Anda di halaman 1dari 35

FATHERLESS COUNTRY

KELOMPOK 2
1. BIDANTI APRILIA PUTRI
2. DUMA ROYON PURBA
3. DYAH PRATIWI
4. JAMILATUS SADIYAH
5. LATIFA PERTIWI
6. SILVIA SANDRA LOLITA
7. TYAS RETNA SARI
8. WINDA HARLIANI
LATAR BELAKANG MASALAH

Bias gender, ketimpangan gender


berhubungan dengan peran suami yang
Menurut Data Kemensos RI Tahun minim dalam sebuah keluarga, karena
2017 : Negara Indonesia menjadi beranggapan bahwa tugas hamil,
negara peringkat tiga terbawah melahirkan, menyusui dan peran
dalam peran ayah, atau disebut mengasuh anak adalah tugas perempuan

sebagai Fatherless Country karena budaya patriarki. Feminim


mengurus anak, maskulin mencari nafkah.
(www.Kemenpppa.go.id)
LATAR BELAKANG MASALAH

Berdasarkan jurnal Knowledge and involvement of husbands in maternal


and newborn health in rural Bangladesh didapatkan hanya 22% suami yang
menyadari pentingnya perempuan menghadiri setidaknya empat ANC
kontak selama kehamilan dan hanya 7% dari suami dapat menyebutkan tiga
atau lebih tanda bahaya yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir.
LATAR BELAKANG MASALAH

Penelitian yang dilakukan oleh Ibu Elly Risman


(Psikolog anak) dari tahun 2008-2010, studi di 33
provinsi di Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia
salah satu negara paling “yatim” di dunia. Waktu
anak bertemu ayahnya hanya 65 menit perhari.
Sedangkan di Amerika hanya 17 menit perhari
(yusuf, 2015) Negara Indonesia menjadi negara
peringkat tiga terbawah dalam peran ayah, atau
disebut sebagai Fatherless Country
ANALISA KELOMPOK RENTAN
Minimnya peran suami yang kurang memperhatikan atau tidak
sadar akan kehamilan berisiko tinggi yang harus dihadapi istri
mereka. Ini berakibat :

● Pada penundaan keputusan dalam situasi darurat bila istrinya


mengalami komplikasi kehamilan.
● Pembatasan pada otoritas perempuan dalam pengambilan
keputusan hak reproduksinya, akan menghalangi kesempatan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu yang sesuai.

Hal ini akan berimplikasi pada tingginya risiko kematian ibu dan bayi
ANALISA KELOMPOK RENTAN
Pembatasan otonomi perempuan dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi akses mereka terhadap
layanan kesehatan (baik saat hamil, melahirkan dan nifas)

Mengakibatkan 4T (Terlalu muda, terlalu tua, terlalu


banyak anak, terlalu dekat kelahirannya) dan 3 Terlambat
(terlambat ambil keputusan. terlambat sampai di fasilitas
kesehatan, terlambat pertolongan yang adekuat)

pembatasan otonomi tentang hak reproduksinya perempuan sendiri, ketidak berdayaan seorang perempuan
yang disebabkan budaya, patriarki dan pendidikan yang rendah (Kemenppa)
ANALISA KELOMPOK RENTAN
Secara teori anak tanpa ayah akan menjadi kurang
inisiatif, kurang berani ambil risiko, harga diri yang
rendah, depresi, terlibat pergaulan bebas dan punya
masalah emosional (korban atau pelaku bully).

Tidak jarang kasus LGBT adalah juga karena


hilangnya peran ayah di rumah. Di dalam Al-qur’an
misalnya, 14 dari 17 dialog pengasuhan terjadi antara
ayah dan anak. Betapa penting peran ayah dalam
pengasuhan dibandingkan ibu.

Hasil penelitian Ibu Elly Risman dan Tim


ANALISA KELOMPOK RENTAN
Tidak adanya peran penting ayah akan
berdampak pada rendahnya harga diri ketika
dewasa, marah, malu karena berbeda dengan
anak lain (Lerner, 2011)

Peran ayah sangat penting dan berdampak pada


perkembangan psikologis anak dan remaja.
(Carberra et al, 2000)
ANALISA KELOMPOK RENTAN
Anak-anak yang hidup tanpa ayah mereka, rata-
rata, lebih cenderung memilih teman sebaya
yang menyimpang, berisiko lebih tinggi
mengalami masalah teman sebaya, dan lebih
agresif. (Hetherington & Stanley-Hagan, 1997;
Horn & Sylvester, 2002; Kelly, 2000; Painter &
Levine, 2000)

Anak-anak yang hidup tanpa ayah mereka, rata-rata,


lebih cenderung memilih teman sebaya yang
menyimpang, mengalami kesulitan bergaul dengan anak-
anak lain, berisiko lebih tinggi mengalami masalah
teman sebaya (Mott et al., 1997), dan lebih agresif (Horn
& Sylvester, 2002)
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam Peraturan Perundang-undangan ditemukan beberapa peraturan terkait


Kesejahteraan Ibu dan Anak seperti :
1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945)
2. UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti UU No. 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
3. UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
4. UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
5. UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga
6. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
7. UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
KEBIJAKAN PEMERINTAH

8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 Tahun 2021 pasal 13 ayat (9e) : Pelayanan antenatal sesuai
standar dan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) dilakukan dengan
prinsip melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarga dan menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, dan
menyiapkan persalinan dan kesiagaan jika terjadi penyulit atau komplikasi.

9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1529/Menkes/SK/X/2010

Salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung dan meningkatkan kesehatan ibu hamil agar ibu
hamil dapat melewat kehamilannya dengan sehat sejahtera hingga persalinan, nifas dan menyusui
adalah program desa siaga dan suami siaga
ANALISA KEBIJAKAN

Sudah banyak kebijakan pemerintah terkait kesejahteraan


ibu dan anak, namun peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai kesejahteraan ibu dan anak masih
tersebar di berbagai peraturan perundang-undangan dan
belum mengakomodasi dinamika dan kebutuhan hukum
masyarakat sehingga perlu diatur tersendiri secara
komprehensif, termasuk dalam hal peran suami selama
masa kehamilan, persalinan, nifas, dan pengasuhan anak.
ANALISA KEBIJAKAN
Kehadiran ayah yang penting dalam perkembangan anak perlu
difasilitasi oleh negara. Negara dalam hal ini pemegang kebijakan
dapat berperan untuk memperbaiki keadaan. Misal dengan
memberikan kebijakan cuti bagi ayah untuk menemani istri
melahirkan. Memang selama ini sudah ada aturan (Pasal 93 ayat(4)
huruf e) dimana seorang ayah boleh tidak masuk kerja selama dua hari
saat istrinya melahirkan. Namun, itu dirasa sangat tidak cukup. RUU
tentang kesejahteraan Ibu dan Anak tentang suami berhak
mendapatkan hak cuti pendampingan melahirkan paling lama 40 hari
masih belum disah kan oleh pemerintah. Mengingat peran ayah yang
penting bagi kesehatan fisik dan psikis seorang ibu dan awal
pertumbuhan dan perkembangan bagi anak untuk mencegah fatherless
country.
ANALISA KEBIJAKAN
Program desa siaga dimana didalamnya juga
termasuk dalam gerakan suami siaga sudah berjalan
dengan baik, tapi tingkat pelaksanaan masih berupa
kepatuhan (melaksanakan kegiatan yang sudah
ditetapkan oleh puskesmas) dimana pemahaman dan
kesadaran pentingnya sosok ayah yang kehadirannya
secara tulus untuk ikut memantau dan mengiringi
perkembangan anak masih rendah.
RENCANA MODEL PRAKTIK YANG AKAN
DIKEMBANGKAN

Memberikan edukasi yang Memberdayakan perempuan untuk


berkesinambungan dalam masa memikul tanggung jawab atas kesehatan
kehamilan, persalinan dan mereka, sehingga terbentuk model women
menyusui secara holistic (Fisik, centered care saat wanita dan berdaya dan

mental dan spiritual) yang bisa mengambil keputusan atas otonomi

responsif gender kesehatan reproduksinya


RENCANA MODEL PRAKTIK YANG AKAN
DIKEMBANGKAN

Menggunakan teknologi tepat Melakukan Collaborative (Partnership)


guna, media informasi digital dengan professional lain, Psikolog,
sesuai perkembangan zaman dalam Praktisi Coach life, Influencer, Public
memberikan edukasi figur dalam meningkatkan kesadaran,
berkesinambungan (Kehamilan, pengetahuan dan peran suami dalam
persalinan dan menyusui) yang masa kehamilan, persalinan, menyusui,
responsif gender dan pengasuhan tumbuh kembang anak.
Hal hal yang perlu disiapkan terkait
pengembangan model

1. Membuat Kelas atau Workshop secara online maupun offline, Kelas menjadi ayah, untuk persiapan
pra-nikah agar calon ayah dapat bekal dan persiapan secara fisik, mental, dan financial

Target indikator : Kuesioner (Calon ayah/suami mengerti perannya dalam rumah tangga, dan pengasuhan,
serta menjadi pendamping pada semua siklus kehidupan perempuan), Diikuti oleh >300 peserta online
Hal-hal yang harus disiapkan terkait pengembangan model
(Langkah-Langkah Strategi)
2. Melaksanakan Kelas persiapan (Kehamilan, Persalinan dan Nifas untuk ibu dan ayah, dengan program “Ayah Asi, Ayah
Pendamping siaga dalam kehamilan persalinan (Birth Coach)” Secara online dan gratis untuk mendapatkan akes yang mudah
dalam persiapan menghadapi kehamilan, persalinan dan menyusui untuk meningkatkan pengetahuan dan peran ayah dalam
masa kehamilan, persalinan dan menyusui agar mempromosikan gagasan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai
tanggung jawab yang sama terhadap kesehatan keluarga

Target Indikator :

● audience 300 lebih ibu hamil dan pasangannya


● Kuesioner Google form : (Adanya peningkatan pengetahuan serta peran/sikap ayah dalam kehamilan,
persalinan, menyusui. Ibu dapat memahami dan mempunyai otonomi atas kesehatan reproduksinya)
Hal hal yang perlu disiapkan terkait
pengembangan model

3.. Membuat Film durasi 10-20 menit tentang “Ayah, pulang, peluk dan bermainlah denganku, Aku rindu”Dalam film
tersebut akan menggambarkan Reduksi peran gender tradisional memosisikan ibu sebagai penanggung jawab urusan
domestik dan ayah sebagai penanggung jawab urusan nafkah masih melekat di masyarakat. Padahal, tumbuh kembang
anak sangat dipengaruhi oleh kehadiran dari kedua orang tuanya dalam pengasuhan, sejak kehamilan, persalinan,
menyusui

Target indikator : Video di youtube ditonton lebih dari 10.000 penonton (Viewers) dalam 5 bulan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan model
(Langkah-Langkah strategi)
4. Membuat artikel tentang “Ibu dan Ayah
mempunyai peran yang sama penting dalam masa
kehamilan, persalinan, menyusui dan pengasuhan
anak” Melalui artikel web haibunda.com untuk
dapat diakses oleh banyak masyarakat. Sehingga
Masyarakat bisa memahami dan mengerti tentang
pentingnya suami terlibat aktif dalam kehamilan,
persalinan dan menyusui.

Target indikator dibaca oleh >10.000 viewers


dalam 3 bulan
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam
5. Berkolaborasi dengan komunitas-
pengembangan model komunitas ibu hamil dan parenting
(Langkah-Langkah Strategi) (@haloibu.id, halo bumil,
tentanganakofficial.id, ayah_asi) untuk
membuat IG live, IG Reels, tentang peran
yang sama antara ibu dan ayah dalam
kehamilan, persalinan, menyusui, dan
pengasuhan anak)

Target indikator : Ditonton oleh 200K Views


untuk IG reels, IG Live >200 Views
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan model
(Langkah-Langkah strategi)
6. Kolaborasi dengan berbagai sektor, Tokoh agama,
Tokoh masyarakat untuk memberikan informasi
tentang pentingnya peran suami dalam kehamilan,
persalinan, menyusui (Masa Nifas), dan pengasuhan
anak.

Target indikator : Ada tokoh atau Tokoh Masyarakat


setempat yang dapat membantu menerapkan
responsif gender dengan membentuk kegiatan rutin
dalam meningkatkan peran suami dalam pengasuhan
anak, misalnya “Bina Keluarga Balita bersama ayah”
Hal hal yang perlu disiapkan terkait
pengembangan model

7. Membuat video (Campaign) dengan public figur tentang “Mengapa ibu hamil perlu
pendampingan suami dalam masa kehamilan, persalinan dan menyusui” yang akan ditayangkan
dalam youtube, instagram, dan kelas-kelas persiapan kehamilan, persalinan, menyusui dan
pengasuhan anak.

Target indikator : Video ditonton oleh lebih dari 20.000 viewers di seluruh indonesia dan dunia
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan model
(Langkah-Langkah strategi)
8. Berkolaborasi dengan Psikolog,Certified Coach
life dalam program materi “Couple Well being”
untuk membangun komunikasi yang baik antar
pasangan, dan dapat memberikan dukungan
berdasarkan bahasa cintanya, komunikasi yang
asertif dan mengenal satu sama lain.

Target indikator : Ibu dan ayah dapat memahami


komunikasi asertif, dan membangun komunikasi
yang baik dalam hubungan (Di analisa
menggunakan kuesioner)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan model
(Langkah-Langkah strategi)

9. Advokasi dan diskusi dengan


pemangku Kebijakan DPRD dan lainnya
dalam hal cuti untuk ayah (Pasca
melahirkan) minimal selama 3 bulan

Target indikator : ada program kebijakan


untuk ayah dalam cuti melahirkan
Hal hal yang perlu disiapkan terkait
pengembangan model

1. Membuat Kelas atau Workshop secara online maupun offline, Kelas menjadi ayah, untuk persiapan
pra-nikah agar calon ayah dapat bekal dan persiapan secara fisik, mental, dan financial

Gambaran pelaksanaan model dengan : Seminar, workshop, Diskusi, Tanya jawab, Focus
Group Discussion
Gambaran 2. Melaksanakan Kelas persiapan
(Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Pelaksanaan Model untuk ibu dan ayah, dengan program
“Ayah Asi, Ayah Pendamping siaga
dalam kehamilan persalinan (Birth
Coach)” Secara online dan gratis untuk
mendapatkan akes yang mudah

Gambaran pelaksanaan model dengan :


Seminar, workshop, Diskusi, Tanya
jawab, Focus Group Discussion
Gambaran
Pelaksanaan Model 3. Membuat Film durasi 10-20 menit
tentang “Ayah, pulang, peluk dan
bermainlah denganku, Aku rindu”

Gambaran pelaksanaan model :


Video berdurasi 15-20 menit, di
upload dalam youtube, instagram
Gambaran 4. Membuat artikel tentang “Ibu dan Ayah
Pelaksanaan Model mempunyai peran yang sama penting
dalam masa kehamilan, persalinan dan
menyusui” Melalui artikel web
haibunda.com

Model pelaksanaan : Tulisan satu


halaman untuk di upload dalam website
haibunda.com
Gambaran 5. Berkolaborasi dengan komunitas-
komunitas ibu hamil dan parenting
Pelaksanaan Model (@haloibu.id, halo bumil,
tentanganakofficial.id, ayah_asi) untuk
membuat IG live, IG Reels, tentang peran
yang sama antara ibu dan ayah dalam
kehamilan, persalinan dan menyusui)

Model pelaksanaan : IG Live (Durasi 60


menit, Materi, Diskusi dan tanya jawab), IG
Reels 60 detik
Gambaran 6. Menyampaikan isu gender kepada
pemangku kebijakan di lapangan,
Pelaksanaan Model
kolaborasi dengan berbagai sektor, Tokoh
agama, Tokoh masyarakat untuk
memberikan informasi tentang
pentingnya peran suami dalam
kehamilan, persalinan dan menyusui
(Masa Nifas)

Model Praktek : Focus Grop Discussion


Gambaran 7. Membuat video (Campaign) dengan
public figur tentang “Mengapa ibu hamil
Pelaksanaan Model perlu pendampingan suami dalam masa
kehamilan, persalinan dan menyusui” yang
akan ditayangkan dalam youtube, instagram,
dan kelas-kelas persiapan kehamilan,
persalinan dan menyusui.

Model praktek : Video berdurasi 10-15


menit, di share dalam media sosial, dan
kelas ibu dan ayah
Gambaran
Pelaksanaan Model 8. Berkolaborasi dengan Psikolog,Certified
Coach life dalam program materi “Couple Well
being” untuk membangun komunikasi yang
baik antar pasangan

Model Praktek : Focus Grop Discussion,


Seminar/Workhsop, Tanya Jawab
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan model
(Langkah-Langkah strategi)

9. Advokasi dan diskusi dengan


pemangku Kebijakan DPRD dan lainnya
dalam hal cuti untuk ayah (Pasca
melahirkan) minimal selama 3 bulan

Model praktek : Advokasi, diskusi forum

Anda mungkin juga menyukai