaan apa?
a. Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormone
estrogen dan progesteron sang ibu.
b. Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid.
c. Setiap wanita dewasa yang mengalami
kegairahan seksual, ini berkaitan dengan
kesiapan vagina untuk menerima penetrasi
saat senggama.
d. Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut
rahim.
e. Kehamilan yang menyebabkan peningkatan
suplai darah ke daerah vagina dan mulut
rahim, serta penebalan dan melunaknya
selaput lendir vagina.
f. stress, kelelahan,atau konsumsi obat-obat
hormonal
Apakah merugikan?
 Tidak selalu

1. sistem pelindung alami saat terjadi gesekan di dinding vagina saat anda

berjalan dan saat melakukan hubungan seksual

2. mekanisme pertahanan tubuh dari bakteri yang menjaga kadar keasaman

pH wanita. Sebagian besar bakteri yg menguntungkan. Bakteri

menguntungkan ini hampir mencapai 95%

3. Jika keadaan ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan

yang membuat keasaman tersebut bertambah dan berkurang, maka bakteri

yang menimbulkan penyakit tersebut tidak akan mengganggu.


Epidemiologi
 wanita Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 237.641.326 jiwa
yang mengalami keputihan atau 75% dari perempuan di dunia
pernah setidaknya mengalamai 1 kali keputihan dalam hidup
mereka
 sedikitnya 90% perempuan berpotensi untuk terserang
keputihan, dikarenakan negara Indonesia adalah daerah
beriklim tropis memiliki cuaca yang panas sepanjang waktu,
sehingga penduduk Indonesia mempunyai tubuh mudah
berkeringat sehingga jamur dengan mudah berkembang
Diagnosis
 Anamnesis:
1. Sejak kapan mengalami keputihan.
2. Bagaimana konsistensi, warna, bau, jumlah dari keputihannya.
3. Riwayat penyakit sebelumnya.
4. Riwayat penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid.
5. Riwayat penggunaan bahan-bahan kimia dalam membersihkan
alat genialia
 6. Higienis alat genitalia
Diagnosis
Pemeriksaan Fisis:
Pemeriksaan fisis harus dapat diarahkan diagnosis apabila dijumpai:
1. Inspeksi : kekentalan, bau dan warna leukore
2. Warna kuning kehijauan berbusa:parasit
3. Warna kuning, kental : GO
4. Warna putih : jamur
5. Warna merah muda : bakteri non spesifik
 6. Palpasi : pada kelenjar bartolini
 Pemeriksaan ginekologi

1. Inspekulo

2. Pemeriksaan bimanual

3. Laboratorium

4. Pemeriksaan pH normal vagina : 3,8 – 4,5

• Pulasan dengan pewarnaan gram

• Pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10%


 • Kultur
Pencegahan keputihan
1) Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak menggangu
kestabilan pH di sekitar vagina. Sabun antiseptic biasa umumnya bersifat
keras dan terdapat flora normal di vagina.
2) Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar
vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel
halus yang mudah terselip di sana sini dan akhirnya mengundang jamur dan
bakteri bersarang di tempat itu.

3) Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.

4) Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab,


usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai
5) Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun.
Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana di sekitar
organ intim panas dan lembab.
6) Pakaian luar juga diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-
porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar
sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.

7) Ketika haid sering-seringlah berganti pembalut.

8) Gunakan panty liner di saat perlu saja.


9) Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi dan sebagainya.

10) pola hidup sehat dengan diet seimbang, istirahat cukup, hondari rokok
dan alcohol, serta hindari stress berkepanjangan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai