Anda di halaman 1dari 36

TAKEHOME UTS KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Keluarga
(Raini Diah Susanti, S.Kp, MNS)



Oleh:
TRISNA VITALIATI
NIM 220120130058






PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
2 | P a g e

1. Relevansi memahami tugas perkembangan keluarga dengan asuhan keperawatan
keluarga yang diberikan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada system
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas
tugas perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi
adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu
potensial atau aktual. Sehingga perawat dapat menetapkan dan memberikan pelayanan
yang efektif keoada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah yang di
timbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga.
Meskipun teori perkembangan umum didasarkan pada ciri-ciri ini dan biasa dari
kehidupan keluarga, namun teori ini tidak memberikan stressor non normatif atau
situasional (kejadian-kejadian yang tidak biasa) dan dapat dikritik karena asumsi
tentang homogenitas (kurang memperhatikan keanekaragaman kinerja), asumsinya
tentang stabilitas dalam setiap tahap, dan kurangnya penjelasan proses yang terjadi
diantara tahap-tahap perkembangan yang memungkinkan keluarga bertindak. Namun
penggunaan kerangka ini untuk pengkajian dan intervensi-intervensi sangat membantu
karena kerangka ini memberikan para profesional perawatan kesehatan keluarga cara-
cara mengantisipasi apa yang diharapkan dan apa jenis penyuluhan dan konseling yang
ditentukan. Teori perkembangan keluarga meningkatkan pemahaman kita tentang
keluarga pada titik yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan mereka dan
menghasilkan deskripsi yang khas tentang kehidupan keluarga dalam berbagai tahap
perkembangannya (Lupal dan Miller 1985). Malahan dengan mengkaji tahap
perkembangan keluarga dan pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai dengan tahap
tersebut, para profesional perawatan kesehatan keluarga diberikan pedoman untuk
menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga. Perawat
keluarga lebih mampu memberikan dukungan yang diperlukan untuk memajukan dari
satu tahap ke tahap lain dengan lancar.


Take Home UTS Keperawatan Keluarga
3 | P a g e

2. Permasalahan keluarga (baik pada aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual) yang
mungkin ditemukan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada tahap
perkembangan keluarga I VIII
a. Tahap I : Keluarga Baru (Beginning families)
1) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan
Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah seksual dan
emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan
penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan.
Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghambat pasangan
tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dengan dasar
yang mantap.
2) Keluaga berencana
Keluarga berencana yang kurang diinformasikan dan kurang efektif
mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara : mobiditas dan moralitas
ibu-anak; menelatarkan anak; sehat sakit orangtua; masalah-masalah
perkembangan anak, termasuk inteligensia kemampuan belajar dan perselisihan
dalam perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi
meliputi membuat keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin
mempunyai anak, terlepas dari pertimbangan kesehatan keluarga.
3) Komunikasi dan informasi
ketidak jujuran dari salah satu pihak maupun ketidakmampuan menyampaikan
pendapat menjadi kendala utama dalam hubungan pernikahan.

b. Tahap II : Keluarga dengan Anak Baru Lahir (Childbearing families)
1) Suami merasa diabaikan
Fokus pasangan terhadap pengasuhan bayi menyebabkan gangguan hubungan
pernikahan (suami merasa cemburu dengan perhatian istri terhadap anak
demikian sebaliknya)
2) Perselisihan meningkat
Sebagian besar waktu suami/istri difokuskan pada pengasuhan anak sehingga
kehilangan kebebasan personal akibat peran sebagai ortu dan kurangnya waktu
dan hubungan persahabatan dalam pernikahan.

Take Home UTS Keperawatan Keluarga
4 | P a g e

3) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Pola komunikasi baru, transaksional orang tua lebih sedikit berbicara satu sama
lain, lebih sedikit kesenangan, stimulasi percakapan menurun, kualitas
pernikahan menurun dan kebahagiaan lebih rendah
4) Perawatan bayi
Pengalaman dan pengetahuan yang kurang terkait perawatan anak
menimbulkan perasaan cemas dan tidak memadai sebagai ortu.
5) Pemahaman tentang imunisasi, KB dan tumbuh kembang anak
Kurang pengetahuan tentang persalinan, merawat bayi dan pengasuhan bayi.
Serta perencanaan keluarga berencana dan imunasi bayi.
6) Gaya hidup
Perubahan peran sebagai orang tua kadang sulit diterima oleh pasangan ini.
Serta masalah-masalah transisi sebagai orang tua

c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra Sekolah (Families with preschool children)
1) Communicable disease of children
Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan
paparan yang meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit
dengan satu penyakit infeksi minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering
terjadi bolak-balik dalam keluarga. Sering ke dokter, merawat anak-anak yang
sakit, kembali ke rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-kanak
merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan penyakit infeksi dan
menular dan kerentanan umum mereka terhadap penyakit merupakan masalah-
masalah kesehatan utama.
2) Accident
Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-
kejadian ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana
pengasuh dewasa tidak ada (orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga
dengan pendapatan rendah. Keamanan lingkungan dan pengawasan anak yang
adekuat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.
3) Marital relationship
Timbulnya masalah pada hubungan perkawinan karena presentasi terbesar pada
tahap ini dihabiskan pada aktivitas pengasuhan anak, sehingga kurangnya
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
5 | P a g e

kedekatan dan komunikasi antara suami istri. Kehangatan lebih banyak
ditujukan kepada anak dan lebih sedikit kehangatan yang diberikan kepada
masing-masing pasangan, dan lebih sedikit tingkat kepuasan seksual
4) Sibling relation
Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang
secara perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan
dirinya sendiri, plus membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan
rumah tangga. Di sini bukan produktifitas anak yang penting, melainkan proses
belajar yang berlangsung.
Timbulnya sibling relation antara salah satu orang tua kepada anak dan antara
anak pertama dengan kelahiran anak berikutnya. Kecenderungan perhatian
salah satu orang tua kepada anak yang berlebih dapat mengurangi perhatian
kepada pasangan. Kehadiran anak berikutnya mengurangi perhatian pada anak
yang lahir sebelumnya sehingga menimbulkan kecemburuan.
Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak
kedua dalam keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan
perkawinan dari pada kelahiran anak pertama. Feldman (1961) melaporkan
bahwa peran orangtua membuat peran-peran perkawinan lebih sulit, seperti
terungkap dalam observasi berikut ini : pasangan suami istri masing-masing
merasakan perubahan kepribadian yang negatif ; mereka kurang puas dengan
keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang berorientasi pada tugas,
pembicaraan pribadi lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat pada anak
lebih banyak, kehangatan yang diberikan kepada anak lebih banyak dari pada
yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan hubungan seksual lebih
rendah (Feldman, 1969).
5) Family planning
Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para
konselor keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan
dalam tahap siklus ini. Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam
tahun-tahun seperti ini karena ikatan perkawinan yang lemah atau tidak
memuaskan. Privasi dan waktu bersama merupakan kebutuhan yang utama.
Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok pertemuan perkawinan
merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas menengah. Akan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
6 | P a g e

tetapi keluarga tanpa sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan yang
terbatas untuk memperkokoh upaya penyelamatan perkawinan. Terdapat trend
bagi para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih sebagai konselor
perkawinan dan konselor keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi
pribadi.
6) Growth and development needs
Membantu keluarga untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana setelah
kelahiran seorang bayi, atau melanjutkan kontrasepsi jika tidak terdapat
kehamilan, juga diindikasikan. Misalnya, adalah tidak biasa bagi seorang
wanita untuk berhenti menggunakan alt kontrasepsi karena terlambat haid
dengan keyakinan bahwa ia hamil, hanya untuk mencari tahu apakah
kehamilannya terjadi karena hubungan seks tanpa perlindungan kontrasepsi.
Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk
mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai
tugas-tugas dan tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah
dan orang tunggal sering tidak punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan
keluarga-keluarga ini mendapat kepuasan paling sedikit terhadap pergaulan
mereka dan komunitas yang lebih luas karena posisi mereka yang terasing dan
kekurangan sumber-sumber yang tersedia bagi mereka.
7) Parenting issues
Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia
prasekolah mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara
cepat belajar mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan
menangkap bahasa dengan cepat.
Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota
keluarga yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi
kebutuhan anak yang lebih tua. Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir
secara psikologis merupakan suatu kejadian traumatik. Persiapan anak-anak
menjelang kelahiran seorang bayi membantu memperbaiki situasi, khususnya
jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua.
Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya diungkapkan
dengan memukul atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah laku
regresif, melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian. Cara terbaik
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
7 | P a g e

menangani persaingan dikalangan kakak adik adalah dengan meluangkan
waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang lebih tua
untuk meyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.
8) Child abuse and neglect
Ketidaktahuan orang tua dalam mendidik anak dengan baik, ketidak adekuatan
ekonomi, beresiko tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga. Semua masalah
tersebut berakibat pada pelampiasan kemarahan pada anak, seperti timbulnya
kekerasan verbal, fisik, dan berakibat pada buruknya pola asuh anak.
9) Good health practices
Terpaparnya anak dengan dunia luar meningkatkan resiko terkena penyakit
pada anak. Ketidakmampuan ekonomi dalam keluarga berakibat pada
penggunaan pelayanan kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan
yang timbul dikeluarga.

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Families with school children)
1) Health challenges to children
Resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan pada anak karena anak mulai
sibuk pada aktivitas sekolahnya, sehingga orang tua tidak dapat memberikan
pengawasan secara penuh kepada anak terkait, kebutuhan nutrisi, konsumsi
jajan sembarangan, aktivitas fisik yang dapat menyebabkan cidera pada anak
2) Dental health
Resiko terjadinya caries gigi pada anak usia sekolah karena anak sudah mulai
memiliki keinginan menolak perintah orang tua khususnya dalam menggosok
gigi. Aktivitas anak yang mulai sibuk juga membuat anak lelah sehingga malas
untuk menggosok gigi terutama pada malam hari.
3) Child abuse or neglect
Resiko terjadinya child abuse atau neglect pada anak karena anak semakin luas
menjalin hubungan sosial dengan orang lain, terutama dengan teman sekolah
dari berbagai latar belakang pola asuh keluarga. Pola asuh keluarga yang buruk
anak memiliki dampak buruk pada psikologi anak, sehingga anak tersebut
memiliki kecenderungan akan melakukan hal buruk pada anak lain sesuai
perlakuan yang dialaminya di rumah.
4) Substance abuse
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
8 | P a g e

Resiko penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang dan penggunaan rokok
pada anak karena anak interaksi sosial yang semakin luas dari anak, rasa
keingintahuan yang semakin tinggi, dan pola asuh yang buruk pada anak,
sehingga menyebabkan anak mulai mencoba hal-hal yang negatif di lingkungan
sosialnya. Anak usia sekolah belum dapat membedakan hal yang baik dengan
yang buruk. Mereka juga belum dapat mempertimbangkan resiko yang akan
didapat dari tindakan yang dilakukannya. Waktu anak yang cenderung lebih
sering berada diluar rumah menyebabkan orang tua kesulitan dalam
memberikan pengawasan pada anak.
5) Communicable disease
Aktivitas anak yang tinggi terutama diluar rumah dan lingkungan sosial yang
buruk pada anak menyebabkan resiko terjadinya penyakit menular pada anak.
6) Chronic conditions
Resiko terjadinya penyakit kronis pada anak. Pada tahap ini aktivitas anak lebih
sering duduk di kelas dalam waktu yang cukup lama. Kesalahan posisi duduk
dan jumlah beban yang sering dibawa didalam tas anak dapat menyebabkan
kelainan tulang punggung pada anak dan dapat bersifat menahun. Aktivitas
fisik anak dan jarak tempuh anak menuju sekolah menimbulkan resiko
kecelakaan pada anak yang mungkin dapat mengakibatkan kecacatan pada anak
seumur hidup.
7) Behavior problems
Resiko terjadinya perubahan perilaku pada anak. Pada tahap ini anak memiliki
interaksi sosial yang luas. Pola asuh keluarga yang buruk mengakibatkan anak
mudah terpengaruh dengan lingkungan sosial yang buruk, sehingga dapat
mengubah perilakunya.
8) Good health practices
Interaksi diluar rumah yang tinggi pada anak berdampak pada resiko
terpaparnya penyakit pada anak. Keluarga hendaknya dapat memberikan
pengawasan pada anak terkait kesehatannya. Keluarga hendaknya dapat
memeriksakan masalah kesehatan anaknya ke pelayanan kesehatan. Pada tahap
ini anak juga sudah mengalami perubahan-perubahan hormonal, sehingga orang
tua hendaknya dapat memberikan pemahaman yang baik kepada anak tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesusianya. Orang tua yang tidak
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
9 | P a g e

dapat memberikan pemahaman yang baik tentang perubahan hormonal pada
anak berakibat pada perilaku-perilaku seksual yang menyimpang.
9) Imunitas
Anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing,
disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta
kegiatan-kegiatan orangtua sendiri.
10) Pemahaman tentang tumbang
Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas
perkembangan generasivitas) dan memperhatikan perkembangan mereka
sendiri ; sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan
sense of industry kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba
mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri.
orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah
masalah keluarga yang berupaya mencari resolusi dengan fokus yang baru
tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku
anak yang sehat

e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Usia Remaja (Families with teenagers)
1) Penyalahgunaan obat dan alcohol
Kenakalan remaja merupakan masalah yang bisa ditimbulkan oleh kurangnya
perhatian orang tua.
2) Kehamilan yang tidak dikehendaki
pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-bidang perhatian yang
relevan. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji
kehamilan, penggunaan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi,
diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang
sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa izin orangtua. Bila
orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka
dikumpulkan.
3) Kecelakaan
pada remaja kecelakaan, terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang
amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik juga umum terjadi.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
10 | P a g e


f. Tahap VI : Keluarga dengan Anak Usia Dewasa (Families launching young adult)
1) Komunikasi anak orang tua
Adanya perbedaan pandangan atau prospek kedepannya dapat menyebabkan
perpecahan dalam keluarga tahap ini. Sehingga komunikasi yang efektif
sangant diperlukan antara anaka dengan orang tua maupun antara suami dengan
istri.
2) Transisi peran
Adanya transisi peran orang tua yaitu mulai melepaskan anak untuk hidup
mandiri.
3) Perawatan kesehatan: Hipertensi, Monopause
Masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan
munculnya kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan
darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting.
Masalah-masalah manupouse dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang
dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet
semakin lebih jelas.

g. Tahap VII : Keluarga dengan Usia Pertengahan (Middle-aged parents)
1) Promosi kesehatan : Istirahat yang cukup, penggunaan waktu luang, Olah Raga
teratur
Beberapa pasangan pada tahap ini memerlukan istirahat yang cukup dan bisa
memanfaatkan waktu luangnya untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengatur
waktu untuk dapat melakukan olah raga rutin sehingga kesehatan mereka lebih
terjaga.
2) Komunikasi
Kegiatan-kegiatan waktu luang dan persahabatan yang dinikmati satu sama lain
disebut faktor utama yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga
memiliki korelasi yang positif dengan komunikasi yang lebih baik dan
kepuasan perkawinan (Levin dan Levin, 1975), meskipun para suami dengan
usia pertengahan mungkin mengalami penurunan kemampuan seksual.
Komunikasi suami istri yang intim sangat penting untuk mempertahankan
pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun-tahun ini.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
11 | P a g e

3) Perawatan kesehatan
Bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena
masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam
diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang
kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun
tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun
pertengahan (Leslie dan Korman). Orang tua mulai menghadapi bermagai
penyakit degenerative sehingga terkadang muncul masalah krisi usia
pertengahan.

h. Tahap VIII : Keluarga dengan Usia Lanjut (Family retirement and old age)
1) Medis : peny. degeneratif, urologis menopausal
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber
finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan
lainnya yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi
dari lansia (Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah
kesehatan yang multipel. Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit
kronis mulai dari fase akut hingga fase rehabilitasi sangat membutuhkan
bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara medis (pengkajian fisik, reaksi-
reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan (mengkaji respons klien
terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah relevan disini.
Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya dalam
bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat yang aman,
pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok.
2) Emosional & sosial: depresi, kesepian psikosomatis, pension
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan
sejumlah masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah
psikologis adalah masalah kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama
dengan sakit fisik. Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga
atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.

Take Home UTS Keperawatan Keluarga
12 | P a g e

3. Tahap perkembangan keluarga pada kasus tersebut
Pada kasus tersebut keluarga Tn.B termasuk dalam keluarga dengan tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja karena anak pertama (An.D) yang berusia
20 tahun masih tinggal dirumah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tahap
perkembangna keluarga dengan anak remaja dimulai pada usia 13 tahun dan
berlangsung selama 6-7 tahun. Tahap ini bisa memendek ataupun memanjang sesuai
dengan anak pertama sudah mampu mandiri atau belum (Friedman, 2010). Pada kasus
ini termasuk yang memanjang krn An.d masih tingga dirumah hingnga saat ini usia 20
tahun.



Take Home UTS Keperawatan Keluarga
13 | P a g e

4. Area pengkajian yang dapat menilai kebiasaan makan keluarga
a. Siapa yang biasa menyiapkan makanan di keluarga? Bagaimana cara pengolahan
makananya dan cara penyajianya?
b. Berapa jumlah dan frekuensi makan dalam sehari? Bagaimana kesadaran mengenai
fungsi waktu makan bagi keluarga dan sikap keluarga terhadap makanan dan waktu
makan
c. Apa saja yang disajikan untuk dimakan? Apakah unsur unsur yang dibutuhkan
oleh tubuh terpenuhi melalui variasi makanan yang disajikan? Adakah alergi
makanan dalam keluarga.
d. Selain makanan nasi/makanan pokok, apa lagi yang dikonsumsi? Adakah
ketersediaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga




Take Home UTS Keperawatan Keluarga
14 | P a g e

5. Pertanyaan untuk menggali aktivitas fisik keluarga
Untuk menggali persepsi keuntungan, hambatan, motivasi individu dalam suatu
keluarga untuk melakukan perilaku aktivitas fisik dan pengaruh interpersonal individu
melakukan perilaku aktivitas fisik. Pengkajian perilaku aktivitas fisik dapat digunakan
sebagai landasan perawat komunitas untuk menggali kebutuhan promosi kesehatan
perilaku aktivitas fisik, sehingga dapat menentukan intervensi promosi kesehatan
perilaku aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan keluarga sesuai tahap
perkembangannya.
1. Aktifitas fisik keluarga saat di luar rumah, di tempat kerja ataupun saat liburan.
2. Kegiatan olah raga rutin yang dilakukan dan bagaimana keluarga mengatur waktu
untuk olah raga
3. Aktifitas fisik sehari-hari di rumah dan Apa saja yang dilakukan keluarga saat
dirumah?


Take Home UTS Keperawatan Keluarga
15 | P a g e

6. Analisa data pada kasus keluarga tersebut
No Symptom Etiologi Problem
1 DS:
Ibu.C mengeluh batuk-batuk
yang d alaminya sejak 1 bulan
yang lalu
Ibu.C juga mengatakan sering
berkeringat di malam hari
Ibu.C mengatakan nafsu makan
menurun
Ibu.C mengatakan bahwa
batuknya belum diobati nanti
juga akan sembuh sendiri

DO:
TD: 100/60 mmhg
BB: 45,5 Kg
Terjadi penurunan BB 9,5 Kg
Anemis
Keadaan dalamrumah agak
pengap, jendela jarang dibuka,
sinar matahari tidak dapt masuk
langsung ke dalam rumah
Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
pada keluarga Tn.B
khususnya Ibu.C
2 DS:
Tn. B mengakui bahwa merasa
kesemutan pada kaki dan tangan
Tn. B mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya

DO:
Tn.B dalam keadaan sehat
Tn.B mempunyai kebiasaan
merokok dan seringkali merokok
dalam rumah
GDS: 318 mg/dl
___ Resiko
ketidakstabilan
kadar gula darah
pada Tn.B
3 DS:
An.F mempunyai riwayat susah
makan
An.F jarang ditimbang di
posyandu dan imunisasinya tidak
lengkap, karena disamping jarak
ke posyandu agak jauh ibu juga
mengatakan malas karena kalau
ke posyandu suka dipungut
bayaran untuk kas posyandu
An.F sering mengalami batuk
pilek hampir setiap bulan.

Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
dengan masalah
gizi kurang
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
pada keluarga Tn.B
khususnya An.F
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
16 | P a g e

DO:
BB 8 Kg
An.F terlihat kurus, rambut
kemerahan, kkurang bergairah
dan sering rewel
4 DS:
An.D sering pergi keluar malam
(begadang)
An.D tidak mau mendengar kata-
kata ibu dan bapaknya

DO:
An.D dalam keadaan sehat
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
peran dalam
keluarga
Gangguan proses
keluarga
5 DS:
Ibu. C mengatakan bahwa An.F
nanti juga akan besar dengan
sendirinya seperti kakak-
kakaknya waktu kecil
Ibu.C mengatakan jika An.F
tidak mau makan dibiarkan saja
atau dikasih jajan di warung
Ibu.C mengatakan untuk
mengatasi batuk pilek anaknya
diberikan obat bodrexin dari
warung dan biasanya juga akan
sembuh

DO:
Tn.B terlihat tenang-tenang saja
melihat keadaan yang dialami
oleh anak dan istrinya
Tn.B kurang memperhatikan
keadaan anak-anaknya mengenai
keadaan sakit yang biasa terjadi
pada anak-anak, maka segala
urusan diserahkan kepada
istrinya
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
Ketidak efektifan
pemeliharaan
kesehatan



Take Home UTS Keperawatan Keluarga
17 | P a g e

7. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus keluarga tersebut
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B
khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah gizi kurang
4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal peran dalam keluarga
5. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan


Perhitungan prioritas pada diagnose keperawatan yang telah ditemukan:
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah
Skala: Actual

3/3 x1 1
Masalah ini bersifat aktual
karena Ibu.C mengeluh
batuk-batuk selama 1
bulan, berkeringat malam
hari, terjadi penuurunan
BB dan anemis. Jika tidak
ditangani segera dapat
mengakibatkan penyakit
menjadi semakin parah.
Ditangani segera karena
resiko penularan TB Paru
pada anggota keluarga
yang lain,
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala: Mudah

2/2 x 2 2
Dapat dirubah dengan
penyuluhan penularan TB
Paru dengan
memeriksakan diri ke
Pelayanan kesehatan
dekat dari rumah dan
terjangkau, dana untuk
berobat tersedia karena
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
18 | P a g e

murah. Dengan informasi
yang diberikan keluarga
dapat mngerti tentang TB
Paru dan mencegah
penularan serta rajin
membuka jendela pada
pagi hari dan siang hari.
3 Potensial masalah
dapat dicegah
Skala: Sedang

2/3 x 1 2/3
Resiko penularan sulit
dicegah karena kondisi
rumah yang sempit dan
interaksi antara anggota
keluarga yang lain kurang
dari 1 meter
4 Menonjolnya
masalah
Skala: Masalah
dirasakan dengan ada
upaya/segera
ditangani

2/2 x 1 1
Masalah perlu ditangani
segera karena resiko
penularan pada anggota
keluarga yang lain dengan
melakukan pemeriksaan
pada anggota keluarga
yang lain (screening
kesehatan) dan anjurkan
keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas
(puskesmas) yang terdekat
dan sesuai kemampuan.

Jumlah Skor

4 2/3


2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah
Skala: Resiko

2/3 x 1 2/3
Masalah belum terjadi dan
mungkin akan terjadi bila
keluarga tidak melakukan
pencegahan
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala: Sebagian

x 2 1
Jika ada yang sakit segera
dibawa ke dokter, jika
dengan minum obat di
warung dan istirahat tidak
sembuh
3 Potensial masalah
dapat dicegah
Skala: Cukup
2/3 x 1 2/3
Masalah/ penyakit dapat
dicegah oleh klien, tidak
ada tindakan yang
dilakukan untuk
memperbaiki keadaan
hanya karena adanya
kurang pengetahuan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
19 | P a g e

4 Menonjolnya
masalah
Skala: ada masalah
tetapi tidak dirasakan

x 1
Kebiasaan dalam
mengatasi masalah yang
sederhana menyebabkan
masalah tidak di anggap
serius oleh klien dan
keluarga

Jumlah Skor

2 5/6


3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B
khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah gizi kurang
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah
Skala: actual

3/3 x 1 1
Hasil pemeriksaan fisik,
An. F terlihat badannya
kurus, rambut kemerahan,
kurang bergairah dan
sering rewel. Berat badan
8 Kg pda usia 3,5 thn..
Disimpulkan: An. F
mengalami gizi kurang.
(tdak dapat di hitung IMT
karena tidak ada data
tinggi badan)
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala: sebagian

x 2 1
Kluarga Tn. B tidak
mengetahui anaknya
mengalami gizi kurang
dan Ibu.C mengatakan
bahwa nanti anaknya akan
besar dengan sendirinya,
bila An.F tidak mau mau
makan hanya dibiarkan
saja dan sikasih jajanan
warung. Penghasilan
keluarga sebulan sangat
kurang bila dibandingkan
untuk kehidupan sehari-
hari dan untuk biaya
sekolah anak-anaknya.
Menurutnya keadaan
seperti ini karena
penghasilan yang yidak
memadai.
3 Potensial masalah
dapat dicegah
Skala: Cukup

2/3 x 1 2/3
An. F tidak nafsu makan.
Tindakan yang dilakukan
Ibu.C yaitu dengan
memberikan makanan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
20 | P a g e

jajan di warung jika ada
uang. Tapi bila tidak ada
uang biasanya di biarkan
saja.
4 Menonjolnya
masalah
Skala: Masalah
dirasakan berat,
harus segera
ditangani

2/2 x 1 1
Keluarga yaitu Tn. B
mengatakan tidak
mengetahui ada masalah
gizi kurang pada An. F,
dan menganggap anaknya
akan besar sendirinya.
Tn. B juga mengatakan
karena adanya faktor
ekonomi yang kurang.
Menurut keluarga,
masalah harus ditangani
dengan memberikan
makanan yang bergizi dan
seimbang kepada
anaknya.

Jumlah Skor

3 2/3


4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal peran dalam keluarga
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah
Skala: Resiko
3/3 x 1 1
An.D berusia 20 tahun,
sering keluara malam
(begadang), tidak bekerja
dan tidak mau mndengar
kata ibu dan bapaknya
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala: Sebagian

x 2 1
Segala urusan diserahkan
kepada Ibu.C
3 Potensial masalah
dapat dicegah
Skala: Rendah

1/3 x 1 1/3
Tidak ada tindakan yang
dilakukan untuk
mengatasi masalah pada
An.D.
An.D tidak pernah
mendengar kata-kata ibu
dan bpaknya.
Anak D tidak bekerja
4 Menonjolnya
masalah
Skala: masalah
segera di atasi

2/2 x 1 1
Keluarga Tn.B tidak
begitu mempermasahkan
apa yang dilakukan An.D
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
21 | P a g e

Jumlah Skor 3 1/3

5. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah
Skala: Actual

3/3 x 1 1
Masalah sudah terjadi
Ibu.C menderita batuk
sudah sebulan yang lalu
namun belum di obati,
An.F susah makan dan
batuk pilek tetapi hanya
dikasih bodrexin, dan
Tn.B tenang saja melihat
keadaan ini.
Rumah jendela jarang
dibuka, sinar matahari
tidak dapt masuk
langsung.
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala: Sebagian

2/2 x 2 2
Masalah dapat diubah
sebagian karena fasilitas
kesehatan terjangkau,
perawat mempunyai
pengetahuan tentang
penyakit, waktu yang
cukup untuk memberikan
penyuluhan kesehatan
tentang masalah kesehatan
tapi keluarga tidak
memiliki dana kesehatan
dan penghasilan yang
cukup untuk berobat
3 Potensial masalah
dapat dicegah
Skala: Sedang

2/3 x 1 2/3
Tn.B mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya dan Ibu.c
memberikan obat pada
anaknya yang sakit
Perawat dapat
memberikan penyuluhan
tentang bagaimana
memodifikasi lingkungan
yang sehat
4 Menonjolnya
masalah
Skala: masalah
dirasakan dan tidak
segera diatasi

1/2 x 1
Tb. Terlihat tenang saja
dalam melihat keadaan
ini, sehingga sering terjadi
percekcokan dalam
keluarga

Jumlah Skor 4 1/6
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
22 | P a g e



Prioritas Diagnosa Keperawatan pada kasus tersebut adalah:
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B
khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah gizi kurang
4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal peran dalam keluarga
5. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


8. Nursing Care Plann untuk diagnisa keperawatan yang teridentifikasi
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI EVALUASI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
1 Bersihan jalan
nafas tidak efektif
pada keluarga
Tn.B Khususnya
Ibu.C
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2
minggu
diharapkan
jalan nafas
Ibu.C efektif
a. Setelah
dilakukan
pertemuan 1x45,
keluarga mampu
mengenal masalah
TB Paru dengan
cara menyebutkan
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala TB Paru




b. Setelah
dilakukan
pertemuan 1x45
keluarga mampu
mengambil
keputusan yang
tepat untuk
mengatasi maslaah
TB Paru dengan
cara menyebutkan
akibat dari TB Paru
dan memutuskan
untuk merawat Tn.
1.Jelaskan pengertian,
tanda dan gejala, serta
penyebab dari penyakit
TB Paru
2.Tanyakan kembali
tentang pengertian,
tanda dan gejala, serta
penyebab dari penyakit
TB Paru
3.Berikan
reinforcement positif
atas kemampuan
keluarga

1.Jelaskan pada
keluarga Tn. B akibat
dari penyakit TB Paru
2.Tanyakan kembali
pada keluarga akibat
TB Paru
3.Motivasi keliuarga
untuk mengambil
keputusan dalam
mengatasi batuk yang
diderita Ibu.C
4.Berikan
reinforcement positif
Respon verbal dari
keluarga terkait
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala TB Paru









Respon verbal dan
sikap dari keluarga
tentang akibat TB
Paru dan keputusan
keluarga untuk
mengatasi TB Paru







TB Paru adalah suatu
penyakit yang menular yang
dapat menyerang siapa saja
yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosae,
tanda dan gejalanya adalah
batuk-batuk terus menerus
selama kurang lebih 3 minggu
dan berdahak, sesak nafas,
keluar keringat dingin pada
malam hari, dan berat badan
menurun.


Akibat dari TB Paru adalah
tuberkulosis meningen,
pnemonia tuberkulosis, dan
kematian. Keluarga
memutuskan untuk mengatasi
dan merawat Ibu.C







Take Home UTS Keperawatan Keluarga
24 | P a g e

I dengan TB Paru




c. Setelah
dilakukan
pertemuan 2x45
keluarga mampu
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit suspect
TB Paru dengan
cara menjelaskan
cara perawatan dan
pencegahan
penularan TB Paru,
mendemonstrasikan
cara batuk efektif
dan pembuangan
dahak pada pasien
TB Paru


d. Setelah
dilakukan
pertemuan 1x45
keluarga mampu
memodifikasi
atas keputusan yang
diambil keluarga dalam
mengatasi masalha
kesehatan pada Ibu.C

1.Jelaskan cara
perawatan, pencegahan
penyakit TB Paru
2.Ajarkan klien cara
batuk efektif dan
membuang dahak yang
benar
3.Tanyakan kembali
cara perawatan,
pencegahan penyakit
TB Paru
4.Anjurkan keluarga
mempraktekkan
kembali cara batuk
efektif dan membuang
dahak ke tempatnya
5.Berikan
reinforcement positif
atas hasil yang dicapai


1.Diskusikan hal-hal
yang dapat dilakukan
untuk memodifikasi
lingkungan
2.Motivasi keluarga





Respon verbal,
sikap, dan
psikomotor keluarga
tentang cara
perawatan TB Paru
dan pencegahan
penularan TB Paru














Respon verbal, sikap
dan psikomotor
keluarga tentang
lingkungan yang
dapat mendukung





Cara perawatan penyakit TB
Paru adalah minum obat
secara teratur, makan
makanan yang bergizi,
istirahat cukup, menjaga
kebersihan lingkungan. Cara
pencegahan penularan TB
Paru dengan memisahkan
perlengkapan makan anggota
keluarga dengan pasien,
menutup mulut saat bersin
dan batuk, serta membuang
dahak pada tempatnya. Proses
batuk efektif: tarik nafas
dalam melalui hidung dan
hembuskan seperti meniup
balon sebanyak 3x dan waktu
yang ketiga batukkan lalu
buang dahak ke tempat yang
berisi lysol lalu tutup.

Cara memodifikasi
lingkungan yang dapat
mendukung penyembuhan
penyakit TB Paru adalah
pencahayaan ruangan yang
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
25 | P a g e

lingkungan untuk
mencegah
terjadinya
penularan dengan
cara menyebutkan
lingkungan-
lingkungan yang
baik bagi pasien
penyakit TB Paru






e. Setelah
dilakukan
pertemuan 1x45
keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang tersedia
dengan cara
menyebutkan
manfaat kunjungan
ke pelayanan
kesehatan,
menyebutkan jenis-
jenis pelayanan
kesehatan yang
tersedia dam
untuk mengungkapkan
kembali cara
memodifikasi
lingkungan
3.Berikan
reinforcement positif
atas hasil yang telah
dicapai







1.Diskusikan dengan
keluarga tentang
manfaat kunjungan ke
pelayanan kesehatan
penyembuhan
penyakit TB Paru













Respon verbal,
sikap, dan
psikomotor keluarga
tentang manfaat
pelayanan kesehatan
dan penggunaan
pelayanan kesehatan
cukup, ventilasi rumah yang
cukup, jendela dibuka agar
sinar matahari bisa masuk
kedalam rumah, menjemur
kasur, bantal minimal
1minggu sekali dijemur, tidak
membuang dahak
sembarangan tempat, tapi
gunakan kaleng yang
didalamnya sudah diisi cairan
desinfektan seperti lysol, air
sabun, bayclean, agar kuman
TB Paru dapat mati.


Manfaatkan kunjungan ke
pelayanan kesehatan adalah
untuk memperoleh informasi
dan pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan adalah
untuk memperoleh informasi
dan pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan:
Puskesmas, bidan praktek,
klinik swasta, posyandu,
keluarga berkunjung ke
pelayanan kesehatan
(Puskesmas).
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
26 | P a g e

memanfaatkan
fasilitas kesehatan


NO DIAGNOSA
KEPERAWAT
AN
TUJUAN INTERVENSI EVALUASI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
2 Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh pada
keluarga Tn.B
khususnya
An.F
berhubungan
dengan
Ketidakmampu
an keluarga
merawat
anggota
keluarga
dengan
masalah gizi
kurang
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
keluarga
selama 2
minggu
kunjungan,
diharapkan
keluarga Tn.B
mampu
merawat
anggota
keluarga
dengan gizi
kurang





a. Setelah
dilakukan
pertemuan 1x45,
keluarga mampu
mengenal masalah
dan mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat An. F
denga gizi kurang
dengan
menyebutkan
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala, serta
akibat gizi kurang





1.Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala, serta penyebab
dari gizi kurang
2. Menanyakan kembali
tentang pengertian,
tanda dan gejala, akibat
serta penyebab dari gizi
kurang
3.Motivasi keluarga
Ibu.C agar
menyampaikan apakah
kondisi anak dengan gizi
kurang berbahaya atau
tidak
4.Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga dan berikan
jawaban yang tepat


Respon verbal dari
keluarga Tn.B dengan
menyebutkan
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, serta
akibat daro gizi kurang
pada An. F














a. Gizi kurang adalah
kurangnya energi/ tenaga dan
protein dikarenakan sehari-
harinya kurangnya
pemasukkan makan/ minum
yang berisi tenaga dan protein
b. Tanda dan gejalanya
adalah berat badan kurang
dari berat badan yang
seharusnya normal. Dan
terdapat 2 jenis gizi kurang
yang terdiri dari:
1. Marasmus
(Kurangnya energi, protein
cukup), Cirinya: anaka sangat
kurus, wajah sperti orang tua,
perut cekung, kulit keriput,
jaringan lemak sangat sedikit,
cengeng, rewel.
2. Kwasiorkor
(Kurangnya protein dan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
27 | P a g e




















































b. Setelah
diberikan
penjelasan 1x45
menit, keluarga
mampu merawat
An. F dengan gizi
kurang dengan
cara: Menyebutkan
jenis sumber gizi,
menunjukkan
contoh sumber




















1.Menyebutkan jenis
sumber gizi
2.Menunjukkan contoh
sumber gizi
3.Menjelaskan contoh
menu gizi seimbang
untuk tumbuh kembang
anak
4.Menjelaskan cara
mengolah makanan
dengan benar




















Respon verbal dari
keluarga Tn.B tentang
cara perawatan anak
gizi kurang







energi yang cukup)
Cirinya: seluruh tubuh
bengkak terutama di kaki,
wajah membuat sembab,
rambut kusam, mudah
dicabut, dan mata sayu.
c. Penyebab dari gizi
kurang adalah makanan
kurang bergizi dalam waktu
lama, anak sering sakit,
kebiasaan makan anak yang
salah
d. Akibat dari gizi kurang
adalah badan kurus, tubuh
kecil dan pendek, anak musah
sakit, perkembangan anak
lambat, kulit mudah radang
dan luka, hati bengkak.


a) Sumber zat gizi pada
makanan yaitu:
- Sumber tenaga untuk
melakukan kegiatan seperti
bermain, dll: Nasi, kentang,
ubi, roti, tepung-tepungan.
- Sumber pembangun tubuh
untuk membuat sel-sel baru
seperti kulit baru, dll. Susu,
ikan, tahu, tempe, hati,dan
telur.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
28 | P a g e
































gizi, menjelaskan
contoh menu, gizi
seimbang untuk
tumbuh kembang
anak, dan cara
mengolah
makanan dengan
benar























5.Memberikan
kesempatan pada
keluarga untuk bertanya
6.Beri reinforcement
positif atas usaha
keluarga Tn.B
























































- Sumber pengatur tubuh
untuk keseimbangan vitamin
dan mineral: Sayuran
berwarna hijau (bayam),
sayuran berwarna orange
(wortel).
b) Contoh makanan sumber
zat gizi terdiri dari:
1.Protein
- Protein lemak: daging,
ikan, telur
- Protein Nabati: kedelai,
kacang hijau.
2.Lemak
Dapat diperoleh dari: Nasi,
mie, sereal, singkong.
3.Karbohidrat
Susu, mentega, minyak, keju.
4.Vitamin
Buah-buahan dan sayur-
sayuran
c) Menjelaskan contoh
menu gizi seimbang untuk
tumbuh kembang
- Makan Pagi:
Roti 1 lembar dengan selai
buah, susu full cream,
selingan pagi biskuit 2
keping.
- Makan Siang:
Nasi 100 gram (6 sendok
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
29 | P a g e



























c. Setelah 1x45
menit diberikan
penjelasan,
keluarga
mampu makan
memodifikasi
lingkungan yang
dapat
meningkatkan
selera makan An.F
dengan cara




















1.Diskusikan dengan
keluarga Tn.B cara
menciptakan lingkungan
yang dapat
meningkatkan selera
makan.
2.Motivasi keluarga
Tn.B untuk mengulangi
penjelasan yang
diberikan.
3.Observasi lingkungan




















Respon verbal keluarga
Tn.B tentang cara
menyebutkan apa yang
harus diperhatikan
dalam memberi
makanan pada anak
dengan gizi kurang dan
respon psikomotor
keluarga Tn.B dalam
memodifikasi
lingkungan untuk
makan), sup ayam, perkedel
kentang, air jeruk 100 ml
gelas. Selingan sore sari
kacang hijau 1 gelas atau
puding, buskuit.
- Makan Malam:
Nasi 100 gram (6 sendok
makan), sup jagung 1
mangkuk sedang, rolade
ayam, kacang polong 3 buah,
buah pepaya 100 gram,
sebelum tidur susu full cream
200 ml.
d) Cara mengolah
makanan dengan benar:
Sayuran: dicuci dahulu baru
dipotong
Buah: Dicuci dahulu baru
dimakan.

1.Beri kesempatan An.F
untuk belajar makan sendiri.
2.Berikan jenis makanan yang
disukai oleh anak.
3.Berikan makanan pada saat
masih hangat dengan porsi
kecil tapi sering.
4.Diskusikan tentang
pentingnya perawatan di
rumah.

Take Home UTS Keperawatan Keluarga
30 | P a g e

menyebutkan apa
yang harus
diperhatikan dalam
memberi makanan
pada anak dengan
gizi kurang







d. Setelah 1x 45
kunjungan,
keluarga Tn.B
mampu
mengungkapkan
fasilitas kesehatan
dengan cara
menyebutkan
kembali manfaat
kunjungan ke
fasilitas kesehatan
dan dapat
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan dalam
merawat An.F
yang mengalami
gizi kurang
rumah dan lingkungan
yang dapat
meningkatkan selera
makan pada kunjungan
tidak terencana.
4.Diskusikan dengan
keluarga Tn.B hal yang
positif yang sudah
dilakukan.
5.Beri reinforcement
positif atas usaha
keluarga Tn.B.

1.Diskusikan dengan
keluarga Tn.B tentang
jenis pelayanan
kesehatan yang dapat
dipergunakan.
2.Diskusikan bersama
keluarga Tn.B tentang
manfaat kunjungan ke
fasilitas pelayanan
kesehatan.
3.Memotivasi keluarga
Tn.B untuk membawa
An.F ke pelayanan
kesehatan.
4.Beri reinforcement
positif atas usaha
keluarga Tn.B.
meningkatkan selera
makan.











Respon verbal keluarga
Tn.B tentang manfaat
dan kunjungan ke
fasilitas kesehatan dan
memanfaatkan
pelayanan kesehatan.















a.Fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan keluarga
Tn.B yaitu posyandu,
puskesmas, bidan, atau dokter
praktek.
b.Manfaat kunjungan ke
fasilitas kesehatan yaitu
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berhubungan
dengan gizi kurang.




Take Home UTS Keperawatan Keluarga
31 | P a g e


No DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NURSING OUTCOME CLASIFICATION
(NOC)
NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION
(NIC)
3 Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
berhubungan dengan
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
1. Fungsi keluarga
2. Status kesehatan keluarga
3. Partisipasi keluarga dalam perawatan
professional

Setelah dipantau 2x24 jam klien menunjukkan
dukungan social dengan indicator:
1. Menunjukkan kesadaran bahwa berperilaku
sehat membutuhkan usaha-usaha dan
keyakinan mampu mengatasinya (5)
2. Menyatakan dan menunjukkan
pengetahuan terhadap tindakan
perlindungan kesehatan(misalnya,
melakukan latihan sendiri, berpartisipasi
dalam penapihan kesehatan (5)
3. Mencari informasi (4)
1. Keterlibatan keluarga
2. Mobilisasi keluarga
3. Pengaturan proses keluarga


Pedoman sisitem kesehatan: memfasilitasi lokasi pasien
dan penggunaan layanan kesehatan yang sesuai.
1. Identifikasi defisit kepercayaan dan pengetahuan
yang memengaruhi pemeliharaan kesehatan
2. Jelaskan tentang system perawatan kesehatan,
bagaimana cara kerjanya, dan apa yang dapat
diharapkan pasien/keluarga.
3. Informasikan kepada pasien tentang ketersediaan
sumber komunitas dan orang yang dapat dihubungi.
4. Dukung pasien/keluarga untuk bertanya tentang
pelayanan dan biayanya.


Take Home UTS Keperawatan Keluarga
32 | P a g e

No DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NURSING OUTCOME CLASIFICATION (NOC) NURSING INRTENVENTION
CLASIFICATION (NIC)
4 Gangguan proses
keluarga berhubungan
dengan
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
peran dalam keluarga
1. Family Participation in Professional Care
Definisi : Keterlibatan keluarga dalam pembuatan keputusan,
penyampaian, dan evaluasi pelayanan yang disediakan tenaga
kesehatan
Kriteria Hasil:
a. Keluarga mampu berpartisipasi dalam perencanaan dan
pelayanan keperawatan.
b. Klien mampu mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
keperawatan.
c. Klien mampu mengevaluasi keefektifan keperawatan.
d. Klien mampu mendefinisikan kebutuhan dan masalah yang
berhubungan dengan perawatan.
e. Klien mampu berpartisispasi dalam pembuatan keputusan.

2. Caregiver Stressor
Definisi : keparahan tekanan biopsikososial dalam penyediaan
pelayanan perawatan keluarga untuk orang lain dalam waktu yang
lama.
Kriteria Hasil :
1. Decision Making Support
Definisi : Menyediakan informasi
dan dukungan untuk pasien yang
membuat keputusan berdasarkan
pelayanan kesehatan.
a. Bantu pasien menjelaskan
keputusan pada orang lain,
jika perlu.
b. Fasilitasi hubungan antara
pasien dengan keluarga.
c. Fasilitasi pembuatan
keputusan secara kolaborasi.

2. Family Proses Maintenance
Definisi : Meminimalisasi efek
dari gangguan proses keluarga.
a. Identifikasi efek dari
perubahan peran dalam
proses keluarga.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
33 | P a g e

a. Klien mampu melaporkan adanya stessor dalam pemberian
perawatan.
b. Klien tidak mengalami keterbatasan psikologis.
c. Klien melaporkan tidak ada konflik peran.
d. Klien tidak merasakan adanya kekurangan dukungan social.
e. Klien tida mengeluhkan kekurangan waktu pribadi.
f. Klien tidak mengalami konflik antara pekerjaan dan
tanggungjawab sebagai pemberi asuhan.

3. Family Coping
Definisi : Tindakan keluarga dalam mengatasi stressor yang
mengurangi sumberdaya keluarga.
Kriteria Hasil :
a. Klien mampu menerapkan fleksibilitas peran anggiota keluarga.
b. Klien mampu mengikutsertakan anggota keluarga yang lain
dalam pembuatan keputusan.
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan dan emosi kepada
anggota keluarga yang lain.
d. Klien mampu memberikan kebutuhan keperawatan kepada
anggota keluarga.
e. Klien mampu membagi tanggungjawab anggota keluarga.
b. Dukung kunjungan anggota
keluarga jika diperlukan.
c. Jaga peluang untuk
mengunjungi secara fleksibel
untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga dan pasien.
d. Bantu anggota keluarga untuk
menggunakan mekanisme
dukungan yang tersedia.
e. Kurangi gangguan rutinitas
keluarga dengan
memfasilitasi rutinitas dan
ritual keluarga misalnya
makan bersama atau diskusi
keluarga untuk komunikasi
dan pembuatan keputusan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
34 | P a g e

f. Klien melaporkan kebutuhan akan bantuan dari keluarga.
g. Klien mampu menggunakan sistem dukungan keluarga yang
tersedia.


No DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NURSING OUTCOME CLASIFICATION
(NOC)
NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION
(NIC)
5 Resiko ketidakstabilan
kadar gula darah pada
Tn.B berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
1. Kontrol Gula Darah
2. Pengetahuan : Manajemen Diabetes
3. Kontrol Resiko
4. Deteksi Resiko
1. Teaching : disease Process
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik
b. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
tepat
c. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
d. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
e. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
f. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
35 | P a g e

kesehatan, dengan cara yang tepat

2. hyperglycemia management
a. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia: puliuria,
polidipsi, polipagi, kelemahan, letargi, malaise,
pandangan kabur, sakit kepala
b. Anjurkan intake cairan oral
c. Monitor status cairan (intake dan output)
d. Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
e. Batasi latihan bila kadar gula darah lebih dari 250
mg/dl, terutama bila ada keton dalam urine
f. Tinjau ulang kadar glukosa darah

3. hypoglycemia management
a. Identifikasi pasien yang beresiko terkena
hipoglikemia
b. Monitor kadar glukosa darah
c. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia:
shakiness, tremor, berkeringat, nervousness,
ansietas, irritability (mudah marah), tidak
Take Home UTS Keperawatan Keluarga
36 | P a g e

sabaran, takikardia, palpitasi, chills (menggigil),
clamminess, kepala terasa ringan, pucat, lapar,
mual, sakit kepala, kelelahan, mengantuk,
kelemahan, hangat, pusing, faintness (tidak
sadarkan diri), penglihatan kabur, mimpi buruk,
mengigau dalma tidur, paresthesia, kesulitan
berkonsentrasi, kesulitan berbicara, inkoordinasi,
peruahan perilaku, bingung, coma, kejang.
d. Kaji ulang kejadian hipoglikemia dan
kemungkinan penyebabnya
e. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala, faktor resiko dan penanganan
hipoglikemia

Anda mungkin juga menyukai