Anda di halaman 1dari 28

BAB I

KONSEP DASAR ITP

(IDIOPATIC TROMBOSITOPENIA PURPURA)

1. DEFINISI

ITP merupaka singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura.


Idiopatik artinya penyebab yang tidak diketahui. Trombositopenia artinya
berkurangnya jumlah trombosite dalam darah atau darah tidak mempunyai
platelet yang cukup.Purpura artinya perdarahan kecil yang ada didalam kulit,
membran mukosa atau permukaan serosa (Suratmaja, 2000).

ITP (IdiopatikTrombositopeniaPurpura) adalah suatu gangguan autoimun


yang ditandai dengan trombositipenia yang menetap(angka trombosite darah
perifer kurang dari 150.000/mL) akibat autobodi yang mengikat antigen
trombosite menyebabkan destruksiprematur trombosite dalam system
retikiloendothel terutama di limpa (Ilmu Penyakit Dalam, IPD 2006).

ITP (IdiopatikTrombositopeniaPurpura) adalah suatu penyakit perdarahan


yang didapat sebagai akibatdari penghancuran trombosite yang berlebihan
(Suratmaja, 2000).

ITP (IdiopatikTrombositopeniaPurpura) adalahsuatu keadaan yang


dusifatkan oleh timbulnya ptekia ekimosis dikulit ataupun pada selaput
lendirdan adakalanya terjadi pada berbagai jaringan dengan penurunan jumlah
trombosite karena sebab yang tidak diketahui (FK UI , 1985).

1
2. ETIOLOGI
Penyebab ITP tidak diketahui secara pasti, pada penderita ITP dalm
tubuhnya membentuk antibody yang mampu menghancurkan trombosite. Dalam
kondisi normal, antibody adalah respon tubuh yang sehat terhadap bakteri atau
virus yang masuk ke dalam tubuh.Tetapi untuk penedrita ITp, antibody bahkan
menyerang trombosite di dalam tubuhnya sendiri yang mengakibatkan jumlah
trombosite semakin menurun.
Beberapa penyebab ITP sekunder diantarany :
a) Trombositopenia autimun
b) Efek samping pemberian obat
c) Infeksi
d) Kelainan limfoproliferatif
e) Efek transplasntasi sumsum tulang
f) Efek transplantasi
g) SLE

2
3. PATOFISIOLOGI

Gangguan fungsi
ginjal Absorbsi Fe, B12 dan asam folat
Keganasan
berkurang
Gangguan citra tubuh Trauma

Gangguan produksi
Depresi sum-sum Kehilangan komponen pembentuk
hormon eritropoetin
tulang eritrosit
Perdarahan
Degenerasi berlebihan
Stimulus eritrosit
Eritrosit tidak sempurna
pembentukan sel Gangguan
darah merah di sum pembentukan
Tidak terkontrol
sum tulang menurun leukosit
Eritrosit mudah pecah Eritrosit rapuh

Hemolisis Kehilangan
Produksi komponen darah
eritrosit
menurun
Kehilangan
Anemia
komponen vaskuler
Reaksi kompensasi
Gangguan perfusi Transport O2 Penurunan resistensi
jaringan perifer menurun perifer
Pembentukan eritrosit
oleh organ hati, lien Kebutuhan O2 tidak
terpenuhi
Resiko Syok
Metabolisme anaerob
Merangsang sistem Hipovolemik
Hepatomegali
saraf simpatis Hipoksia sel dan jaringan
splenomegali
Penumpukan as.
Laktat pada jaringan 3
Aliran darah GIT Kompensasi jantung dengan
menurun meningkatkan HR

Peristaltik usus Kerja jantung meningkat Kelelahan Bedrest


Ostipasi
menurun

Disfungsi Motilitas Intoleransi Ketidakmampuan


Beban jantung meningkat
Gastrointestinal Peristaltik usus aktivitas memenuhi ADL
dalam waktu tang lama
menurun

Regurgitasi Otot jantung mengalami Pengabaian diri


Eliminasi
hiperthropy

Peningkatan isi
Merias
lambung Kemampuan kompensasi
menurun
Mual/muntah Personal
Decompensasi cordis Hygiene

Anoreksia
NUtrisi

Intake menurun

BB menurun

Ketidakseimbangan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan
4
tubuh
4. GEJALA KLINIS
a) Perdarahan pada ITP tidak berat seperti trombositopenia pada kegagalan
sumsum tulang karena pada ITP terdapat trombosit muda yang beredar di
pembuluh darah.
b) Limpa tidak teraba kecuali ada penyakit penyerta yang menyebabkan
splenomegaly.
c) Tidak ada demam
d) ITP akut
 Pada anak-anak
 Awitan penyakit mendadak
 Riwayat infeksi sebelum terjadi perdarahan berulang
 Sering terdapat eksantem (rubella) dan penyakit saluran napas
akibat virus Varkcella zooster dan Eipstein barr.
 Perdarahan ringan
e) ITP kronis
 Riwayat perdarahan ringan sampai sedang dengan episode
perdarahan beberapa hari sampai beberapa minggu, manifestasi
perdarahan berupa ekimosis, ptekie, purpura
 Frekuensi perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit:
i. Hitung trombosit > 50.000 / µl biasanya asimptomatik
ii. Hitung trombosit 30.000 - 50.000 / µl terdapat luka
memar atau hematom
iii. Hitung trombosit 10.000 - 30.000 / µl terdapat perdarahan
spontan, menoragi (pada perempuan), dan perdarahan
memanjang jika ada luka
iv. Hitung trombosit < 10.000 / µl terdapat perdarahan
mukosa (epistaksis, perdarahan gastrointestinal dan
genitourinaria) dan risiko perdarahan sistim saraf pusat.
v. Perdarahan intrakranial mengenai 1 % dari
trombositopenia berat, biasanya terjadi di subarachnoid,

5
sering multipel dan ukuran bervariasi dari ptekie sampai
ekstravasasi darah yang luas.

5. KLASIFIKASI

a) ITP akut
terjadi pada anak-anak usia 2-6 tahun, dengan insiden 3-8 orang per
100.000 anak, sumber yang lain menyatakan insiden terjadi pada rentang
usia 2-10 tahun dengan kasus 4 orang per 100.000 anak per tahunnya.
Sekitar 75% ITP akut terjadi setelah vaksinasi atau infeksi cacar air atau
mononukleosis infeksiosa. Remisi biasanya terjadi, namun 5 – 10 %
akan menjadi ITP kronis (ITP > 6 bulan).

b) ITP kronis
didapatkan pada rentang usia 18 - 45 tahun. Rasio antara perempuan dan
laki-laki adalah 1 : 1 pada ITP akut, dan 2-3 : 1 pada ITP kronis. ITP
refrakter merupakan 25 – 30 % penderita ITP yang gagal diterapi dengan
kortikosteroid dosis standar dan splenektomi karena angka trombosit di
bawah normal atau ada perdarahan. Penyakit ini ditemui juga pada
pasien Systemic Lupus Eritematosus (SLE), Human Immunodeficiency
Virus (HIV), Chronic Lymphositik Leukimia (CLL), penyakit Hodgkin,
atau anemia hemolitik autoimun.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Skrinning penyakit autoimun : ANA, anti ds-DNA , C3, C4
b) Skrinning tiroid : TSH, T4, antibody tyroid
c) Kadar immunoglobulin: IgG, IgA, dan IgM
d) Fungsi hati
e) Tes CPR adany kemungkinan virus seperti EBV,CMV, hepatitis C, dan
HIV

6
f) Pemeriksaan sumsum tulang
g) Antibody antifosfolipid
h) H.Pylori

7. PENATALAKSANAAN
Bertujuan mempertahankan trombosit di atas batas ketika memar spontan atau
perdarahan terjadi dengan intervensi minimal. Pengobatan pasien ITP
diantaranya adalah:
a) Steroid
Pemberian infsu kortikosteroid seperti metil prednisolone atau
prednisone.Bisa terjadi ketergantungan bila dikonsumsi dalam jangka
waktu yang lama.
b) Immunoglobulin intravena (IVIG) juga termasuk salah satu terapi untuk
penderita ITP, tetapi lebih mahal karena obat ini akan berespon kurang
lebih dalam kurun waktu satu bulan dan dapat mencegah terjadinya
perdarahan
c) Operasi
Splenektomisebagai sasaran perusak platelet tetapi beresiko pada kasus
ITP bisa meningkatkan resiko terjadinya perdarahan.
d) Tranfusi platelet
Pada pasien ITP dengan perdarahan berat untuk meningkatkan jumlah
platelet dalam darah.
e) Mengobati infeksi
Beberapa tipe infeksi dengan mudah menurunkan jumlah platelet
pasien.Jika pasien ITP terkena infeksi yang menyebabkan platelet
menurun mengbati infeksi dapat membantu meningkatkan jumlah
platelet dan mengurangi resiko perdarahan.

7
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Biodata pasien
b. Keluhan utama: ptekie, ekimosis, perdarahandibawahmembrabnmukosa,
vesikel yang bersifathemoragik
c. Riwayatpenyakitsekarang:malaise, menometoragie, menoragie, epistaksis
d. Riwayat perawatan sebelumnya: penggunaanobat-obatan, infeksi
e. Riwayat tumbuh kembang
f. Riwayat keluarga : cenderunggenetik
g. Pola makan:
kehilangannafsumakandanterjadiperdarahanpadasaluranpencernaan
h. Pola istirahat:gangguanpolatidrudisebabkanperdarahan yang seringterjadi.
i. Pola aktivitas: mengalami intoleransi aktivitas karena kelelahanumum ,
kelemahanotot , nyeri yang mempengaruhiaktivitas.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaanumum :Penderitadalamkelemahan, composmetis, apatis, stupor,
somnolen
a. Breathing
 Adanya dyspnea, takipnea, sputum mengandungdarah,
terjadiperdarahanspontanpadahidung.
 Terdapatsuaratambahan wheezing, ronchiakibatkomplikasidarigejala
lain
 Vocal fremitus menurunakibatadanayperdarahan di saluranrespirasi
b. Blood
 Hemorragisubkutan, Hematoma , Sianosisakral, Ptekie,
Ekimosispadakulit, Purpura
 Nadiperiferlemah, takikardi, palpitasi
 Bunyijantung abnormal

8
c. Brain
 Terkadangkesadarankomposmentis, sakitkepala,
perubahantingkatkesadraan, gelisah , ketidaksatabilan vasomotor
d. Bladder
 Adanya hematuria
 Terdapatnyeritekanpadakandungkemihkarenadistensisebagaibentukk
omplikasi
e. Bowel
 Terjadimualmuntah, penurunannafsumakan,
 Peningkatanlingkar abdomen akibatpembesaranlimpa
 Nyeritekan abdomen, splenomegaly, perdarahansalurancerna
 Bisingususmenurun
 Biasanypadaperkusiterdengarpekakdeteksiadanyaperdarahandalam
abdomen
f. Bone
 Nyeriototsendidanpunggung ,aktivitasmandiriterhambat ,
ataumobilitasdibantusebagianakibatkelemahan

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Leukemia diantaranya:
a. Gangguanperfusijaringanperiferberhubungandengantrasnportoksigenme
nurunkejaringan
b. Resikoperdarahanberhubungandengantrombositopenia
c. Nyeriakutberhubungandengandengan efek fisiologis dari ITP
d. Intoleransi aktivitasberhubungandenganketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
4. Pemeriksaandiagnostik

9
a. Pemeriksaan DL ( penurunan PLT, Hb )
b. Masakoagulasi PT/PTT memanjang
c. Foto thorax
d. Skrinning antibody
e. Aspirasisumsungtulang ( peningkatanmegakarosit)
f. Tes sensitive
menunjukkanIgGantitrombositpadapermukaantrombositataudalam serum

10
5. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Keperawatan NOC NIC


o
1 Perfusi jaringan tidak efektif b/d suplai oksigen berkurang NOC : NIC :
Circulation status Monitor sirkulasi
Tissue Prefusion :
 Instruksikan keluarga
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
untuk mengobservasi
keperawatan ...x 24 jam diharapkan perfusi
kulit bila terjadi
jaringan normal.
sianosis
 Lakukan penilaian
Kriteria Hasil :
sirkulasi perifer
 mendemonstrasikan status sirkulasi yang
secara komprehensif
ditandai dengan :
(cek nadi perifer,
 Tekanan systole dan diastole dalam
edema, CRT, acral)
rentang yang diharapkan
 Monitor warna kulit,
 Tidak ada ortostatik hipertensi
suhu dan kelembapan
 Tidak ada tanda tanda peningkatan
 Monitor vital sign
tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15
 Monitor adanya
mmHg)
tromboplebitis

11
21. Resikoperdarahan NOC: NIC:
Definisi:beresikomengalamikehilangandarahbaik Pencegahan
Koagulasi darah:
internal(terjadididalamtubuh)maupuneksternal(terjadihingg perdarahan
akeluartubuh Tujuan:  Monitor dengan ketat
resiko terjadinya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24
perdarahan
jam diharapkan tidak terjadi perdarahan
 Catat nilai
Kriteria hasil: hemoglobin,
trombosite
 Hasil laboratorium (PTT, HCT, APTT )
hematocrit, PT/PTT
dalam batas normal
 Catat adanya memar
 Tidak ada ptekie, epistaksis
dan ptekie
 Tidak terjadi perdarahan pada saluran
 Monitor tanda-tanda
percernaan ,respirasi,eliminasi
vital
 Gunakan kasur
terapeutik untuk
meminimalisir trauma
kulit
 Monitor komponen
koagulasi darah
3 RestiSyok NOC NIC

12
Definis: Penurunan volume cairanintravaskuler, 1. Manajemansyok: 1. Manajemensyok
interstisial, danatau intra seluler. Tujuan:  Monitoring tanda-
Faktor Resiko: tanda vital,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24
 Pengisian vena menurun tekanandarah
jam diharapkan tidak terjadi perdarahan
 Suhutubuhmeningkat orthostatic, status
mental dan output
a. Tanda-tanda vital dalambatas normal urine.
b. Turgor kulitelastis  Monitoring
c. Membrane mukosalembab tekananoksimetri,
d. Tidakanemis sesuaikebutuhan
e. Tidakada rasa haus yang berlebih  Berikanoksigenda
f. Elektrolit, HB, HCT n/
g. Intake oral danintravenaadekuat ventilasimekanik,
h. Mempertahankan urine output sesuaikebutuhan.
sesuaidenganusiadanberatbadan  Ambil gas
Kriteria Hasil: daraharteridan
a. Vital sign dalam batas normal monitor
b. Elektrolit, HB, HCT, dalambatas oksigenasijaringa
normal. n.
c. Tidakadaodemaparu,periferdantidakad  Berikantranfusi
aasites. PRC, FFP
dan/atau platelet,

13
d. Tidakadapenurunankesadaran sesuaikebutuhan.
e. Balacecaiaranseimbang.  Monitoring status
cairan intake dan
output/6 jam.
 Monitoring
fungsiginjal

4 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan NOC: NIC :


kebutuhan oksigen, kelemahan Activity tolerance Terapi Aktivitas
Batasan Karakteristik :  Saturasi oksigen dalam batas normal ketika  Catat frekuensi
 Laporan kerja : kelelahan dan kelemahan beraktivitas jantung irama,
 Respon terhadap aktivitas menunjukkan nadi dan  HR dalam batas normal ketika beraktivitas perubahan tekanan
tekanan darah abnormal  Respirasi dalam batas normal saat darah sebelum,
 Perubahan EKG me-nunjukkan aritmia / disritmia beraktivitas selama, setelah

 Dispneu dan ketidak-nyamanan yang sangat  Tekanan darah sistolik dalam batas normal beraktivitas sesuai

14
Gelisah saat beraktivitas indikasi
 Tekanan darah diastolik dalam batas  Tingkatkan istirahat,
normal saat beraktivitas batasi aktivitas dan
 EKG dalam batas normal berikan aktivitas
 Warna kulit senggang yang tidak
berat
 Batasi pengunjung
 Monitor kemampuan
perawatan diri secara
mandiri
 Monitor kebutuhan
pasien
 Berikan bantuan
sampai pasien
mampu melakukan
perawatan diri
mandiri
 Dorong kemandirian
pasien ,dan bantu
ketika pasien tidak
mampu

15
melakukanya
 Latih klien /
keluarga mengenai
peran fisik, sosial,
spiritual , pe-
ngertian aktivitas
didalam peme-
liharaan kesehatan

16
BAB III
CONTOH KASUS

PENGKAJIAN
I. Identitas
NamaAnak : An. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun
Agama/Suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat Rumah : Jl. Pertiwi bumiayu
Pengkajian diambil tanggal 16 Februari 2019 jam 10.00

II. Keluhan Utama


Pasien mengatakan badan terasa lemah danmimisan

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengeluh badan terasalemahterdapatlebamlebampadakulitsejak 4 hari
yang
laludanpasienmimisansetelahberaktivitas.Ibumengatakanpagitadisudahmemb
awaanakkeklinikdandisarankanuntukdibawake RS
untukpemeriksaandantindakanlebihlanjut.Saattiba di RSU
AminahBlitardarihasilpemeriksaandidapatkankulitpasienterdapatptekie,
lebamdanepistaksis TTV saat di UGD BP:90/60 mmHg, S:37,2ºC ,HR 98
x/mntlemahreguler, RR:24 x/mntrochi -/-, SpO2: 97% dengan O2 nasal 3
lpm, CRT> 2dtk

IV. Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnyaanakpernah MRS ( saatusiaanak 8 th) anakdidiagnosa SN di RS

17
Budi waluyo (keluhanwaktuitubengkakdiseluruhtubuhdirawatselama 10
haridantidakadaperbaikansertaanakbertambahgemuk,
sehinggaberalihkedokterspesialisanak yang lain danmendapatkanterapi
prednisolone sudah 5 bulandengandosis 3x2 tbdandosisterakhir 2x1/2 tb,evaluasi
proteinuria (-),dantidakadakeluhanbengkak,danmoonfacemenurun. 4
harisebelum MRS muncullebam-lebamdikulitdanptekie,
periksakedokterspesialisanakdidiagnsoa ITP.
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular atau penyakit ganas..

VI. GENOGRAM

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Keluarga yang dibina
VII. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Ibu klien mengatakan lingkungannya cukup bersih, hanya bangunan antara satu
dengan yang lainnya sangat berdekatan sehingga untuk ventilasi udara agak
terbatas. Karena berada di lingkungan perkotaan maka polusi udara sangat
rentan terjadi.

VIII. Riwayat Kelahiran Anak

18
Ibu klien mengatakan klien lahir cukup bulan (9 bulan) dengapersalian
normal ,Anak lahir langsung menangis kuat dan spontan, dengan BBL 3500
gram, panjang 54 cm.

IX. Riwayat Tumbuh Kembang


Perkembangan motorik anak tumbuh dengan baik sesuai usianya. Riwayat
pemberian imunisasi sudah lengkap. Pada tahun 2018anak pernah sakit dengan
keluhan seringlebam-lebampadakulitdanepistaksisberobat ke RS Budi
Waluyodidiagnosamenderitasakit ITP.

X. Pola Makan
Sebelum sakit nafsu makan baik, makan 3x/hari, minum lebih kurang 500
sampai 800 ml/hari, tidak ada mual muntah. Pasien tidak alergi makanan. BB
sebelum sakit 30kg

Saat sakit nafsu makan tiadkadamasalah, mual (-), klien


menghabiskanporsimakananya.Minum kurang lebih 1000cc/hari.. Tidak terdapat
nyeri tekan, bising usus ± 8x/menit. BB saat sakit 30 kg.

XI. Pola Istirahat


Keadaan sebelum sakit anak biasa tidur siang selama kurang lebih2 jam dan
malam hari tidur jam 9 sampai jam 5.30.
Keadaan anak saat ini : anak bila akan tidur harus ditemani oleh ibunya, malam
hari mulai tidur jam 20.00 dan bangun pagi pukul 5.30
Ekspresi wajah tidak mengantuk.

XII. Pola Aktivitas


Sebelum sakit anak bersekolah di salah satu SDN di kotaBlitar. Aktivitas harian
anak sepulang sekolah mengaji dan bemain. Saat sakit anak cenderung pendiam,
bermain bila ada kakaknya saja, waktu luang lebih banyak nonton TV. Untuk
pemenuhan kebutuhan harian dibantu sebagian oleh orang tua.

19
XIII. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien BAK 4 sampai 5 kali sehari, warna urine kuning jernih.
BAB hampir setiap hari. Saat sakit, klien terpasang alat bantu DC,jumlah BAK
10 cc/jam dg BB 30 kg warnaurine kuningpekat. Klien belum BAB, klien BAB
terakhir sehari sebelum MRS.

XIV. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis, GCS 456.
b. Tanda-tanda vital: BP: 90/60 mmHg, HR: 98x/menit, S=37,2 ºC, RR:
24x/menit, SpO2 97% dengan nasal oksigen 3lpm.
c. Pemeriksaan kepala leher: kepala tidak terdapat lesi, rambut tersebar merata,
tidak ada memar pada wajah, wajah simetris kanan dan kiri, tidak ada
pembesaran vena jugularis pada leher, tidak ada benjola,terdapatepistaksis.
d. Rongga mulut:Rongga mulut bersih, gusi : Tidak terjadi perdarahan , gigi
Geligi : Lengkap, geraham belakang belum tumbuh, gigi seri karies, mukosa
bibir pucat.
e. Konjungtiva: tdkanemis, tidak terjadi gangguan penglihatan.
f. Pemeriksaan integumen: turgor kulit menurun, perfusi dingin basah pucat,
CRT >2 detik,terdapatlebam-lebampadaekstremitas.
g. Pemeriksaan dada dan thorax: Pergerakan dada simetris, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung, frekuensi napas 24x/menit. Bunyi nafas vesikuler
di semua lapang paru,ronchi(-/-) tidak ada bunyi napas tambahan.
h. Pemeriksaan abdomen:
Inspeksi : Abdomen flat
Auskultasi : Peristaltik usus 8 kali/ menit
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
Hepar : Teraba normal, tidak ada pembesaran.
Lien : tidak teraba
Perkusi : tanda asites tidak ada.

20
i. Pemeriksaan ekstremitas: Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada
deformitas, keempat ekstremitas simetris, kekuatan otot baik, masing-masing
kekuatan otot bernilai 5, terpasang infus pada tangan sebelah kiri.

XV. Pola Persepsi Kognitif.


Menurut ibu anak tahu bahwa ia mengidap sakit ITP. Dan
ibukliensudahmenjelaskanpadaanaktentangsakit yang dideritaanaksaatini.

XVI. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama.


Anak A merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Klienanakbungsu,
kakaknytidakada yang menderitapenyakitsepertikliensaatini

XVII. Pola Reproduksi dan Seksualitas


Klien berjenis kelamin perempuan dan belum mengalami menstruasi.

XVIII. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap stress


Menurut ibu, semenjak anak A didiagnosa ITP anak menjadi sensitif,
melamundan cepat menangis. Bila ada yag tidak disenangi atau masalah anak
biasanya cerita kepada ibunya.

XIX. Pola Sistem Nilai Kepercayaan


Keluarga adalah keluarga Islam yang taat beragama. Ibu memakai jilbab, tetapi
OT tidak mengharuskan anak menggunakan jilbab untuk keperluan sehari-
hari.Klientidakadahambatandalammelaksanakanibadah.

21
XX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 16 Februari 2019 jam 10.00
DARAH LENGKAP
Hemoglobin 14,8 11,7 – 15,5
Leukosit 9.000 3.600 – 11.000
Trombosit 75.000 150.000 – 440.000
Hematokrit 34 35 – 47%
PT/PTT 1 1-5 /DTK
Hitung Jenis Leukosit:
Eosinofil 1 2–4%
Basofil 0 0–1%
Neutrofil 68 50 – 70%
Limfosit 71 25 – 40 %
Monosit 8 2–8%
SGOT 15 LK<35 Pr<31
SGPT 10 LK<41 Pr<31

TERAPI

Infus Ring As 75cc/jam

InfusSanbeHest 250 cc dalm 2 jam

Injeksi Amoxan3x500 mg

Injeksi Methyl prednisolon1x125 mg

Injeksi Pantoprazole 1x 40mg

Tranfusi TC 3 kolf

22
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA

1. DS : - Perdarahan Resiko syok


DO :
 Jumlah urine/jam 10 cc/kg bb,
warna kuning keruh.
 Trombosit 75.000
 Hematokrit 34
 Terdapat lebam-lebam
 Epistaksis
 Perfusi: dingin, basah, pucat

2.
DS:Klien mengatakan badannya terasa Suplai O2 ke Perfusi perifer tidak
lemah jaringan berkurang efektif
DO:
 K/u lemah
 Turgor kulit menurun
 CRT > 3 detik
 TTV: BP: 90/60
 Spo2 : 97 % dengan O2 nasal 3lpm
 HR:98 x/mnt
 S: 372
3
Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
DS: Klien mengatakan badannya terasa antara supplay dan
lemah kebutuhan oksigen
. DO:
 K/u lemah
 Bedrest +

4.ANALISA DATA

23
6. PRIORITAS MASALAH

1) Resti syok berhubungan dengan perdarahan

2) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan Suplai O2 ke jaringan


berkurang

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara


supplay dan kebutuhan oksigen

24
INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Keperawatan NOC NIC


o
1 RestiSyok NOC NIC
Manajemansyok:
Definis: Penurunan 1. Manajemensyok
Tujuan:
volume  Monitoring tanda-tanda vitaldan
cairanintravaskuler, Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24 jam status mental.
interstisial, danatau intra diharapkan tidak terjadi syok  Monitoringsaturasioksigen
seluler.  Berikanoksigensesuaikebutuhan
Kriteria Hasil:
Faktor Resiko:  Berikantranfusi PRC, FFP
 Vital sign dalam batas normal
 Pengisian vena dan/atau platelet,
 Hasildarahlengkapdanfungsiginjaldalambatas
menurun sesuaikebutuhan.
normal.
 Suhutubuhmeningkat  Monitoring status cairan intake
 Tidakadapenurunankesadaran
dan output/6 jam.
 Produksiurin 0,5 – 1 cc/kgBB/jam
 Monitoring
 Balacecairanseimbang.
adatidaknyaperdarahan
 Tidakterjadiperdarahan.
 Monitoring fungsiginjal

25
2 Perfusi jaringan tidak NOC: NIC :
efektif b/d suplai oksigen Circulation status Monitor sirkulasi
berkurang Tissue Prefusion :
 Instruksikan keluarga untuk
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x
mengobservasi kulit bila terjadi
24 jam diharapkan perfusi jaringan normal.
sianosis
 Lakukan penilaian sirkulasi perifer
Kriteria Hasil :
secara komprehensif (cek nadi
 Vital sign dalambatas normal
perifer, CRT, acral)
 Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan
 Monitor warna kulitdansuhu
intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
 Monitor vital sign
 Tidakterjadi thrombophlebitis
 Monitor adanya tromboplebitis
 Tidakterjadisianosis
 CRT < 2 detik
 Perfusihangat, kering, merah

3 Intoleransi aktivitas b.d NOC: NIC :


ketidakseimbangan suplai Activity tolerance Terapi Aktivitas

26
dan kebutuhan oksigen, Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x  Catat frekuensi jantung irama,
kelemahan 24 jam diharapkan pasienbisaberaktivitas perubahan tekanan darah sebelum,
Batasan Karakteristik : KriteriaHasil: selama, setelah beraktivitas sesuai
 Laporan kerja :  Vital sign sebelum, indikasi
kelelahan dan selamadansetelahberaktivitasdalambatas normal.  Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
kelemahan  Saturasi oksigen dalam batas normal ketika dan berikan aktivitas senggang
 Respon terhadap beraktivitas yang tidak berat
aktivitas menunjukkan  HR dalam batas normal ketika beraktivitas  Batasi pengunjung
nadi dan tekanan darah  Respirasi dalam batas normal saat beraktivitas  Monitor kemampuan perawatan diri
abnormal  Tekanan darah sistolik dalam batas normal saat secara mandiri
 Perubahan EKG me- beraktivitas  Monitor kebutuhan pasien
nunjukkan aritmia /  Tekanan darah diastolik dalam batas normal saat  Berikan bantuan sampai pasien
disritmia beraktivitas mampu melakukan perawatan diri
 Dispneu dan ketidak-  EKG dalam batas normal mandiri
nyamanan yang sangat  Warna kulit  Dorong kemandirian pasien ,dan
Gelisah bantu ketika pasien tidak mampu
melakukanya
 Latih klien / keluarga mengenai
peran fisik, sosial, spiritual , pe-
ngertian aktivitas didalam peme-

27
liharaan kesehatan

28

Anda mungkin juga menyukai