Anda di halaman 1dari 22

Anatomi Genitalia Wanita

Flora Normal Vagina


O Penghuni utama vagina dewasa adalah lactobacilus yang toleran
terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan
epitelium vagina, dan menghasilkan asam. pH di dalam vagina
terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6. Mengalami perubahan
flora dengan bertambahnya usia. Sebelum
pubertas,flora dominan Staphylococcus, Streptococus, Diphtheroi
d, dan Escherichia coli. Setelah
pubertas, aerophillus Lactobacillus mendominasi , dan fermentasi
glikogen oleh bakteri berperanan untuk menjaga pH asam, yang
mencegah pertumbuhan berlebih dari organisme vagina lainnya
O Beberapa jamur, termasuk Candida albicans. dapat berkembang
biak menyebabkan kandidiasis jika pH vagina meningkat dan
menurunkan daya bersaing. Bakteri Protozoa: Trichomonas
vaginalis dapat ditemukan pada wanita yang sehat
Patofisiologi Keputihan
Flora normal Menjaga derajat
dalam vagina 95% keasamaan (pH)
bakteri agar tetap pada
Lactobacillus , level normal ( <4,5)
sisanya adalah Bakteri Lactobacillus
bakteri patogen akan tumbuh subur
dan bakteri patogen
akan mati

Bakteri patogen
Risiko akan Jika pH dalam
infeksi akan berkembang dan vagina lebih
meningkat flora normal akan tinggi ( > 4,5 )
mati
Etiologi Penyebab Keputihan
1. Bakteri
O Gonococcus
O Chlamydia Trachomatis
O Gardnerella vaginalis
2. Jamur
O Candida Albicans
3. Parasit
O Trichomonas vaginalis
4. Virus
O Virus Herpes Simplex (VHS) tipe 2
O Human Papilloma Virus (HPV)
5. Penyebab lain:
O Benda asing dalam vagina
O Penyakit organ kandungan ( peradangan, tumor atau kanker)
O Gangguan keseimbangan hormon
Patogenesis Penyebab
Keputihan
Bakteri lactobacillus dalam flora vagina
menjaga derajat keasaman (pH) <4,5. Dengan
tingkat keasaman tersebut, lactobasillus akan
tumbuh subur dan bakteri patogen akan mati.
Pada kondisi tertentu, kadar pH bisa berubah
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari
normal. Jika pH vagina naik menjadi lebih
tinggi dari 4,5 maka mikroorganisme patogen
akan tumbuh dan berkembang biak
Pemeriksaan Ginekologi
O Inspeksi
 Lakukan pemeriksaan pandang pada daerah vulva dan perineum
 Nilai tanca Chadwick
 Buka celah labium mayus, perhatikan labium minora, klitoris, muara uretra
ekternum
 Perhatikan introitus vagina
O Inspekulo
 Dengan menggunakan spekulum yang sudah diberi lubrikans, masukkan
ujung speculum sejajar introitus.
 Setelah cukup dalam putar 90 drajat, hingga lumen vagina dan porsio
tampak jelas, kemudaian fiksasi pengungkit.
 Perhatikan darah dan fluor albus didinding vagina, rugae vaginalis, porsio.
 Nilai tanda Guedel.
 Lepaskan pengungkit, putar tangkai 90 drajat, kemudian keluarkan
speculum.
O Palpasi Bimanual
 Lakukan palpasi pada kelenjar Bartholini, apakah ada
pembekakan atau abses
 Buka labium mayus dengan tangan kiri, dan tangan kanan
vaginal taucher
 Periksa dinding vagina, raba serviks, perhatikan apakah licin,
kasar, teraba polip atau tumor
 Lakukan perabaan korpus uteri, tentukan letak, bentuk,
konsistensi, permukaan atau mobilitas uterus
 Nilai tanda Hegar dan Piscaseck
 Lakukan perabaan parametrium dan adneksa, normalnya
teraba, adakah nyeri saat penekanan atau tidak
 Lakukan perabaan pada kavum douglas, apakah ada tonjolan
 Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimpisis, dan
keluarkan kedua jari tangan kanan
Status Lokalis Kista Bartholini
O Hasil pemeriksaan fisik pada ibu dengan
kista bartholini didapatkan :
a) Inspeksi : tampak pembengkakan pada kista
pada posisi Jm 5 atau jam 7 pada labium
minus posterior disertai kemerahan dan
tampak ada secret (keputihan) di vagina.

b) Palpasi : teraba penonjolan / pembengkakan


yang nyeri saat dipalapasi pada salah satu sisi
vulva.
Patofisiologi Kista Bartholini
O Kista bartholini terjadi karena adanya sumbatan
pada salah satu duktus sehingga mucus yang
dihasilkan tidak dapat disekresi.

O Sumbatan dapat disebabkan oleh mucus yang


mengental, infeksi, trauma atau gangguan
congenital.

O Jika terjadi infeksi pada kista bartholini maka kista


ini berubah menjadi abses yang ukurannya dapat
meningkat setiap hari dan terasa nyeri
Etiologi
- Inflamasi / trauma Ostium dari Ductus
Bartholini mengalami Distensi kelenjar
- Stenosis sumbatan & duktus oleh
- Kongenital cairan

Kista
Bartholini
Etiologi Kista Bartholin
Infeksi kelenjar bartholini terjadi oleh infeksi
gonokokus, pada bartholinitis kelenjar ini akan
membesar, merah, dam nyeri kemudian isinya akan
menjadi nanah dam keluar pada duktusnya, karena
adanya cairan tersebut maka dapat terjadi
sumbatanpada salah satu duktus yang dihasilkan
oleh kelenjar dan terakumulasi, menyebabkan
kelenjar membengkak dan menbentuk suatu kista.
Diagnosis Kista Bartholini
• Anamnesis
O Pada anamnesis dinyatakan tentang gejala seperti
Panas, Gatal, Sudah berapa lama gejala berlangsung,
Kapan mulai muncul, Apakah pernah berganti pasangan
seks, Keluhan saat berhubungan, Riwayat penyakit menular
seksual sebelumnya, Riwayat penyakit kelamin pada
keluarga
• Pemeriksaan Fisik
O Kista bartholini di diagnosis melalui pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan dengan posisi litotomi, terdapat
pembengkakan pada kista pada posisi jam 5 atau jam 7
pada labium minus posterior. Jika kista terinfeksi, maka
pemeriksaan kultur jaringan dibutuhkan untuk
mengidantifikasi jenis bakteri penyebab abses dan untuk
mengetahui ada tau tidaknya infeksi menular
• Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan meliputi
pemeriksaan laboratorium untuk membedakan jenis bekteri
yang menginfeksi kista kelenjar bartholini, Pemeriksaan
tersebut meliputi :

a) Pemeriksaan gram untuk membedakan bakteri


penyebab.
b) Pemeriksaan dengan menggunakan apusa darah tepi
untuk melihat ada atau tidaknya leukositosis.
c) Pemeriksaan kultur jaringan untuk mengidentifikasi
bakteri penyebab infeksi.
d) Biopsi dilakukan jika dicurigai terjadi keganasan.
e) Palno tes untuk memastikan klien tidak dalam keadaan
hamil
Tatalaksana
O tindakan pembedahan, tindakan itu terdiri atas
ekstirpasi,
O Jika bentuk kista yang tidak membesar dan tidak
mengganggu tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa
tetapi
O jika sudah bernanah harus dikeluarkan dengan
sayatan. Pembedahan berupa ekstirpasi dapat
dilakukan bila diperlukan yang dianjurkan adalah
marsupialisasi
Pemeriksaan Penunjang
Keputihan
PENCEGAHAN KEPUTIHAN

1. Menjaga kebersihan diantaranya:


• Selalu cuci daerah
kewanitaan dengan air bersih
setelah buang air.
Membersihkannya dilakukan
dengan cara yang benar yaitu
dari depan ke belakang, agar
kotoran dari anus tidak
masuk ke vagina.
• Menjaga daerah kewanitaan
agar tetap kering untuk
mencegah tumbuhnya bakteri
dan jamur
• Saat menstruasi biasakan
mengganti pembalut apabila
sudah terasa basah dan
lembab
• Menghindari penggunaan cairan
pembersih kewanitaan karena
dapat mengganggu pH vagina
dan dapat merangsang timbulnya
jamur atau bakteri
• Menjaga kuku tetap bersih dan
pendek, kuku dapat terinfeksi
Candida akibat garukan pada
kulit yang terinfeksi. Candida
yang tertimbun dibawah kuku
tersebut dapat menular ke vagina
saat mandi atau saat cebok.
2. Memperhatikan pakaian,
diantaranya:
• Apabila celana dalam yang dipakai
sudah terasa lembab sebaiknya segera
diganti dengan yang kering dan bersih
(minimal sehari 2 kali)
• Menghindari pemakaian pakaian dalam
atau celana panjang yang terlalu ketat
karena dapat meningkatkan
kelembapan organ kewanitaan
• Tidak duduk dengan pakaian basah
(misalnya: selesai olahraga dan selesai
renang karena jamur lebih senang pada
lingkungan yang basah dan lembab)
• Menggunakan pakaian dalam dari
bahan katun karena katun menyerap
kelembaban dan menjaga agar sirkulasi
udara tetap terjaga.
3. Mengatur gaya hidup, diantaranya:
• Menghindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa
menggunakan alat pelindung seperti kondom
• Mengendalikan stres
• Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk
melawan serangan infeksi
• Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan
tinggi gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan
pertumbuhan bakteri yang merugikan
• Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan
dapat membuat kedua paha tertutup rapat sehingga
mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembaban
sekitar vagina
• Apabila mengalami keputihan yang tidak normal segera datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan agar segera mendapatkan
penanganan dan tidak memperparah keputihan.
Tatalaksana Keputihan
a. Terapi farmakologi
O disebabkan oleh Candidiasis dapat diobati dengan anti jamur
atau krim. jenis obat anti jamur Imidazol yang disemprotkan
dalam vagina sebanyak1 atau 3 ml. Ada juga obat oral anti
jamur yaitu ketocinazole dengan dosis 2x1 hari selama 5 hari.
Apabila ada keluhan gatal dapat dioleskan salep anti jamur
O disebabkan oleh Tricho moniasis diberikan tablet metronidazol
(Flagy) atau tablet besarTinidazol(fasigin) dengan dosis 3x1 hari
selama 7-10hari
O disebabkan oleh memberikan metronidazo latau Tinidazol
dengan dosis 3x1 selama 7- 10 hari.
O Pengobatan kandidiasis vagina dapat dilakukan secara topikal
maupun sistemik. Obat anti jamur tersedia dalam berbagai
bentuk yaitu: ge l,krim, losion, tablet vagina, suppositoria dan
tablet oral
b. Terapi Nonfarmakologi
1. Perubahan Tingkah Laku
2. Personal Hygiene
3. Pengobatan Psiko logis

Anda mungkin juga menyukai