Anda di halaman 1dari 15

REFLEKSI DISKUSI KASUS :

HERNIA

Disusun oleh :
ROSDIANA SIANTURI
TESSA M KANNA WADU
Pengertian

Hernia merupakan penonjolan pada dinding perut atau dari rongga perut ke
rongga tubuh lainnya (pinggul atau pelvis, dada atau toraks) yang dilapisi selaput
dinding perut (peritoneum) menonjol, melalui bagian lemah dinding perut yang
bisa berisi usus, penggantung usus, atau organ perut lainnya (Handaya, 2017).
Klasifikasi
 Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di
slangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis biasanya terjadi ketika dinding abdomen
berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada dibawah
perut benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia tipe sering terjadi pada
laki-laki dari pada perempuan.
 b. Hernia inguinalis femoralis, muncul sebagai tonjolan pada pangkal paha. Tipe ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pria.

 c. Hernia Insisional dapat terjadi melalui pasca operasi perut. Hernia ini muncul disekitaran
pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.

 d. Hernia Umbilicalis, berkembang didalam disekitar umbilicus (pusar) yang disebabkan bukan
pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.
Orang jawa biasnya menyebutnya “wudel bodong”. Jika kecil (kurang dari satu centimeter),
hernia jenis ini biasanya meutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun.
 e. Hernia Epigastric yaitu penonjolan isi perut yang letaknya antara pusar dengan
batas bawah tulang rusuk, terletak antara bagian bawah perut, berisi jaringan lemak
jaringan berisi usus,biasanya tidak nyeri dan benjolan sulit didorong masuk kembali. 12
 f. Hernia Hiatal adalah kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan turun,
melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut
menonjol ke dada (toraks).
 g. Hernia nucleus pulposi (HNP) adalah hernia yang melibatkan cakram tulang
belakang. Di antara setiap tulang belakang ada diskus intervertebraslis yang menyerap
goncangan cakram dan meningkatkan elastistas dan mobilitas tulang belakang. Karena
aktivitas dan usia, terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menyebabkan saraf
terjepit (sciatica). NHP umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga vertebra lumbar
bawah
Etiologi

 Hernia dapat terbentuk apabila luka operasi pada perut tidak menutup
dengan benar. Dinding otot perut mungkin lemah atau belum pulih
sepenuhnya usai operasi. Area ini tidak mampu menahan tekanan pada
perut sehingga membentuk celah. Usus halus, organ, atau jaringan lain
dalam perut kemudian mendorong celah tersebut. Lama-kelamaan,
celah pada otot perut menjadi semakin besar sehingga jaringan atau
organ di dalamnya dapat melesak keluar. Area sayatan operasi memang
paling lemah selama masa pemulihan. Celah pada otot perut umumnya
terbentuk dalam 3-6 bulan setelah operasi, tetapi hernia bisa saja
muncul atau membesar beberapa bulan hingga tahun setelahnya.
Hernia insisional terkadang bisa terjadi tanpa sebab.
Faktor yang dapat meningkatkan risikonya:

 a. Memberikan terlalu banyak tekanan pada perut.

 b. Langsung beraktivitas selama masa pemulihan pascaoperasi.

 c. Hamil sebelum luka betul-betul pulih.

 d. Adanya infeksi pada luka operasi.

 e. Adanya penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit paru, atau gagal ginjal.

 f. Konsumsi obat steroid atau penekan sistem imun.

 g. Riwayat kebiasaan merokok.

 h. Riwayat obesitas Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan


akumulasi lemak pada jaringan adiposa.
Manifestasi Klinis

Menurut Grace & Borley (2007) manifestasi pada hernia insisional,


biasanya tonjolan berleher-leher, sulit dikontrol oleh tekanan dan
diperjelas dengan menegangkan rectum. Hernia insisional yang
besar dan kronis dapat berisi sejumlah besar usus halus dan dapat
irreducible atau tidak dapat diperbaiki. Gejala utama hernia setelah
operasi ialah munculnya tonjolan dekat area luka bedah.Tonjolan
ini akan tampak lebih jelas saat berdiri, batuk, mengangkat barang,
dan meregangkan otot-otot.
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan darah lengkap Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum elektrolit
dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), dan ketidakseimbangan
elektrolit. 15 Pemeriksaan koagulasi darah: mungkin memanjang, mempengaruhi
homeostastis intraoperasi atau post operasi.

 b. USG abdomen pada regio inguinalis dextra dan sinistra Membedakan masa di paha atau
dinding perut, sumber pembengkakannya, dan membedakan jenis-jenis hernia.

 c. Urinalisis Diagnosis banding dengan sebab genitourinaria yang menyebabkan rasa sakit di
daerah inguinal dan eritrosit (0-4/LPB) pada urin pasien ini merupakan akibat dari
hipertrofi prostat jinak.

 d. Sinar X abdomen Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus


Laparoskopi, untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang
berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
Penatalaksanaan Medis

 Operasi terbuka: Bila hernia insisional bertambah besar dan tidak dapat direduksi, dokter
kemungkinan akan melakukan operasi hernia terbuka. Operasi ini bertujuan untuk
mengembalikan jaringan, usus, atau organ pencernaan yang melesak ke posisinya semula.

 Laparoskopi: Laparoskopi insisional hernia perbaikan adalah cara baru operasi untuk kondisi
ini. Operasi dilakukan dengan menggunakan teleskop bedah dan instrumen khusus. Mesh bedah
ditempatkan ke dalam perut di bawah otot-otot perut melalui beberapa insisi kecil ke sisi dari
hernia.Dengan cara ini, jaringan lemah hernia asli tidak pernah re-incised untuk melakukan
perbaikan dan satu dapat meminimalkan potensi untuk luka komplikasi seperti infeksi.

 Hernioraphy: Dilakukan tindakan mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada


conjoint tendon supaya tidak masuk lagi.

 Hernioplasti: Dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat


dinding belakang kanalis inguinalis.
Komplikasi

Menurut Suratun dan Lusianah (2010) dalam Hamriyani, (2020). komplikasi yang mungkin terjadi pada Hernia
inguinalis lateral yaitu :

 a. Hernia berulang Hernia ini terjadi akibat adanya kelemahan dinding otot sehingga muncul hernia baru di
lokasi lain, misalnya dulu pernah hernia perut kiri dan sudah dioperasi sekarang muncul hernia baru di perut
kanan.

 b. Obstruksi usus parsial atau total Karena terjadinya perlengketan usus akibat hernia obstruksi usus parsia
maupun total bisa terjadi di dalam usus halus atau. Pada kasus obstruksi usus parsial, sedikit makanan atau
cairan masih 17 bisa melewati usus. Sedangkan pada kasus obstruksi usus total, tidak ada apa pun yang bisa
melewati usus.

 c. Luka pada usus Kematian jaringan usus akibat pasokan darah yang berhenti dapat memicu robekan pada
dinding usus yang menyebabkan keluarnya isi usus ke rongga perut dan menyebabkan infeksi (peritonitis).

 d. Gangguan suplai darah ke testis jika pasien laki-laki Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin
banyak usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah.
 e. Perdarahan yang berlebih Penyakit hernia bila tidak segera diatasi dan diobati dapat
mengakibatkan perdarahan yang diakibatkan semakin membesarnya usus yang keluar semakin
besar.

 f. Infeksi luka bedah Efek samping yang umum ditemui pasca operasi seperti infeksi luka operasi
akibat adanya tekanan intraabdominal sehingga luka operasiyang terbuka kembali.

 g. Fistel urin dan feses Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitissehingga peristaltik usus menurun
mengakibatkan sembelit. Pada pasien kadang-kadang ditemukan keluhan kencing berupa disuria
karena buli-buli ikut membentuk dinding medial hernia.
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik (misalnya abses, amputasi,


terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan
fisik berlebihan).

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

 Resiko infeksi dibuktikan dengan Efek prosedur Infasif

 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


Contoh Kasus :
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai