TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Hernia adalah suatu benjolan/penojolan isi perut dari rongga normal mulai lubang
congenital atau didapat (Wijayaningsih, 2018). Hernia inguinalis paling umum, visera
menonjol ke dalam kanalis inguinal pada titik dimana tali spermatik muncul pada pria,
dan sekitar ligament wanita. Hernia inguinal indirek lengkuk usus keluar melalui kanalis
inguinal dan mengikuti kordo spermatikus pada pria dan ligament sekitar pada wanita, ini
akibat dari gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup sebelah testis turun ke dalam
skrotum, atau fiksasi ovarium. Hernia inguinalis direk lengkung usus keluar melalui
kanalis inguinalposterior (Diyono & Mulyani, 2019).
Hernia inguinalis adalah Hernia yang terjadi di lipatan paha. Jenis ini merupakan
yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut (Jitowiyono &
Kristiyanasari, 2012:153). Hernia inguinalis adalah Hernia yang paling umum terjadi dan
muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika
dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos kebawah melalui celah.Hernia
tipe ini sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan(Huda dan Kusuma,
2019).Hernia Inguinalis merupakan penonjolan bagian organ dalam melalui pembukaan
yang abnormal pada dinding rongga tubuh yang mengelilinginya (Bilotta, 2018).Hernia
inguinalis lateralis (HIL) adalah muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2018)
Secara anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-otot multilaminar, yang
berhubungan dengan aponeurosis, fasia, lemak, dan . Pada bagian lateral, terdapat tiga
lapisan otot dengan fasia oblik yang berhubungan satu sama lain. Pada setiap otot terdapat
tendon yang disebut dengan aponeurosis(Muttaqin, 2019).
Otot tranversus abdominis adalah otot internal lateral dari otot-otot dinding
perutdan merupakan lapisan dinding perut yang mencegah Hernia inguinalis.Bagian
kauda otot membentuk lengkungan aponeurotik tranvesus abdominis sebagai tepi atas
cincin inguinal internal dan diatas dasar medial kanalis inguinalis.Ligamentum inguinal
menghubungkan antara tuberkulum dan SIAS (Spina Iliaka Anterior Superior).Kanalis
inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian
terbuka dari fasia tranversalis dan aponeurosis muskulus tranversus abdominis .Pada
bagian medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus
inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis muskulus oblikus eksternus.Bagian
atas terdapat aponeurosismuskulus oblikus ekternus, dan pada bagian bawah terdapat
ligamen inguinalis (Muttaqin, 2019).
3. Etiologi
Menurut Suratun dan Lusianah (2017 etiologi terjadinya Hernia inguinalis lateralyaitu :
Hal ini dapat terjadi sejak lahir (kongenital) atau didapat seperti usia, keturunan,
akibat dari pembedahan sebelumnya.
Adanya Benighna Prostat Hipertropi (BPH), sembelit, mengejan saat defekasi dan
berkemih, mengangkat beban terlalu berat dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal.
4. Patofisiologi
Hernia inguinalis lateralis indicekta sebagian besar ada fakta kongenital dengan
adanya penojolan dari prossus vaginalis peritonel. Semua keadaan yang menyebabkan
kenaikan tekanan intra-abdomen seperti kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat
beban berat, mengejan saat defekasi, dan mengejan saat defekasi, dan mengejan saat
miksi, misalnya akibat hipertrofi prostat dan menjadi pencetus terjadinya Hernia. Kanali
adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis
melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah
skrotum, sehingga terjadi penonjolan peritoneum ke daerah skrotum disebut dengan
prosesus vaginalis peritonei(Diyono & Mulyani, 2019).
Pada bayi baru lahir, umunya proses ini telah mengalami obliterasi sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal sering kali
kanali sini tidak tertutup, karena testis turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis lebih
sering terbuka , maka yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia dua bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak
dapat mengalami obliterapi) akan timbul Hernia inguinalis lateralis abuisita. Keadaan
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat miksi, misalnya akibat
hipertropi prostat (iyono & Mulyani, 2017).
5. Menifestasi Klinis
Menurut Suratan dan Lusianah (2017) manifestasi klinis Hernia inguinalis lateralyaitu :
a. Tampak adanya benjolan dilipat paha atau perut bagian bawah dan benjolan bersifat
temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh keluarnya
suatu organ.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut disertai
perasaan mual.
c. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri tidak hanya
didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah pnggul,belakang perut, dan
daerah genital yang disebut reffered pain. Nyeri biasanya meningkat dengan durasi
dan insensitas dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau
menghilang jika istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika terjadi strangurasi karena
suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga menjadi merah dan panas.
e. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Herniaakan bertambah besar.
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suratun dan Lusianah (2017) pemeriksaan diagnostik pada pasien Hernia
inguinalis lateral yaitu:
b. USG abdomen pada regio inguinalis dextra dan sinistra Membedakan masa di paha
atau dinding perut, sumber pembengkakannya, dan membedakan jenis-jenis hernia.
c. Urinalisis
d. Sinar X abdomen
7. Komplikasi
Menurut Suratun dan Lusianah (2017) komplikasi yang mungkin terjadi pada Hernia
inguinalis lateral yaitu :
a. Hernia berulang
Hernia ini terjadi akibat adanya kelemahan dinding otot sehingga muncul hernia
baru di lokasi lain, misalnya dulu pernah hernia perut kiri dan sudah dioperasi
sekarang muncul hernia baru di perut kanan.
Karena terjadinya perlengketan usus akibat hernia obstruksi usus parsia maupun
total bisa terjadi di dalam usus halus atau. Pada kasus obstruksi usus parsial, sedikit
makanan atau cairan masih bisa melewati usus. Sedangkan pada kasus obstruksi
usus total, tidak ada apa pun yang bisa melewati usus.
Kematian jaringan usus akibat pasokan darah yang berhenti dapat memicu robekan
pada dinding usus yang menyebabkan keluarnya isi usus ke rongga perut dan
menyebabkan infeksi (peritonitis).
Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincin hernia menjadi relatif sempit, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah.
e. Perdarahan yang berlebih
Penyakit hernia bila tidak segera diatasi dan diobati dapat mengakibatkan
perdarahan yang diakibatkan semakin membesarnya usus yang keluar semakin
besar.
Efek samping yang umum ditemui pasca operasi seperti infeksi luka operasi akibat
adanya tekanan intraabdominal sehingga luka operasiyang terbuka kembali.
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara
lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitissehingga peristaltik usus
menurun mengakibatkan sembelit. Pada pasien kadang-kadang ditemukan keluhan
kencing berupa disuria karena buli-buli ikut membentuk dinding medial hernia.
8. Klasifikasi
1. Reposisi
2. Suntikan
3. Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotik untuk memperkecil
pintu hernia.
4. Sabuk hernia
5. Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relatif
kecil.Umumnya tindakan operatif merupakn tindakan satu-satunya yang rasional.
6. Pengobatan konservatif
7. Pengobatan operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operatif sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar
operasi hernia terdiri dari herniatomy dan hernioraphy.
8. Herniotomy
9. Hernioraphy
b) Medikasi
1. Anamnesa
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no.
register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
1) Aktivitas istirahat
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
h. Neurosensori
i. Nyeri / kenyamanan
Apakah pasien mengalami nyeri pada insisi pembedahan,
distensi kandung kemih.
j. Keamanan
k. Penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang sering muncul pada pasien post operasi Hernia
antara lain :
PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan ,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI