Anda di halaman 1dari 8

Ny.N datang ke IGD RSUP Dr.

Kariadi dengan keluhan mengalami buang air kecil disertai dengan darah, klien juga
mengeluh nyeri saat buang air kecil. Klien mengalami mual muntah, dan lemas. Setelah dilakukan pengkajian di IGD selama
beberapa menit, Ny.N dipindahkan ke ruang Rajawali 4B. Ny.N diantar ke ruang Rajawali 4B oleh petugas IGD dan keluarga
klien. Saat Ny.N tiba di ruang, KU Ny.N composmentis, lemah, pucat.
Mahasiswa yang didampingi perawat menerima operan pasien dari IGD dengan menerima form serah terima (transfer
internal) pindah ruang, dan mengantar pasien ke ruang perawatan (ruang rawat bed 41). Sistem penerimaan pasien disertai dengan
menyertakan lembar transfer dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin ruang rawat asal pasien dengan ruang rawat
tujuan yaitu ruang Rajawali 4B-Kanker wanita, petugas ruangan tujuan yang dihubungi tanggal dan jamnya, selain itu terdapat
kualifikasi petugas pendamping baik perawat, dalam form tersebut juga terdapat hasil anamnesa, diagnosa, indikasi dirawat,
tindakan yang telah dilakukan, terapi yang telah diberikan dan transportasi yang digunakan. Kemudian hal yang ikut diserahkan
seperti dokumen (RM pasien). Pada lembar transfer pasien terdapat ringkasan kondisi pasien berupa status pasien yang meliputi
KU, TTV, pemeriksaan fisik, dari sebelum transfer dan setelah transfer. Selain itu di dalam form juga terdapat nama dan TTD
petugas yang menyerahkan dan yang menerima beserta waktu saat transfer. Pada kasus ini Ny.N membutuhkan ruang perawatan
kanker wanita dan didampingi oleh perawat.
Proses penyerahan pasien dilakukan oleh perawat sehingga dijelaskan secara rinci terkait dengan kondisi pasien. Transfer
pasien perlu disampaikan secara langsung dengan keterangan sejelas-jelasnya dan dapat disampaikan dengan menggunakan
komunikasi SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation). Situation berisi identitas pasien secara jelas termasuk
identitas penanggung jawab pasien dan nomor telepon yang dapat dihubungi untuk mencari informasi sehubungan dengan
keadaan pasien. Background berisi mengenai riwayat kesehatan, tes atau perawatan yang telah dilakukan, atau mengenai
perubahan kondisi pasien dari kondisi sebelumnya. Assesment menjelaskan tentang kondisi pasien saat ini. Recommendation
merupakan diskusi mengenai perencanaan perawatan yang akan dilakukan selanjutnya.
S (Situation) : Ny.N, usia 40 tahun mengeluh nyeri skala 4 di abdomen ekspresi klien terlihat menahan nyeri, mual muntah,
dan keluar darah saat kencing. B (Background) : diagnosa medis Ca Cervix, diagnosa keperawatan nyeri kronis berhubungan
dengan agen biologis, mual berhubungan dengan rasa makan dan minum yang tidak enak, dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis. A (Assesment) : pasien datang di IGD pada tanggal 25 Maret 2019 dengan KU
composmentis, terlihat lemah, pucat, Tanda-tanda vital, TD = 110/80 mmHg, N = 80x/menit, RR = 20x/menit, suhu = 36,80C.
BB = 43 kg, dan TB = 154 cm. R (Recommendation) : kaji TTV, mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri,
menganjurkan makan sedikit tapi sering, melaporkan keluhan pasien ke dr. Indira untuk segera ditindaklanjuti penanganan.

13/12/18 1 Setelah dilakukan tindakan Nutrition Management


keperawatan selama 14x24 jam, 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
diharapkan masalah jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien MT
ketidakseimbangan nutrisi kurang 2. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
dari kebutuhan tubuh klien teratasi 3. Monitor mual dan muntah
dengan kriteria hasil : 4. Monitor kalori dan intake nutrisi
1. Tidak ada penurunan berat 5. Monitor adanya penurunan berat badan
badan yang berarti 6. Edukasi makan sedikit tapi sering
2. Klien menghabiskan porsi
makanan diitnya
3. Pemeriksaan patologi klinik
dalam batas normal.
4. Tidak mengeluh mual dan
muntah
13/12/18 2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen anergi
keperawatan selama 6x24 jam, 1. Kaji penyebab kelelahan
diharapkan masalah intoleransi 2. Atasi untuk eningkatkan Hb yang disebabkan oleh
akitfitas klien dapat teratasi dengan kemoterapi MT
kriteria hasil : 3. Pantau intake nutrisi
1. Berpartisipasi dalam aktivitas 4. Monitor TTV
fisik dengan TD, HR, RR yang 5. Monitor waktu istirahat
sesuai. 6. Tingkatkan tirah baring
2. Tidak mengeluh lemas lagi. 7. Motivasi untuk istirahat
3. Dapat aktif beraktifitas atau 8. Monitor kelelahan.
bergerak. Menejemen pengobatan
1. Monitor level serum darah
2. Monitor obat masuk
3. Berikan infoemasi kepada pasien dan keluarga
pasien tentang obat yang dikonsumsi
4. Monitor efektifitas dan efek obat
5. Anjurkan klien mengonsumsi obat dokter
14/12/18 3 Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction
keperawatan selama 2x24 jam, 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
diharapkan masalah ansietas klien 2. Dengarkan dengan baik keluhan dan alasan klien MT
dapat teratasi dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi tingkat kecemasan
1. Klien mampu mengidentifikasi 2. Dorong dan dukung pasien untuk melawan rasa
dan mengungkapkan khawatirnya
kecemasannya 3. Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
3. Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
4. Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik dengan TD, HR, RR yang
sesuai.
5. Nilai HARS dalam batas normal
1. Pada tanggal 25 Maret 2019 dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kesadaran klien composmentis dengan nilai GCS E4M6V5.
Klien mengeluh keluar darah di vagina saat kencing dan merasa nyeri. Nyeri yang dirasa klien pada skala 4 di abdomen dan
ekspresi klien terlihat menahan nyeri. Klien memiliki riwayat terpasang DJ flest tanggal 6 Februari 2019, ER 15x tanggal 18
Maret 2019, platosin 3 weekly II tanggal 6 Maret 2019. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, diagnosa keperawatan pada Ny.
N adalah nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan (Kode Nanda: 00133). Intervensi yang dilakukan adalah
manajemen nyeri (Kode NIC: 1400) dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam diharapkan nyeri
klien berkurang dengan kriteria hasil nyeri klien berkurang dari skala 4 menjadi skala 2, klien mampu melakukan manajemen
nyeri dengan teknik nonfarmakologi, dan klien terlihat tenang/tidak ada ekspresi menahan nyeri. Nursing Care Planning yang
dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan yaitu kaji secara komprehensif
terhadap nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi; pantau TTV;
observasi reaksi ketidaknyamanan secara non verbal; tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat; ajarkan cara penggunaan terapi
non farmakologi (distraksi, guide imagery, relaksasi); dan kolaborasi pemberian analgesik.
2. Pada tanggal 25 Maret 2019 dari hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh mual, muntah. Klien memiliki riwayat
terpasang DJ flest tanggal 6 Februari 2019, ER 15x tanggal 18 Maret 2019, platosin 3 weekly II tanggal 6 Maret 2019. Klien
juga menyampaikan semenjak kemoterapi yang pertama pada tanggal 6 Februari 2019 berat badannya langsung turun 23 kg
karena klien hanya makan sedikit selama 1 bulan lebih. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, diagnosa keperawatan pada Ny.
N adalah mual berhubungan dengan terpajan toksik (Kode Nanda: 00134). Intervensi yang dilakukan adalah manajemen mual
(Kode Nic: 1450) dan manajemen muntah (Kode Nic: 1570), dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
7x24 jam diharapkan klien tidak mual dan muntah dengan kriteria hasil selera makan klien bertambah, berat badan klien
mengalami kenaikan. Nursing Care Planning yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa mual berhubungan dengan
terpajan yaitu anjurkan klien makan makanan yang disukai klien, anjurkan makan sedikit tapi sering dan selagi hangat, anjurkan
klien istirahat yang cukup untuk memfasilitasi pengurangan mual, anjurkan klien untuk melakukan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi mual dan muntah (seperti: relaksasi, terapi musik, distraksi).
3. Pada tanggal 25 Maret 2019 dari hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh mual, muntah. Klien memiliki riwayat
terpasang DJ flest tanggal 6 Februari 2019, ER 15x tanggal 18 Maret 2019, platosin 3 weekly II tanggal 6 Maret 2019. Klien
juga menyampaikan semenjak kemoterapi yang pertama pada tanggal 6 Februari 2019 berat badannya langsung turun 23 kg
karena klien hanya makan sedikit selama 1 bulan lebih. Saat ini BB = 43 kg, dan TB = 154 cm, IMT klien kurang yaitu 18,13
kg/m2. Biokimia yang abnormal didapatkan hasil hemoglobin : 7.9 g/dl (L), hematocrit : 24.3% (L), trombosit : 130 10^3/uL (L),
ureum : 56 mg/dL (H), kreatinin : 2.0 mg/dL (H), natrium : 133 mmol/L (L), chlorida : 92 mmol/L (L). Klien terlihat pucat, lemah.
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, diagnosa keperawatan pada Ny. N adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis (Kode Nanda: 00002). Intervensi yang dilakukan adalah manajemen nutrisi (Kode
Nic:1100), dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam diharapkan status nutrisi klien meningkat,
dengan kriteria hasil intake makanan dan minuman klien meningkat, BB tidak mengalami penurunan, tidak mengalami mual
dan muntah, kebutuhan nutrisi secara biokimia dalam rentang. Nursing Care Planning yang dapat dilakukan untuk mengatasi
diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis yaitu anjurkan klien makan sedikit tapi sering,
monitor adanya penurunan BB, pantau TTV, monitor adanya mual dan muntah, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
nurisi yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai