Anda di halaman 1dari 10

DOI. 10.5281/zenodo.

1464317
Supriani A et al. Jurnal Nurse and Health. 2017 Desember; 6 (2) : 30-39
http://ejournal-kertacendekia.id/index.php/jnh/

© 2017 Jurnal Nurse and Health

ORIGINAL RESEARCH ISSN : 2088-9909

PENGARUH BIMBINGAN RELAKSASI SPIRITUAL


TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI
RUANG SUNAN DRAJAT RSI SAKINAH KABUPATEN
MOJOKERTO
Anik Supriani 1*, Edy Siswantoro 1, Happy Rina Mardiana 1, Nanik Nur Rosyidah 1,
Moch Ulil Abshor 1
1
STIKES Dian Husada Mojokerto

*Correspondence:
Anik Supriani
Email: aniksupriani76@gmail.com

ABSTRACT
Background: Tindakan operasi dan trauma bedah yang direncanakan dapat menimbulkan respon kecemasan pada responden. Kecemasan
ini ditunjukan melalui gejala-gejala fisiologi, emosional dan kognitif. Salah satu psikoterapi untyk mengatasi kecemasan adalah dengan
pendekatan spiritual keagamaan yaitu melalui bimbingan doa.
Purpose: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan relaksasi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi.
Method: Desain penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Sampel
dipilih menggunakan metode conveince (accidental) sampling sebanyak 20 responden yaitu pasien pre operasi fraktur extremitas bawah,
pada bulan februari 2017. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah
tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. Pengukuran tingkat kecemasan menggunakan skala kecemasan Hamilton Anxietas Rating
Scale (HARS). Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji statistic Wilcoxon signed ranks test dengan tingkat
kemaknaan (p < 0,05). Kepada responden diberikan bimbingan doa sebanyak dua kali yaitu 1-2 jam operasi.
Results: Hasil penelitian menunjukan tingkat kecemasan sebelum intervensi diperoleh hasil tidak ada responden yang tidak cemas,
kecemasan sedang 6 responden (30%), sedangkan 14 responden (70%) mengalami kecemasan berat. Sedangkan tingkat kecemasan
responden sesudah intervensi menunjukan 6 orang (30%) mengalami kecemasan sedang, 14 responden (70%) mengalami kecemasan
ringan. Dan tidak ada responden yang mengalami kecemasan berat. Hasil ini didapatkan nilai p = 0,000 pada tingkat p ≤ 0,05 (≤ 0,05).
Bila dibandingkan dengan tingkat kemaknaan yaitu 0,000 ≤ 0,05, berarti Ho ditolak, H1 diterima Secara statistika berarti ada pengaruh
yang signifikan dari intervensi yang diberikan.
Conclusion: Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu adanya pendekatan spiritual sebagai psikoterapi dalam mengatasi kecemasan
pasien pre operasi.

Key words: relaksasi, spiritual, kecemasan, pre operasi

PENDAHULUAN pelayan kesehatan yang hanya melakukan


Keperawatan praoperatif dimulai ketika pemantauan TTV serta kurangnya
keputusan untuk intervensi bedah dibuat komunikasi antara pelayan kesehatan
dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja dengan pasien pre operasi (Smeltzer &
operasi (Brunner & Suddarth, 2013). Pada Bare, 2002). Seharusnya pasien yang akan
pasien pre operasi tidak jarang memiliki melakukan operasi harus memiliki
perasaan terganggu yang muncul akibat kesiapan mental maupun emosional untuk

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 30
kelancaran operasi. Lancar atau tidak operasi akan muncul seperti mudah marah,
proses operasi nanti pasti ada rasa nyeri saat tersinggung, gelisah, lesu, tidak mampu
operasi. Spiritualitas memberikan memusatkan perhatian, dan ragu-ragu.
pengertian keterhubungan interpersonal Kecemasan atau ansietas pasien pre operasi
(dengan diri sendiri), interpersonal (dengan yang menghadapi proses operasi salah satu
orang lain) dan transpersonal (dengan yang masalah gangguan emosional yang sering
tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) ditemui dan menimbulkan dampak
(Minner-William, 2006). Pelayan psikologis cukup serius. Dampak dari
kesehatan di RSI Sakinah Kota Mojokerto kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit
belum menerapkan bimbingan relaksasi meliputi peningkatan frekuensi nadi dan
spiritual untuk menanggulangi rasa cemas respirasi, pergeseran tekanan darah dan
pada pasien pre operasi. Hasil wawancara suhu, kulit dingin dan lembab. Kegelisahan
dengan kepala ruangan sunan drajat RSI dan kecemasan menimbulkan ketegangan,
Sakinah Kota Mojokerto bahwasanya menghadapi relaksasi tubuh, menyebabkan
banyak pasien pre operasi yang mengalami keletihan atau bahkan mempengaruhi
kecemasan serta kegelisahan dalam keadaan pasien sendiri, kondisi tersebut
menghadapi operasi. Dan hal tersebut yang mengakibatkan otot tubuh menegang,
diatas dapat diketahui bahwa masih banyak terutama otot-otot ikut menjadi kaku dan
pasien pre operasi yang mengalami keras sehingga sulit mengembang. Tidak
kecemasan serta kurangnya bimbingan hanya itu, emosi yang tidak stabil dapat
spiritual. membuat rasa sakit meningkat. Menjelang
Adapun hasil data dari World Health operasi, pasien membutuhkan ketenangan
Organization (WHO) pada tahun 2007, agar proses operasi menjadi lancar tanpa
Amerika Serikat menganalisis data dari hambatan. Semakin pasien tenang
35,539 klien bedah dirawat di unit 2,473 menghadapi tindakan operasi maka operasi
klien (7%) mengalami kecemasan. akan berjalan semakin lancar.
Kemudian hasil dari penelitian di Indonesia Menjelang operasi, pasien pre
pada tahun 2013 hampir 57,5% pasien operasi membutuhkan ketenangan agar
mengalami kecemasan pada pre operasi. proses operasi menjadi lancar tanpa
Hasil data yang ada di RSI Sakinah Kota hambatan. Semakin pasien tenang
Mojokerto pada bulan Januari-Agustus menghadapi operasi maka operasi akan
(2016) terdapat 187 orang mengalami berjalan semakin lancar. Upaya untuk
fraktur extremitas anggota gerak. Dan menurunkan tingkat kecemasan pada
berdasarkan observasi pada tanggal 22 pasien pre operasi adalah dengan
november 2016 terdapat 3 pasien dari 5 meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
pasien mengalami kecemasan sebelum terutama pemberian pelayanan pada aspek
masuk ruang operasi spiritual. Hal ini bisa dilakukan dengan
Ketidaktahuan tentang operasi dan kerja sama antara tenaga pelayan
dampak yang ditimbulkan setelah operasi kesehatan, pasien dan kelurga pasien
merupakan salah satu penyebab terjadinya dengan cara memberikan pendekatan
kecemasan pada pasien pre operasi dalam secara keagamaan, memberikan panduan
menghadapi operasi. Kecemasan yang pelaksanaan doa dan memberikan
dialami berpengaruh terhadap jalannya pengetahuan tentang kedahsyatan manfaat
operasi. Kecemasan pada pasien pre dari terapi spiritual. Berdasarkan latar

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 31
belakang diatas penulis ingin mengetahui kondisi klien saat itu, kemudian peneliti
pengaruh teknik spiritual terhadap mengobservasi sikap responden dan
kecemasan pada pasien pre operasi di mengisi ceklist waktu pengisian
kuisioner antara 20-30 menit.
Ruangan Sunan Drajat RSI Sakinah Kota
4. Menjelaskan prosedur bimbingan
Mojokerto. relaksasi spiritual, kemudian
membimbing pelaksanaan intervensi
METODE DAN BAHAN bimbingan relaksasi spiritual waktu
Desain penelitan yang digunakan bimbingan antara 5-10 menit
dalam penelitian ini adalah pre (2)Intervensi
eksperimental desain yaitu desain yang 1. Memotivasi responden untuk berdoa.
bertujuan untuk mengungkapkan 2. Membangkitkan kesadaran klien bahwa
kemungkinan adanya pengaruh bimbingan manusia itu lemah dan membutuhkan
relaksasi spiritual terhadap tingkat Allah, dengan menjelaskan dan
kecemasan pada pasien pre operasi di mencontohkan sifat pengasih dan
Ruang Sunan Drajat RSI Sakinah Kota penyayang Allah melalui fungsi
Mojokerto, dengan rancangan penelitian tubuh/fisik yang Allah berikan, semisal
menggunakan pendekatan one group fungsi jantung dan paru-paru yang
pretest-posttest desain. diatur oleh Allah, sementara manusia
Populasi dalam penelitian ini adalah tidak mampu mengendalikannya.
semua pasien yang akan dilakukan operasi 3. Menumbuhkan keikhlasan atas
berencana di Ruang Sunan Drajat RSI penyakit yang dideririta.
Sakinah Kota Mojokerto dengan tingkat 4. Menjelaskan dan mengajak klien untuk
kecemasan ringan-besar. Pasien dengan menyadari kebesaran Allah melalui
operasi yang bersifat mayor, (beresiko penciptaan Allah semisal berapa biaya
besar dan dengan anastesi general atau oksigen yang kita hirup sepanjang
spinal) dan bersifat elective (berencana). hidup bila dihitung dalam bentuk uang.
Adapun langkah-langkah dalam 5. Menyadarkan klien bahwa operasi dan
pengumpulan data atau prosedur penelitian terapi merupakan suatu bentuk ikhtiar
adalah sebagai berikut : manusia.
1) Mendekati calon responden 6. Meminta klien mengangkat tangan bila
2) Menjelaskan tentang tujuan penelitian mampu, posisi klien senyaman
3) Apabila setuju minta ttd kepada mungkin, meminta klien mengikuti doa
responden dalam hati dan mengucapkan
(1)Pre test “Basmallah, Al-Fatihah, Al-
1. Melakukan seleksi calon responden, Muhaiminu”
kemudian melakukan pendekatan pada 7. Membaca doa dengan suara pelan dan
calon responden, menjelaskan tentang perlahan beserta artinya.
maksud dan tujuan penelitian serta 8. Menganjurkan klien tetap rileks
jaminan kerahasiaan atas data yang 9. Menganjurkan klien untuk pasrah dan
diberikan, selanjutnya memberikan tawakal serta yakin Allah akan
informed consent atau surat persetujuan menjawab doa.
setelah diberikan penjelasan kepada (3) Post test
responden yang bersedia untuk diteliti. 1. 1 jam sebelum pelaksanaan operasi,
2. Melakukan kontrak waktu untuk dilakukan intervensi teknik relaksasi
pengisian kuisioner beserta spiritual yang kedua
pelaksanaan teknik relaksasi spiritual 2. Setelah intervensi selesai, dilakukan
3. Memberikan kuisioner pre test kepada kembali pengukuran tingkat kecemasan
responden kemudian meminta klien dengan kuesioner/alat ukur yang
responden untuk mengisinya sesuai sama.

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 32
3. Kuisioner dan hasil observasi Sumber: kuisioner April 2017
dicocokan kemudian dibuat kategori
tingkat kecemasan pasien baik pre Berdasarkan tabel 1 diatas
intervensi maupun post intervensi. menunjukan sebagian besar Jenis Kelamin
Pada kegiatan ini penelitian data perempuan 12 responden dengan prsentase
dengan memberikan skor pada pertanyaan (60%).
yang berkaitan dengan kecemasan
responden. Pada kecemasan terdapat 13
Karakteristik Responden Berdasarkan
kelompok pertanyaan kuisioner dan 1
Observasi, masing-masing kelompok Umur
gejala penilaian antara 0-4
Nilai 0 = Tidak ada gejala/keluhan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Nilai 1 = Gejala ringan (satu gejala dari Berdasarkan Umur di Ruang Sunan Drajat
pilihan yang ada) RSI Sakinah Kota Mojokerto pada bulan
Nilai 2 = Gejala sedang (separuh dari gejala April 2017.
yang ada)
No Umur Responden Jumlah Presentase
Nilai 3 = Gejala berat (lebih dari separuh (%)
gejala yang ada) 1 17 – 25 Tahun 9 45%
Nilai 4 = Gejala sangat berat (semua gejala 2 26 – 55 Tahun 6 30%
3 56 – 60 Tahun 5 25%
ada) Total 20 100%
Hasil penilaian Sumber: kuisioner April 2017
1) < 14 = Tidak Ada Kecemasan.
2) 14-20 = Kecemasan Ringan. Berdasarkan tabel 2 diatas
3) 21-27 = Kecemasan Sedang. menunjukan sebagian besar umur
4) 28-41 = Kecemasan Berat. responden 17 sampai 25 tahun dengan
5) 42-5 6 = Kecemasan Berat Sekali
prosentase (45%).
Analisis data untuk
mengidentifikasi pengaruh spiritual
Karakteristik Responden Berdasarkan
terhadap penurunan tingkat kecemasan
Pendidikan
pada pasien pre operasi mengunakan uji
Wilcoxon signed rank test. Apabila ρ value Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
α<0,05 maka H1diterima yang artinya ada Berdasarkan Pendidikan di Ruang Sunan
pengaruh spiritual dalam penurunan tingkat Drajat RSI Sakinah Kota Mojokerto pada
kecemasan pada pasien pre operasi. bulan April 2017

No Tingkat Jumlah Presentase (%)


HASIL PENELITIAN Pendidikan
1 Tidak Sekolah 0 0%
Data Umum 2 SD 2 10%
Karakteristik Responden Berdasarkan 3 SMP 4 20%
4 SMA 12 60%
Jenis Kelamin 5 Perguruan Tinggi 2 10%
Total 20 100%

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Sumber: kuisioner April 2017


Berdasarkan Jenis Kelamindi Ruang Sunan
Drajat RSI Sakinah Kota Mojokerto pada Berdasarkan tabel 3 diatas
bulan April 2017. menunjukan sebagian besar berpendidikan
SMA sebanyak 12 responden dengan
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase prosentase (60%).
Responden (%)
1 Laki – laki 8 40%
2 Perempuan 12 60%
Total 20 100%

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 33
Karakteristik Responden Berdasarkan Data Khusus
Pekerjaan Tingkat kecemasan pasien pre operasi
sebelum bimbingan relaksasi spiritual
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaandi Ruang Sunan Tabel 6. Tingkat Kecemasan Responden
Drajat RSI Sakinah Kota Mojokerto pada Sebelum Teknik Relaksasi Spiritual.
bulan April 2017
No Tingkat Jumlah Presentase (%)
No Kategori Pekerjaan Jumlah Presentase Kecemasan Responden
(%) 1 Tidak ada 0 0%
1 Wiraswasta 3 15% kecemasan
2 Swasta 4 20% 2 Kecemasan 0 0%
3 PNS 3 15% ringan
4 Pensiun 1 5% 3 Kecemasan 6 30%
5 Buruh/Tani 2 10% sedang
6 Lain – lain 7 35% 4 Kecemasan 14 70%
berat
Total 20 100%
5 Kecemasan 0 0%
Sumber: kuisioner April 2017 berat sekali
20 100%

Berdasarkan tabel 4 diatas jenis Sumber : Data primer yang dioloah


Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa
pekerjaan responden terbanyak adalah
pada dasarnya semua responden
sebagai ibu rumah tangga, pelajar atau mengalami kecemasan, akan tetapi tingkat
mahasiswa, yakni sejumlah 7 orang (35%) kecemasan yang bervariasi. Tingkat
yang dimasukan kedalam kategori kecemasan sebagian besar dari data
pekerjaan lain-lain. tersebut adalah pada tingkat kecemasan
berat, yaitu sebanyak 14 orang (70%).
Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat kecemasan pasien pre operasi
Riwayat Operasi
sesudah bimbingan relaksasi spiritual
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Riwayat Operasi di Ruang Tabel 7. Tingkat Kecemasan Responden
Sunan Drajat RSI Sakinah Kota Mojokerto Sesudah Teknik Relaksasi Spiritual.
pada bulan April 2017 No Tingkat Jumlah Presentase
Kecemasan Responden (%)
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1 Tidak ada 0 0%
Responden (%) kecemasan
1 Pertama kali 15 75% 2 Kecemasan ringan 14 70%
2 >1 5 25% 3 Kecemasan sedang 6 30%
Total 20 100% 4 Kecemasan berat 0 0%
Sumber: kuisioner April 2017 5 Kecemasan berat 0 0%
sekali
20 100%
Berdasarkan tabel 5 diatas Sumber : Data primer yang diolah
menunjukan sebagian besar Riwayat
Operasi pertama kali sebanyak 15 Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa
responden (75%). distributor responden sesudah pemberian
terapi spiritual menunjukan bahwa
sebagian besar tingkat kecemasan yang
dialami adalah kecemasan ringan yakni
sebanyak 14 orang (70%).

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 34
oleh 9 orang dengan usia muda, diantaranya
PEMBAHASAN 6orang kecemasan berat dan 3 orang
Tingkat kecemasan pasien pre operasi kecemasan sedang. Menurut Nursalam
sebelum bimbingan relaksasi spiritual (2001) umur adalah usia individu yang
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
tingkat kecemasan responden pre operasi berulang tahun, semakin cukup umur
sebelum diberikan teknik relaksasi spiritual tingkat kematangan dan kekuatan
diketahui bahwa 6 responden mengalami seseorang akan lebih matang dalam berfikir
kecemasan sedang (30%), sedangkan 14 dan bekerja. Seseorang yang mempunyai
responden (70%) mengalami kecemasan usia lebih muda ternyata lebih muda
berat.Data diatas menunjukan bahwa secara mengalami gangguan kecemasan dari pada
umum keseluruhan responden mengalami seseorang yang lebih tua, tetapi ada juga
kecemasan, namun dengan tingkat yang berpendapat sebaliknya (Stuart,
bervariasi. 2006).
Kecemasan adalah ketegangan, rasa Bahwa pasien-pasien lanjut usia
tidak aman dan kekhawatiran yang timbul dan religius (banyak berdoa dan berdzikir)
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak kurang mengalami rasa ketakutan atau
menyenangkan tetapi sumbernya sebagian kecemasan terhadap operasi yang akan
besar tidak diketahui dan berasal dari dalam dijalaninya. Mereka tidak merasa takut
(Stuart & Sundeen, 1998). Kecemasan mati serta tidak menunda-nunda jadwal
adalah perasaan yang dialami ketika operasi. Temuan ini berbeda dengan
seseorang terlalu mengkhawatirkan pasien-pasien yang muda usia dan kurang
kemungkinan peristiwa yang menakutkan religius, dalam menghadapi operasi,
yang terjadi dimasa depan yang tidak bisa mereka mengalami ketakutan, kecemasan
dikendalikan dan jika itu terjadi akan dan takut mati serta seringkali menunda-
dinilai sebagai “mengerikan” (Sivalitar, nunda jadwal operasi.
2003).
Sebelum diberikan Bimbingan 2. Jenis Kelamin
relaksasi spiritual, sebanyak 20 responden Berdasarkan tabel 4.1 diatas
mengalami peningkatan tingkat kecemasan menunjukan dari setengah responden
dengan berbagai variasi tingkat kecemasan. (60%) adalah berjenis kelamin perempuan
Variasi tingkat kecemasan yang dirasakan yaitu sejumlah 12 orang. Data yang
oleh responden dimungkinkan karena diperoleh juga diketahui bahwa dari 8
perbedaan kemampuan individu dalam orang (40%) responden yang mengalami
merespon kecemasan, hal ini dapat kecemasan ringan berjenis kelamin laki-
dihubungkan dengan karakteristik yang laki, adapun dari 6 responden (30%) yang
dimiliki oleh setiap responden. mengalami kecemasan sedang adalah 4
Variasi tingkat kecemasan yang respon berjenis kelamin laki-laki dan 2
dialami oleh pasien pre operasi responden berjenis kelamin perempuan,
dimungkinkan terjadi karena pengaruh sedangkan responden yang mengalami
beberapa faktor anatara lain : usia, jenis kecemasan berat sebanyak 14 orang (70%),
kelamin, pengalaman, keyakinan dan dan 8 orang diantaranya adalah perempuan
komitmen spiritual. sementara 6 orang responden laki-laki
mengalami kecemasan berat.
1. Usia menggambarkan bahwa responden
Berdasarkan tabel 4.2 diatas perempuan cenderung mengalami tingkat
menunjukan sebagian besar umur kecemasan yang lebih tinggi dan jumlahnya
responden 17 sampai 25 tahun sebanyak 9 lebih banyak dibandingkan laki-laki, hal ini
dengan prosentase (45%). Dari data yang di sesuai pendapat isaacs (2005)
dapatkan, tingkat kecemasan berat dialami

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 35
Gangguan ansietas umum sebagian besar responden dikategorikan
menyerang perempuan dua kali lebih memiliki pekerjaan lain-lain sejumlah 7
banyak dari pada laki-laki. Karena orang (35%), dengan perincian : ibu rumah
perbedaan kemampuan optimal pada otak tangga 4 orang, mahasiswa 2 orang dan
pria dan wanita ini dalam menghadapi pelajar 1 orang.
kecemasan, kemampuan memprediksi dan Tingkat pendidikan dan status
merasakan sesuatu. Selain itu juga hormon ekonomi yang rendah akan menyebabkan
juga memainkan peran atas perasaan lebih orang tersebut mudah mengalami
cemas pada wanita disebutkan juga karena kecemasan. tingkat pendidikan seseorang
adanya kolerasi fluktuasi hormon dan atau individu akan berpengaruh terhadap
sensitivitas emosional. Dengan hormon- kemampuan berfikir, semakin tinggi
hormon ini wanita lebih memicu tingkat pendidikan akan semakin mudah
kecemasan dari pada laki-laki. berfikir rasional dan menangkap informasi
baru termasuk dalam menguraikan masalah
3. Pengalaman yang baru (Isaacs, 2005)
Pada penelitian ini lebih dari Selain itu kecemasan yang dialami
setengah responden (75%) mempunyai oleh orang yang sosial ekonominya rendah
riwayat operasi pertama kali sebanyak 15 umumnya lebih cenderung kepada
responden. kecemasan karena ketidak mampuan
Trauma bedah yang direncanakan finansial dalam pembiayaan pengobatan,
akan menimbulkan respon psikologis dan dibandingkan kecemasan menghadapi
fisiologis pada klien. Respon ini tergantung operasi itu sendiri. Terkadang orang yang
pada individu, pengalaman masa lalu yang memiliki kepasrahan, ketaatan dan
unik, pola koping, kekuatan dan ketundukan yang tinggi, ia menyerahkan
keterbatasan individu Carpenito (2000). semuanya kepada takdir dan kehendak
Individu yang mempunyai model Allah atas dirinya termasuk pembiayaan
kemampuan pengalaman menghadapi akan pengobatan, karena ia percaya Allah selalu
cenderung lebih menganggap stress yang menolongnya yang penting ia berikhtiar
berat pun sebagian masalah yang bisa di semaksimal mungkin. Jadi bukan mustahil
selesaikan (Isaacs, 2005) orang ini akan lebih tenang menghadapi
Pengalaman operasi biasanya operasi, penyakit, bahkan kematian
merupakan suatu pengalaman besar bagi sekalipun.
seseorang, dan merupakan pengalaman
yang tidak akan dapat dilupakan seseorang Tingkat kecemasan pasien pre operasi
terkadang menganggap semua operasi sesudah bimbingan teknik relaksasi
sama besarnya, dari sama menakutkannya. spiritual
Ketakutan pasien yang akan dilakukan Data Tabel 4.7 diketahui bahwa
tindakan operasi terutama terhadap distribusi responden sesudah pemberian
kematian, luka dan nyeri. Bagi klien yang teknik relaksasi spiritual menunjukan 6
sudah pernah mengalami operasi, orang (30%) responden dari 20 responden
pengalaman operasi sebelumnya dapat yang diteliti, mengalami kecemasan
dijadikan gambaran dan merupakan suatu sedang, sedangkan tingkat kecemasan
bekal untuk menghadapi operasi terbanyak yang dialami adalah kecemasan
berikutnya. ringan yakni sebanyak 14 orang (70%).
Dan tidak ada responden yang mengalami
4. Pendidikan dan Sosial Ekonomi kecemasan berat.
Pada tingkat pendidikan, setengah Menyebutkan bahwa jenis
dari jumlah responden (60%) mempunyai bimbingan spiritual dapat berupa
pendidikan SMA yaitu sejumlah 12 orang. bimbingan doa, solat, dzikir, dan membaca
Adapun berdasarkan pekerjaan responden Al’Quran. Ketika berdoa akan

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 36
menimbulkan rasa percaya diri, rasa neurotransmitter, otonom bersifat
optimisme (harapan kesembuhan), hipersensitif dan mempunyai reaksi
mendatangkan ketenangan, damai dan berlebih terhadap menstimulus simpatik
merasakan kehadiran Tuhan Yang Maha
dan responden mengalami kecemasan.
Esa sehingga mengakibatkan tubuh
meresponden dengan mensekresikan Dalam mengontrol kecemasan responden
beberapa hormone tertentu (Taufik, 2006) tersebut dapat diupayakan dengan
Disaat itu pasien merasa putus asa melakukan tindakan bimbingan relaksasi
dan pada kondisi yang terhimpit serta spiritual dengan cara membaca Basmallah,
mengalami kecemasan berat tetapi setelah Al-fatihah dan Al-Muhaiminu karena
dilakukan teknik relaksasi spiritual ia manfaat yang dapat diperoleh dari
berdoa lebih bersungguh-sungguh dan
dengan merendahkan diri di hadapan Allah pendekatan spiritual adalah selalu optimis
serta ikhlas dan berserah diri dalam berdoa. dalam menghadapi tindakan operasi
Dengan sikap mental dan pasrah inilah sehingga responden tetap tenang dan
yang akan melatar belakangi penurunan kontruktif. Data diatas menunjukan bahwa
tingkat kecemasan bagi pasien teknik relaksasi spiritual yang diberikan
dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
Analisa pengaruh bimbingan relaksasi
responden yang akan dilakukan tindakan
spiritual terhadap kecemasan pada
pasien pre operasi sebelum dan sesudah operasi.
teknik relaksasi spiritual.
Daril hasil uji Wilcoxon Sign Rank SIMPULAN
Test, didapatkan nilai p = 0,000 pada Tingkat kecemasan pasien sebelum
tingkat p ≤ 0,05 (≤ 0,05). Bila dibandingkan pemberian bimbingan relaksasi spiritual
dengan tingkat kemaknaan yaitu 0,000 ≤ diperoleh hasil bahwa tidak ada responden
0,05, berarti Secara statistika berarti ada yang tidak cemas, kecemasan berat dialami
pengaruh yang signifikan dari intervensi 14 responden (70%). Tingkat kecemasan
yang diberikan. pasien sesudah pemberian bimbingan
Kecemasan dimanefestasikan relaksasi spiritual diperoleh hasil
dalam tingkat yang berbeda dari mulai mengalami kecemasan ringan 14 responden
ringan sampai berat. Manifestasi
(70%). Dari hasil penelitian yang dilakukan
kecemasan yang terjadi tergantung pada
kematangan pribadi, pemahaman dalam didapatkan adanya pengaruh teknik
menghadapi ketegangan, harga diri dan bimbingan relaksasi spiritual terhadap
mekanisme koping Stuart & Sundeen penurunan kecemasan pada pasien pre
(1998). Bacaan ayat suci Al’Quran dan operasi (p=0,000).
bacaan doa yang menenangkan dapat
membantu mengurangi kecemasan dan SARAN
stress dengan menurunkan hormone- Diharapkan bimbingan relaksasi
hormon yang berhubungan dengan stress spiritual tersebut dapat dibuat Satuan
dan cemas (Ortiz, 2002) Operasional Prosedur (SOP) dan dapat
Sebelum dilakukan tindakan
digunakan sebagai salah satu alternatif
bimbingan relaksasi spiritual responden
psikoterapi dan pengobatan non
mengalami kecemasan, kekhawatiran dan
farmakologi pada pasien dengan ansietas
bimbang sebelum dilakukan tindakan
pada umumnya dan pasien pre operasi
operasi. Begitu pun proses pada kecemasan
khususnya.
yaitu stimulus dikirim ke hipotalamus,
menstimulus sistem saraf otonom dan

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 37
17. Kawakib Nurul. 2004. Legalitas Terapi
Medis dan Bedah. Radar Jember.
DAFTAR PUSTAKA 18. Kozier dan B. Erb. 1998. Fundamental
1. Alimul. HA 2003. Riset Keperawatan Of Nursing. CV Mosby Company.
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Toronto.
Medika. Jakarta. 19. Kozier, Erb, Blasis, and Wilkinson.
2. Al-jammal. 1997. Penyakit-penyakit 1995. Fundamental Of Nursing,
Hati. Pustaka Hidayah. Bandung. Concept Proses And Practise. Adison
3. Asmadi. 2008. Teknik Prosuderal Wesley Publishing Company.
Keperawatan Konsep dan Aplikasi California.
Kebutuhan Dasar Klien. Salemba 20. Lestari Titik. 2015. Kumpulan Teori
Medika. Jakarta. Untuk Kajian Pustaka Penelitian
4. Asyur. 1988. Berbakti Kepada Ibu Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.
Bapak. Gema Insani Pres. Jakarta. 21. Long. 1996. Perawatan Medikal
5. Brunner & Suddarth. 2013. Bedah. Yayasan IAPK Pajajaran.
Keperawatan Medikal-Bedah. EGC. Bandung.
Jakarta. 22. Maryunani Anik. 2015. Asuhan
6. Carpenito. 2000. Rencana Asuhan dan Keperawatan Intra Operasi Di Kamar
Dokumentas Keperawatan. EGC. Bedah (Selama Pembedahan). CV.
Jakarta. Trans Info Media. Jakarta.
23. Mubarak Iqbal, Indrawati Lilis, Susanto
7. Carr. 1999. Toward A New Joko. 2015. Buku Ajar Ilmu
Recommended Dietary Allowance for Keperawatan Dasar. Salemba Medika.
Vitamin C Bassed On Antioxidan And Jakarta Selatan.
Health Effect In hummans.” The 24. Najati. 2001. Jiwa Manusia dalam
American Journal of Clinical Sorotan Al’Quran. Cendikia. Jakarta.
Nurtrition. 25. Nasr SH. 2002. Islamic Spirituality
8. Djakfar. 1995. Kompilasi Hukum Foundations. Mizan. Bandung
Kewarisan Islam. PT Dunia Pustaka 26. Purwanto Setiyo, 2007. Psikologi Islam
Jaya. Jakarta. Transpersonal dan Psikologi
9. Guyton. 1995. Fisiologi Manusia Dan Kesehatan.
Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta. 27. Safitri. 2006. Pengaruh Partisipasi
10. Hafidh Amdjad. 1999. Keistimewaan & dalam penyusunan Anggaran Terhadap
Peranan Al Asmaul Husna di Zaman Kepuasan Kerja dan Kinerja
Modern. Yayasan Majelis Khidmah Al Karyawan. PT Merapi Utama.
Asmaul Husna. Semarang. Yogyakarta.
11. Hanif Ida, Mahadun Hanifuddin. 2006. 28. Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan
aL-ASMA aL-HUSNA. CV. Percetakan Riset Keperawatan. Graha Ilmu.
Fajar. Bandung. Yogyakarta.
12. Hawari. 2001. Manajemen Stres Cemas 29. Sholeh. 2010. Buku Ajar Neonatologi.
dan Depresi. Gaya Baru. Jakarta IDAI. Jakarta
13. Ja’far Subhani. 1997. Tauhid dan 30. Smeltzer & Bare. 2001. Keperawatan
Syirik. Mizan. Bandung. Medikal Bedah 2. EGC. Jakarta.
14. Kaplan. 1997. Sinopsis Psikitiatri Jilid 31. Stuart & Sundeen. 1998. Buku Saku
1. Binarupa Aksara. Jakarta. Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.
15. Kawakib Nurul. 2012. Dahsyatnya 32. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Terapi Spiritual. Pustaka Al Ma’ruf. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Lamongan. Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
16. Kawakib Nurul. 2005. Do’a Dalam Bandung.
Pengobatan. Radar Jember.

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 38
33. Syamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Ilmu 35. Yani. A. 2008. Bunga Rampal Asuhan
Bedah. EGC. Jakarta. Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta
34. Wignjosoebroto. 1994. Dari Hukum
Kolonial Ke Hukum Nasional. PT Raja
Grafindo Pustaka. Jakarta.

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 6, ISSUE 2, DESEMBER 2017 39

Anda mungkin juga menyukai