1. DEFINISI
1
2. ETIOLOGI
Penyebab ITP tidak diketahui secara pasti, pada penderita ITP dalm
tubuhnya membentuk antibody yang mampu menghancurkan trombosite. Dalam
kondisi normal, antibody adalah respon tubuh yang sehat terhadap bakteri atau
virus yang masuk ke dalam tubuh.Tetapi untuk penedrita ITp, antibody bahkan
menyerang trombosite di dalam tubuhnya sendiri yang mengakibatkan jumlah
trombosite semakin menurun.
Beberapa penyebab ITP sekunder diantarany :
a) Trombositopenia autimun
b) Efek samping pemberian obat
c) Infeksi
d) Kelainan limfoproliferatif
e) Efek transplasntasi sumsum tulang
f) Efek transplantasi
g) SLE
2
3. PATOFISIOLOGI
Gangguan fungsi
ginjal Absorbsi Fe, B12 dan asam folat
Keganasan
berkurang
Gangguan citra tubuh Trauma
Gangguan produksi
Depresi sum-sum Kehilangan komponen pembentuk
hormon eritropoetin
tulang eritrosit
Perdarahan
Degenerasi berlebihan
Stimulus eritrosit
Eritrosit tidak sempurna
pembentukan sel Gangguan
darah merah di sum pembentukan
Tidak terkontrol
sum tulang menurun leukosit
Eritrosit mudah pecah Eritrosit rapuh
Hemolisis Kehilangan
Produksi komponen darah
eritrosit
menurun
Kehilangan
Anemia
komponen vaskuler
Reaksi kompensasi
Gangguan perfusi Transport O2 Penurunan resistensi
jaringan perifer menurun perifer
Pembentukan eritrosit
oleh organ hati, lien Kebutuhan O2 tidak
terpenuhi
Resiko Syok
Metabolisme anaerob
Merangsang sistem Hipovolemik
Hepatomegali
saraf simpatis Hipoksia sel dan jaringan
splenomegali
Penumpukan as.
Laktat pada jaringan 3
Aliran darah GIT Kompensasi jantung dengan
menurun meningkatkan HR
Peningkatan isi
Merias
lambung Kemampuan kompensasi
menurun
Mual/muntah Personal
Decompensasi cordis Hygiene
Anoreksia
NUtrisi
Intake menurun
BB menurun
Ketidakseimbangan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan
4
tubuh
4. GEJALA KLINIS
a) Perdarahan pada ITP tidak berat seperti trombositopenia pada kegagalan
sumsum tulang karena pada ITP terdapat trombosit muda yang beredar di
pembuluh darah.
b) Limpa tidak teraba kecuali ada penyakit penyerta yang menyebabkan
splenomegaly.
c) Tidak ada demam
d) ITP akut
Pada anak-anak
Awitan penyakit mendadak
Riwayat infeksi sebelum terjadi perdarahan berulang
Sering terdapat eksantem (rubella) dan penyakit saluran napas
akibat virus Varkcella zooster dan Eipstein barr.
Perdarahan ringan
e) ITP kronis
Riwayat perdarahan ringan sampai sedang dengan episode
perdarahan beberapa hari sampai beberapa minggu, manifestasi
perdarahan berupa ekimosis, ptekie, purpura
Frekuensi perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit:
i. Hitung trombosit > 50.000 / µl biasanya asimptomatik
ii. Hitung trombosit 30.000 - 50.000 / µl terdapat luka
memar atau hematom
iii. Hitung trombosit 10.000 - 30.000 / µl terdapat perdarahan
spontan, menoragi (pada perempuan), dan perdarahan
memanjang jika ada luka
iv. Hitung trombosit < 10.000 / µl terdapat perdarahan
mukosa (epistaksis, perdarahan gastrointestinal dan
genitourinaria) dan risiko perdarahan sistim saraf pusat.
v. Perdarahan intrakranial mengenai 1 % dari
trombositopenia berat, biasanya terjadi di subarachnoid,
5
sering multipel dan ukuran bervariasi dari ptekie sampai
ekstravasasi darah yang luas.
5. KLASIFIKASI
a) ITP akut
terjadi pada anak-anak usia 2-6 tahun, dengan insiden 3-8 orang per
100.000 anak, sumber yang lain menyatakan insiden terjadi pada rentang
usia 2-10 tahun dengan kasus 4 orang per 100.000 anak per tahunnya.
Sekitar 75% ITP akut terjadi setelah vaksinasi atau infeksi cacar air atau
mononukleosis infeksiosa. Remisi biasanya terjadi, namun 5 – 10 %
akan menjadi ITP kronis (ITP > 6 bulan).
b) ITP kronis
didapatkan pada rentang usia 18 - 45 tahun. Rasio antara perempuan dan
laki-laki adalah 1 : 1 pada ITP akut, dan 2-3 : 1 pada ITP kronis. ITP
refrakter merupakan 25 – 30 % penderita ITP yang gagal diterapi dengan
kortikosteroid dosis standar dan splenektomi karena angka trombosit di
bawah normal atau ada perdarahan. Penyakit ini ditemui juga pada
pasien Systemic Lupus Eritematosus (SLE), Human Immunodeficiency
Virus (HIV), Chronic Lymphositik Leukimia (CLL), penyakit Hodgkin,
atau anemia hemolitik autoimun.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Skrinning penyakit autoimun : ANA, anti ds-DNA , C3, C4
b) Skrinning tiroid : TSH, T4, antibody tyroid
c) Kadar immunoglobulin: IgG, IgA, dan IgM
d) Fungsi hati
e) Tes CPR adany kemungkinan virus seperti EBV,CMV, hepatitis C, dan
HIV
6
f) Pemeriksaan sumsum tulang
g) Antibody antifosfolipid
h) H.Pylori
7. PENATALAKSANAAN
Bertujuan mempertahankan trombosit di atas batas ketika memar spontan atau
perdarahan terjadi dengan intervensi minimal. Pengobatan pasien ITP
diantaranya adalah:
a) Steroid
Pemberian infsu kortikosteroid seperti metil prednisolone atau
prednisone.Bisa terjadi ketergantungan bila dikonsumsi dalam jangka
waktu yang lama.
b) Immunoglobulin intravena (IVIG) juga termasuk salah satu terapi untuk
penderita ITP, tetapi lebih mahal karena obat ini akan berespon kurang
lebih dalam kurun waktu satu bulan dan dapat mencegah terjadinya
perdarahan
c) Operasi
Splenektomisebagai sasaran perusak platelet tetapi beresiko pada kasus
ITP bisa meningkatkan resiko terjadinya perdarahan.
d) Tranfusi platelet
Pada pasien ITP dengan perdarahan berat untuk meningkatkan jumlah
platelet dalam darah.
e) Mengobati infeksi
Beberapa tipe infeksi dengan mudah menurunkan jumlah platelet
pasien.Jika pasien ITP terkena infeksi yang menyebabkan platelet
menurun mengbati infeksi dapat membantu meningkatkan jumlah
platelet dan mengurangi resiko perdarahan.
7
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata pasien
b. Keluhan utama: ptekie, ekimosis, perdarahandibawahmembrabnmukosa,
vesikel yang bersifathemoragik
c. Riwayatpenyakitsekarang:malaise, menometoragie, menoragie, epistaksis
d. Riwayat perawatan sebelumnya: penggunaanobat-obatan, infeksi
e. Riwayat tumbuh kembang
f. Riwayat keluarga : cenderunggenetik
g. Pola makan:
kehilangannafsumakandanterjadiperdarahanpadasaluranpencernaan
h. Pola istirahat:gangguanpolatidrudisebabkanperdarahan yang seringterjadi.
i. Pola aktivitas: mengalami intoleransi aktivitas karena kelelahanumum ,
kelemahanotot , nyeri yang mempengaruhiaktivitas.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaanumum :Penderitadalamkelemahan, composmetis, apatis, stupor,
somnolen
a. Breathing
Adanya dyspnea, takipnea, sputum mengandungdarah,
terjadiperdarahanspontanpadahidung.
Terdapatsuaratambahan wheezing, ronchiakibatkomplikasidarigejala
lain
Vocal fremitus menurunakibatadanayperdarahan di saluranrespirasi
b. Blood
Hemorragisubkutan, Hematoma , Sianosisakral, Ptekie,
Ekimosispadakulit, Purpura
Nadiperiferlemah, takikardi, palpitasi
Bunyijantung abnormal
8
c. Brain
Terkadangkesadarankomposmentis, sakitkepala,
perubahantingkatkesadraan, gelisah , ketidaksatabilan vasomotor
d. Bladder
Adanya hematuria
Terdapatnyeritekanpadakandungkemihkarenadistensisebagaibentukk
omplikasi
e. Bowel
Terjadimualmuntah, penurunannafsumakan,
Peningkatanlingkar abdomen akibatpembesaranlimpa
Nyeritekan abdomen, splenomegaly, perdarahansalurancerna
Bisingususmenurun
Biasanypadaperkusiterdengarpekakdeteksiadanyaperdarahandalam
abdomen
f. Bone
Nyeriototsendidanpunggung ,aktivitasmandiriterhambat ,
ataumobilitasdibantusebagianakibatkelemahan
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Leukemia diantaranya:
a. Gangguanperfusijaringanperiferberhubungandengantrasnportoksigenme
nurunkejaringan
b. Resikoperdarahanberhubungandengantrombositopenia
c. Nyeriakutberhubungandengandengan efek fisiologis dari ITP
d. Intoleransi aktivitasberhubungandenganketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
4. Pemeriksaandiagnostik
9
a. Pemeriksaan DL ( penurunan PLT, Hb )
b. Masakoagulasi PT/PTT memanjang
c. Foto thorax
d. Skrinning antibody
e. Aspirasisumsungtulang ( peningkatanmegakarosit)
f. Tes sensitive
menunjukkanIgGantitrombositpadapermukaantrombositataudalam serum
10
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
11
21. Resikoperdarahan NOC: NIC:
Definisi:beresikomengalamikehilangandarahbaik Pencegahan
Koagulasi darah:
internal(terjadididalamtubuh)maupuneksternal(terjadihingg perdarahan
akeluartubuh Tujuan: Monitor dengan ketat
resiko terjadinya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24
perdarahan
jam diharapkan tidak terjadi perdarahan
Catat nilai
Kriteria hasil: hemoglobin,
trombosite
Hasil laboratorium (PTT, HCT, APTT )
hematocrit, PT/PTT
dalam batas normal
Catat adanya memar
Tidak ada ptekie, epistaksis
dan ptekie
Tidak terjadi perdarahan pada saluran
Monitor tanda-tanda
percernaan ,respirasi,eliminasi
vital
Gunakan kasur
terapeutik untuk
meminimalisir trauma
kulit
Monitor komponen
koagulasi darah
3 RestiSyok NOC NIC
12
Definis: Penurunan volume cairanintravaskuler, 1. Manajemansyok: 1. Manajemensyok
interstisial, danatau intra seluler. Tujuan: Monitoring tanda-
Faktor Resiko: tanda vital,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24
Pengisian vena menurun tekanandarah
jam diharapkan tidak terjadi perdarahan
Suhutubuhmeningkat orthostatic, status
mental dan output
a. Tanda-tanda vital dalambatas normal urine.
b. Turgor kulitelastis Monitoring
c. Membrane mukosalembab tekananoksimetri,
d. Tidakanemis sesuaikebutuhan
e. Tidakada rasa haus yang berlebih Berikanoksigenda
f. Elektrolit, HB, HCT n/
g. Intake oral danintravenaadekuat ventilasimekanik,
h. Mempertahankan urine output sesuaikebutuhan.
sesuaidenganusiadanberatbadan Ambil gas
Kriteria Hasil: daraharteridan
a. Vital sign dalam batas normal monitor
b. Elektrolit, HB, HCT, dalambatas oksigenasijaringa
normal. n.
c. Tidakadaodemaparu,periferdantidakad Berikantranfusi
aasites. PRC, FFP
dan/atau platelet,
13
d. Tidakadapenurunankesadaran sesuaikebutuhan.
e. Balacecaiaranseimbang. Monitoring status
cairan intake dan
output/6 jam.
Monitoring
fungsiginjal
Dispneu dan ketidak-nyamanan yang sangat Tekanan darah sistolik dalam batas normal beraktivitas sesuai
14
Gelisah saat beraktivitas indikasi
Tekanan darah diastolik dalam batas Tingkatkan istirahat,
normal saat beraktivitas batasi aktivitas dan
EKG dalam batas normal berikan aktivitas
Warna kulit senggang yang tidak
berat
Batasi pengunjung
Monitor kemampuan
perawatan diri secara
mandiri
Monitor kebutuhan
pasien
Berikan bantuan
sampai pasien
mampu melakukan
perawatan diri
mandiri
Dorong kemandirian
pasien ,dan bantu
ketika pasien tidak
mampu
15
melakukanya
Latih klien /
keluarga mengenai
peran fisik, sosial,
spiritual , pe-
ngertian aktivitas
didalam peme-
liharaan kesehatan
16
BAB III
CONTOH KASUS
PENGKAJIAN
I. Identitas
NamaAnak : An. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun
Agama/Suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat Rumah : Jl. Pertiwi bumiayu
Pengkajian diambil tanggal 16 Februari 2019 jam 10.00
17
Budi waluyo (keluhanwaktuitubengkakdiseluruhtubuhdirawatselama 10
haridantidakadaperbaikansertaanakbertambahgemuk,
sehinggaberalihkedokterspesialisanak yang lain danmendapatkanterapi
prednisolone sudah 5 bulandengandosis 3x2 tbdandosisterakhir 2x1/2 tb,evaluasi
proteinuria (-),dantidakadakeluhanbengkak,danmoonfacemenurun. 4
harisebelum MRS muncullebam-lebamdikulitdanptekie,
periksakedokterspesialisanakdidiagnsoa ITP.
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular atau penyakit ganas..
VI. GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Keluarga yang dibina
VII. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Ibu klien mengatakan lingkungannya cukup bersih, hanya bangunan antara satu
dengan yang lainnya sangat berdekatan sehingga untuk ventilasi udara agak
terbatas. Karena berada di lingkungan perkotaan maka polusi udara sangat
rentan terjadi.
18
Ibu klien mengatakan klien lahir cukup bulan (9 bulan) dengapersalian
normal ,Anak lahir langsung menangis kuat dan spontan, dengan BBL 3500
gram, panjang 54 cm.
X. Pola Makan
Sebelum sakit nafsu makan baik, makan 3x/hari, minum lebih kurang 500
sampai 800 ml/hari, tidak ada mual muntah. Pasien tidak alergi makanan. BB
sebelum sakit 30kg
19
XIII. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien BAK 4 sampai 5 kali sehari, warna urine kuning jernih.
BAB hampir setiap hari. Saat sakit, klien terpasang alat bantu DC,jumlah BAK
10 cc/jam dg BB 30 kg warnaurine kuningpekat. Klien belum BAB, klien BAB
terakhir sehari sebelum MRS.
20
i. Pemeriksaan ekstremitas: Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada
deformitas, keempat ekstremitas simetris, kekuatan otot baik, masing-masing
kekuatan otot bernilai 5, terpasang infus pada tangan sebelah kiri.
21
XX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 16 Februari 2019 jam 10.00
DARAH LENGKAP
Hemoglobin 14,8 11,7 – 15,5
Leukosit 9.000 3.600 – 11.000
Trombosit 75.000 150.000 – 440.000
Hematokrit 34 35 – 47%
PT/PTT 1 1-5 /DTK
Hitung Jenis Leukosit:
Eosinofil 1 2–4%
Basofil 0 0–1%
Neutrofil 68 50 – 70%
Limfosit 71 25 – 40 %
Monosit 8 2–8%
SGOT 15 LK<35 Pr<31
SGPT 10 LK<41 Pr<31
TERAPI
Injeksi Amoxan3x500 mg
Tranfusi TC 3 kolf
22
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
2.
DS:Klien mengatakan badannya terasa Suplai O2 ke Perfusi perifer tidak
lemah jaringan berkurang efektif
DO:
K/u lemah
Turgor kulit menurun
CRT > 3 detik
TTV: BP: 90/60
Spo2 : 97 % dengan O2 nasal 3lpm
HR:98 x/mnt
S: 372
3
Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
DS: Klien mengatakan badannya terasa antara supplay dan
lemah kebutuhan oksigen
. DO:
K/u lemah
Bedrest +
4.ANALISA DATA
23
6. PRIORITAS MASALAH
24
INTERVENSI KEPERAWATAN
25
2 Perfusi jaringan tidak NOC: NIC :
efektif b/d suplai oksigen Circulation status Monitor sirkulasi
berkurang Tissue Prefusion :
Instruksikan keluarga untuk
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x
mengobservasi kulit bila terjadi
24 jam diharapkan perfusi jaringan normal.
sianosis
Lakukan penilaian sirkulasi perifer
Kriteria Hasil :
secara komprehensif (cek nadi
Vital sign dalambatas normal
perifer, CRT, acral)
Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan
Monitor warna kulitdansuhu
intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
Monitor vital sign
Tidakterjadi thrombophlebitis
Monitor adanya tromboplebitis
Tidakterjadisianosis
CRT < 2 detik
Perfusihangat, kering, merah
26
dan kebutuhan oksigen, Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x Catat frekuensi jantung irama,
kelemahan 24 jam diharapkan pasienbisaberaktivitas perubahan tekanan darah sebelum,
Batasan Karakteristik : KriteriaHasil: selama, setelah beraktivitas sesuai
Laporan kerja : Vital sign sebelum, indikasi
kelelahan dan selamadansetelahberaktivitasdalambatas normal. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
kelemahan Saturasi oksigen dalam batas normal ketika dan berikan aktivitas senggang
Respon terhadap beraktivitas yang tidak berat
aktivitas menunjukkan HR dalam batas normal ketika beraktivitas Batasi pengunjung
nadi dan tekanan darah Respirasi dalam batas normal saat beraktivitas Monitor kemampuan perawatan diri
abnormal Tekanan darah sistolik dalam batas normal saat secara mandiri
Perubahan EKG me- beraktivitas Monitor kebutuhan pasien
nunjukkan aritmia / Tekanan darah diastolik dalam batas normal saat Berikan bantuan sampai pasien
disritmia beraktivitas mampu melakukan perawatan diri
Dispneu dan ketidak- EKG dalam batas normal mandiri
nyamanan yang sangat Warna kulit Dorong kemandirian pasien ,dan
Gelisah bantu ketika pasien tidak mampu
melakukanya
Latih klien / keluarga mengenai
peran fisik, sosial, spiritual , pe-
ngertian aktivitas didalam peme-
27
liharaan kesehatan
28