Keperawatan Keluarga (Raini Diah Susanti, S.Kp, MNS)
Oleh: TRISNA VITALIATI NIM 220120130058
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 Take Home UTS Keperawatan Keluarga 2 | P a g e
1. Relevansi memahami tugas perkembangan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual. Sehingga perawat dapat menetapkan dan memberikan pelayanan yang efektif keoada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah yang di timbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga. Meskipun teori perkembangan umum didasarkan pada ciri-ciri ini dan biasa dari kehidupan keluarga, namun teori ini tidak memberikan stressor non normatif atau situasional (kejadian-kejadian yang tidak biasa) dan dapat dikritik karena asumsi tentang homogenitas (kurang memperhatikan keanekaragaman kinerja), asumsinya tentang stabilitas dalam setiap tahap, dan kurangnya penjelasan proses yang terjadi diantara tahap-tahap perkembangan yang memungkinkan keluarga bertindak. Namun penggunaan kerangka ini untuk pengkajian dan intervensi-intervensi sangat membantu karena kerangka ini memberikan para profesional perawatan kesehatan keluarga cara- cara mengantisipasi apa yang diharapkan dan apa jenis penyuluhan dan konseling yang ditentukan. Teori perkembangan keluarga meningkatkan pemahaman kita tentang keluarga pada titik yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan mereka dan menghasilkan deskripsi yang khas tentang kehidupan keluarga dalam berbagai tahap perkembangannya (Lupal dan Miller 1985). Malahan dengan mengkaji tahap perkembangan keluarga dan pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai dengan tahap tersebut, para profesional perawatan kesehatan keluarga diberikan pedoman untuk menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga. Perawat keluarga lebih mampu memberikan dukungan yang diperlukan untuk memajukan dari satu tahap ke tahap lain dengan lancar.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 3 | P a g e
2. Permasalahan keluarga (baik pada aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual) yang mungkin ditemukan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada tahap perkembangan keluarga I VIII a. Tahap I : Keluarga Baru (Beginning families) 1) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghambat pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dengan dasar yang mantap. 2) Keluaga berencana Keluarga berencana yang kurang diinformasikan dan kurang efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara : mobiditas dan moralitas ibu-anak; menelatarkan anak; sehat sakit orangtua; masalah-masalah perkembangan anak, termasuk inteligensia kemampuan belajar dan perselisihan dalam perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin mempunyai anak, terlepas dari pertimbangan kesehatan keluarga. 3) Komunikasi dan informasi ketidak jujuran dari salah satu pihak maupun ketidakmampuan menyampaikan pendapat menjadi kendala utama dalam hubungan pernikahan.
b. Tahap II : Keluarga dengan Anak Baru Lahir (Childbearing families) 1) Suami merasa diabaikan Fokus pasangan terhadap pengasuhan bayi menyebabkan gangguan hubungan pernikahan (suami merasa cemburu dengan perhatian istri terhadap anak demikian sebaliknya) 2) Perselisihan meningkat Sebagian besar waktu suami/istri difokuskan pada pengasuhan anak sehingga kehilangan kebebasan personal akibat peran sebagai ortu dan kurangnya waktu dan hubungan persahabatan dalam pernikahan.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 4 | P a g e
3) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun Pola komunikasi baru, transaksional orang tua lebih sedikit berbicara satu sama lain, lebih sedikit kesenangan, stimulasi percakapan menurun, kualitas pernikahan menurun dan kebahagiaan lebih rendah 4) Perawatan bayi Pengalaman dan pengetahuan yang kurang terkait perawatan anak menimbulkan perasaan cemas dan tidak memadai sebagai ortu. 5) Pemahaman tentang imunisasi, KB dan tumbuh kembang anak Kurang pengetahuan tentang persalinan, merawat bayi dan pengasuhan bayi. Serta perencanaan keluarga berencana dan imunasi bayi. 6) Gaya hidup Perubahan peran sebagai orang tua kadang sulit diterima oleh pasangan ini. Serta masalah-masalah transisi sebagai orang tua
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra Sekolah (Families with preschool children) 1) Communicable disease of children Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan paparan yang meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit dengan satu penyakit infeksi minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-balik dalam keluarga. Sering ke dokter, merawat anak-anak yang sakit, kembali ke rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-kanak merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan penyakit infeksi dan menular dan kerentanan umum mereka terhadap penyakit merupakan masalah- masalah kesehatan utama. 2) Accident Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian- kejadian ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana pengasuh dewasa tidak ada (orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga dengan pendapatan rendah. Keamanan lingkungan dan pengawasan anak yang adekuat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan. 3) Marital relationship Timbulnya masalah pada hubungan perkawinan karena presentasi terbesar pada tahap ini dihabiskan pada aktivitas pengasuhan anak, sehingga kurangnya Take Home UTS Keperawatan Keluarga 5 | P a g e
kedekatan dan komunikasi antara suami istri. Kehangatan lebih banyak ditujukan kepada anak dan lebih sedikit kehangatan yang diberikan kepada masing-masing pasangan, dan lebih sedikit tingkat kepuasan seksual 4) Sibling relation Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang secara perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan dirinya sendiri, plus membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sini bukan produktifitas anak yang penting, melainkan proses belajar yang berlangsung. Timbulnya sibling relation antara salah satu orang tua kepada anak dan antara anak pertama dengan kelahiran anak berikutnya. Kecenderungan perhatian salah satu orang tua kepada anak yang berlebih dapat mengurangi perhatian kepada pasangan. Kehadiran anak berikutnya mengurangi perhatian pada anak yang lahir sebelumnya sehingga menimbulkan kecemburuan. Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak kedua dalam keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan perkawinan dari pada kelahiran anak pertama. Feldman (1961) melaporkan bahwa peran orangtua membuat peran-peran perkawinan lebih sulit, seperti terungkap dalam observasi berikut ini : pasangan suami istri masing-masing merasakan perubahan kepribadian yang negatif ; mereka kurang puas dengan keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan kepada anak lebih banyak dari pada yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan hubungan seksual lebih rendah (Feldman, 1969). 5) Family planning Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para konselor keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan dalam tahap siklus ini. Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam tahun-tahun seperti ini karena ikatan perkawinan yang lemah atau tidak memuaskan. Privasi dan waktu bersama merupakan kebutuhan yang utama. Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok pertemuan perkawinan merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas menengah. Akan Take Home UTS Keperawatan Keluarga 6 | P a g e
tetapi keluarga tanpa sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan yang terbatas untuk memperkokoh upaya penyelamatan perkawinan. Terdapat trend bagi para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih sebagai konselor perkawinan dan konselor keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi pribadi. 6) Growth and development needs Membantu keluarga untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana setelah kelahiran seorang bayi, atau melanjutkan kontrasepsi jika tidak terdapat kehamilan, juga diindikasikan. Misalnya, adalah tidak biasa bagi seorang wanita untuk berhenti menggunakan alt kontrasepsi karena terlambat haid dengan keyakinan bahwa ia hamil, hanya untuk mencari tahu apakah kehamilannya terjadi karena hubungan seks tanpa perlindungan kontrasepsi. Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai tugas-tugas dan tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah dan orang tunggal sering tidak punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan keluarga-keluarga ini mendapat kepuasan paling sedikit terhadap pergaulan mereka dan komunitas yang lebih luas karena posisi mereka yang terasing dan kekurangan sumber-sumber yang tersedia bagi mereka. 7) Parenting issues Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia prasekolah mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat belajar mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap bahasa dengan cepat. Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi kebutuhan anak yang lebih tua. Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis merupakan suatu kejadian traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran seorang bayi membantu memperbaiki situasi, khususnya jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua. Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya diungkapkan dengan memukul atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah laku regresif, melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian. Cara terbaik Take Home UTS Keperawatan Keluarga 7 | P a g e
menangani persaingan dikalangan kakak adik adalah dengan meluangkan waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang lebih tua untuk meyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki. 8) Child abuse and neglect Ketidaktahuan orang tua dalam mendidik anak dengan baik, ketidak adekuatan ekonomi, beresiko tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga. Semua masalah tersebut berakibat pada pelampiasan kemarahan pada anak, seperti timbulnya kekerasan verbal, fisik, dan berakibat pada buruknya pola asuh anak. 9) Good health practices Terpaparnya anak dengan dunia luar meningkatkan resiko terkena penyakit pada anak. Ketidakmampuan ekonomi dalam keluarga berakibat pada penggunaan pelayanan kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang timbul dikeluarga.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Families with school children) 1) Health challenges to children Resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan pada anak karena anak mulai sibuk pada aktivitas sekolahnya, sehingga orang tua tidak dapat memberikan pengawasan secara penuh kepada anak terkait, kebutuhan nutrisi, konsumsi jajan sembarangan, aktivitas fisik yang dapat menyebabkan cidera pada anak 2) Dental health Resiko terjadinya caries gigi pada anak usia sekolah karena anak sudah mulai memiliki keinginan menolak perintah orang tua khususnya dalam menggosok gigi. Aktivitas anak yang mulai sibuk juga membuat anak lelah sehingga malas untuk menggosok gigi terutama pada malam hari. 3) Child abuse or neglect Resiko terjadinya child abuse atau neglect pada anak karena anak semakin luas menjalin hubungan sosial dengan orang lain, terutama dengan teman sekolah dari berbagai latar belakang pola asuh keluarga. Pola asuh keluarga yang buruk anak memiliki dampak buruk pada psikologi anak, sehingga anak tersebut memiliki kecenderungan akan melakukan hal buruk pada anak lain sesuai perlakuan yang dialaminya di rumah. 4) Substance abuse Take Home UTS Keperawatan Keluarga 8 | P a g e
Resiko penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang dan penggunaan rokok pada anak karena anak interaksi sosial yang semakin luas dari anak, rasa keingintahuan yang semakin tinggi, dan pola asuh yang buruk pada anak, sehingga menyebabkan anak mulai mencoba hal-hal yang negatif di lingkungan sosialnya. Anak usia sekolah belum dapat membedakan hal yang baik dengan yang buruk. Mereka juga belum dapat mempertimbangkan resiko yang akan didapat dari tindakan yang dilakukannya. Waktu anak yang cenderung lebih sering berada diluar rumah menyebabkan orang tua kesulitan dalam memberikan pengawasan pada anak. 5) Communicable disease Aktivitas anak yang tinggi terutama diluar rumah dan lingkungan sosial yang buruk pada anak menyebabkan resiko terjadinya penyakit menular pada anak. 6) Chronic conditions Resiko terjadinya penyakit kronis pada anak. Pada tahap ini aktivitas anak lebih sering duduk di kelas dalam waktu yang cukup lama. Kesalahan posisi duduk dan jumlah beban yang sering dibawa didalam tas anak dapat menyebabkan kelainan tulang punggung pada anak dan dapat bersifat menahun. Aktivitas fisik anak dan jarak tempuh anak menuju sekolah menimbulkan resiko kecelakaan pada anak yang mungkin dapat mengakibatkan kecacatan pada anak seumur hidup. 7) Behavior problems Resiko terjadinya perubahan perilaku pada anak. Pada tahap ini anak memiliki interaksi sosial yang luas. Pola asuh keluarga yang buruk mengakibatkan anak mudah terpengaruh dengan lingkungan sosial yang buruk, sehingga dapat mengubah perilakunya. 8) Good health practices Interaksi diluar rumah yang tinggi pada anak berdampak pada resiko terpaparnya penyakit pada anak. Keluarga hendaknya dapat memberikan pengawasan pada anak terkait kesehatannya. Keluarga hendaknya dapat memeriksakan masalah kesehatan anaknya ke pelayanan kesehatan. Pada tahap ini anak juga sudah mengalami perubahan-perubahan hormonal, sehingga orang tua hendaknya dapat memberikan pemahaman yang baik kepada anak tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesusianya. Orang tua yang tidak Take Home UTS Keperawatan Keluarga 9 | P a g e
dapat memberikan pemahaman yang baik tentang perubahan hormonal pada anak berakibat pada perilaku-perilaku seksual yang menyimpang. 9) Imunitas Anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. 10) Pemahaman tentang tumbang Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generasivitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri ; sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industry kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri. orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga yang berupaya mencari resolusi dengan fokus yang baru tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Usia Remaja (Families with teenagers) 1) Penyalahgunaan obat dan alcohol Kenakalan remaja merupakan masalah yang bisa ditimbulkan oleh kurangnya perhatian orang tua. 2) Kehamilan yang tidak dikehendaki pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-bidang perhatian yang relevan. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamilan, penggunaan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa izin orangtua. Bila orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan. 3) Kecelakaan pada remaja kecelakaan, terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik juga umum terjadi. Take Home UTS Keperawatan Keluarga 10 | P a g e
f. Tahap VI : Keluarga dengan Anak Usia Dewasa (Families launching young adult) 1) Komunikasi anak orang tua Adanya perbedaan pandangan atau prospek kedepannya dapat menyebabkan perpecahan dalam keluarga tahap ini. Sehingga komunikasi yang efektif sangant diperlukan antara anaka dengan orang tua maupun antara suami dengan istri. 2) Transisi peran Adanya transisi peran orang tua yaitu mulai melepaskan anak untuk hidup mandiri. 3) Perawatan kesehatan: Hipertensi, Monopause Masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah manupouse dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet semakin lebih jelas.
g. Tahap VII : Keluarga dengan Usia Pertengahan (Middle-aged parents) 1) Promosi kesehatan : Istirahat yang cukup, penggunaan waktu luang, Olah Raga teratur Beberapa pasangan pada tahap ini memerlukan istirahat yang cukup dan bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengatur waktu untuk dapat melakukan olah raga rutin sehingga kesehatan mereka lebih terjaga. 2) Komunikasi Kegiatan-kegiatan waktu luang dan persahabatan yang dinikmati satu sama lain disebut faktor utama yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga memiliki korelasi yang positif dengan komunikasi yang lebih baik dan kepuasan perkawinan (Levin dan Levin, 1975), meskipun para suami dengan usia pertengahan mungkin mengalami penurunan kemampuan seksual. Komunikasi suami istri yang intim sangat penting untuk mempertahankan pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun-tahun ini. Take Home UTS Keperawatan Keluarga 11 | P a g e
3) Perawatan kesehatan Bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman). Orang tua mulai menghadapi bermagai penyakit degenerative sehingga terkadang muncul masalah krisi usia pertengahan.
h. Tahap VIII : Keluarga dengan Usia Lanjut (Family retirement and old age) 1) Medis : peny. degeneratif, urologis menopausal Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia (Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel. Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut hingga fase rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara medis (pengkajian fisik, reaksi- reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan (mengkaji respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah relevan disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok. 2) Emosional & sosial: depresi, kesepian psikosomatis, pension Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan sejumlah masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis adalah masalah kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik. Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 12 | P a g e
3. Tahap perkembangan keluarga pada kasus tersebut Pada kasus tersebut keluarga Tn.B termasuk dalam keluarga dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja karena anak pertama (An.D) yang berusia 20 tahun masih tinggal dirumah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tahap perkembangna keluarga dengan anak remaja dimulai pada usia 13 tahun dan berlangsung selama 6-7 tahun. Tahap ini bisa memendek ataupun memanjang sesuai dengan anak pertama sudah mampu mandiri atau belum (Friedman, 2010). Pada kasus ini termasuk yang memanjang krn An.d masih tingga dirumah hingnga saat ini usia 20 tahun.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 13 | P a g e
4. Area pengkajian yang dapat menilai kebiasaan makan keluarga a. Siapa yang biasa menyiapkan makanan di keluarga? Bagaimana cara pengolahan makananya dan cara penyajianya? b. Berapa jumlah dan frekuensi makan dalam sehari? Bagaimana kesadaran mengenai fungsi waktu makan bagi keluarga dan sikap keluarga terhadap makanan dan waktu makan c. Apa saja yang disajikan untuk dimakan? Apakah unsur unsur yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi melalui variasi makanan yang disajikan? Adakah alergi makanan dalam keluarga. d. Selain makanan nasi/makanan pokok, apa lagi yang dikonsumsi? Adakah ketersediaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 14 | P a g e
5. Pertanyaan untuk menggali aktivitas fisik keluarga Untuk menggali persepsi keuntungan, hambatan, motivasi individu dalam suatu keluarga untuk melakukan perilaku aktivitas fisik dan pengaruh interpersonal individu melakukan perilaku aktivitas fisik. Pengkajian perilaku aktivitas fisik dapat digunakan sebagai landasan perawat komunitas untuk menggali kebutuhan promosi kesehatan perilaku aktivitas fisik, sehingga dapat menentukan intervensi promosi kesehatan perilaku aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan keluarga sesuai tahap perkembangannya. 1. Aktifitas fisik keluarga saat di luar rumah, di tempat kerja ataupun saat liburan. 2. Kegiatan olah raga rutin yang dilakukan dan bagaimana keluarga mengatur waktu untuk olah raga 3. Aktifitas fisik sehari-hari di rumah dan Apa saja yang dilakukan keluarga saat dirumah?
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 15 | P a g e
6. Analisa data pada kasus keluarga tersebut No Symptom Etiologi Problem 1 DS: Ibu.C mengeluh batuk-batuk yang d alaminya sejak 1 bulan yang lalu Ibu.C juga mengatakan sering berkeringat di malam hari Ibu.C mengatakan nafsu makan menurun Ibu.C mengatakan bahwa batuknya belum diobati nanti juga akan sembuh sendiri
DO: TD: 100/60 mmhg BB: 45,5 Kg Terjadi penurunan BB 9,5 Kg Anemis Keadaan dalamrumah agak pengap, jendela jarang dibuka, sinar matahari tidak dapt masuk langsung ke dalam rumah Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C 2 DS: Tn. B mengakui bahwa merasa kesemutan pada kaki dan tangan Tn. B mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO: Tn.B dalam keadaan sehat Tn.B mempunyai kebiasaan merokok dan seringkali merokok dalam rumah GDS: 318 mg/dl ___ Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B 3 DS: An.F mempunyai riwayat susah makan An.F jarang ditimbang di posyandu dan imunisasinya tidak lengkap, karena disamping jarak ke posyandu agak jauh ibu juga mengatakan malas karena kalau ke posyandu suka dipungut bayaran untuk kas posyandu An.F sering mengalami batuk pilek hampir setiap bulan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B khususnya An.F Take Home UTS Keperawatan Keluarga 16 | P a g e
DO: BB 8 Kg An.F terlihat kurus, rambut kemerahan, kkurang bergairah dan sering rewel 4 DS: An.D sering pergi keluar malam (begadang) An.D tidak mau mendengar kata- kata ibu dan bapaknya
DO: An.D dalam keadaan sehat Ketidakmampuan keluarga mengenal peran dalam keluarga Gangguan proses keluarga 5 DS: Ibu. C mengatakan bahwa An.F nanti juga akan besar dengan sendirinya seperti kakak- kakaknya waktu kecil Ibu.C mengatakan jika An.F tidak mau makan dibiarkan saja atau dikasih jajan di warung Ibu.C mengatakan untuk mengatasi batuk pilek anaknya diberikan obat bodrexin dari warung dan biasanya juga akan sembuh
DO: Tn.B terlihat tenang-tenang saja melihat keadaan yang dialami oleh anak dan istrinya Tn.B kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya mengenai keadaan sakit yang biasa terjadi pada anak-anak, maka segala urusan diserahkan kepada istrinya Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 17 | P a g e
7. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus keluarga tersebut 1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang 4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal peran dalam keluarga 5. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Perhitungan prioritas pada diagnose keperawatan yang telah ditemukan: 1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat Masalah Skala: Actual
3/3 x1 1 Masalah ini bersifat aktual karena Ibu.C mengeluh batuk-batuk selama 1 bulan, berkeringat malam hari, terjadi penuurunan BB dan anemis. Jika tidak ditangani segera dapat mengakibatkan penyakit menjadi semakin parah. Ditangani segera karena resiko penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain, 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: Mudah
2/2 x 2 2 Dapat dirubah dengan penyuluhan penularan TB Paru dengan memeriksakan diri ke Pelayanan kesehatan dekat dari rumah dan terjangkau, dana untuk berobat tersedia karena Take Home UTS Keperawatan Keluarga 18 | P a g e
murah. Dengan informasi yang diberikan keluarga dapat mngerti tentang TB Paru dan mencegah penularan serta rajin membuka jendela pada pagi hari dan siang hari. 3 Potensial masalah dapat dicegah Skala: Sedang
2/3 x 1 2/3 Resiko penularan sulit dicegah karena kondisi rumah yang sempit dan interaksi antara anggota keluarga yang lain kurang dari 1 meter 4 Menonjolnya masalah Skala: Masalah dirasakan dengan ada upaya/segera ditangani
2/2 x 1 1 Masalah perlu ditangani segera karena resiko penularan pada anggota keluarga yang lain dengan melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang lain (screening kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas (puskesmas) yang terdekat dan sesuai kemampuan.
Jumlah Skor
4 2/3
2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat Masalah Skala: Resiko
2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi dan mungkin akan terjadi bila keluarga tidak melakukan pencegahan 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: Sebagian
x 2 1 Jika ada yang sakit segera dibawa ke dokter, jika dengan minum obat di warung dan istirahat tidak sembuh 3 Potensial masalah dapat dicegah Skala: Cukup 2/3 x 1 2/3 Masalah/ penyakit dapat dicegah oleh klien, tidak ada tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan hanya karena adanya kurang pengetahuan Take Home UTS Keperawatan Keluarga 19 | P a g e
4 Menonjolnya masalah Skala: ada masalah tetapi tidak dirasakan
x 1 Kebiasaan dalam mengatasi masalah yang sederhana menyebabkan masalah tidak di anggap serius oleh klien dan keluarga
Jumlah Skor
2 5/6
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat Masalah Skala: actual
3/3 x 1 1 Hasil pemeriksaan fisik, An. F terlihat badannya kurus, rambut kemerahan, kurang bergairah dan sering rewel. Berat badan 8 Kg pda usia 3,5 thn.. Disimpulkan: An. F mengalami gizi kurang. (tdak dapat di hitung IMT karena tidak ada data tinggi badan) 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: sebagian
x 2 1 Kluarga Tn. B tidak mengetahui anaknya mengalami gizi kurang dan Ibu.C mengatakan bahwa nanti anaknya akan besar dengan sendirinya, bila An.F tidak mau mau makan hanya dibiarkan saja dan sikasih jajanan warung. Penghasilan keluarga sebulan sangat kurang bila dibandingkan untuk kehidupan sehari- hari dan untuk biaya sekolah anak-anaknya. Menurutnya keadaan seperti ini karena penghasilan yang yidak memadai. 3 Potensial masalah dapat dicegah Skala: Cukup
2/3 x 1 2/3 An. F tidak nafsu makan. Tindakan yang dilakukan Ibu.C yaitu dengan memberikan makanan Take Home UTS Keperawatan Keluarga 20 | P a g e
jajan di warung jika ada uang. Tapi bila tidak ada uang biasanya di biarkan saja. 4 Menonjolnya masalah Skala: Masalah dirasakan berat, harus segera ditangani
2/2 x 1 1 Keluarga yaitu Tn. B mengatakan tidak mengetahui ada masalah gizi kurang pada An. F, dan menganggap anaknya akan besar sendirinya. Tn. B juga mengatakan karena adanya faktor ekonomi yang kurang. Menurut keluarga, masalah harus ditangani dengan memberikan makanan yang bergizi dan seimbang kepada anaknya.
Jumlah Skor
3 2/3
4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal peran dalam keluarga No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat Masalah Skala: Resiko 3/3 x 1 1 An.D berusia 20 tahun, sering keluara malam (begadang), tidak bekerja dan tidak mau mndengar kata ibu dan bapaknya 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: Sebagian
x 2 1 Segala urusan diserahkan kepada Ibu.C 3 Potensial masalah dapat dicegah Skala: Rendah
1/3 x 1 1/3 Tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada An.D. An.D tidak pernah mendengar kata-kata ibu dan bpaknya. Anak D tidak bekerja 4 Menonjolnya masalah Skala: masalah segera di atasi
2/2 x 1 1 Keluarga Tn.B tidak begitu mempermasahkan apa yang dilakukan An.D Take Home UTS Keperawatan Keluarga 21 | P a g e
Jumlah Skor 3 1/3
5. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat Masalah Skala: Actual
3/3 x 1 1 Masalah sudah terjadi Ibu.C menderita batuk sudah sebulan yang lalu namun belum di obati, An.F susah makan dan batuk pilek tetapi hanya dikasih bodrexin, dan Tn.B tenang saja melihat keadaan ini. Rumah jendela jarang dibuka, sinar matahari tidak dapt masuk langsung. 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: Sebagian
2/2 x 2 2 Masalah dapat diubah sebagian karena fasilitas kesehatan terjangkau, perawat mempunyai pengetahuan tentang penyakit, waktu yang cukup untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan tapi keluarga tidak memiliki dana kesehatan dan penghasilan yang cukup untuk berobat 3 Potensial masalah dapat dicegah Skala: Sedang
2/3 x 1 2/3 Tn.B mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya dan Ibu.c memberikan obat pada anaknya yang sakit Perawat dapat memberikan penyuluhan tentang bagaimana memodifikasi lingkungan yang sehat 4 Menonjolnya masalah Skala: masalah dirasakan dan tidak segera diatasi
1/2 x 1 Tb. Terlihat tenang saja dalam melihat keadaan ini, sehingga sering terjadi percekcokan dalam keluarga
Jumlah Skor 4 1/6 Take Home UTS Keperawatan Keluarga 22 | P a g e
Prioritas Diagnosa Keperawatan pada kasus tersebut adalah: 1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang 4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal peran dalam keluarga 5. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
8. Nursing Care Plann untuk diagnisa keperawatan yang teridentifikasi NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI EVALUASI UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.B Khususnya Ibu.C berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan jalan nafas Ibu.C efektif a. Setelah dilakukan pertemuan 1x45, keluarga mampu mengenal masalah TB Paru dengan cara menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru
b. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi maslaah TB Paru dengan cara menyebutkan akibat dari TB Paru dan memutuskan untuk merawat Tn. 1.Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru 2.Tanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru 3.Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga
1.Jelaskan pada keluarga Tn. B akibat dari penyakit TB Paru 2.Tanyakan kembali pada keluarga akibat TB Paru 3.Motivasi keliuarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi batuk yang diderita Ibu.C 4.Berikan reinforcement positif Respon verbal dari keluarga terkait pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru
Respon verbal dan sikap dari keluarga tentang akibat TB Paru dan keputusan keluarga untuk mengatasi TB Paru
TB Paru adalah suatu penyakit yang menular yang dapat menyerang siapa saja yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosae, tanda dan gejalanya adalah batuk-batuk terus menerus selama kurang lebih 3 minggu dan berdahak, sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam hari, dan berat badan menurun.
Akibat dari TB Paru adalah tuberkulosis meningen, pnemonia tuberkulosis, dan kematian. Keluarga memutuskan untuk mengatasi dan merawat Ibu.C
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 24 | P a g e
I dengan TB Paru
c. Setelah dilakukan pertemuan 2x45 keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit suspect TB Paru dengan cara menjelaskan cara perawatan dan pencegahan penularan TB Paru, mendemonstrasikan cara batuk efektif dan pembuangan dahak pada pasien TB Paru
d. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 keluarga mampu memodifikasi atas keputusan yang diambil keluarga dalam mengatasi masalha kesehatan pada Ibu.C
1.Jelaskan cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru 2.Ajarkan klien cara batuk efektif dan membuang dahak yang benar 3.Tanyakan kembali cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru 4.Anjurkan keluarga mempraktekkan kembali cara batuk efektif dan membuang dahak ke tempatnya 5.Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai
1.Diskusikan hal-hal yang dapat dilakukan untuk memodifikasi lingkungan 2.Motivasi keluarga
Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang cara perawatan TB Paru dan pencegahan penularan TB Paru
Respon verbal, sikap dan psikomotor keluarga tentang lingkungan yang dapat mendukung
Cara perawatan penyakit TB Paru adalah minum obat secara teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan. Cara pencegahan penularan TB Paru dengan memisahkan perlengkapan makan anggota keluarga dengan pasien, menutup mulut saat bersin dan batuk, serta membuang dahak pada tempatnya. Proses batuk efektif: tarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan seperti meniup balon sebanyak 3x dan waktu yang ketiga batukkan lalu buang dahak ke tempat yang berisi lysol lalu tutup.
Cara memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru adalah pencahayaan ruangan yang Take Home UTS Keperawatan Keluarga 25 | P a g e
lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan- lingkungan yang baik bagi pasien penyakit TB Paru
e. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dengan cara menyebutkan manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan, menyebutkan jenis- jenis pelayanan kesehatan yang tersedia dam untuk mengungkapkan kembali cara memodifikasi lingkungan 3.Berikan reinforcement positif atas hasil yang telah dicapai
1.Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan penyembuhan penyakit TB Paru
Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan dan penggunaan pelayanan kesehatan cukup, ventilasi rumah yang cukup, jendela dibuka agar sinar matahari bisa masuk kedalam rumah, menjemur kasur, bantal minimal 1minggu sekali dijemur, tidak membuang dahak sembarangan tempat, tapi gunakan kaleng yang didalamnya sudah diisi cairan desinfektan seperti lysol, air sabun, bayclean, agar kuman TB Paru dapat mati.
Manfaatkan kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan kesehatan: Puskesmas, bidan praktek, klinik swasta, posyandu, keluarga berkunjung ke pelayanan kesehatan (Puskesmas). Take Home UTS Keperawatan Keluarga 26 | P a g e
memanfaatkan fasilitas kesehatan
NO DIAGNOSA KEPERAWAT AN TUJUAN INTERVENSI EVALUASI UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART 2 Ketidakseimba ngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga selama 2 minggu kunjungan, diharapkan keluarga Tn.B mampu merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
a. Setelah dilakukan pertemuan 1x45, keluarga mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan untuk merawat An. F denga gizi kurang dengan menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta akibat gizi kurang
1.Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari gizi kurang 2. Menanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, akibat serta penyebab dari gizi kurang 3.Motivasi keluarga Ibu.C agar menyampaikan apakah kondisi anak dengan gizi kurang berbahaya atau tidak 4.Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga dan berikan jawaban yang tepat
Respon verbal dari keluarga Tn.B dengan menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta akibat daro gizi kurang pada An. F
a. Gizi kurang adalah kurangnya energi/ tenaga dan protein dikarenakan sehari- harinya kurangnya pemasukkan makan/ minum yang berisi tenaga dan protein b. Tanda dan gejalanya adalah berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya normal. Dan terdapat 2 jenis gizi kurang yang terdiri dari: 1. Marasmus (Kurangnya energi, protein cukup), Cirinya: anaka sangat kurus, wajah sperti orang tua, perut cekung, kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit, cengeng, rewel. 2. Kwasiorkor (Kurangnya protein dan Take Home UTS Keperawatan Keluarga 27 | P a g e
b. Setelah diberikan penjelasan 1x45 menit, keluarga mampu merawat An. F dengan gizi kurang dengan cara: Menyebutkan jenis sumber gizi, menunjukkan contoh sumber
1.Menyebutkan jenis sumber gizi 2.Menunjukkan contoh sumber gizi 3.Menjelaskan contoh menu gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak 4.Menjelaskan cara mengolah makanan dengan benar
Respon verbal dari keluarga Tn.B tentang cara perawatan anak gizi kurang
energi yang cukup) Cirinya: seluruh tubuh bengkak terutama di kaki, wajah membuat sembab, rambut kusam, mudah dicabut, dan mata sayu. c. Penyebab dari gizi kurang adalah makanan kurang bergizi dalam waktu lama, anak sering sakit, kebiasaan makan anak yang salah d. Akibat dari gizi kurang adalah badan kurus, tubuh kecil dan pendek, anak musah sakit, perkembangan anak lambat, kulit mudah radang dan luka, hati bengkak.
a) Sumber zat gizi pada makanan yaitu: - Sumber tenaga untuk melakukan kegiatan seperti bermain, dll: Nasi, kentang, ubi, roti, tepung-tepungan. - Sumber pembangun tubuh untuk membuat sel-sel baru seperti kulit baru, dll. Susu, ikan, tahu, tempe, hati,dan telur. Take Home UTS Keperawatan Keluarga 28 | P a g e
gizi, menjelaskan contoh menu, gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, dan cara mengolah makanan dengan benar
5.Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya 6.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Tn.B
- Sumber pengatur tubuh untuk keseimbangan vitamin dan mineral: Sayuran berwarna hijau (bayam), sayuran berwarna orange (wortel). b) Contoh makanan sumber zat gizi terdiri dari: 1.Protein - Protein lemak: daging, ikan, telur - Protein Nabati: kedelai, kacang hijau. 2.Lemak Dapat diperoleh dari: Nasi, mie, sereal, singkong. 3.Karbohidrat Susu, mentega, minyak, keju. 4.Vitamin Buah-buahan dan sayur- sayuran c) Menjelaskan contoh menu gizi seimbang untuk tumbuh kembang - Makan Pagi: Roti 1 lembar dengan selai buah, susu full cream, selingan pagi biskuit 2 keping. - Makan Siang: Nasi 100 gram (6 sendok Take Home UTS Keperawatan Keluarga 29 | P a g e
c. Setelah 1x45 menit diberikan penjelasan, keluarga mampu makan memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan An.F dengan cara
1.Diskusikan dengan keluarga Tn.B cara menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan. 2.Motivasi keluarga Tn.B untuk mengulangi penjelasan yang diberikan. 3.Observasi lingkungan
Respon verbal keluarga Tn.B tentang cara menyebutkan apa yang harus diperhatikan dalam memberi makanan pada anak dengan gizi kurang dan respon psikomotor keluarga Tn.B dalam memodifikasi lingkungan untuk makan), sup ayam, perkedel kentang, air jeruk 100 ml gelas. Selingan sore sari kacang hijau 1 gelas atau puding, buskuit. - Makan Malam: Nasi 100 gram (6 sendok makan), sup jagung 1 mangkuk sedang, rolade ayam, kacang polong 3 buah, buah pepaya 100 gram, sebelum tidur susu full cream 200 ml. d) Cara mengolah makanan dengan benar: Sayuran: dicuci dahulu baru dipotong Buah: Dicuci dahulu baru dimakan.
1.Beri kesempatan An.F untuk belajar makan sendiri. 2.Berikan jenis makanan yang disukai oleh anak. 3.Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi kecil tapi sering. 4.Diskusikan tentang pentingnya perawatan di rumah.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 30 | P a g e
menyebutkan apa yang harus diperhatikan dalam memberi makanan pada anak dengan gizi kurang
d. Setelah 1x 45 kunjungan, keluarga Tn.B mampu mengungkapkan fasilitas kesehatan dengan cara menyebutkan kembali manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan dan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam merawat An.F yang mengalami gizi kurang rumah dan lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan pada kunjungan tidak terencana. 4.Diskusikan dengan keluarga Tn.B hal yang positif yang sudah dilakukan. 5.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Tn.B.
1.Diskusikan dengan keluarga Tn.B tentang jenis pelayanan kesehatan yang dapat dipergunakan. 2.Diskusikan bersama keluarga Tn.B tentang manfaat kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. 3.Memotivasi keluarga Tn.B untuk membawa An.F ke pelayanan kesehatan. 4.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Tn.B. meningkatkan selera makan.
Respon verbal keluarga Tn.B tentang manfaat dan kunjungan ke fasilitas kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
a.Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan keluarga Tn.B yaitu posyandu, puskesmas, bidan, atau dokter praktek. b.Manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan gizi kurang.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 31 | P a g e
No DIAGNOSA KEPERAWATAN NURSING OUTCOME CLASIFICATION (NOC) NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION (NIC) 3 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 1. Fungsi keluarga 2. Status kesehatan keluarga 3. Partisipasi keluarga dalam perawatan professional
Setelah dipantau 2x24 jam klien menunjukkan dukungan social dengan indicator: 1. Menunjukkan kesadaran bahwa berperilaku sehat membutuhkan usaha-usaha dan keyakinan mampu mengatasinya (5) 2. Menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan(misalnya, melakukan latihan sendiri, berpartisipasi dalam penapihan kesehatan (5) 3. Mencari informasi (4) 1. Keterlibatan keluarga 2. Mobilisasi keluarga 3. Pengaturan proses keluarga
Pedoman sisitem kesehatan: memfasilitasi lokasi pasien dan penggunaan layanan kesehatan yang sesuai. 1. Identifikasi defisit kepercayaan dan pengetahuan yang memengaruhi pemeliharaan kesehatan 2. Jelaskan tentang system perawatan kesehatan, bagaimana cara kerjanya, dan apa yang dapat diharapkan pasien/keluarga. 3. Informasikan kepada pasien tentang ketersediaan sumber komunitas dan orang yang dapat dihubungi. 4. Dukung pasien/keluarga untuk bertanya tentang pelayanan dan biayanya.
Take Home UTS Keperawatan Keluarga 32 | P a g e
No DIAGNOSA KEPERAWATAN NURSING OUTCOME CLASIFICATION (NOC) NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION (NIC) 4 Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal peran dalam keluarga 1. Family Participation in Professional Care Definisi : Keterlibatan keluarga dalam pembuatan keputusan, penyampaian, dan evaluasi pelayanan yang disediakan tenaga kesehatan Kriteria Hasil: a. Keluarga mampu berpartisipasi dalam perencanaan dan pelayanan keperawatan. b. Klien mampu mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi keperawatan. c. Klien mampu mengevaluasi keefektifan keperawatan. d. Klien mampu mendefinisikan kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan perawatan. e. Klien mampu berpartisispasi dalam pembuatan keputusan.
2. Caregiver Stressor Definisi : keparahan tekanan biopsikososial dalam penyediaan pelayanan perawatan keluarga untuk orang lain dalam waktu yang lama. Kriteria Hasil : 1. Decision Making Support Definisi : Menyediakan informasi dan dukungan untuk pasien yang membuat keputusan berdasarkan pelayanan kesehatan. a. Bantu pasien menjelaskan keputusan pada orang lain, jika perlu. b. Fasilitasi hubungan antara pasien dengan keluarga. c. Fasilitasi pembuatan keputusan secara kolaborasi.
2. Family Proses Maintenance Definisi : Meminimalisasi efek dari gangguan proses keluarga. a. Identifikasi efek dari perubahan peran dalam proses keluarga. Take Home UTS Keperawatan Keluarga 33 | P a g e
a. Klien mampu melaporkan adanya stessor dalam pemberian perawatan. b. Klien tidak mengalami keterbatasan psikologis. c. Klien melaporkan tidak ada konflik peran. d. Klien tidak merasakan adanya kekurangan dukungan social. e. Klien tida mengeluhkan kekurangan waktu pribadi. f. Klien tidak mengalami konflik antara pekerjaan dan tanggungjawab sebagai pemberi asuhan.
3. Family Coping Definisi : Tindakan keluarga dalam mengatasi stressor yang mengurangi sumberdaya keluarga. Kriteria Hasil : a. Klien mampu menerapkan fleksibilitas peran anggiota keluarga. b. Klien mampu mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dalam pembuatan keputusan. c. Klien mampu mengekspresikan perasaan dan emosi kepada anggota keluarga yang lain. d. Klien mampu memberikan kebutuhan keperawatan kepada anggota keluarga. e. Klien mampu membagi tanggungjawab anggota keluarga. b. Dukung kunjungan anggota keluarga jika diperlukan. c. Jaga peluang untuk mengunjungi secara fleksibel untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga dan pasien. d. Bantu anggota keluarga untuk menggunakan mekanisme dukungan yang tersedia. e. Kurangi gangguan rutinitas keluarga dengan memfasilitasi rutinitas dan ritual keluarga misalnya makan bersama atau diskusi keluarga untuk komunikasi dan pembuatan keputusan Take Home UTS Keperawatan Keluarga 34 | P a g e
f. Klien melaporkan kebutuhan akan bantuan dari keluarga. g. Klien mampu menggunakan sistem dukungan keluarga yang tersedia.
No DIAGNOSA KEPERAWATAN NURSING OUTCOME CLASIFICATION (NOC) NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION (NIC) 5 Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 1. Kontrol Gula Darah 2. Pengetahuan : Manajemen Diabetes 3. Kontrol Resiko 4. Deteksi Resiko 1. Teaching : disease Process a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik b. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat c. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit d. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan e. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat f. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan Take Home UTS Keperawatan Keluarga 35 | P a g e
kesehatan, dengan cara yang tepat
2. hyperglycemia management a. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia: puliuria, polidipsi, polipagi, kelemahan, letargi, malaise, pandangan kabur, sakit kepala b. Anjurkan intake cairan oral c. Monitor status cairan (intake dan output) d. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia e. Batasi latihan bila kadar gula darah lebih dari 250 mg/dl, terutama bila ada keton dalam urine f. Tinjau ulang kadar glukosa darah
3. hypoglycemia management a. Identifikasi pasien yang beresiko terkena hipoglikemia b. Monitor kadar glukosa darah c. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia: shakiness, tremor, berkeringat, nervousness, ansietas, irritability (mudah marah), tidak Take Home UTS Keperawatan Keluarga 36 | P a g e
sabaran, takikardia, palpitasi, chills (menggigil), clamminess, kepala terasa ringan, pucat, lapar, mual, sakit kepala, kelelahan, mengantuk, kelemahan, hangat, pusing, faintness (tidak sadarkan diri), penglihatan kabur, mimpi buruk, mengigau dalma tidur, paresthesia, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan berbicara, inkoordinasi, peruahan perilaku, bingung, coma, kejang. d. Kaji ulang kejadian hipoglikemia dan kemungkinan penyebabnya e. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala, faktor resiko dan penanganan hipoglikemia