Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Mata ajaran : Keperawatan Maternitas


2. Pokok bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Sasaran : Mahasiswa Keperawatan 3B
4. Tempat : ruangan stikes syedza saintika padang
5. Waktu : menit
6. Hari/Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018

A. Latar Belakang
Remaja yang dalam bahasa Inggris “adolesence”, berasal dari bahasa latin “adolescere”
yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. WHO, 1975
mendefinisikan masa remaja sebagai masa terjadinya perubahan fisik, mental, dan sosial-
ekonomi.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia
sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri dari Laki-laki
sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70 persen) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30
persen). (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, dan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI-R) tahun 2010).
Besarnya penduduk remaja akan berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial,
ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Guna
menempatkan remaja sebagai modal pembangunan, kalangan itu perlu penyiapan diri untuk
memiliki kemampuan dan keterampilan agar mengisi kesempatan karya.Upaya mencapai
sasaran tersebut para remaja perlu mendapat konseling kesehatan reproduksi (Adharsya,
2012).
Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk
dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka sangat berisiko terhadap masalah-masalah
kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah, Napzah dan HIV/AIDS serta masih
banyaknya remaja yang belum mengetahui akan pentingnya kesehatan reproduksi, seperti
belum mengetahui pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi yang terjadi pada masa
pubertas (anatomi fisiologi organ reproduksi, menstruasi, mimpi basah, keputihan dan lain-
lain) dan ketidaktahuan cara pemeliharaan organ reproduksi. (BKKBN, 2012)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dapat
memahami dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi remaja terutama
tentang anatomi dan fisiologi reproduksi.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat memahami dan
menjelaskan:
a. Pengertian kesehatan reproduksi
b. Anatomi reproduksi pada remaja
c. Fisiologi reproduksi pada remaja
d. Masa transisi remaja
e. Menstruasi dan keputihan
f. Mimpi basah
g. Pemeliharaan Organ Reproduksi
C. MEDIA DAN MOTODE
- Ceramah
- Tanya jawab
- Media
- Leaflet
D. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENYULUHAN SASARAN
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit
1 Pendahuluan pembuka 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Berpartisipasi aktif
diri 4. memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
4. Kontrak waktu
5. Kontrak bahasa
2 Pelaksanaan 1. menggali 1. mengemukakan
pengetahuan audien pendapat
tentang defenisi
kesehatan reproduksi
2. memberikan 2. mendegarkan
reinfforcoment
positif
3. menjelaskan kepada 3. mendengarkan dan
audien tentang memperhatikan
defenisi kesehatan
reproduksi 4. mengemukakan
4. menggali pendapat
pengetahuan audien
tentang defenisi
kesehatan reproduksi 5. mendengarkan
5. memberikan
reinfforcoment
positif 6. mendengarkan dan
6. menjelaskan kepada memperhatikan
audien tentang
defenisi penyakit
kesehatan reproduksi 7. mengemukakan
7. menggali pendapat
pengetahuan audien
tentang penyakit
yang ditimbulkan
kesehatan reproduksi 8. mendengarkan
8. memberikan
reinfforcoment 9. mendengarkan dan
9. menjelaskan kepada memperhatikan
audien jenis – jenis
penyakit kesehatan 10. mengemukakan
reproduksi pendapat
10. menggali
pengetahuan audien
tentang penyebab 11. mendengarkan
kesehatan reproduksi
11. memberikan 12. mendengarkan dan
reinfforcoment memerhatikan
12. menjelaskan kepada
audien penyebab 13. mengemukakan
kesehatan reproduksi pendapat
13. menggali
pengetahuan audien
tentang cara
pencegahan 14. mendengarkan
kesehatan reproduksi
14. memberikan 15. memdengarkan
reinfforcoment dan
15. menjelaskan kepada memperhatikan
audien tentang cara
pencegahan
kesehatan reproduksi
3 Penutup 1. sesi tanya jawab 1. mengajukan
2. memberikan pertanyaan
reinforcomen positif 2. mendengarkan
3. memjawab 3. memdengarkan
pertanyaan 4. mendengarkan
4. menyimpulkan kesimpulan dari
materi yang telah materi penyuluhan
disampaikan yang telah
5. mengucapkan salam disampaikan
5. men jawab salam

E. Uraian Tugas

1. Moderator : Ravika Yulita


Tugas :
1. Memimpin pelaksana penyuluhan, memotivasi anggota untuk
mengikuti penyuluhan dengan tertib dan semangat
2. Sebagai katalisator,yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi
dengan menciptakan suasana untuk memotivasi anggota
3. Mengarahkan proses penyuluhan ke arah pencapaian tujuan
4. Menciptakan suasana yang mendukung

2. Presenter : Fitri Wulandari


Tugas :
1. Menjelaskan materi penyuluhan
2. Menjawab pertanyaan audiens

3. Fasilitator : Arvie Nuril Ikhsan


Tugas :
1. Menyediakan sarana dan prasarana
2. Mencegah terjadinya hambatan dalam penyuluhan
3. Memotivasi audien untuk mengajukan pertanyaan

4. Observer : Arvie Nuril Ikhsan


Tugas :
1. Mengamati kegiatan penuyuluhan apakah telah sesuai rencana serta
segala faktor pendukung dan faktor penghambat jalannya
penyuluhan
2. Mencatat dan membuat laporan penuyluhan

F. KEGIATAN

Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik
Kesehatan reproduksi remaja
2. Sasaran dan target
Mahasiswa
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
4. Waktu
Hari/tanggal : Rabu / 12 Desember 2018
Pukul : 08.00 sampai selesai
Tempat : Ruangan stikes syedza saintika

G. EVALUASI
Lisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
1. Jelaskan pengertian kesehatan reproduksi ?
2. Sebutkan faktor penyebab kesehatan reproduksi ?
3. Sebutkan tanda dan gejala kesehatan reproduksi ?
4. Sebutkan faktor resiko kesehatan reproduksi ?
5. Sebutkan cara penanggulangan kesehatan reproduksi ?

Setting tempat
: moderator : dosen

: observer : presenter

: audiens : fasilitator
Materi
Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Definisi
Pengertian kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik
secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
secara sehat dan aman.
Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran& sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan
proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural
(Fauzi., 2008).

2. Anatomi
3. Fisiologi
a. Wanita
Menjelang akil balig (sekir 13 tahun) bagian dari otak seorang gadis yang disebut
hipotalamos merangsang kelenjar buntu / endokrin yang yang dinamakan kelenjar bawak
otak / hipofise.Kemungkinan hipofise ini merangsang indng sel telur sehingga indung telur
mampu menghasilkan :
 Hormon Estrogen : yang dapat menyebabkan seorang anak perempuan menjadi
remaja putri dengan tanda – tanda a.1. mulai tubuh rambut diketiak dan daerah
kelamin, suaranya berubah merdu, kulitnya bertambah halus, payudaranya
membesar, pinggulnya tambah besar, lebih besar dari pada bahunya , mulai
tertarik pada lawan jenisnya.
 Hormon Progesteron : yang mempengaruhi rahimnya, sehingga lapisan rahim
bagian dalam atau endometrium mengalami penebalan sebagai persiapan untuk
mengandung.
 Sel Telur : gadis ini mulai memproduksi satu sel telur setiap bulan yang
dihasilkan berganti – ganti oleh indung sel telur yang kiri dan kanan. Perstiwa
keluar / lepasnya sel telur dari indung telur disebut OVULASI.

b. Laki-laki
Mejelang akil balig (sekitar 15 tahun) bagian dari otak seseorang anak laki – laki yang
disebut hipotalamus merangsang kelenjar buntu yang dinamakan kelenjar bawah otak /
hipofise. Kemudian hipofise ini merangsang buah zakar mampu menghasilkan :
 Hormon Testosteron : yang dapat menyebabkan seorang anak laki – laki tumbuh
menjadi remaja putra dengan tanda – tanda mulai tumbuh kumis dan jenggot,
juga tumbuh rambut didada, teriak, daerah kelamin, tangan dan kaki, suara
bertambah berat, ototnya tumbuh, bahunya bertambah bidang (lebih besar dari
pada pinggulnya) a mulai tertarik pada lawan jenis.
 Sel mani : Beda antara lain cairan mani (cairan keputih – putihan seperti susu
yang mempunyai bau yang khas dihasilkan oleh kontong mani dan kelenjar
prostat) dengan sperma (sel mani dalam cairan mani) sel mani / sperma
diproduksi oleh buah zakar jumlahnya berjuta – juta karena banyaknya sehingga
berdesak- desakan dan secara pasif didorongh menuju kontong mani dan
seterusnya kelenjar prostat. Dikantong mani dan kelenjar prostat inilah sel mani
dicampur dengn cairan mani, sehingga sel mani sekarang dapat bergerak sendiri
dengan aktif seperti kecebong dalam air.
Pemuda ini mulai membayangkan gadis idamannya dan pada malam harinya
bermimpimengadakan hubungan seks/ senggama. Bersama dengan itu otak memerintahkan
agar darah dikerahkan menuju ke zakar, karena zakar bagian dalam terusun seperti karet
busa maka dapaty menampung banyak darah sehingga zakar yang semula lemas karena terisi
darah kini berubah menajdi tegang yang disebut EREKSI. Kalau nafsu syawat terus
meningkat, maka tak lama kemudian sperma disemprotkan keluar tubuh malalui zakar
dengan lubang kencing sebagai muara kaluarnya yang disebut dengan ejekulasi. Yang diikuti
oleh tercapainya puncak kenikmatan seks. Pagi harinya celananya dalam pemuda itu basah
oleh sperma itu disebut mimpi basah.
Pada pria baik sperma maupun air mani hanya mempunyai satu muara kelenjar yaitu
lubang kencing.
Pada wanita terdapat dua muara keluar yakni lubang kencing yang kecil untuk
keluarnya air seni yang terletak disebelah atas dan lubang kemaluan (yang lebih besar dari
pada lubang kencing) untuk keluarnya haid, untuk hubunga seks maupun untuk melahirkan
bayi yang letaknya disebalah bawah.

c. Masa transisi
a. Transisi emosi

Secara tradisional masa remajaa disebut masa “ badai dan tekanan” suatu masa dimana
ketegangan emosi remaja meningkat akibat perubahan fisik dan kelenjar. Adapun
meningginya emosi remaja terutama karena anak laki – laki dan perempuan berada dibawah
tekanan social dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selam masa kanak – kanak ia kurang
mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan itu. Pola emosi remaja sama dengan pola
emosi kanak – kanak perbedaannya terdapat pada rangsangan yang membangkitkan emosi
dan drajat, dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi
mereka. Misalnya, perlakuan sebagai “anak kecil” atau secara “tidak adil” membuat remaja
sangat marah dibandingkan dengan hal – hal lain. Remaja tidak mengungkapkan amarahnya
dengan cara gerakan amarah yang meledak – ledak, melainkan dengan cara menggrutu, tidak
mau berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang – orang yang menyebabkan amarah.
Remaja juga iri hati terhadap orang yang mempunyai benda lebih banyak. Remaja dikatakan
berhasil melaluimasa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan
mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa
mengabaikan keperluan dirinya, dia mengungkapkan emosinya dengan menilai sesuatu
dengan kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional. Dan jika tidak berhasil
melaluinya maka remaja itu akan terus terperangkap dalm emosi yang tidak menentu dan itu
sangat berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.

b. Transisi sosial

Pada masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan
dengan teman sebaya, baik dengan sejenis maupun lawan jenis. Untuk mencapai tujuan dari
pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat penyesuaian baru. Yang terpenting dan
tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan
perilaku social,pengelompokan social baru, nilai – nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai
– nilai baru dalam dukungan danpenolakan social, dan nilai – nilai baru dalam seleksi
pemimpin. Jika berhasil melalui transisi social ini remaja akan memperoleh kebahagiaan,
sedangkan jika tidak remaja tersebut akan mendapat kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi
pada masa selanjutnya seperti menarik diri dari pergaulan, minder dan lain sebagainya.

c. Transisi dalam agama

Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-
kanak.Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul
keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya
yang mulai kritis.Berdasarkan penilitian kritis terhadap keyakinan masa kanak – kanak,
remaja sering merasa skeptis pada pelbagai bentuk religious dan mulai meragukan isi
religious. Bagi beberapa remaja keraguan ini dapat membuat mereka menjadi kurang taat
beragama, sedangkan remaja yang lain berusaha untuk mencari kepercayaan lain yang dapat
lebih memenuhi kebutuhan daripada kepercayaan yang dianiut keluarganya. Remaja berfikir
skeptic karena mereka berfikir kritis terhadap segala sesuatu yang mereka hadapi, jika hal
tersebut mereka anggap memenuhi kebutuhan mereka akan menjadikan sebagai asumsi dasar
tetapi jika hal tersebut bertentangan dengna pola fikir mereka, mereka akan menjadi ragu dan
mencari kebanaran lain.
d. Transisi dalam hubungan keluarga

Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis
dalam keluarga tersebut.Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua
dan biasanya cepat menjadi marah.Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri
tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.seringkali orang tua tua menolak untuk
memperbaiki konsep mereka tentang kemampuan anak – anak mereka setelah anak mereka
menjadi lebih besar. Akibatnya mereka memperlakukan anak remaja seperti mereka masih
kecil, hal itu yang membuat remaja memberntak, karena kondisi psikologis mereka
berkembang, mereka ingin di hargai dan dihormati dan diberikan kepercayaan.Mereka ingin
menunjukan bahwa mereka bias, mereka mampu untuk melakukan sesuatu.

e. Transisi dalam Moralitas

Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja
yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep
moralnya.Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah
lakunya sendiri.ketika memasuki asa remaja, anak – anak tidak begit saja menerima kode
moral dari orang tua, guru atau bahkan teman sebayanya. Sekarang ia sendiri ingin
membentuk kode moralnya sendiri berdasarkan konsep benar dan salah yang telah diubah dan
diperbaikinya agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang dan telah
dilengkapi dengan hukum – hokum dan peratutan – peraturan yang telah dipelajari dari orang
tua dan gurunya. Beberapa remaja bahkan melengkapi kode moral mereka dengan bebrapa
pengetahuan yang diperoleh dari pelajaran agama.Pembentukan kode moral terasa sulit bagi
remaja karena ketidak konsitenannya dalam kehidupannya sehari – hari. Pembentukan moral
ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya dimasa yang akan datang. Apabila
pembentukan moral berhasil dengan baik maka remaja itu akan mendapatkan ketenangan
jiwa dan di hormati oleh orang lain, tetapi jika tidak remaja tersebut akan mendapatkan
kesengsaraan karena perilakunya yang jelek.

f. Transisi dalam kognitif


Kognitif transisi adalah fase penting dalam perkembangan anak. Ini adalah tahap di mana
remaja belajar untuk berpikir dengan cara yang lebih maju, efisien dan kompleks
dibandingkan dengan cara anak-anak. Awalnya, ketika seorang anak bergerak ke masa
remaja, dia mampu berpikir lebih baik.Ia mampu berpikir tentang kemungkinan yang berbeda
dari pada membatasi diri untuk apa yang nyata seperti anak-anak lakukan. Dengan kata lain,
seorang remaja mampu berpikir hipotetis.

Tahap ke dua remaja mengembangkan kemampuan untuk berpikir tentang ide-ide


abstrak.Sebagai contoh, remaja dapat memahami makna abstrak dalam permainan kata-kata,
peribahasa, metafora dan analogi.Karena seorang remaja dapat berpikir tentang hal-hal
abstrak, hal itu juga memungkinkan dia untuk maju menerapkan penalaran dan logika untuk
isu-isu sosial dan ideologis.Hal ini jelas terlihat saat remaja menunjukkan minat dalam
hubungan interpersonal, politik, filsafat, agama, moralitas, persahabatan, iman, demokrasi,
kejujuran dan keadilan.

Tahap ketiga dari transisi kognitif pada masa remaja adalah tentang proses berpikir itu
sendiri, juga dikenal sebagai metacognition. Hal ini karena fase ini dalam transisi kognitif
menunjukkan bahwa remaja lebih introspeksi dan kesadaran diri.Metakognitif menawarkan
keuntungan intelektual remaja tetapi juga mempengaruhi mereka negatif.Mereka cenderung
lebih egosentris dan selalu sibuk dengan diri mereka sendiri.

Kognitif lain perubahan yang Anda lihat di remaja adalah kemampuan mereka untuk
berpikir tentang berbagai hal. Anak-anak dapat berkonsentrasi pada satu hal pada suatu waktu
saat remaja dapat melihat banyak perspektif dan mereka menafsirkan hal-hal dalam berbagai
cara yang berbeda tergantung pada sudut pandang apa yang mereka pegang.

Akhir transisi kognitif pada masa remaja adalah kemampuan untuk melihat hal-hal
sebagai relatif.Anak-anak mengambil segala sesuatu pada nilai nominal dan dunia adalah
hitam dan putih mereka.Mereka tidak melihat nuansa abu-abu.Remaja mengembangkan
kemampuan untuk melihat abu-abu dan itulah sebabnya mereka cenderung tidak menerima
fakta-fakta yang disebut sebagai kebenaran lengkap.Mereka juga belajar untuk
mempertanyakan orang tua dan ini bisa sangat menjengkelkan karena tampaknya pertanyaan
remaja demi memulai sebuah argument.
g. Transisi biologis

Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak
pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan
sosial.Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa
remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi).Selanjutnya,
mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah
pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono,
2006: 52).

Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002: 79) menguraikan
bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu; perertumbuhan tulang-
tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh
payudara.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan
ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting,
menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.

Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi antara lain; pertumbuhan tulang-
tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna
gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting,
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-
rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-
rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada.

Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar
hypothalamus.Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan
ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada
remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002: 94)

d. Menstruasi dan keputihan


a. Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan umumnya remaja
yang mengalami menstruasi pada usia 12-18 tahun siklus menstruasi normal terjadi
22-35 hari dengan lama menstruasinya 2-7 hari.
Beberapa tanda adanya masalah dalam menstruasi :
1. Apabila haid tidak teratur sejak semula walau telah melewati tahun-tahun “
belajar” menarche ( haid yang pertama )
2. Timbul nyeri hebat terutama jika muncul kemudian yang diperkirakan ada
gangguan dalam organ reproduksi , terutama jika rasa nyeri itu semakin lama
semakin bertambah intensitasnya
3. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah jika darah mengalir sangat berlebihan
sehingga membutuhkan pembalut lebih dari selusin dalam sehari
4. Panjang hari haid lebih Sembilan hari
5. Muncul noktah darah antara dua siklus haid ( spotting )
6. Warna darah kelihatan tidak seperti biasa , menjadi lebih kecoklatan atau merah
darah segar.

Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan
mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan
adanya pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar
tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan
glikogen guna mempersiapkan endometrium.
b. Keputihan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik
berbau ataupun tidak , serta disertai rasa gatal setempat. Penyebab keputihan dapat secara
normal ( fisiologis ) yang dipengaruhi oleh hormone tertentu. Cairannya berwarna putih ,
tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan .
hal ini dapat tampak pada perempuan yang terangsanga pada waktu senggama atau saat masa
subur ( ovulasi).
Keputihan yang abnormal bisa disebabkan oleh infeksi / peradangan yang terjadi karena
mencuci vagina denga air kotor , pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas
vagina yang berlebihan , pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam
vagina.
Selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan oleh masalah hormonal , celana
yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular seksual. Cairannya berwarna putih /
hijau/kuning, berbau, sangat gatal, dan disertai nyeri perut bagian bawah .jika seseorang
mengalami seperti ini, maka orang tersebut harus segera berobat ke dokter. Pengobatan akan
disesuaikan dengan penyebabnya.
e. Mimpi Basah
Mimpi basah pertama terjadi pada masa remaja laki-laki usia 9-14 tahun. Mimpi basah
umumnya terjadi secara periodic berkisar setiap 2-3 minggu . mimpi basah merupakan
pengeluaran cairan sperma yang tidak diperlakukan secara alamiah.
Ketika testis mulai bereproduksi , maka setiap hari testis memproduksi sperma . jika
produksi air mani tidak disalurkan keluar maka air mani keluar sendiri pada saat tidur baik
melalui mimpi atau tidak.
Ereksi adalah aksi reflex yang dimulai ketika otak menafsirkan “gejolak birahi” berupa
rangsangan fisik atau rangsangan mental, termasuk ingatan fantasi dan masukan dari berbagai
organ perasan seks.ereksi dapat terjadi ketika tidur dan biasanya terjadi menjelang subuh
setiap hari.pada malam hari, kandung kemih akan terisi air semi secara perlahan-lahan dan
merangsang mimpi seksual yang akan menimbulkan ereksi setelah laki-laki itu bangun dari
tidurnya ereksi ini akan segera menghilang.

2. Cara Pemeliharaan Organ Reproduksi


Cara pemeliharaan organ reproduksi perempuan:
a. Tidak memasukkan benda asing ke dalm vagina.
b. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.
c. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.
d. Pemakaian pembilas vagina secukupnya tidak berlebihan.
Perawatan pada saat menstruasi pelu dilakukan karena sangat mudah terkena infeksi dan
kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.
Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari 6 jam dan harus sering diganti bila sudah penuh oleh
darah menstruasi. Pada saat menstruasi jumlah kebutuhan air dalam tubuh lebih banyak dari
biasanya hal ini menyebabkan timbulnya keluhan nyeri perut.Oleh karena itu, sebaiknya
selama menstruasi pemakaian garam dikuurangi dan memperbanyak mengkonsumsi buah-
buahan dan sayuran, membatasi konsumsi lemak, perbanyak konsumsi ikan, daging ayam
serta minum air putih yang banyak.Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat lebih
banyak untuk kebutuhan energy sehingga tubuh tidak terasa lemah.
Peregangan-peregangan (kontraksi) otot rahim menimbulkan nyeri pada pinggang dan
panggul sehingga remaja tidak perlu terlalu cemas terhadap nyeri yang dialami selama
menstruasi.Remaja perlu mencatat siklus menstruasi.
Cara pemeliharaan organ reproduksi remaja laki-laki:
1. Tidak menggunakan celana yang ketat yang dapat mempengaruhi suhu testis,
sehingga dapat menghambat produksi sperma.
2. Melakukan sunat, untuk mencegah penumpukan kotoran atau smegma (cairan dalam
kelenjar sekitar alat kelamin dan sisa air seni) sehingga alat kelamin menjadi bersih.

Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan
perempuan antara lain:
1. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
2. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan air atau kertas
pembersih (tisu) - gerakan cara membersihkan anus untuk perempuan adalah dari
daerah vagina ke arah anus untuk mencegah kotoran dari anus masuk ke vagina..
3. Tidak menggunakan air yang kotor untuk mencuci vagina.
4. Dianjurkan untuk mencukur atau merapikan rambut kemaluan karena bisa ditumbuhi
jamur atau kuku yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Di Susun Oleh :

Kelompok 6

Arvie Nuril Ikhsan

Fitri Wulandari

Ravika Yulita

Dosen Pembimbing : Ns. Ratna Indah,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

SYEDZA SAINTIKA PADANG

2018

Anda mungkin juga menyukai