Askep Neonatus Pneumonia
Askep Neonatus Pneumonia
LAPORAN PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh
dunia. Pneumonia menewaskan 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019,
menyumbang 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun tetapi 22% dari seluruh
kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun. Pneumonia menyerang anak-anak dan keluarga
di mana pun, namun kematian tertinggi terjadi di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara
( WHO, 2020)
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, penyakit infeksi menjadi
penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan( Kemenkes 2020)
Pneumonia merupakan penyebab penting infeksi neonatal dan menyumbang morbiditas dan
mortalitas yang signifikan, terutama di negara-negara berkembang.1,2 Dalam penelitian
ditemukan <1% angka kejadian pneumonia terjadi pada bayi aterm, > 10% terjadi pada bayi
premature, serta pneumonia pada neonatal merupakan salah satu penyebab kematian( IJCP,
2023). Kematian akibat pneumonia pada balita sesungguhnya dapat dicegah dan diobati,
Pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat harus bekerja bersama agar anak Indonesia
bebas dari pneumonia.
TUJUAN
Dapat menerapkan asuhan keperawatan neonatus yang aman dan efektif pada bayi yang
mengalami pneumonia neonatal
Tujuan khusus
1. Memahami konsep pneumonia neonatal
2. Memahami dan mampu melakukan pengkajian pada bayi dengan pneumonia
neonatal
3. Memahami dan mampu melakukan analisa data pada bayi dengan pneumonia
neonatal
4. Memahami dan mampu menentukan diagnose pada bayi dengan pneumonia
neonatal
5. Memahami dan mampu menetukan intervensi pada bayi dengan pneumonia
neonatal
6. Memahami dan mampu melakukan implementasi pada bayi dengan pneumonia
neonatal
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Pneumonia
Pneumonia neonatal adalah infeksi paru-paru pada neonatus. Dengan menyajikan
gambaran klinis dari gangguan pernapasan, terkait dengan temuan radiologi dada
menunjukkan pneumonia dan bertahan selama minimal 48 jam. Onset bisa terjadi
pada saat lahir dan bagian dari sindrom sepsis atau setelah 7 hari dan
terbatas pada paru-paru. Tanda-tandanya mungkin terbatas pada kegagalan
pernafasan atau berlanjut ke arah syok dan kematian. Infeksi dapat ditularkan
melalui plasenta, aspirasi atau diperoleh setelah kelahiran (Caserta, 2009).
Dalam sebuah studi multicenter prospektif, dari 154 anak dirawat di rumah sakit
dengan Community-acquired pneumonia (CAP), didapatkan 79% anak terinfeksi
agen patogen. Bakteri piogenik menyumbang 60% dari kasus, dimana 73% adalah
karena Streptococcus pneumoniae, sedangkan bakteri atipikal pneumoniae seperti
Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydophila pneumonia terdeteksi masing-
masing 14% dan 9%, Sedangkan virus didapatkan 45%. Sebanyak 23% dari anak-
anak dapat memiliki penyakit virus dan bakteri bersamaan akut. Analisis
multivariabel menunjukkan bahwa suhu yang tinggi (38,4°C) dalam waktu 72 jam
dan adanya efusi pleura secara bermakna dikaitkan dengan pneumonia bakteri.
Pada bayi baru lahir (usia 0-30 hari), beberapa organisme bertanggung jawab
terhadap terjadinya infeksi terutama pneumonia yang pada akhirnya dapat
terjadi sepsis neonatorum dini. Hal ini tidak mengherankan mengingat peran dari
genitourinari ibu dan flora saluran pencernaan merupakan proses yang dapat
mengakibatkan infeksi pada neonatus. Infeksi oleh kelompok B Streptococcus,
Listeria monocytogenes, atau gram negatif batang (misalnya, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae) merupakan penyebab umum pneumonia bakteri. Agen
patogen ini dapat diperoleh di dalam rahim, melalui aspirasi saat dalam jalan
lahir, atau melalui kontak pascakelahiran dengan orang lain atau peralatan
yang terkontaminasi.
Infeksi oleh bakteri streptokokus Grup B paling sering ditularkan ke janin dalam
rahim, biasanya sebagai akibat dari kolonisasi vagina dan leher rahim ibu. Agen
infeksi kongenital kronis, seperti CMV, Treponema pallidum (penyebab
pneumonia alba), Toxoplasma gondii, dan lain-lain, dapat menyebabkan
pneumonia pada 24 jam pertama kehidupan. Gambaran klinis biasanya
melibatkan sistem organ lain.
Infeksi virus yang didapat dalam komunitas masyarakat sering juga terjadi pada
pada bayi baru lahir dan jarang pada bayi yang lebih tua. Virus yang paling sering
terisolasi adalah respiratory syncytial virus (RSV). Antibodi yang berasal dari ibu
penting dalam melindungi bayi baru lahir dari infeksi tersebut. Pada bayi prematur
diduga tidak mendapatkan cukup imunoglobulin transplasenta IgG, sehingga
sangat rentan untuk mendapatkan infeksi
1. Intrapartum pneumonia
2. Pneumonia pascalahir
- Pasca kelahiran pneumonia dalam 24 jam pertama kehidupan berasal
setelah bayi lahir.
- Pasca kelahiran radang paru-paru dapat diakibatkan dari beberapa proses
yang sama seperti yang dijelaskan di atas, tetapi infeksi terjadi setelah
proses kelahiran.
- Yang sering menggunakan antibiotik spektrum luas yang dihadapi dalam
banyak pelayanan obstetri dan bayi baru lahir unit perawatan intensif
(NICU) sering mengakibatkan kecenderungan dari bayi untuk kolonisasi
oleh organisme resisten pathogenicity yang tidak biasa. Terapi invasif
yang diperlukan dalam oleh bayi sering menyebabkan mikroba masuk ke
dalam struktur yang biasanya tidak mudah diakses.
- Enteral menyusui dapat mengakibatkan peristiwa aspirasi peradangan
signifikan potensial. Selang makanan mungkin lebih lanjut dapat
mempengaruhi gastroesophageal reflux dan aspirasi pada bayi.
F. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda-tanda konsolidasi paru
berupa perkusi paru pekak, auskultasi terdapat ronchi nyaring dan suara
pernapasan bronchial, inspirasi rales dan terdapat penggunaan otot aksesori.
G. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
1. Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray) :
CT scan axial menggambarkan bayanngan udara ruang yang luas pada kedua
paru dan konsolidasi pada basal paru yang berhubungan dengan air bronchogram
yang berasal dari pneumonia neonatal.
Ultrasonography merupakan pemeriksaan radiografi yang berguna dalam
keadaan tertentu. Ultrasonography sangat berguna untuk mengidentifikasi dan
melokalisasi cairan dalam ruang pleura dan perikardial. Ultrasonography
merupkana teknik noninvasif yang cocok untuk neonatus. Ultrasonography
memiliki sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi efusi pleura dan mendeteksi
konsolidasi di basis paru-paru. Tidak ada radiasi yang terlibat dan prosedur dapat
diulang berkali-kali.
pneumonia akut.
a. Anamnesa:
2. Blood
5. Bowel
3. Rencana Tindakan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan inflamasi bronchial,
pembentukan edema, dan penumpukan sekret. .
Tujuan: jalan napas bersih dan efektif.
Kriteria evaluasi:
o Bunyi napas bersih, tidak ada bunyi napas tambahan.
o Tanda vital dalam batas normal terutama frekuensi napas
<60x/menit. 3)
o Batuk efektif.
o Sianosis tidak ada.
o Tidak ada retraksi sternum dan intercostal space
o Nafas cuping hidung tidak ada.
Rencana intervensi :
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
efektif
Tujuan: pola nafas efektif.
Kriteria evaluasi:
o Pernafasan teratur (RR 30-40 kali/menit).
o Tanda vital dalam batas normal (nadi 100-130 kali/menit).
o Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
o Napas cuping hidung tidak ada.
Rencana intervensi:
Rencana intervensi:
1) Kaji frekuensi dan kedalaman pernapasan. Catat adanya upaya
pernapasan seperti dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan.
Rasional: kecepatan dan upaya mungkin meningkat karena nyeri,
penurunan volume sirkulasi. Pengenalan dini dan pengobatan
ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi.
2) Pertahankan pemberian oksigen Head box sesuai indikasi.
Rasional: meningkatkan pengiriman oksigen ke otak untuk
kebutuhan sirkulasi.
3) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium ( AGD ).
Rasional: untuk memantau kefektifan terapi pernapasan dan
mencatat terjadinya komplikasi.
Rencana intervensi:
1) Kaji frekuensi, kedalaman bernapas dan suara nafas.
Rasional: takipnea, pernapasan yang dangkal sering terjadi karena
ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru.
2) Tempatkan pasien dalam incubator.
Rasional: mempertahankan suhu tubuh pasien, mencegah
hipotermia, memperbaiki metabolisme jaringan.
3) Pantau tanda vital.
Rasional : abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan
evaluasi lebih lanjut dan mengetahuai perubahan sesegera mungkin.
4) Pantau tingkat kesadaran .
Rasional: kekurangan aliran oksigen ke otak dapat menyebabkan
hipoksia sel-sel otak, kematian jaringan otak dan terjadinya penurunan
tingkat kesadaran .
5) Pantau tanda-tanda sianosis, warna kulit, akral perifer.
Rasional: sianosis, kulit pucat, akral dingin adalah salah satu tanda
hipoksia jaringan yang berat akibat perfusi yang tidak adekuat.
6) Kolaborasi: pertahankan pemberian O2 sesuai indikasi (Head box 5-10
lt/mnt).
Rasional : mempertahankan PaO2 di atas 90 mmHg.
7) Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap.
Rasional: Hb yang rendah (<10 gr/dl) mempengaruhi suplay oksigen
ke jaringan.
4. Implementasi
Sesuai dengan diagnosa rencana keperawatan yang dibutuhkan pasien
5. Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil yaitu bersihan jalan nafas efektif, pola nafas
efektif, tidak terjadi kerusakan pertukaran gas, perfusi jaringan adekuat, tidak
terjadi hipertermi.
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal tiba di ruangan : 18-08-2023 Jam 19.00
Tanggal Pengkajian : 25-08-2023 Jam 08.00
A. Data Demografi
1. Klien/ Pasien
a. Nama : By.Ny.E
b. Tgl lahir/usia : 18 Agustus 2023/ usia koreksi 27 mgg, usia kronologis 7 hr
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Tanggal masuk RS: 18 Agustus 2023
e. Diagnosa medis : NKB, SMK, Sc BBLASR, RDS, UG 26 mgg Ibu PEB, PPHN,
HMD gr I PJB Asianotik , Neonatal Pneumonia
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. A / Ny.E
b. Hubungan dengan klien: Orangtua
c. Alamat : Jl. Sawi II, RT 003/005, Pondok Cabe Ilir, Pamulang
d. No.Telepon : 08993667374
B. Keluhan Utama
Pasien masuk ruang Nicu dengan lahir SC di OK Cito dengan ibu G1P0A0 hamil 26
minggu eklamsia A/S 4/5/8 BB 890 gr
1. Riwayat Kehamilan
a. ANC : Tiap bulan di bidan
b. Riwayat penggunaan obat-obatan : tidak terkaji
2. Riwayat persalinan
Usia gestasi : 26 minggu
Berat badan lahir : 890 gram
Jenis Persalinan : SC
Indikasi : 26 mgg + Eklamsia
Apgar score : 4/5/8
Ketuban : Jernih
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Apatis
b. Pemeriksaaan Tanda-Tanda Vital
1) Pernapasan : 60 x/mnt
2) Suhu : 36,6 oC
3) Nadi : 167 x/mnt (teraba sedang)
4) Saturasi oksigen: 97%
2. Oksigenasi :
a. Irama napas : Irreguler
b. Penggunaan alat bantu napas : Ventilator dengan setting NIPPV RR 60 PIP 17
PEEP 5 TI 0,33 FiO2 30 %
c. Sianosis : Tidak ada (jika oksigen terlepas)
3. Nutrisi:
a. Berat badan : 870 gram
b. Panjang badan : 38 cm
c. Lingkar kepala : 26 cm
d. Lingkar dada : 22 cm
e. Lingkar perut: 20 cm
f. LILA : 7 cm
g. Jenis Nutrisi:
Enteral : Puasa
Parenteral : PG 2 92 ml, Lipid 12 ml, D10% 16 ml (total cairan 120 ml/24
Jam)
h. Terpasang OGT : OGT No.8 Dekompresi dialirkan produksi sedikit keruh
kecoklatan di OGT
i. Residu OGT. : Tidak ada
j. Muntah. : Tidak ada
4. Cairan
5. Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : Frekuensi 7-8x/hari
b. Buang Air Besar (BAB) : belum ada
6. Aktifitas:
a. Gerakan : Kurang aktif
b. Tangisan : Lemah
c. Sistem Muskuloskeletal
1) Postur : Fleksi
2) Tonus otot : Normal
a. Tengkorak : Simetris
Kelainan : Tidak ada
Tulang tengkorak/sutura : Belum menutup
Ubun – ubun : Normal
b. Warna dan distribusi rambut : Tipis merata
c. Kelopak mata (bentuk & gerak)
Bentuk : Simetris
Gerak : Simetris
d. Konjungtiva
Warna : Pink
Bentuk : Normal
e. Sklera : Normal
f. Pupil
Reflek cahaya : Positif
g. Telinga
Bentuk dan ukuran : Simetris
Kebersihan : Bersih
h. Hidung
Bentuk, terdapat septum deviasi : Tidak
i. Bibir : Mukosa Lembab
j. Leher
Bentuk : Normal
3. Dada, paru-paru dan jantung
a. Pengembangan dada : Tampak Retraksi dada ringan
b. Ictus cordis : Teraba di midklavikuler kiri pada ICS 4
c. Taktil fremitus : Simetris
d. Suara paru : Ronchi
e. Suara jantung : Murmur
4. Abdomen
a. Bentuk : Simetris dan sufel
b. Bising usus : terdengar lemah
c. Lambung : Timpani
d. Hati : Pekak
e. Hepar : Tidak teraba
f. Limpa : Tidak teraba
g. Tali pusat : Kering
5. Alat kelamin
I. Sosial Ekonomi
: Diharapkan
1. Status Anak
2. Berkunjung : Ya
3. Kontak Mata : Ya
4. Menyentuh : Ya
5. Berbicara : Ya
J. Data Spiritual
Membutuhkan kehadiran pemuka Agama: Tidak
Total 17
Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)
Skor 7-11: risiko rendah
Skor ≥ 12: risiko tinggi
(Bayi rawat dalam incubator dengan Suhu incubator 34,5 oC Humidity 53 %, Terpasang
ID band, kancing kuning resiko tinggi jatuh, segitiga jatuh, pintu dan jendela incubator
terkunci)
L. Data penunjang :
1. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Darah
Tanggal 24 Agustus 2023
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 12, 9 g/dl 15.2- 24.6 g/dl
Hematokrit 38,7% 50-82%
Leukosit 6,8 ribu/ul 9,4-34,0 ribu/ul
Trombosit 46 ribu/ul 217- 497 ribu/ul
Eritrosit 3,426juta/ul 4,00-6,8 juta/ul
SERO-IMUNOLOGI
CRP kuantitatif 0,04 mg/dL <=0,5 mg/dl
KIMIA KLINIK
FUNGSI HATI
Albumin 3.06 g/dL 3.80-5.40 g/dL
Kesan Pemeriksaan: Opasitas Granuler halus difus di kedua paru, DD/HMD grade
1,
Neonatal Pneumonia
Pemeriksaan Echo
NO Tanggal Standar Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
DX Keperawatan Indonesia Indonesia (SLKI)
(SDKI)
1 25-8-2023 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 3x24 Manajemen jalan nafas
imaturitas neurologis jam diharapkan pola nafas Pemantauan respirasi
(Prematuritas) membaik dengan kriteria hasil :
Terapi Oksigen
Dipsnea menurun,
retraksi berkurang, bunyi Observasi
nafas tambahan menurun Monitor pola nafas, frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
bernafas
Monitor saturasi oksigen
Auskultasi bunyi nafas
Monitor aliran oksigen
Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Berikan posisi nyaman (Posisikan semi fowler atau fowler,
lateral kiri atau kanan, supine, prone atau quarter prone)
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, informasikan hasil
pemantaun
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen sesuai kebutuhan
2 25-8-2023 Risiko Hipotermi Setelah dilakukan tindakan 3x24 Manajemen hipotermi
berhubungan dengan jam diharapkan hipotermi tidak
Kurangnya lapisan lemak terjadi dengan kriteria hasil : Observasi
subkutan (Prematuritas dan Akral teraba hangat Observasi suhu tubuh setiap 1 jam
BBLASR) Suhu tubuh normal 36,5- Identifikasi penyebab hipotermi
37,5 Terapeutik
Sianosis tidak Atur suhu incubator
ada,hipoksia tidak ada, Ganti linen bila basah
konsumsi oksigen cukup Gunakan topi bayi
menurun Gunakan blanket roll
3 25-8-2023 Resiko Hipovolemi Setelah diberikan intervensi Manajemen Hipovolemia
berhubungan dengan selama 3x24 jam maka status
Gangguan absorp cairan cairan membaik, dengan kriteria Observasi
(Prematuritas dan hasil :
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (misal frekuensi nadi
BBLASR) Kekuatan nadi meningkat
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
Turgor kulit meningkat tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane
Membrane mukosa mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
membaik meningkat, haus, lemah)
Intake cairan membaik Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
4 25-8-2023 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan perawatan Pencegahan infeksi
dengan pertahanan tubuh 3x24jam resiko infeksi tidak
yang tidak adekuat terjadi dengan kriteria hasil : Observasi
(Prematuritas) Kebersihan tangan Monitor tanda infeksi
meningkat, tidak ada Berikan lingkungan bersih
demam, hasil leukosit Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak
dan CRP tidak ada
Terapeutik
peningkatan
Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan pasien
Batasi jumlah pengunjung
Jaga lingkungan aseptic saat mengganti IV line dan spuit
TPN
Edukasi
Ajarkan cara cuci tangan yang tepat untuk pengunjung.
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotic
5 25-8-2023 Resiko deficit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan Reflek keperawatan selama 3x24 jam,
hisap belum ada maka status nutrisi membaik Observasi
(prematuritas) dengan kriteria hasil : Identifikasi asupan nutrisi
Kekuatan otot menelan Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
meningkat Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogatrik
Bising usus membaik Monitor berat badan
Membrane mukosa Auskultasi bising usus
lembab Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
Frekuensi diit membaik
Terapeutik
Timbang berat badan secara rutin
Lakukan oral hygiene
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang diberikan (TPN)
6 25-8-2023 Resiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan jatuh
dengan Anak usia < 2 keperawatan selama 3x24 jam,
tahun maka resiko jatuh tidak terjadi Observasi
dengan kriteria hasil :
Identifikasi factor resiko jatuh
Kejadian jatuh tidak
terjadi
Terapeutik
Skala humpty dumpty
menurun Pastikan roda incubator dalam keadaan terkunci
Pasang ID band, kancing kuning resiko tinggi jatuh
Pasang tanda segitiga jatuh di dekat incubator
Pastikan pintu dan jendela incubator terkunci
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
- Manajemen jalan nafas dan Pemantauan respirasi
- Manajemen hipotermi
- Manajemen hipovolemi
- Pencegahan infeksi
- Manajemen nutrisi
- Pencegahan Jatuh
2 26-08-2023 S : Belum dapat dikaji Yuli dan Anggie
1. Pola nafas tidak efektif
(14.00-20.00) O:
- Monitoring pola nafas, frekuensi, irama,
- Kesadaran apatis, sesak, retraksi dada ringan
kedalaman dan upaya bernafas,
- Bunyi nafas ronkhi, akral teraba hangat, nadi teraba
Monitoring saturasi oksigen, Auskultasi
sedang
bunyi nafas, Monitoring aliran oksigen
- CRT < 3 detik
- Melakukan penghisapan lendir kurang
- RR: 60x/mnt
dari 15 detik
- Suhu: 36,7 oC
- Memberikan posisi nyaman lateral kiri
- Nadi: 155 x/mnt
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Saturasi oksigen: 97% dengan Ventilator dengan
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
setting NIPPV RR 60 PIP 17 PEEP 5 TI 0,33 FiO2
30 %
2. Resiko hipotermi
- Bayi rawat dalam incubator dengan Suhu incubator
- Mengobservasi suhu tubuh setiap 1 jam
34 oC Humidity 56 %
- Mengidentifikasi penyebab hipotermi
- Mengatur suhu incubator
- Turgor kulit baik, mukosa bibir lembab
- Memberikan topi bayi
- Terpasang infus PICC pada tangan kanan dengan
cairan dan TPN : PG 2 92 ml, Lipid 12 ml, D10%
3. Resiko hipovolemia
16 ml, Heparin 0,5 ml/jam tidak ada tanda
- Memeriksa adanya tanda dan gejala
ekstravasasi pada area penusukan infus, tetesan
hipovolemia
infus lancar
- Monitoring intake dan output cairan
- Bayi di puasakan, terpasang selang OGT, dialirkan,
- Menghitung kebutuhan cairan
produksi ada sedikit keruh kecoklatan diogt, tidak
ada distensi abdomen sufel, bising usus terdengar
4. Resiko infeksi
lemah, BAB belum ada
- Monitoring adanya tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak nyaman posisi lateral kiri
- Membersihkan lingkungan bayi dan
- Reflek hisap belum ada, produksi secret sedikit
incubator
- BB 950 gr
- Memeriksa lokasi insisi adanya
- Skrining humpty dumpty 17
kemerahan atau bengkak
- Terpasang ID band, kancing kuning resiko tinggi
- Melakukan Cuci tangan sebelum dan
jatuh, segitiga jatuh, pintu dan jendela incubator
sesudah kegiatan pasien
terkunci
- Memberikan terapi obat antibiotic
- Intake (12 jam) : 60 cc, output (IWL : 38,95, BAK:
15) : 53,95cc, BC: + 6,05 cc/12 jam, Diuresis :
5. Resiko deficit nutrisi
1,25 cc/KgBB/12 jam
- Monitoring berat badan
- Terapi obat :
- Melakukan Auskultasi bising usus
Cefotaxime 2x45 mg ( Pukul 10.00 dan 22.00
- Melakukan pemberian TPN
WIB)
Amikasin 6,5 mg/24 jam (Pukul 11.00 WIB)
6. Resiko jatuh
Aminophillin 2x2,3 mg (Pukul 10.00 dan 22.00
- Mengidentifikasi factor resiko jatuh
WIB)
- Memastikan roda incubator dalam
Paracetamol 4 x 13 mg (s/d 4 hari) (Pukul 10.00,
keadaan terkunci
16.00, 22.00, 04.00 WIB)
- Memastikan pintu dan jendela
Fluconazole 5 mg/48 jam (Pukul 10.00 WIB)
incubator terkunci
A:
- Memasang ID band, kancing kuning
1. Pola nafas tidak efektif
resiko tinggi jatuh
2. Risiko Hipotermi
- Memasang tanda segitiga jatuh di
3. Resiko Hipovolemi
dekat incubator
4. Resiko Infeksi
5. Resiko deficit nutrisi
6. Resiko Jatuh
P : Lanjutkan intervensi
- Manajemen jalan nafas
- Manajemen hipotermi
- Manajemen hipovolemi
- Pencegahan infeksi
- Manajemen nutrisi
- Pencegahan Jatuh
3 27-08-2023 - S : Belum dapat dikaji Yuli dan Anggie
1. Pola nafas tidak efektif
28-08-2023 O:
- Monitoring pola nafas, frekuensi, irama,
(20.30-07.30) - Kesadaran apatis, sesak, retraksi dada ringan
kedalaman dan upaya bernafas,
- Bunyi nafas ronkhi, akral teraba hangat, nadi teraba
Monitoring saturasi oksigen, Auskultasi
sedang
bunyi nafas, Monitoring aliran oksigen
- CRT < 3 detik
- Melakukan penghisapan lendir kurang
- RR: 62x/mnt
dari 15 detik
- Suhu: 36,5 oC
- Memberikan posisi nyaman quarter
- Nadi: 165 x/mnt
prone
- Saturasi oksigen: 97% dengan Ventilator dengan
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
setting NIPPV RR 60 PIP 16 PEEP 5 TI 0,33 FiO2
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
30 %
- Bayi rawat dalam incubator dengan Suhu incubator
2. Resiko hipotermi
33,5oC Humidity 52%
- Mengobservasi suhu tubuh setiap 1 jam
- Turgor kulit baik, mukosa bibir lembab
- Mengidentifikasi penyebab hipotermi
- Terpasang infus PICC pada tangan kanan dengan
- Mengatur suhu incubator
cairan dan TPN : PG 2 92 ml, Lipid 12 ml, D10%
- Mengganti linen bila basah
16 ml, Heparin 0,5 ml/jam tidak ada tanda
- Memberikan topi bayi
ekstravasasi pada area penusukan infus, tetesan
infus lancar
3. Resiko hipovolemia
- Bayi di puasakan, terpasang selang OGT, dialirkan,
- Memeriksa adanya tanda dan gejala
produksi ada sedikit keruh kecoklatan diogt, tidak
iypovolemia
ada distensi abdomen sufel, bising usus terdengar
- Monitoring intake dan output cairan
lemah, BAB belum ada
- Menghitung kebutuhan cairan
- Bayi tampak nyaman posisi quarter prone
- Reflek hisap belum ada, produksi secret sedikit
4. Resiko infeksi
- BB 1030 gr
- Monitoring adanya tanda-tanda infeksi
- Skrining humpty dumpty 17
- Membersihkan lingkungan bayi dan
- Terpasang ID band, kancing kuning resiko tinggi
incubator
jatuh, segitiga jatuh, pintu dan jendela incubator
- Memeriksa lokasi insisi adanya
terkunci
kemerahan atau bengkak
- Intake (24 jam) : 120 cc, output (IWL : 57,6, BAK:
- Melakukan Cuci tangan sebelum dan
78) : 135,6 cc, BC: - 15,6 cc/24 jam, Diuresis :
sesudah kegiatan pasien
3,25 cc/KgBB/24 jam
- Memberikan terapi obat antibiotic
- Terapi obat :
Cefotaxime 2x45 mg ( Pukul 10.00 dan 22.00
5. Resiko deficit nutrisi
- Monitoring berat badan WIB)
- Menimbang berat badan secara rutin Amikasin 6,5 mg/24 jam (Pukul 11.00 WIB)
- Melakukan Auskultasi bising usus Aminophillin 2x2,3 mg (Pukul 10.00 dan 22.00
- Melakukan pemberian TPN WIB)
Paracetamol 4 x 13 mg (s/d 4 hari) (Pukul 10.00,
6. Resiko Jatuh 16.00, 22.00, 04.00 WIB)
- Mengidentifikasi factor resiko jatuh Fluconazole 5 mg/48 jam (Pukul 10.00 WIB)
- Memastikan roda incubator dalam
keadaan terkunci A:
- Memastikan pintu dan jendela 1. Pola nafas tidak efektif
incubator terkunci 2. Risiko Hipotermi
- Memasang ID band, kancing kuning 3. Resiko Hipovolemi
resiko tinggi jatuh 4. Resiko Infeksi
- Memasang tanda segitiga jatuh di 5. Resiko deficit nutrisi
dekat incubator 6. Resiko Jatuh
P : Lanjutkan intervensi
- Manajemen jalan nafas
- Manajemen hipotermi
- Manajemen hipovolemi
- Pencegahan infeksi
- Manajemen nutrisi
- Pencegahan jatuh
VI. IMPLEMENTASI
26/07/2023 Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik (produksi secret sedikit)
15.00 Monitoring produksi ogt dekompresi (ogt dialirkan, produksi ada sedikit keruh kecoklatan diogt) tidak ada distensi
(abdomen sufel)
26/07/2023 Mengganti diapers, tidak ada ruam popok, bab belum, bak 8 cc,
15. 10 Memberikan posisi lateral kiri bayi tampak nyaman
26/07/2023 Memberikan terapi obat injeksi:
16.00 - Paracetamol 4 x 13 m/IV
26/07/2023
Monitoring suhu incubator dan humidity (Suhu incubator 34oC Humidity 56 %)
16.15
Membersihkan incubator
26/07/2023
Monitoring pemasangan IV line dan tanda infeksi (Terpasang infus PICC pada tangan kanan dengan cairan dan
18.00 TPN : PG 2 92 ml, Lipid 12 ml, D10% 16 ml, Heparin 0,5 ml/jam, tidak ada tanda ekstravasasi pada area
penusukan infus, tetesan infus lancar)
Melakukan auskultasi BU (bising usus terdengar lemah)
Monitoring BB hari ini 950 gr
26/07/2023 Mengukur TTV dan Monitoring frekuensi, irama, kedalaman dan upaya bernafas, Monitoring pola nafas, saturasi
18.30 oksigen, Auskultasi bunyi nafas, Monitoring aliran oksigen, dan monitoring adanya tanda hipovolemi
- Kesadaran apatis, sesak, retraksi dada ringan
- Bunyi nafas ronkhi, akral teraba hangat, nadi teraba sedang
- Turgor kulit baik, mukosa bibir lembab
- CRT < 3 detik
- RR: 60x/mnt
- Suhu: 36,7 oC
- Nadi: 155 x/mnt
- Saturasi oksigen : 97% dengan Ventilator dengan setting NIPPV RR 60 PIP 17 PEEP 5 TI 0,33 FiO2 30 %
26/07/2023 Menghitung intake (12 jam) : 60 cc, output (IWL : 38,95, BAK: 15) : 53,95cc, BC: + 6,05 cc/12 jam, Diuresis :
19.00 1,25 cc/KgBB/12 jam
26/07/2023
Melakukan skrining resiko jatuh ( skrining humpty dumpty 17) Memastikan ID band terpasang, kancing kuning
20.00
resiko tinggi jatuh, segitiga jatuh, pintu dan jendela incubator terkunci
27/07/2023 Melakukan handover dengan perawat shift siang Yuli dan Anggie
21.00
27/07/2023 Mengukur TTV dan Monitoring frekuensi, irama, kedalaman dan upaya bernafas, Monitoring pola nafas, saturasi
21.30 oksigen, Auskultasi bunyi nafas, Monitoring aliran oksigen, dan monitoring adanya tanda hipovolemi
- Kesadaran apatis, sesak, retraksi dada ringan
- Bunyi nafas ronkhi, akral teraba hangat, nadi teraba sedang
- Turgor kulit baik, mukosa bibir lembab
- CRT < 3 detik
- RR: 60x/mnt
- Suhu: 37 oC
- Nadi: 154 x/mnt
- Saturasi oksigen : 98% dengan Ventilator dengan setting NIPPV RR 60 PIP 17 PEEP 5 TI 0,33 FiO2 30 %
27/07/2023 Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik (produksi secret sedikit)
21.40 Monitoring produksi ogt dekompresi (ogt dialirkan, produksi ada sedikit keruh kecoklatan diogt) tidak ada distensi
(abdomen sufel)
27/07/2023 Mengganti linen, nesting dan mengganti diapers, tidak ada ruam popok, bab belum, bak 10 cc,
21.45 Memberikan posisi quarter prone bayi tampak nyaman
27/07/2023 Memberikan terapi obat injeksi:
22.00 - Cefotaxime 2x45 mg /IV
- Aminophillin 2x2,3 mg/IV
- Paracetamol 4 x 13 m/IV
27/07/2023
Monitoring suhu incubator dan humidity (Suhu incubator 33,5oC Humidity 52%)
23.20
Membersihkan lingkungan dan incubator
27/07/2023
Monitoring pemasangan IV line dan tanda infeksi (Terpasang infus PICC pada tangan kanan dengan cairan dan
00.00
TPN : PG 2 92 ml, Lipid 12 ml, D10% 16 ml, Heparin 0,5 ml/jam, tidak ada tanda ekstravasasi pada area penusukan
infus, tetesan infus lancar)