Tentang
OLEH : KELOMPOK 3
CHINTIA PUTRI
LILIS KARLINA
YUDI JASWAN
ZULVIANA RAHMADANTI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Askep Harga Diri Rendah Situasional”
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan
terima kasih kepada ibu Ns.Helena Patricia,M.Kep selaku dosen pengajar mata
kuliah praktek keperawatan jiwa program studi SI ilmu keperawatan stikes syedza
saintika padang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Konsep Diri
2
Gambaran yang realistik terhadap menerima dan
menyukai bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam
menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri.
Individu yang stabil, realistik, dan konsisten terhadap
gambaran dirinya dapat mendorong sukses dalam
kehidupan.
b. Ideal Diri
Persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan
standart pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan
keinginan serta nilai personal tertentu yang ingin dicapai. Hal-
hal yang terkait dengan ideal diri:
c. Gambaran Diri
Kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu, dan sekarang,
serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi.
Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi
dan pengalaman baru. Hal-hal yang terkait dengan gambaran
diri sebagai berikut:
Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia
remaja.
Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tanda-
tanda pubertas.
Cara individu memandang diri berdampak penting
terhadap aspek psikologis.
Gambaran yang realistik terhadap menerima dan
menyukai bagian tubuh, akan memberi rasa aman
dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan
harga diri.
Individu yang stabil, realistik, dan konsisten terhadap
gambaran dirinya dapat mendorong sukses dalam
kehidupan.
d. Ideal Diri
3
Persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan
standart pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan
keinginan serta nilai personal tertentu yang ingin dicapai.
Hal-hal yang terkait dengan ideal diri:
1. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak.
2. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi
terhadap orang tua, guru, dan teman.
3. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting
dalam memberi tuntutan dan harapan.
4. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan
norma keluarga dan sosial.
e. Harga Diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sediri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa
sebagai seorang yang penting dan berharga.
f. Penampilan Peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana
seseorang tidak mempunyai pilihan untuk menentukan
perannya sendiri. Peran yang diterima adalah peran yang
terpilih atau dipilih individu itu sendiri.
g. Identitas Diri
Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan,
konsistensi, dan keunikan individu. Mempunyai konotasi
otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.
Pembentukan kualitas dimulai pada masa bayi dan terus
4
berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama
pada masa remaja.
2. Harga Diri Rendah
“Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri dan
perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang
secara langsung atau tidak langsung diekspresikan” (Townsend, 1995).
“Harga diri adalah penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri” (Sunaryo,
2004).
Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi tetapi
jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah
(Direktorat Kesehatan Jiwa, 1995). Didalam diri seseorang besar
kemungkinan terjadi gangguan harga diri apabila aspek utama harga
diri yaitu dicintai, disayangi, dikasihi orang lain, dan mendapat
penghargaan dari orang lain belum terpenuhi (Townsend, 1998). Hal
ini dapat di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri, harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan, tidak berdaya, tidak ada harapan dan putus asa
(Keliat, 1999).
5
C. Etiologi
6
dan anak yang tidak menerima kasih sayang maka anak tersebut
akan gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta orang lain.
c. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran.
Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu telah
diterima masyarakat bahwa wanita kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif, dan kurang rasional dibandingkan
dengan pria sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang
hangat, dan kurang ekspresif dibandingkan dengan wanita.
d. Faktor yang mempengaruhi identitas personal.
Orang tua selalu curiga pada anak sehingga anak akan ragu
apakah yang ia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan
orang tua maka akan timbul rasa bersalah. Kontrol orang tua pada
anak remaja akan menimbulkan perasaan benci anak pada orang
tua. Anak remaja ingin diterima, dibutuhkan, diinginkan, dan
dimiliki oleh kelompoknya.
2. Faktor presipitasi
Gangguan konsep diri dapat disebabkan dari luar dan dari dalam.
Dimana situasi-situasi yang dihadapi individu tidak mampu
menyesuaikan stressor yang mempengaruhi gambaran diri seperti:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang megancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis
transisi peran:
1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan
normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan.
Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma
budaya atau nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
7
3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran
dari keadaan sehat menuju keadaan sakit. Transisi ini
mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan, dan fungsi
tubuh, perubahan fisik, prosedur medis, dan
keperawatan.
D. Manifestasi klinis
E. Mekanisme koping
8
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misal: ikut serta dalam aktivitas sosial, agama, klub politik,
kelompok atau geng.
c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misal:
olah raga yang kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan
individu, misal: penyalahgunaan obat.
F. Masalah keperawatan
G. Pohon masalah
9
Koping Individu Tidak Efektif Penyebab
I. Fokus intervensi
10
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatika kebutuhan dasar
klien.
Rasional: hubungan saling percaya merupakan dasar untuk
hubungan interaksi selanjutnya.
11
Intervensi keperawatan:
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih
digunakan selama sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaan di rumah sakit.
c. Berikan pujian.
Rasional: diskusikan pada klien tentang kemampuan yang
dimiliki adalah prasarat untuk berubah dan mengerti
tentang kemampuan yang dimiliki dapat memotivasi klien
untuk tetap mempertahankan penggunaannya.
12
dan contoh peran yang dilihat klien akan memotovasi klien untuk
melaksanakan kegiatan.
13
mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat
proses penyembuhan klien dan meningkatkan peran serta keluarga
dalam merawat klien di rumah.
14
klien memodifikasi pola kognitif yang negatif.
Intervensi:
1. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien.
2. Identifikasi pemikiran negatif dan bantu untuk menurunkan
melalui interupsi atau substitusi.
3. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
4. Identifikasi ketetapan persepsi klien yang tepat tentang
penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional.
5. Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya.
6. Evaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat
klien.
7. Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya dan perubahan
yang terjadi.
15
klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.
Intervensi:
1. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistik. Fokuskan
kegiatan pada saat sekarang bukan pada masa lalu.
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi area situasi kehidupan yang
dapat dikontrolnya.
3. Identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien.
4. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan
berikan penguatan positif untuk berpartisipasi dan
pencapaiannya.
5. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien
menurunkan perasaan tidak bersalah.
J. ANALISA DATA
DS:
- Klien mengatakan malu
berkumpul sama temanya.
16
- Klien lebih banyak diam tanpa
aktivitas.
- Klien suka menyendiri.
DS:
- Klien mengatakan bahwa dia
tidak mampu mewujudkan
keinginannya.
- Klien mengeluhkan keadaan
dirinya.
- Klien suka mengkritik diri
sendiri.
K. RENCANA KEPERAWATAN
17
Klien dapat dengan perawat, non verbal
membina mau mengutarakan
b. Perkenalkan
berhubunga masalah yang diri dengan
n saling dihadapi. sopan
percaya c. Tanyakan
nama lengkap
klien dan nama
panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati janji
f. Tunjukkan
sikap menerima
klien apa
adanya
g. Beri
perhatian
kepada kllien
dan perhatikan
TUK 2 kebutuhan
Klien dapat Klien dapat dasar klien.
mengidentifi menyebutkan Rasionalisasi :
kasi kemampuan dan Hubungan
kemampuan aspek positif yang saling percaya
dan aspek dimiliki. merupakan
positif yang- Klien menilai dasar untuk
dimiliki. kemampuan yang hubungan
dapat digunakan di interaksi
rumah sakit selanjutnya.
18
- Klien menilai
kemampuan yang
dapat digunakan di
rumah.
- Klien memiliki
kemampuan yang
akan dilatih
- Klien mencoba
- Susun jadwal
harian a. Diskusikan
kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki klien,
buat daftarnya.
b. Setiap
bertemu klien
dihindarkan
dari memberi
penilaian
negatif
c. Utamakan
memberi pujian
yang realistik
pada Kemampu
an dan aspek
positif klien.
Rasionalisasi :
Diskusikan
TUK 3 tingkat
Klien dapat- Klien melakukan kemampuan
19
menilai kegiatan yang klien seperti
kemampuan telah dilatih menilai realitas,
yang (mandiri, dengan kontrol diri
digunakan bantuan atau atau integritas
tergantung) ego diperlukan
sebagai dasar
asuhan
keperawatanny
a.
Reinforcemen
positif akan
meningkatkan
harga diri klien
Pujian yang
realistik tidak
menyebabkan
klien
melakukan
TUK 4 kegiatan hanya
Klien dapat- Klien mampu karena ingin
menetapkan melakukan mendapatkan
dan beberapa kegiatan pujian.
merencanak mandiri
an kegiatan
sesuai
dengan
kemampuan
yang
dimiliki.
20
a. Diskusikan
dengan klien
kemampuan
yang masih
digunakan
selama sakit
b. Diskusikan
kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
pengguanaan di
rumah sakit
c. Berikan
pujian yang
realistik.
Rasionalisasi :
Diskusikan pada
klien tentang
kemampuan
yang dimiliki
adalah prasarat
untuk berubah
Pengertian
- Keluarga dapat tentang
TUK 5 memberi kemampuan
Klien dapat dukungan dan yang dimiliki
melakukan pujian diri memotivasi
kegiatan untuk tetap
sesuai mempertahanka
21
kondisi sakit n
dan penggunaannya
kemampuan .
nya.
a. Minta klien
untuk memilih
satu kegiatan
yang mau
dilakukan di
rumah sakit.
b. Bantu klien
melakukannya
jika perlu beri
contoh.
- Keluarga c. Beri pujian
memahami jadwal atas
kegiatan harian keberhasilan
TUK 6 klien klien.
Klien dapat d. Diskusikan
memanfaatk jadwal kegiatan
an sistem harian atas
pendukung kegiatan yang
yang ada. telah dilatih.
e. Catatan :
ulangi untuk
kemampuan
lain sampai
semuanya
selesai
f. Rencanakan
bersama klien
aktivitas yang
22
dapat dilakukan
setiap hari
sesuai
kemampuan,
buat jadwal.
- Kegiatan
mandiri
- Kegiatan
dengan bantuan
sebagian
- Kegiatan
yang
membutuhkan
bantuan total
Rasionalisasi :
Klien adalah
individu yang
bertanggung
jawab terhadap
dirinya sendiri
Klien perlu
bertindak
secara realistis
dalam
kehidupannya.
Contoh peran
yang dilihat
klien akan
memotovasi
klien untuk
melaksanakan
kegiatan.
23
a. Beri
kesempatan
pada untuk
mencoba
kegiatan yang
telah
direncanakan.
b. Beri pujian
atas
keberhasilan
klien
c. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di
rumah.
Rasionalisasi :
Reinforcement p
ositif dapat
meningkatkan
harga diri kllien
Memberikan
kesempatan
kepada klien
untuk tetap
melakukan
kegiatan yang
biasa
24
dilakukan.
a. Beri
pendidikan
kesehatan pada
keluarga
tentang cara
merawat klien
denga harga
diri rendah.
b. Bantu
keluarga
memberikan
dukungan
selama klien
dirawat
c. Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah.
d. Jelaskan cara
pelaksanaan
jadwal kegiatan
klien di rumah
e. Anjurkan
memberi pujian
pada klien
setiap berhasil.
25
Rasionalisasi :
Mendorong
keluarga akan
sangat
berpengaruh
dalam
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
merawat klien
di rumah.
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
26
lengkap, nama panggilan,
A : TUK 1 belum
alamat dan berjabat tangan. tercapai.
c. Menanyakan nama
P : lakukan terus
lengkap klien, nama TUK 1
panggilan klien,
menananyakanj asal
d. Menjelaskan tujuan
pertemuan, yaitu ingin
membantu menyelesaikan
masalah klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
27
d. Menjelaskan tujuan mewujudkan
pertemuan, yaitu ingin keinginannya.
membantu menyelesaikan
O: klien menjabat
masalah klien. tangan perawat,
e. Memberikan empati tersenyum, mulai
dengan memberikan waktu ada kontak mata.
dan mendengarkan cerita A: TUK 1 tercapai/
klien tentang masalah yang
P : Optimalkan TUK 1
dihadapi. Menanyakan dan lanjutkian
kenapa klien merasa TUK 2, 3.
minder.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. E
Ruang : Shinta
28
dilakukan di rumah sakit.O : Klien menjabat
f. Mendiskusikan dengan tangan perawat, ada
klien kemampuan yang kontak mata
masih digunakan selama tersenyum, dan mau
sakit duduk di samping
g. Mendiskusikan perawat, klien
kemampuan yang dapat tampak antusias,
dilanjutkan pengguanaan menggambar gitar.
di rumah sakit. A : TUK 2 dan 3 tercapai
P : Lanjutkan ke TUK 4
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. E
Ruang : Shinta
29
kemampuan, buat jadwal.
30
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
SARAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32