Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TN S.B DENGAN HIPERTENSI DI DESA OBEN


RT 001 RW 001 DUSUN 1 OBEN

OLEH
DEATRY MARLENI ATAUPAH
213111012

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
1. Indentitas Kepala Keluarga
Kepala Keluarga (KK) : Tn. S.B Pekerjaan : Tukang
Usia : 58 tahun Agama : Kristen Protestan
No Telpon : Suku : Timor
Pendidikan : SD Alamat : Oben, RT 01/RW 01

2. Komposisi keluarga
No Nama Umur L/ Hubungan Pendidi Pekerjaan Satus Ket
P kan Kesehatan
1 Tn. S.B 58 thn L Suami SD Petani Sakit SK
2 Ny. M.B 52 thn P Istri SD IRT Sakit IK
3 Ny. H.B 38 thn L Anak SMP Swasta Sehat AK1
4 V.V.B 35 thn L Anak S1 Guru Sehat AK2
5 H.R.B 33 thn P Anak SMA Swasta Sehat AK3

3. Genogram:

Dalam keluarga Tn. S.B tidak ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi,
stroke maupun diabetes melitus.
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Laki – laki yang meninggal
: Perempuan yang sudah meninggal
: Pasien (Lansia)
: Tinggal serumah

1) Tipe keluarga : Tipe keluarga Tn.S.B adalah keluarga inti (nuclear family) yaitu
keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah
tangga yang sama.
2) Suku/bangsa : Tn. S.B mengatakan bahwa ia berasal dari Timor. Dalam suku
mereka tidak ada budaya/adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan.
Lingkungan tempat tinggal mereka semua suku timor serta keluarga tidak
susah beradaptasi dengan mereka.
3) Agama : Tn. S.B mengatakan bahwa anggota keluarganya rajin mengikuti
ibadah, baik itu ibadah digereja ataupun Ibadah Rumah Tangga.
4) Status sosial ekonomi keluarga: Dalam keluarga ini, yang menjadi pencari
nafkah yaitu Tn. S.B dan Ny. M.B tinggal dirumah untuk mengurus rumah dan
kadang pergi ke kebun bersama suaminya. Anak pertama sudah menikah dan
tinggal bersama suami, anak ke 2 dan ke 3 tinggal bersama dengan Tn.S.B
dan Tn. M.B Jumlah penghasilannya yang didapat yaitu ± Rp 500.000/bln.
Uang tersebut dipergunakan untuk keperluan makan sehari-hari.
5) Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga Tn. S.B tidak pernah melakukan rekreasi
ke tempat- tempat khusus. Namun, keluarga ini sering berkumpul bersama
setelah dirumah.

I. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga Tn. S.B adalah tahap VI (keluarga dengan anak
dewasa muda/tahap pelepasan) dimana anak pertama sudah menikah dan
tinggal bersama suami, anak ke 2 dan ke 3 tinggal bersama dengan Tn. S.B.
Dalam keluarga Tn. S.B sendiri yang mengalami penyakit kronis yakni
hipertensi.

2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :


Keadaan Masalah
No Nama Umur BB Tindakan yang telah dilakukan
Kesehatan kesehatan
1. Tn. N.T 58 thn 54 kg Sakit hipertensi Pemeriksaan dan minum obat
2 Ny. M.B 52 53 Sakit Hipertensi Pemeriksaan dan minum obat
3 Sehat Tidak ada Tidak ada
4 Sehat Tidak ada Tidak ada
5 Sehat Tidak ada Tidak ada
6
7.
8.

3) Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan: keluarga mengatakan apabila


sakit, maka memeriksakan diri ke puskesmas/pustu terdekat.

II. Data lingkungan


1) Karakteristik rumah :

KT 1
R. Tamu

R. Keluarga KT 2

Wc & Km.
Dapur
mandi

Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. S.B merupakan rumah pribadi. Rumah
tersebut rumah parmanen dengan lantai semen dan atap rumah dari seng serta
penerangan cukup terang dalam rumah. Rumah tersebut terdiri dari 1 ruang
tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi/wc, dan 1 dapur. Dapur
tampak bersih. Kamar mandi/wc bersih dan tidak licin. Sumber air bersih berasal
dari sumur dan jarak sumber air ke rumah < 10 meter.
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya: Rata-rata kondisi rumah dilingkungan
sekitar keluarga Tn. S.B termasuk dalam kategori yang tidak terlalu ramai. Jarak
rumah yang satu ke rumah yang lainnya berdekatan. Pekarangannya terdapat
pohon asam dan tanaman bunga.
3) Mobilitas geografis keluarga : Tn. S.B mengatakan keluarganya merupakan
penduduk asli desa Atonifui dan sudah menetap sejak lama. Selama tinggal di
desa Atonifui dan mereka memiliki hubungan yang baik dengan tetangga.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga Tn. S.B
mengatakan bahwa biasa terlibat dalam kegiatan yang dilakukan bersama
seperti kerja bakti membersihkan lingkungan rumah keluarga.
5) Sistem dukungan sosial keluarga : keluarga Tn. S.B mengatakan bahwa apabila
ada masalah, Tn. S.B akan berbicara terlebih dahulu pada anggota keluarga lain.

III. Struktur keluarga


1) Struktur peran : Tn. S.B mengatakan di dalam keluarga ia bertugas sebagai
kepala keluarga dalam keluarga. anak pertama sudah menikah dan tinggal
bersama suami, anak ke-2 dan ke-3 tinggal bersama dengan Tn. S.B.
2) Nilai atau norma : keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit apabila
ada keluarga yang sakit akan dibawah ke sarana kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga : Tn. S.B mengatakan dalam keluarga segala
sesuatu dikomunikasikan terlebih dahulu, bila ada masalah maka dicari
penyelesaian secara bersama-sama.
4) Struktur kekuatan keluarga : Tn. S.B mengatakan bahwa yang membuat dan
mengambil keputusan dalam keluarga adalah dirinya, dimana keputusan
tersebut sebelummnya akan dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota
keluarga lainnya.

Fungsi keluarga
1) Fungsi afeksi : Tn. S.B mengatakan dalam keluarga mereka saling menyayangi,
memberi perhatian dan saling menghormati satu dengan yang lainnya.
2) Fungsi sosialisasi : Tn. S.B mengatakan apabila mereka tidak berkebun atau
tidak melakukan suatu pekerjaan, maka mereka akan meluangkan waktu untuk
mengobrol dengan tetangga.
3) Fungsi perawatan kesehatan :
a. Makan : Tn. S.B mengatakan semua anggota keluarga makan 3 kali/hari. Tn.
N.T mengatakan setiap hari pergi ke kebun dan memberi makan babi.
b. Pakaian : Tn. S.B mengatakan ganti pakaian 2 kali/hari atau setiap kali mandi
pasti mengganti pakaian. Pada saat pengkajian penampilan Tn. S.B rapih dan
Tn. S.B menggunakan baju kaos dan celana pendek. Perawatan anggota
keluarga yang sakit : Keluarga mengatakan tidak melakukan perawatan hanya
mengatur pola makannya terhadap Tn. S.B di rumah dan Tn. S.B sering
memeriksakan kesehatannya ke posbindu.
c. Fungsi reproduksi : Tn. S.B mengatakan dia memiliki 3 orang anak yang sah
yaitu anak pertama sudah menikah dan tinggal bersama suami, anak ke-2 dan
ke-3 tinggal bersama dengan Tn. S.B.
d. Fungsi sosial ekonomi : Tn. S.B bekerja sebagai petani, penghasilan mereka
± Rp.500.000,00. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.

IV. Stres dan koping keluarga


1) Stresor jangka pendek dan panjang :
- Jangka panjang : Tn. S.B mengatakan selama ini tidak ada hal-hal yang
membuat beban pikiran, Tn. S.B hanya kadang terlalu capek.
- Jangka pendek : Tn. S.B merasakan kadang lehernya tegang.
2) Respon terhadap stressor : Tn. S.B mengatakan apabila ada masalah ia
bersama anggota keluarga akan mencari solusi bersama.
3) Penggunaan strategi koping : Tn. S.B mengatakan jika ada masalah dalam
keluarga akan dibahas dan diselesaikan bersama.
4) Strategi adaptasi disfungsional : Tn. S.B mengatakan jika ada masalah dalam
keluarga jarang menggunakan kekerasan, membentak dan memukul. Jarang
ada masalah yang memancing kekacauan besar dalam keluarga.

V. Pemeriksaan kesehatan fokus pada penderita


1. Identitas
a. Nama : Tn. S.B
b. Usia : 58 tahun.
2. Keluhan utama: Tn. S.B mengatakan merasakan lehernya tegang.
3. RPS: Tn. S.B mengatakan ± 1 tahun yang lalu, Tn. S.B mengikuti kegiatan
posbindu dan pada saat itu TD: 165/93 mmHg, jadi Tn. S.B langsung
memeriksakan dirinya ke pustu dengan keluhan capek dan leher tegang. Setelah
itu, pasien mengikuti kegiatan posbindu.
4. RPD: pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
5. TTV:
Nadi : 82 x/mnt TD : 180/90 x/mnt
0
Suhu : 37 C RR : 20 x/mnt
6. Pemeriksaan Fisik
No Pengkajian Hasil
1. Breathing Irama nafas teratur, RR: 20 x/mnt, tidak ada batuk, tidak ada
sekret, suara nafas vesikuler.
2. Blood TD: duduk : 180/90 mmHg; N : 88 x/mnt, CRT < 3 dtk,
3. Brain Tidak ada masalah.
4. Bladder BAK > 3x sehari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri saat BAK,
tidak ada pendarahan.
5. Bowel BAB lancar, frekuensi BAB ±1-2x sehari, tidak ada konstipasi.
6. Bone Skala kekuatan otot:
5 5
5 5

1. Analisa Data

Data Fokus (DS, DO) Etiologi Masalah


Keperawatan
Ds: - Tn. A mengatakan tidak tahu Kurang terpapar Defisit
tanda dan gejala serta pemicu informasi pengetahuan
atau pantangan makanan yang
tidak boleh dimakan oleh
penderita darah tinggi
- Tn. A mengatakan kurang
mendapat informasi terkait
dengan diet hipertensi
- Tn. A merasa tekanan
darahnnya sudah normal
sehingga tidak lagi
mengkonsumsi obat hipertensi
- Tn. A juga sering
mengkonsumsi kopi setiap hari
serta makan makanan yang
tinggi kandungan garam dan
minyak serta kurang minum air
putih.
Do: - Wajah Tn. A tampak bingung
ketika ditanya tentang diet
hipertensi
- Tn. A tidak mampu menjawab
ketika di tanya tanda gejala,
serta diet hipertensi karena
tidak tahu

2. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas


Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan Tn. S
mengatakan tidak tahu tanda dan gejala serta pemicu atau pantangan makanan yang tidak boleh
dimakan oleh penderita darah tinggi, Tn. S mengatakan kurang mendapat informasi terkait
dengan diet hipertensi, Tn. S merasa tekanan darahnnya sudah normal sehingga tidak lagi
mengkonsumsi obat hipertensi, Tn. S juga sering mengkonsumsi kopi setiap hari serta makan
makanan yang tinggi kandungan garam dan minyak serta kurang minum air putih.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN NAMA &
TANGGA INTERVENSI/RENCANA
NO DX KEPERAWATAN & DATA KRITERIA TANDA
L TINDAKAN
PENDUKUNG HASIL/EVALUASI TANGAN
Defisit pengetahuan Selama dalam Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan kurang perawatan 3x 1. Identifikasi kesiapan dan
kunjungan pasien akan kemampuan menerima
terpapar informasi dibuktikan
menunjukkan tingkat informasi
dengan Tn. S mengatakan pengetahuan 2. Sediakan materi dan
tidak tahu tanda dan gejala meningkat dengan media pendidikan
serta pemicu atau pantangan kriteria hasil: kesehatan
1. kemampuan dalam 3. Jadwalkan pendidikan
makanan yang tidak boleh
menjelaskan kesehatan sesuai
dimakan oleh penderita darah pengetahuan tentang kesepakatan
tinggi, mengatakan kurang suatu topik meningkat 4. Berikan kesempatan
2. perilaku sesuai untuk bertanya
mendapat informasi terkait
dengan pengetahuan
dengan diet hipertensi, Tn. S meningkat
merasa tekanan darahnnya
sudah normal sehingga tidak
lagi mengkonsumsi obat
hipertensi, Tn. S juga sering
mengkonsumsi kopi setiap
hari serta makan makanan
yang tinggi kandungan garam
dan minyak serta kurang
minum air putih.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NAMA &
TGL TINDAKAN KEPERAWATAN Evaluasi
KEPERAWATAN TTD
Defisit S: - Tn. S mengatakan sudah
mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan mengerti dengan apa yang
pengetahuan
menerima informasi: disampaikan misalnya
berhubungan pengertian hipetensi, tanda
- memastika pasien dalam keadaan baik
dengan kurang dan gejala hipertensi serta
untuk bisa menerima informasi seperti diet hipertensi yang
terpapar menanyakan apakah saat ini pasien dianjurkan oleh perawat
informasi mengalami nyeri atau tidak - Tn. S mengatakan pasien
- memastikan pasien untuk mengambil akan berjanji untuk
dibuktikan melakukan diet yang
posisi yang nyaman dan tidak bising
dengan Tn.S selama memberikan edukasi dianjurkan oleh perawat
O: pasien tampak kooperatif
mengatakan kesehatan seperti menganjurkan
dan berjanji untuk mengikuti
pasien duduk diruang tamau agar anjuran yang diberikan
tidak tahu
jauh dari kebisingan kendaraan. A: defisit pengetahuan
tanda dan menyediakan materi dan media pendidikan teratasi sebagian.
gejala serta kesehatan: P: intervensi dilanjutkan
pemicu atau - menyiapkan leaflet
- membagikan leaflet kepada pasien
pantangan
- memberikan pendidikan kesehatan
makanan yang pada pasien terkait dengan penyakit
tidak boleh hipertensi yaitu
dimakan oleh - menjelaskan pengertian hipertensi
yaitu hipertensi adalah tekanan darah
penderita
tinggi dimana tekanan darah
darah tinggi, seseorang di atas 140/90mmHg
Tn.S - menjelaskan tanda dan gejala
mengatakan seseorang yang mengalami hipertensi
kurang yaitu sakit kepala dan pusing, rasa
berat di tengkuk, telinga berdenging
mendapat
dan kelelahan
informasi - menjelaskan faktor pemicu dari
terkait dengan hipertensi yaitu merokok dan minum
diet hipertensi, alcohol, stress, obesitas atau berat
badan lebih, ada penyakit penyerta
Tn.S merasa
seperti diabetes dan jantung, kurang
tekanan olahraga, dan diet makanan yang tidak
darahnnya seimbang seperti sering
mengkonsumsi makanan yang
sudah normal
mengandung tinggi garam, makanan
sehingga tidak yang berminyak seperti tumis sayur
lagi dengan banyak minya atau bagian
mengkonsums lemak dari danging misalnya lemak
sapi, lemak ayam dan lainnya
i obat
- menjelaskan pencegahan dari
hipertensi, hiperternsi yaitu dengan kelolah
Tn.S juga stress, rajin berolahraga, hindari
sering makanan tinggi garam, minuman yang
mengandung cafein seperti kopi
mengkonsums
ataupun teh, jangan mengkonsumsi
i kopi setiap daging yang berlemak dan terlalu
hari serta banyak, minimal konsumsi daging
makan dalam 1 hari yaitu ukuran daging
sebesar kotak korek api dan tidak
makanan yang boleh daging yang memiliki banyak
tinggi lemak seperti kulit ayam atau gumuk
kandungan sapi dan lainnya, kemudian istrahat
yang cukup minimal tidur malam
garam dan
selama 6-8 jam dan tidur siang 1-2
minyak serta jam
kurang minum - mengedukasikan pasien untuk selalu
air putih. rutin mengkonsumsi obat hipertensi
pagi dan malam, walaupun tekanan
darah pasien sudah normal
- menganjurkan pasien untuk membuat
jadwal atau alarm untuk minum obat
hipertensi agar pasien tidak lupa
minum obat

memberikan kesempatan untuk bertanya:


- mempersilahkan pasien untuk
bertanya
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Tgl No Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
Defisit pengetahuan berhubungan 10:30
dengan kurang terpapar informasi S: pasien mengatakan pasien sudah tidak lagi mengkonsumsi makanan
tinggi garam, rajin berolahraga, rutin konsumsi obat hipertensi sudah
dibuktikan dengan Tn. S
tidak mengkonsumsi kopi
mengatakan tidak tahu tanda dan O: - pasien tampak membuat alarm minum obat di hanphone,
gejala serta pemicu atau - pasien tampak makan makanan yang direbus tanpa ditumis pasien
pantangan makanan yang tidak - tampak berkeringat karena baru selesai olahraga
A: masalah defisit pengetahuan teratasi
boleh dimakan oleh penderita
darah tinggi, Tn. S mengatakan P: Intervensi dilanjutkan
I:
kurang mendapat informasi 1. mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi:
terkait dengan diet hipertensi, - memastika pasien dalam keadaan baik untuk bisa menerima
Tn. S merasa tekanan darahnnya informasi seperti menanyakan apakah saat ini pasien mengalami
nyeri atau tidak
sudah normal sehingga tidak lagi
- memastikan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman dan
mengkonsumsi obat hipertensi, tidak bising selama memberikan edukasi kesehatan seperti
Tn. S juga sering mengkonsumsi menganjurkan pasien duduk diruang tamau agar jauh dari
kopi setiap hari serta makan kebisingan kendaraan
2. menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan:
makanan yang tinggi kandungan
- menyiapkan leaflet
garam dan minyak serta kurang - membagikan leaflet kepada pasien
minum air putih. - memberikan pendidikan kesehatan pada pasien terkait dengan
penyakit hipertensi yaitu
- menjelaskan pengertian hipertensi yaitu hipertensi adalah tekanan
darah tinggi dimana tekanan darah seseorang di atas 140/90mmHg
- menjelaskan tanda dan gejala seseorang yang mengalami
hipertensi yaitu sakit kepala dan pusing, rasa berat di tengkuk,
telinga berdenging dan kelelahan
3. memberikan kesempatan untuk bertanya:
- mempersilahkan pasien untuk bertanya
E: pasien Tn. S mengatakan sudah sedikit mengerti tentang apa yang
sudah di jelaskan
CATATAN PERKEMBANGAN 2
Tgl No Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
Defisit pengetahuan S: pasien Tn. S mengatakan pasien sudah tidak lagi mengkonsumsi
berhubungan dengan kurang makanan tinggi garam, rajin berolahraga, rutin konsumsi obat hipertensi
sudah tidak mengkonsumsi kopi dan rutin minum obat
terpapar informasi dibuktikan
O: - pasien tampak membuat alarm minum obat di hanphone,
dengan Tn. S mengatakan - pasien tampak makan makanan yang direbus tanpa ditumis.
tidak tahu tanda dan gejala A: masalah defisit pengetahuan teratasi
serta pemicu atau pantangan P: Intervensi dihentikan
makanan yang tidak boleh
dimakan oleh penderita darah
tinggi, Tn. S mengatakan
kurang mendapat informasi
terkait dengan diet hipertensi,
Tn. S merasa tekanan
darahnnya sudah normal
sehingga tidak lagi
mengkonsumsi obat
hipertensi, Tn. S juga sering
mengkonsumsi kopi setiap
hari serta makan makanan
yang tinggi kandungan garam
dan minyak serta kurang
minum air putih.

Anda mungkin juga menyukai