Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

Daftar Isi .........................................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTISIS
2.1.Landasan Teori
2.1.1.Kualitas Produk
2.1.2.Citra Merek
2.1.3.Iklan
2.1.4.Kepuasan Pelanggan
2.1.5.Keputusan Pembelian
2.2.Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Subyek Penelitian
3.2.Pelaksanaan Penelitian
3.3.Pengukuran Variabel
3.4.Metode Analisa Data
a.)Uji Validitas
b.)Uji Reliabilitas
c.)Uji Regresi
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Responden
4.2.Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.Pengujian Hipotesis
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
5.1.Kesimpulan
5.2.Implikasi
5.3.Keterbatasan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Lampiran 1.Kuisioner
Lampiran 2.Data Hasil Kuisioner
Lampiran 3.Uji Validitas
Lampiran 4.Uji Reliabilitas
Lampiran 5.Uji Regresi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Memiliki rambut yang indah merupakan dambaan bagi setiap orang terutama
perempuan untuk itu pemilihan sampo yang tepat bagi rambut akan sangat mempengaruhi
kesuburan, kelembutan dan kekuatan rambut. Banyaknya sampo yang beredar dipasaran
membuat produsen bersaing ketat untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan konsumen. Selain harus membuat produk sampo yang diinginkan konsumem
produsen juga harus menciptakan produk yang memiliki nilai tambah seperti unik dan
berbeda dari produk lainya atau memiliki ciri khas sehingga membuat konsumen tertarik
untuk membeli sampo tersebut.
Sampo merupakan produk yang digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
rambut. Sehingga pemilihan sampo yang tepat akan sangat berpengaruh pertumbuhan rambut.
Saat ini sampo yang beredar di pasar Indonesia sangat beraneka ragam, antara lain Dove,
Rejoice, Pantene, Clear, Sunsilk dsb. Sampo Sunsilk merupakan salah satu merek yang telah
bertahan selama puluhan tahun dan mendominasi pangsa pasar Indonesia.Sunsilk merupakan
salah satu produk sampo yang diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk dan mulai
dipasarkan di Indonesia sejak tahun 1952. Sejak produk pertamanya dipasarkan. Sunsilk terus
melakukan inovasi–inovasi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya,
terutama yang berkaitan dengan perawatan rambut. Seperti dalam tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1
Inovasi Sunsilk

Tahun Inovasi Sunsilk


1952 Diluncurkan untuk pertama kalinya di pasaran Indonesia (dalam botol kaca)
1970 Sunsilk diluncurkan kembali dengan menggunakan botol rancangan
internasional dan pada saat yang sama varian kedua “lemon” diluncurkan.
1975 Sunsilk hitam-sunsilk hitam pertama yang diperkenalkan di pasar dan
kemudian menjadi varian merk ini.
1995 Pendekatan bahan ganda (yaitu varian minyak kelapa dan mawar) di
perkenalkan dipasar.
1997 Peluncuran kembali jajaran produk (5 varian) dengan menggunakan
pendekatan varian ganda dan juga bentuk botol baru.
1999 Peluncuran kembali deretan shampo sunsilk dengan menggunakan fruitamin
sebagai pendekatan baru teknologi ilmu alam (proyek apolo).
2001 Peluncuran kembali jajaran produk dengan menggunakan bahan bergizi
sebagai pendekatan teknologi baru (proyek Voyager).
2003 Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan bentuk botol baru (proyek
merkuri)
2006 Peluncuran kembali jajaran produk dengan menggunakan permukaan baru
(proyek aurous)
2009 Peluncuran logo sunsilk yang baru serta beberapa varian sunsilk yang baru
Sunsilk Damage Treatment, Sunsilk Bouncy Curl dan Sunsilk Straight &
Sleek.
2010 Sunsilk untuk pertama kalinya bekerja sama dengan tujuh pakar rambut
berkelas dunia menciptakan formula khusus untuk berbagai jenis rambut yang
diberi nama “ Sunsilk Co-Creations”.

Sampo Sunsilk selalu melakukan revolusi dengan inovasi barunya di industri


kecantikan rambut agar produknya tidak terlanjur "tua" di pasar, dalam arti Sunsilk harus
selalu mengikuti perkembangan dan menemukan sesuatu yang baru dimata konsumennya,
salah satunya adalah Sunsilk Co-Creations. Sunsilk menciptakan delapan varian sampo
bekerjasama dengan tujuh pakar rambut dunia untuk menghasilkan formulasi terbaik, terdiri
dari: (1) biru, Anti Dandruff untuk rambut berketombe (Yuko Yamashita dari Jepang), (2)
hijau, Clean & Fresh untuk rambut segar dan bersih (Quidad dari Amerika), (3) kuning, Soft
& Smooth untuk perbaikan rambut kering dan rusak (Thomas Taw dari London), (4) orange,
Damage Hair Treatment untuk rambut yang telah lama diwarnai (Rita Hazan), (5) coklat,
Hair Fall Solution untuk rambut rontok (Francesca Fusco, MD dari New York), (6) hitam,
Black Shine untuk rambut hitam berkilau (Jamal Hammadi), (7) merah muda, Bouncy Curls
untuk rambut keriting (Teddy Charles), dan (8) Straight & Sleek, untuk rambut lurus dengan
kemasan warna ungu.
Sunsilk untuk kategori shampo adalah merek terbaik dengan brand value (nilai merek)
menempati urutan teratas pada tahun 2010. Akan tetapi, Sunsilk lalu mengalami penurunan
brand value pada tahun 2011 hingga tahun 2013. Sunsilk mengalami penurunan sebesar 0,1%
pada tahun 2011, 0,8% pada tahun 2012 dan 0,9% pada tahun 2013.
Survei brand value dapat dijadikan parameter keberhasilan merek dalam
meningkatkan kinerja berupa pangsa pasar ataupun keuntungan perusahaan. Berdasarkan
point brand value-nya, sunsilk cenderung mengalami penurunan yang mengindikasikan
merek tersebut memiliki kinerja yang menurun. Apalagi brand value mempertimbangkan
aspek penguasaan pasar (market share), popularitas merek (brand awareness), popularitas
iklan (ad awareness), kepuasan (satisfaction), dan indeks pertumbuhan (gain Index). Apabila
penurunan ini terus terjadi dan tidak ada upaya perbaikan yang cepat, maka bukan tidak
mungkin jika beberapa tahun ke depan sunsilk dapat tergeser.
Penurunan brand share (pangsa pasar merek) bergerak dengan cepat mengalami
fluktuatif. Hal ini membuat perusahaan harus dapat mampu melakukan inovasi, baik dari sisi
kualitas produk, layanan, maupun strategi agar perusahaan mampu mempertahankan pangsa
pasar yang sudah dimiliki dan bahkan meningkatkannya. Kondisi fluktuatif ini bisa
disebabkan produk yang sudah tidak di sukai konsumen, tidak memenuhi selera konsumen,
ataupun semakin ketatnya persaingan. Perusahaan yang secara mantap meningkatkan
posisinya dalam ingatan dan pilihan konsumen pastinya akan memperoleh peningkatan dalam
pangsa pasar dan peningkatan labanya (Kotler & Amstrong , 2001). Untuk memperkenalkan
mereknya perusahaan umumnya melakukan kegiatan periklanan sebagai sarana promosi agar
merek tersebut dapat diingat konsumen melalui media advertising (periklanan) tersebut.
TOM Advertising Sunsilk juga mengalami penurunan dalam rentang waktu 2010-2013.
Perlu bagi Sunsilk untuk menyadari penurunan-penurunan yang terjadi hal ini
dimaksutkan agar Sunsik segera memperbaiki diri sehingga tidak lagi mengalami penurunan
baik dari brand value, brand share, TOM brand dan TOM Ad. Persaingan produk sampo yang
semakin ketat membuat perusahaan berlomba-lomba meningkatkan citra merek produk
mereka. Strategi pemasaran melalui media periklanan yang tepat akan meningkatkan nilai
merek suatu produk dan dapat menciptakan konsumen yang loyal terhadap produk tersebut.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin menurunya kinerja brand value, brand
share, TOM brand dan TOM Ad pada sampo Sunsilk pada tiga tahun terakhir dari tahun 2011
sampai tahun 2013. Dimana brand value dapat dijadikan parameter keberhasilan merek dalam
meningkatkan kinerja berupa pangsa pasar ataupun keuntungan perusahaan. Berdasarkan
point brand value-nya, sunsilk cenderung mengalami penurunan yang mengindikasikan
merek tersebut memiliki kinerja yang menurun. Apalagi brand value mempertimbangkan
aspek penguasaan pasar (market share), popularitas merek (brand awareness), popularitas
iklan (ad awareness), kepuasan (satisfaction), dan indeks pertumbuhan (gain Index).dari hal
tersebut maka penulis juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh iklan yang
berhubungan dengan top of mind advertising yang menurun, citra merek yang berhubungan
dari brand value dan top of mind brand yang menurun dan harga yang berhubungan. dengan
brand share yang menurun pada Sunsilk. Penelitian ini membahas mengenai Sunsilk secara
keseluruhan hal ini di maksutkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian
karena disesuaikan dengan data yang ada. Penelitian ini juga lebih memfokuskan pada
penduduk kota Surakarta yang menggunakan produk sampo Sunsilk baik yang sedang
menggunakan atau yang pernah menggunakan sampo Sunsilk. Dalam penelitian ini di
gunakan metode sampel hal ini karena Surakarta merupakan komunitas heterogen yang
berasal dari berbagai latar belakang, sifat, kebiasaan, daerah, budaya, dan tingkat ekonomi
serta jumlah penuduk yang banyak maka untuk memudahkan dalam penelitian akan
digunakan teknik sempel. Berdasarkan data tersebut dan berdasarkan beberapa penjelasan di
awal, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ; “ANALISIS
PENGARUH KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PRODUK, IKLAN DAN CITRA
MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPO SUNSILK DI WILAYAH
SURAKARTA”

1.2.Rumusan Masalah
Pada tahun 2010 Sunsilk memperoleh Platinum dan Golden Brand 2010 sebagai
Pemenang IBBA (Indonesia Best Brand Awards) selama sembilan kali berturut–turut sejak
tahun 2002. IBBA adalah penghargaan yang diberikan oleh majalah SWA kepada merek–
merek terbaik di Indonesia menurut hasil survei MARS dan majalah SWA. Sunsilk
merupakan Market Leader dari kategori sampo sampai tahun 2010. Tetapi, Sunsilk
mengalami penurunan kinerja pada tahun 2011 hingga 2013. Hal itu dapat dilihat dari
penurunan Brand Value padahal brand value merupakan parameter keberhasilan kinerja dari
suatu merek. Elemen-elemen dari kinerja merek (brand value) seperti Brand share, TOM
Brand, dan TOM Advertising juga mengalami penurunan. Hal ini bisa diasumsikan adanya
penurunan kekuatan merek dalam benak konsumen (brand awareness) dan tentunya akan
mempengarui sikap konsumen terhadap citra merek (brand image) Sunsilk. Untuk itu , maka
dalampertanyaaan penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah ” Apakah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian sampo Sunsilk di Semarang
sehingga diharapkan mampu meningkatkan brand value, brand share, TOM brand dan TOM
Advertising pada sampo merek Sunsilk?”
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, diajukan pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian Sampo Sunsilk?
2. Apakah pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Sampo Sunsilk?
3. Apakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Sampo Sunsilk?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sesungguhnya untuk mengetahui mengenai jawaban yang
dikehendaki dalam rumusan masalah. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitan ini
adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian Sampo Sunsilk
2. Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Sampo
Sunsilk.
3. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Sampo Sunsilk.

1.4.Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Bagi Konsumen
Memberi pemahaman dan tambahan informasi kepada para konsumen dalam
melakukan proses pembelian produk
2. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan bagi pihak manajemen untuk menentukan langkah langkah
yang tepat dalam upaya meningkatkan kepercayaan costumer dengan cara
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian sehingga perusahaan mampu meningkatkan volume
penjualannya serta dapat digunakan perusahaan dalam memperluas pangsa pasar dan
penjualan.
3. Bagi kalangan akademik memberi konstribusi dan tambahan referensi terutama bagi
penelitian–penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keputusan pembelian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1.Landasan Teori
2.1.1.Kualitas Produk
Kualitas produk adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2009). Pengertian keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar
membeli (Kotler, 2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Menurut Kotler (2009) proses pengambilan keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh
konsumen akan melalui lima tahap, tetapi konsumen tidak selalu melalui lima tahap dalam
pembelian produk mungkin konsumen ada yang melewati atau membalik beberapa tahap,
diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tahapan Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler (2009)

2.1.2.Citra Merek
Citra Merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa
logo,cap/kemasan) untuk mengidentifikasikan barang/jasa dari seorang penjual/kelompok
penjual tertentu. American Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2009)
mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing

Fungsi Merek :

1. Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau
badan hukum lain.
2. Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksi cukup dengan
menyebutkan mereknya.
3. Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
2.1.3.Iklan
Iklan merupakan salah satu media yang paling umum bagi perusahaan dalam
melakukan komunikasi persuasif pada sasaran pembeli dan masyarakat. Iklan adalah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan
suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang
akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan juga merupakan segala
bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan barang atau jasa oleh sponsor tertentu
yang harus dibayar. Iklan merupakan cara yang berbiaya efektif dalam menyampaikan pesan,
untuk membangun persepsi merek atau untuk mendidik orang. Menurut peneliti sendiri iklan
adalah suatu proses persuasif untuk memperkenalkan suatu produk dan membujuk konsumen
untuk melakukan pembelian dan memerlukan pembayaran. Fungsi periklanan diantaranya
adalah:
1. Memberi informasi (informing) yakni membuat konsumen sadar akan merek baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi
penciptaan citra merek yang positif.
2. Membujuk (persuading), yang berarti iklan yang efektif akan mampu membujuk
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Mengingatkan (reminding), dimana iklan berfungsi untuk menjaga agar merek
perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
Menurut Kotler(2009) tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah tujuannya, baik
untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan atau memperkuat. Sesuai dengan
hierarki pengaruh.

 Iklan informatif bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan


tentang produk atau fitur baru produk yang ada.
 Iklan persuasif bertujuan untuk menciptakan kesukaan , preferensi, keyakinan, dan
pembelian produk atau jasa.
 Iklan pengingat bertujuan untuk menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa
 Iklan penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan
pilihan tepat.

2.1.4. Kepuasan Pelanggan


Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil)
yang diharapkan.
Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan :
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, disini akan dijelasakan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, menurut Zeithaml dan bitner dalam C.S Hutasoit,
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah
1) Tampilan produk
2) Emosi konsumen
3) Perlengkapan untuk kesuksesan atau kegagalan pelayanan
4) Persepsi terhadap keadilan dan kejujuran
5) Konsumen lain, anggota keluarga dan teman yang lain

Sedangkan menurut Menurut Irawan, (2002, hal.37) ada 5 driver , yaitu:


1) Kulitas produk
2) Harga
3) Kualitas pelayanan (Service Quality)
4) Faktor Emosional (Emotional Factor)
5) Biaya

2.1.5. Keputusan Pembelian


Keputusan Pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak
terhadap produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen :
1. Faktor Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Contonhya pada anak-
anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai
berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme,
kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.
2. Faktor Sosial
3. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep-diri pembeli.
4. Psikologis
Psikologis adalah yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Faktor
ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut : Motivasi,
Presepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap.

2.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian


yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan
serta tujuan penelitian. Maka berdasarkan uraian diatas, dapat dimunculkan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H1 : Kualitas Produk (X1) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian shampo
Sunsilk di Surakarta, jadi semakin baik kualitas produk maka semakin yakin
Keputusan Pembelian shampo Sunsilk di Surakarta.
H2 : Citra Merek (X2) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian shampo Sunsilk
di Surakarta, jadi semakin baik citra merek maka semakin yakin Keputusan Pembelian
shampo Sunsilk di Surakarta.
H3 : Iklan (X3) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian shampo Sunsilk di
Surakarta, jadi semakin efektif Iklan maka semakin yakin keputusan pembelian shampo
Sunsilk di Surakarta.
H4 : Kepuasan Pelanggan (X4) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian shampo
Sunsilk di Surakarta, semakin puas terhadap produk shampo Sunsilk maka semakin
yakin keputusan pembelian shampo Sunsilk di Surakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Subjek Penelitian
a.) Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian
(Ferdinand,2011). Dalam penelitian ini yang di jadikan populasi adalah konsumen
surakarta yang pernah membeli dan menggunakan produk sampo Sunsilk. Oleh
karena itu akan digunakan sampel penelitian karena jumlah masyarakat surakarta
yang sangat banyak. Sampel tersebut akan mewakili keseluruhan populasi yang ada
di surakarta. Sampel tersebut akan memudahkan dalam melakukan analisis dan
mendapatkan kesimpulan.

b.) Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.
Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh
anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang
disebut sampel(Ferdinand,2011). Sedangkan menurut Sugiyono (2008), sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Accidental
sampling yang merupakan bagian dari teknik nonprobability sampling. Bentuk
pengambilan sampel ini berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti ini dan dianggap cocok menjadi sumber data akan menjadi
sampel penelitian ini (Sugiyono, 2008). Calon responden harus memiliki kriteria
tertentu, yaitu responden yang dipilih merupakan yang berdomisili di Surakarta dan
pernah membeli Sampo Sunsilk.

3.1 Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12-13 Mei 2015 di wilayah Surakarta.

3.2 Pengukuran Variabel


Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Berkaitan dengan
penelitian ini, variabel penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen yang diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel X sebagai variabel bebas (variabel independent)


Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti
(Ferdinand, 2011). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen. Yang dijadikan sebagai variabel
dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).
2. Variabel Y sebagai variabel terikat (variabel dependent)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen,
baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand,2011).
Dalam penelitian ini pengukuran untuk Variabel Kepuasan pelayanan terhadap
loyalitas pelanggan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu daftar pertanyaan yang
digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari variabel kualitas
pelayanan. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tertutup dibuat dengan
menggunakan skala Likert untuk memberi tanggapan positif dan negatif atau
menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan dengan skala angka. Adapun pilihan
jawaban yang tersedia untuk masing-masing butir pertanyaan sebagai berikut :
Sangat setuju = skor 1
Setuju = skor 2
Netral = skor 3
Tidak setuju = skor 4
Sangat tidak setuju = skor 5

3.3 Metode Analisis Data


a.) Uji Validitas
Validitas adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya dapat diukur (Sugiyono, 2010:172). Validitas
digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti,
sehingga terdapat data yang valid. Uji validitas dilakukan dengan
pendekatan faktor analisis moment antar masing-masing item yang mengukur suatu
variabel dengan skor total variabel tersebut. Kriteria yang digunakan adalah bila
nilai koefisien korelasi (rhitung) bernilai positif dan lebih besar dari rtabel, berarti
item dinyatakan valid.
b.) Uji Realibilitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil
pengukuran bila dilakukan pengukuran data dua kali atau lebih gejala
yang sama. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan
seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya. Uji ini diterapkan untuk
mengetahui apakah responden telah menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara konsisten atau tidak, sehingga kesungguhan jawabannya dapat
dipercaya. Untuk melihat reliabilitas instrumen akan dihitung Alpha
Cronbach masing-masing instrumen. Menurut Arikunto variabel
dikatakan realibel jika memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 dengan
rumus Cronbach’s Alpha Coefficient.
c.) Uji Regresi
Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas
yaitu :
Rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = loyalitas pelanggan
a = konstanta
X1 = variabel citra
X2 = variabel kualitas pelayanan fasilitas futsal
b1 = koefisien regresi citra rumah futsal
b2 = koefisien regresi kepuasan pelanggan
e = variabel pengganggu, e diasumsikan 0
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Responden
Penelitian ini menguji kualitas pelayanan dengan mengambil data melalui penyebaran
kuesioner kepada 100 konsumen shampo Sunsilk di wilayah Surakarta.
Deskriptif responden dikelompokkan dalam data demografik yang memudahkan
dalam analisis data penelitian. Adapun gambar selengkapnya dari masing-masing data
demografik responden penelitian,sebagai berikut :
a.) Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Data ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin yang menjadi responden
konsumen shampo sunsilk wilayah surakarta, sebagai berikut :

Jenis Kelamin Jumlah


Pria 27
Wanita 73
Jumlah 100
b.) Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data ini dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan yang menjadi responden
konsumen shampo sunsilk di wilayah Surakarta :

Tingkat Pendidikan Jumlah


SD
SMP
SMA 14
SARJANA 26
LAIN-LAIN 60
Jumlah 100
c.) Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Data ini dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang menjadi responden konsumen
shampo sunsilk di wilayah Surakarta :

Pekerjaan Jumlah
Pelajar/mahasiswa 74
Pegawai
Wiraswasta 26
Jumlah 100
d.) Data Responden Berdasarkan Pendapatan/Uang saku
Data ini dikelompokkan berdasarkan pendapatan/uang saku yang menjadi responden
konsumen shampo sunsilk di wilayah Surakarta :

Pendapatan /Uangsaku Jumlah


< Rp.150.000 3
Rp .150.000- Rp .500.000 14
Rp .500.000- Rp. 1000.000 14
Rp .1000.000- Rp. 2000.000 40
>Rp. 2000.000 29
Jumlah 100
4.2.Uji Validitas dan Realibilitas
4.2.1.Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar indikator penyusun variabel dengan
skor total variabel. Dari hasil perhitungan dengan memperhatikan nilai signifikansi dari nilai
r hitung pada pengujian validitas data diperoleh hasil sebagai berikut :

Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5

KP1 .635 -.530

KP2 .543 .391 .381

KP3 .675 .404

KP .751 -.377 .365

M1 .766 -.372

M2 .742

M3 .495 .396 -.509

M4 .427 .484 .403 -.389

M .847 -.352

P1 .452

P2 .645

P3 .574 .452 -.375 .343

P4 .644 .461

P5 .345 .484 .456

P .822 .373

KUP1 .736 -.348

KUP2 .738 -.376


KUP3 .642 -.405

KUP .819 -.403

KTP1 .370 .383 .413 -.388

KTP2 .548 -.378

KTP3 .677 -.379

KTP .742 -.521

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 5 components extracted.

a. 5 components extracted.

Variabel KP1 menunjukan item pertanyaan pertama untuk variabel Kualitan Produk, variabel
M1 menunjukan item pertanyaan pertama untuk variabel Citra Merek, variabel P1
menunjukan item pertanyaan pertama untuk variabel Iklan, variabel KUP1 menunjukan item
pertanyaan pertama untuk variabel Kepuasan Pelanggan, variabel KTP1 menunjukan item
pertanyaan pertama untuk variabel Keputusan Pembelian.
Dapat diketahui bahwa nilai signifikasi r hitung pada masing-masing indikator adalah <0.03,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini valid.
Pattern Matrixa

Component

1 2 3 4 5

KP1 .387 .658

KP2 .898

KP3 .752

KP .942

M1 .565 .417

M2 .478 .408

M3 -.862

M4 -.816

M .363 -.646

P1 .430

P2 .631

P3 .856

P4 .845

P5 .581 -.401

P .728

KUP1 .824

KUP2 .622 .379

KUP3 .759

KUP .848

KTP1 -.767

KTP2 -.701

KTP3 .600 -.384

KTP -.817
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Oblimin with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 10 iterations.

4.2.2.Uji Reliabilitas
Adapun uji statistik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah uji statistik cronbach
alpha.

No Variabel Alpha Cronbach


1. Kualitas Produk 0.757
2. Citra Merek 0.672
3. Iklan 0.670
4. Kepuasan Pelanggan 0.827
5. Keputusan Pembelian 0.553

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam tabel diatas masing-masing variabel
penelitian memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
variabel penelitian adalah reliabel.

4.2.2.Pengujian Hipotisis
Hasil estimasi Uji Regresi linier disajikan sebagai berikut :

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.014 .903 2.229 .028

KP .074 .084 .088 .879 .382

M .261 .091 .327 2.870 .005

P .200 .075 .290 2.689 .008

KUP .053 .084 .066 .624 .534

a. Dependent Variable: KTP

Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut :
1. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel
independen, apakah Kualitas Produk(X1), citra merek(X2), Iklan(X3), Kepuasan
Pelanggan(X4) benar berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap variabel
dependennya yaitu keputusan pembelian (Y). Hipotesis yang digunakan adalah:
a.) Merek
Ho : ditolak
Ha : koefisien regresi signifikan atau variabel merek benar-benar berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
b.) Iklan
Ho : ditolak
Ha : koefisien regresi signifikan atau variabel iklan benar-benar berpengeruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
Cara melakukan uji t dengan tingkat signifikansi (α) =0,05 adalah dengan
membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel . apabila t hitung > t tabel , maka
Hoditolak dan Ha diterima yang berarti berbeda secara signifikan. Sedangkan apabila
t hitung < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berartin tidak berbeda
secara signifikan (Ghozali , 2011).
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERLIBATAN

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pada pembahasan bab sebelumnya, maka dalam
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikutn :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk dan keputusan pembelian
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek dan keputusan pembelian
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara iklan dan keputusan pembelian
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan dan keputusan
pembelian
5.2.Implikasi
Sesuai dengan penemuan dalam penelitian ini, maka implikasi dari penemuan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Teori
Fakta yang terkumpul berupa data-data dari responden masyarakat di wilayah
Surakarta sebagai subjek penelitian.
2. Praktis
Dengan diketahuinya pengaruh kualitas prosuk pelanggan, citra merek, iklan,
kepuasan pelanggan secara persial terhadap keputusan pembelian, dapat dijadikan
pertimbangan untuk meningkatkan kualitas shampo sunsilk agar lebih meningkatkan
keputusan pembelian pada konsumen di wilayah Surakarta.

5.3.Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan maksud dan
tujuan peneliti. Namun demikian masih dirasakan adanya keterbatasan dan kelemahan yang
tidak dapat dihindari antara lain :
1. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarakan hasil isian kuesioner
sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang objektif dalam proses pengisian seperti
adanya saling bersamaan dalam pengisian kuesioner. Selain itu dalam pengisian
kuesioner diperoleh adanya sifat responden sendiri seperti kejujuran dan ketakutan
dalam menjawab responden tersebut dengan sebenarnya. Responden juga dalam
memberikan jawaban tidak berfikir jernih (hanya asal selesai dan cepat) karena faktor
waktu.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunsilk
Kotler Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi
Millenium.Jakarta:PT.Prenhallindo.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.
Lampiran
1. Lampiran Kuesioner

Bagian I
Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas
responden. Berilah tanda cek pada kotak yang sesuai dengan pilihan Anda.
Nama : ................................................................. (boleh tidak diisi)
Alamat : ................................................................. (boleh tidak diisi)
Usia saat ini : ...... tahun

Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan

Status tingkat pendidikan


a. SD
b. SMP
c. SMU
d. Sarjana
e. Lainnya (................................)

Pekerjaan Anda saat ini


a. Pelajar/mahasiswa
b. Pegawai
c . Wiraswasta
e. Lainnya (................................)

Pendapatan/uang saku Anda per bulan


a. < Rp. 150.000
b. Rp. 150.000 – Rp. 500.000
c. Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000
d. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
e. > Rp. 2.000.000

pernyatan untuk variabel Kualitas Produk (X1)

Sangat Setuju Netral Tidak Sangat tidak


Pernyataan setuju setuju setuju
Saya membeli shampo sunsilk
karena adanya dorongan
kebutuhan merawat rambut
Saya membeli shampo sunsilk
karena adanya dorongan
kebutuhan memiliki rambut
hitam
Saya membeli shampo sunsilk
karena adanya dorongan
kebutuhan memiliki rambut
bebas ketombe
Pernyataan untuk variabel Citra Merek (X2)

Pernyataan Sangat Setuju Netral Tidak Sanga


setuju setuju tidak
setuju

Saya membeli
shampo
sunsilk karena
manfaat
shampo sesuai
kebutuhan
Saya membeli
shampo
sunsik karena
keamanan
bahan
pembuatan
shampo
Saya membeli
shampo
sunsilk karena
variasi
kemasan
shampo(bahan
pilihan
kemasan)
Saya membeli
shampo
sunsilk karena
merek
shampo
terkenal

Pernyataan untuk variabel Iklan (X3)

Pernyataan Sangat Setuju Netral Tidak Sangat


setuju setuju tidak
setuju

Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
informasi
dari media
iklan
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
pengalaman
dari diri
sendiri
(pernah
memakai
shampo
sunsilk)
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
informasi
dari
keluarga
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
informasi
dari teman
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
informasi
dari
pemilik
toko

Pernyataan untuk variabel Kepuasan Pelanggan (X4)

Pernyataan Sangat Setuju Netral Tidak Sangat


setuju setuju tidak
setuju

Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
kepuasan
dalam
pemakaian
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
sesuai harga
shampo
sunsilk
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
mudahnya
mendapatkan
shampo
ditoko
manapun

Pernyataan untuk variabel keputusan pembelian (Y)

Pernyataan Sangat Setuju Netral Tidak Sangat


setuju setuju tidak
setuju

Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
ingin
mencoba
Saya
membeli
shampo
sunsilk
karena
popularitas
merek
shampo
Saya akan
mengulangi
membeli
shampo
sunsilk

Anda mungkin juga menyukai