PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun.
Pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit. Karena orang tua melepas
otoritas dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai
otoritas sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya. Seringkali muncul
konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi yang
terbuka, menghindari kecurigaan dan perselisihan sehingga hubungan orang tua
dan remaja tetap harmonis.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan anak remaja yang
dilakukan oleh perawat untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan
bersama keluarga menentukan permasalahan tersebut sehingga keluarga mampu
secara mandiri menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan
menyelesaikan masalah kesehatannya pada akhirnya mampu tampil sebagai sebuah
keluarga mandiri, sejahtera, produktif dan menjalankan seluruh fungsi keluarga
dengan baik.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Pengertian keluarga dengan anak remaja ?
2. Tahap-tahap perkembangan keluarga ?
3. Tujuan perawatan keluarga ?
4. Prinsip perawatan kesehatan keluarga ?
5. Langkah-langkah dalam perawatan keluarga ?
6. Studi kasus ?
7. Pengkajian sesuai kasus ?
3. TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk memahami pengertian keluarga dengan anak remaja ?
2. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap perkembangan keluarga ?
3. Untuk memahami tujuan perawatan keluarga ?
4. Untuk memahami apa pinsip perawatan kesehatan keluarga ?
5. Untuk memahami bagaimana langkah-langkah dalam perawatan keluarga ?
6. Untuk memahami studi kasus ?
7. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian sesuai studi kasus ?
4. MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan membuat asuhan keperawatan komunitas keluarga dengan anak
remaja serta mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Dasar
A. Definisi
Menurut Setiadi, 2008. Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini
dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
pada usia 19-20 tahun. Pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab.
Serta kebutuhan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih
dewasa.
Berdasarkan tumbuh Kembang Adolescense (anak remaja):
a. Pertumbuhan Fisik:
- Pertumbuhan yang pesat ( growth sprut ) TB 25%, BB 50%
- Semua sistem berubah, paling banyak perubahan endokrin
- Bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya: tangan, kaki, proporsi
tubuh memanjang
b.Sosial Emosional
- Kemampuan bersosialisasi meningkat.
- Relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan kawan sejenis.
- Penampilan fisik adolescense sangat penting, karena supaya di terima oleh
kawan dan di samping itu persepsi terhadap badannya mempengaruhi
konsep diri.
- Peranan orangtua/keluarga sudah tidak dianggap penting, tetapi sudah
beralih pada teman sebaya
c.Sosialisasi pada Adolescense dibagi dalam tiga (3) tahap:
- Tahap awal:
Orangtua masih berperan penting baik fisik, sosial, emosional, tetapi
ketergantungan ini tidak sebesar pada usia dini.
-Tahap kedua:
Anak berubah menjadi independent. Periode ini sering terjadi konflik
dengan orangtua.
- Tahap ketiga:
Relatif independent dengan orangtua. Anak memperlihatkan peran
independent dalam berfungsi di masyarakat.
d. Bermain pada anak
Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar), misalnya
melalui sepak bola, basket, badminton, mendengar musik atau TV serta
dengan buku-buku.
e. Hospitalisasi pada anak dan keluarga
Kecemasan yang timbul pada anak remaja yang dirawat di rumah sakit
adalah akibat perpisahan dengan teman-teman sebaya/kelompok. Anak tidak
merasa takut berpisah dengan orang tua tetapi takut kehilangan status dan
hubungan dengan teman sekelompok.Kecemasan lain disebabkan oleh akibat
yang ditimbulkan akibat penyakit fisik,kecacatan serta kurangnya privacy
f. Pola minat dan seks -
- minat pada perubahan
- suka lawan jenis
B. Tahap perkembangan keluarga
a. Duvall (1998)
Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan yaitu :
1) Keluarga baru
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
- Membina hubungan intim yang memuaskan
- Menerapkan tujuan bersama
- Mendiskusikan rencana memiliki anak
- Persiapan menjadi orang tua
2) Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap ini
antara lain :
- Adaptasi perubahan anggota keluarga
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan
- Membagi peran dan tanggung jawab
- Menata ruang untuk anak
- Mengatur biaya untuk anak
3)Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan
anak pra sekolah antara lain :
- Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
- Membantu anak bersosialisasi
- Pembagian waktu untuk anak
- Menstimulasi tumbuh kembang anak
4) Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Membantu sosialisasi anak terhadaplingkungan luar
- Menyediakan aktifitas untuk anak
- Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
- Memenuhi kebutuhan anak
5) Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Pengembangan terhadap remaja
- Memelihara komunikasi terbuka
- Memelihara hubungan dalam keluarga
- Mempersiapkan perubahan yang akan terjadi
6) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Menata kembali keluarga
- Menjadi contoh bagi anak anaknya
7) Keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Memulihkan hubungan antara generasi tua muda
- Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
- Keakrapan dengan pasangan
- Persiapan masa tua
8) Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Penyesuaian tahap masa pensiun
- Merubah cara hidup
- Menerima kematian pasangan
- Mempersiapkan kematian
b. Carter dan MC Goldrick (1989)
Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan yaitu :
- Keluarga antara (massa bebas atau pacaran) dengan usia dewasa muda
- Terbentuknya keluaga baru melalui suatu perkawinnan
- Keluaga dengan memiliki anak usia muda
- Keluaga yang memiliki anak dewasa
- Keluaga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
- Keluaga lansia
C. Tujuan perawatan keluarga
a. Tujuan umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif
b.Tujuan khusus
- Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi.
- Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
- Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat.
- Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
- Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
- Prinsip perawatan kesehatan keluarga
1. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yait
a. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan.
b. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
c. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
d. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi
e. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
Ada 3 tingkatan pencegah terhadap kesehatan keluarga yaitu:
a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan
preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang bebas dari penyakit
dan cedera.
b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan.
c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan
memaksimalkan tingkat fungsinya.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan antara lain adalah:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut:
- Tingkat sosial ekonomi rendah.
- Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.
- Keluarga dengan penyakit keturunan.
b.Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan, yaitu:
- Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih 35 tahun.
- Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia.
- Primipara atau multi para.
- Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dengan anak:
- Lahir premature.
- Berat badan sukar naik.
- Lahir dengan cacat bawaan.
- Asi ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
- Ibu menderita penyakit menular
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungannya antara anggota keluarga.
- Anak yang tidak dikehendaki dan mencoba untuk digugurkan.
- Sering timbul cekcok.
- Ada anggota keluarga yang sering sakit.
- Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan rumah.
E. Langkah-langkah dalam perawatan keluarga
Langkah –langkah dalam perawatan kesehatan keluarga antara lain:
a. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara:
- Menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membnatu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
- Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
kesehatan yang dirasakan keluarga.
- Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
- Menganalisa data untuk menentukan masalah dan perawatan kleuarga
dengan cara mengkelompokan menjadi data subyektif dan objektif.
- Merumuskan masalah dengan mengacu kepada etiologi masalah
kesehatan serta berbagai alasan.
- Mentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga dan
melaksanakan tugas keluarga.
- Menentukan diagnosa keperawtan keluarga
- Menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan urutan prioritas
- Melaksanakan asuhan keperawatan
- Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang
dilakukan
- Meninjau kembali masalah kesehatan yang belum teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuahan keperawatan yang baru.
F. Pengambilan keputusan dalam keperawatan kesehatan keluarga
Dalam mengatasi kesehatan yang terjadi pada keluarga yang
mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau
anggota keluarga yang dituakan. Hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut:
- Hak dan tanggung jawabnya sebagia kepala keluarga
- Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing- masing anggota
keluarga
- Hak dalam menentukan masalah kebutuhan pelayan terhadap keluarga/
anggota keluarga yang bermaslah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. STUDY KASUS
Tn E (50 th) sumai dari Ny.N (40 th) mempumnyai dua orang anak, An.W
(14 th) laki-laki kelas 2 SMP. Dan anak ke dua, An.S ( 6th) perempuan kelas 1
SD.
Ibu mengatakan bahwa, An.W sering ketahuan merokok dirumah. An W
juga jarang dirumah dan sering bermain dengan teman-temannya di luar. Penuturan
ibu mengatakan Karena ibu seorang pengusaha dagang, dan suaminya pengusaha
aluminium, dan hanya dirumah waktu pagi sebelum bekerja dan sore hari ketika
pulang kerja, oleh karena itu An W jarang dapat perhatian dari oreng tua. Karena
kurangnya perhatian orang tua kepada anak, ibu mengatakan seringkali muncul
konflik antara orang tua dan An W karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya.
Masalah lain, Ny N mengatakan sangat mengatur (otoriter) dalam mendidik
anaknya, karena pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny N. meskipun Ny N
waktu untuk anak tidak penuh 24 jam untuk menemani anak memantau
perkembanganya, namun Ny N tetap memantau belajar An W, kadang ibu
memarahi An W ketika An W tidak mahu belajar atau nilai peringkatnya menurun.
Ibu juga tidak segan-segan marah ketika An W sering bermain keluar dengan
teman-temanya kadang kalau An W membangkang ibu bisa memukulnya. . Ny N
mengatakan “sikap ibu seperti itu karena ibu takut An W terjerumus ke dalam
pergaulan bebas karena sepengetahuan ibu, usia remaja adalah penentu masa
depanya nanti”. Karena sikap Ny N yang seperti itu, penerimaan An W, dia
merasa terkekang. An W mengatakan” saya jarang mendapatkan perhatian dari
orangtua, giliran dirumah bisanya hanya marah-marah terus, aku merasa terkekang
tidak bisa mengembangkan diriku dengan bebas, aku sudah remaja punya otonomi
kalau itu semua terdukung aku akan bisa menjadi anak yang sesuia dengan
keinginan orang tuak”. Oleh karena itu, An W berperilaku sebaliknya dari harapan
oramgtua, dia menjadi nakal, jarang belajar dan sering keluar rumah bersama
teman-temanya.
Selain itu Ny N juga mengatakan sedikit resah dengan lingkungan
rumahnya yang dekat dengan pembuangan sampah, bau bakaran sampah yang
menyengat membuat Ny N takut akan dampak dengan kesehatan keluarganya
karena sudah terdapat bukti anak tetangganya terkena diare akibat sering
berinteraksi bermain dengan teman-temanya dilingkungan tempat sampah tersebut.
1. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga
- Nama : Tn E
- Umur : 50 tahun
- Agama : Islam
- Suku : Jawa
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Bisnis alumunium
- Alamat : Lamongan
1. Komposisi keluarga
4.STRUKTUR KELUARGA
a. Pola / Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa jawa yang jelas.
Karena karakter Tn E yang tegas, jika ada suatu masalah dalam keluarga maka
dimusyawarahkan dengan baik, saling terbuka dan didiskusikan dengan orang
tua dan bersama-sama mencari solusinya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Sebelumnya keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah satu
anggota keluarga yang salah, namun karena tuntutan pekerjaan masing-masing
harus mencari nafkah, sehingg dampaknya kurangnya hak asuh anak sebagai
kebutuhan primer anaknya, sehingga yang dirasakan anak kurangnya perhatian
orangtua terhadap tumbub kembnag anak.
c. Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran Tn.E berjalan dengan baik sebagai Kepala keluaga
mencari nafkah untuk membiayai keluarga. Dan peran terhadap tanggung
jawabnya yang kurang dari Ny.H sebagai Ibu rumah tangga, akibat kesibukan
Ny H dengan pekerjaaanya sehingga tanggung jawabnya untuk memantau
tumbuh kembang anak sesuai pertambahan usia anak kurang diperhatikan.,
sehingga berdampak terhadap perilaku anak, anak menjadi kurang perhatian
dan kasih sayang.
i. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarkan kepercayaan yang dianut
yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga dengan nilai
dan norma yang berlaku dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan
keluarga dan masing-masing keluarga wajib untuk mentaatinya, seperti tidak
boleh pulang malam, memakai pakaian yang sopan baik didalam maupun luar
rumah, dan juga menjaga perilaku yang tidak menyimpang. Namun kalau dari
segi hak dan kewajiban yang seharusnya didapatkan anak, anak kurang
mendapatkan itu dikarenakan kesibukan ke dua orangtuanya dalam
pekerjaanya.
5.FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-
masing peran
b. Fungsi sosialisasi
- Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluaga Ny N tidak pernah bertengkar karena setiap ada permasalahan,
Tn E langsung bersikap tegas mendiskusikan bersama-sama dan segera
mencari solusi bersama.
- Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
masing-masing anggota keluarga pola interaksinya bagus, saling
bekerjasama satu sama lain. Namun dalam hal perhatian orang tua pada
fokus tumbuh kembang anak kurang didapatkan dari anak akibat
kesibukan orang tuanya.
- Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan masing-masing anggota memiliki hak
untuk berpendapat namun dari hasil beberapa pendapat tadi didiskusikan
bersama dan hasil akhirnya diputuskan oleh Tn E selaku kepala keluarga.
- Kegiatan keluarga waktu senggang:
Diwaktu senggang Ny N dan Tn E menyibukkan dirinya dengan anak-
anaknya (An W dan An S), mereka lebih sering mengajak anka-ananya
rekreasi ke tempat wisata dan kunjungan ke tempat-tempat yang
bersejarah. Semua itu mereka lakukan karena Tn E dan Ny N tahu akan
tanggung jawabnya yang kurang dalam mengasuh anak, oleh karena itu
setiap ada waktu senggang mereka berusaha untuk mencurahkan waktu
senggangnya untuk anak-anak.
- Partisipasi dalam kegiatan social:
Ny N dan Tn E memiliki jiwa sosial yang tinggi, meskipun keduanya
sibuk dengan pekerjaanya. Hal ini dibuktikan dengan Tn E,
menyempatkan untuk berkumpul dengan warga saat ada kegiatan rutinitas
pngkajian dimasjid tiap 1 minggu sekali. Guna meningkatkan jalinan
ukhuwah persaudaraan sesama umat muslim.
Ny.N masuk dalam organisasi fatayat yang mana kegiatan rutinitasnya
setiap seminggu sekali dzibaiyah dan tahlil keliling (bergantian). Ny H
dan suaminya Tn E juga pandai dalam berinteraksi dengan masyarakat
karena jiwa sosialnya yang tinggi.
c. Fungsi perawatan kesehatan
- Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:
Ny N khawatir ketika melihat kondisi anakanya mengalami sesak yang
hilang timbul, Setahu Ny N kalau orang sesak pasti mengarahnya ada
masalah di paru-parunya. Ny N tidak tahu menahu bagaimana tatalaksana
dalam menangani kondisi tersebut. Oleh karena itu, Ny N langsung
membawa An W ke puskesma dekat rumahnya.
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:
Ketidaktahuan Ny N dn keluarga tentang masalah yang dialami An W,
ketakutan Ny N akan munculnya komplikasi yang lebih parah apabila
tidak dilakukan tindakan cepat maka keluarga memutuskan untuk segera
dibawa ke puskesmas dekat rumahnya.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Ny N mengatakan setiap pagi selalu membesihkan rumhnya, menyiram
halaman rumah dan tanaman yang tumbuh hijau didepan rumahnya. Dan
dihari libur sekolah, Ny N, Tn E dan anak-anaknya mempunyai jadwal
bergotong royong membersihkan semua isi rumah. Sehingga rumah
tampak bersih, nyaman dan indah.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Dirumah Ny N selalu sedia P3K untuk persediaan keluarganya, namun Ny
N mempunyai saudara kandung seorang perawat yang bekerja
dipuskesmas dekat rumahnya, sehingga ketika ada keluarga yang sakit Ny
N langsung memanggil kakaknya yang seorang perawat dan apabila
kondisinya lebih parah maka langsung dirujuk ke puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
- Perencanaan jumlah anak:
Ny N mengatakan harapan anak 2 saja cukup. Karena lebih bisa focus
dalam memantau perkembangan dan pertumbuhan anak.
- Akseptor: Ya, yang digunakan KB pil lamanya satu tahun.
tidak ada masalah dalam masalah seksual sama bapak walaupun bapak
sering keluar pergi bekerja.
e. Fungsi ekonomi
- Upaya pemenuhan sandang pangan:
Pemenuhan sandang, pangan keluarga sangat tercukupi hal ini dibuktikan
dengan pekerjaan kedua orang tua An W. Ny N dan Tn E yang sama-
sama seorang pengusaha.
- Pemanfaatan sumber di msyarakat:
Ny N dan Tn E sering ikut serta dalam membantu menjang administrasi
yang dibutuhkan dalam kegitatan yang diadakan dilingkungan
masyarakat.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn.E dan Ny N dalam waktu pendek
adalah khawatir dan cemas dengan An W akan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang seharusnya sangat butuh pengawasan dari orang tua.
Akibat orang tua yang sibuk dengan pekerjaanya, An W sering terlihat
merokok dirumah dan sering keluyuran ketika orangtua tidak drumah.
b. Stressor jangka panjang
Tn E dan Ny N resah dengan masa depan An W nanti kalau An W
masih memiliki kebiasaan yang sama seperti saat ini: keluyuran, merokok, dan
setiap arahan dari orangtua masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
c. Respon keluarga terhadap stressor
Tn E dan Ny N selalu berdo’a untuk anaknya menjadi anaknyang
berbakti dan menyakini bahwa anaknya mampu mengerti kondisi orangtua dan
belajar menjadi anak yang dewasa dan mandiri.
d. Strategi Koping
Keluarga dalam menangani masalah, mereka menyempatkan waktu
untuk memusyawarahkan masalah dan mengambil solusi bersama-sama.
e. Strategi Adaptasi fungsional
Meskipun An W sedikit sulit untuk diberi arahan oleh orang tua, Ny N
sealau memantau perkembangan anak dirumah melalui ibu Tn E (nenek) yang
rumahnya sebelahan dengan rumah Tn E untuk selalu memnatau apapun yang
dilakukan anak setiap harinya.
7. KEADAAN GIZI KELUARGA
a. Pemenuhan gizi
Ny N mengatakan selalu memperhatikan pemenuhan gizi anak sejak
anak masih kecil, oleh karena itu, masing-masing anggota keluarga sangat
menyukai berbagai macam sayuran dan buah-buahan terutama susu.
8. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada An W:
a. Identitas
- Nama : An W
- Umur : 14 tahun
- L/P : Laki-laki
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan : Pelajar
b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini:
Keluarga mengatakan An W mengeluh sesak hilang timbul
c. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga mengatakan sejak 5 hari yang lalu An.W sering mengalami
sesak sehingga dadanya terasa berat, namun sesak sering hilang timbul, batuk
kadang-kadang muncul terutama pada malam dan pagi hari, ketika tidur nafas
anak sering keluar suara ngik-ngik (mengi).
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti ini
sebelumnya
e.Riwayat Penyakit Sebelumnya
Keluarga mengatakan An W tidak mempunyai riwayat penyakit seperti
ini sebelumnya
f. Tanda-tanda vital:
TD: 100/90 mmHg RR: 30 x/mnt
N : 75 x/mnt S : 37,0 oC
g. System Cardio Vascular
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : PMI teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : S1, S2 terdengar bunyi tunggal
h. System Respirasi
- Inspeksi : dada datar, simetris, terdapat penggunaan otot bantu
napas
- Palpasi : fokal fremitus kanan kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara tambahan wheezing
i. System Gastrointestinal (GI Tract)
- Inspeksi : Simetris, umbilicus masuk ke dalam, tidak ada bekas
operasi, tidak terlihat pembuluh darah
- Auskultasi : bissing usus positif
- Perkusi : timpani
- Palpasi : hepar lien tidak tetaba, gastritis negative, apendisitis
negative
j. System Persyarafan
- Kesadaran : composmentis (3-4-6)
k.System Muskuloskeletal
- Inspeksi : lengan dan tungkai simetris
- Palpasi : tidak ada odem
l. System Genitalia
- Inspeksi : skrotum simetris
- Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada mass
9. HARAPAN KELUARGA
- Terhadap masalah kesehatanya
Harapan keluarga, sesak An W hilang dan An W bisa beraktifitas normal
seperti biasa
- Terhadap petugas kesehatan yang ada
Harapan keluarga, untuk tenaga kesehatan di puskesmas dapat mengajarkan
bagaimana tatalaksana yang harus dilakukan ketika sewaktu-waktu sesak
An W kambuh, dan bagaimana cara mengingatkan anak membuang
kebiasaan buruknya merokok dan bahaya dengan pergaulan bebas.
12. PRIORITAS MASALAH
a. Diagnosa Keperawatan:
Perubahan pertumbuhan dan perkembanagan anak berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang anak
NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
Sifat masalah: 2 1 2/3X 1 -Ny N dan Tn E
-Ancaman = 2/3 mengatakan jarang
kesehatan/resiko memantau kondisi
anak karena
kesibukan dalam
pekerjaanya.
-An.W sering
ketahuan merokok
dirumah, dan jarang
dirumah.
- Ny N kawatir An N
terjerumus kedalam
pergaulan bebas dan
kebiasaan
merokoknya
berakibat terhadap
kesehatan paru-
parunya
2 Kemungkinan 1 2 1/2X2 Ny N mengatakan
masalah dapat = 2/2=1 sering memberikan
diubah: petuah kepada An W
- Sebagian namun seakantidak
dipedulikan .
- Ny N juga
sudah menyerahkan
tanggung jawabnya
kepada nenek An W
yang ruamhnya dekat
dengan Ny N untuk
memantau
pergerakan An W
ketika Ny N sedang
bekerja, dan
memberikan teguran
apabila An W
merokok atau main
keluar rumah.
Namun An W masih
tidak dipedulikan
3 Potensi masalah 3 1 3/3X1 Ny N mengatakan
untuk dicegah: =1 resah dengan kondisi
- Tinggi An W berdampak
terhadap masa depan
dan kesehatan An W
4 Menonjolnya 2 1 2/2X1 Ny N berusaha untuk
maslaah: =1 mengatasimasalah
- Masalah berat An W, apabila tidak
harus diatasi segera diatasi akan
berdampak berat
terhadap masa depan
dan kesehatannya
TOTAL 11/3=3,67
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja
NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah: 1 2 2/3X 1 An W
-Ancaman = 2/3 merasan” akibat kurang
kesehatan/resiko mendapatkan perhatian
dari orangtua, giliran
dirumah bisanya hanya
marah-marah terus, An
W berperilaku
sebaliknya dari harapan
orangtua, dia menjadi
nakal, jarang belajar
dan sering keluar rumah
bersama teman-
temanya.
2 Kemungkinan 1 2 1/2X2 - Persepsi Ny N
maslaah dapat = 2/2=1 dengan pengetahuanya
diubah: yang terbatas tentang
- Sebagian pengembangan anak
remaja
- Ny N mendidik An
W selama ini karena Ny
N takut An W
terjerumus ke dalam
pergaulan bebas karena
sepengetahuan ibu, usia
remaja adalah penentu
masa depanya nanti”.
2. Diagnosa Keperwatan 2
Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja
TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDART HASIL INTERVENSI
Setelah dilakukan Verbal Keluarga dapat: 1.Kontrak dengan
tindakan keperawatan pengetahuan 1.Menjelaskan keluarga
selama 1X kunjungn tahap-tahap dalam 2.Kaji tingkat
diharapkan: pengembangan usia pengetahuan keluarga
-Keluarga mengetahui remaja tentang:
tahap-tahap 2. Mengetahui sikap -tahapan
dalam pengembangan mendidik anak yang pengembangan anak
usia remaja benar di usia remaja sesuai usianya.
-Keluarga mengerti 3.Pertemuan dengan
sikap mendidik anak keluarga dan
yang benar di usia membahas tentang:
remaja - sikap orang tua dalam
mendidik anak di usia
remaja
- dampak didikan yang
terlalu otoriter
4.Berikan kesempatan
keluarga untuk
menanyakan penjelasan
yang telah didiskusikan
5.Beri pujian terhadap
kemampuan
memahami materi yang
diberikan
6.Berikan penjelasan
ulang bila ada materi
yang belum dipahami
7.Evluasi secara
singkat terhadap topic
yang diberikan
8.Pantau respon
terhadap materi yang
disampaikan
3. Diagnosa keperawatan 3
Resiko penularan penyakit berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga merawat lingkungan rumah yang dekat dekat
pembuangan sampah.