Dikutip dari Gramedia, psikolog Dr. Tri Rejeki Andayani menyebutkan, meskipun keputusan
childfree bersifat sangat personal, namun keputusan tersebut sebaiknya turut melibatkan
kedua anggota keluarga besar, terutama orang tua dari pasangan.
Jika keputusan untuk childfree tersebut tidak dapat diterima oleh kedua orang tua, tentu
saja, tidak menutup kemungkinan bahwa akan muncul tekanan sosial bagi pasangan. Namun,
apabila diterima, maka pasangan pun akan menjadi lebih mudah dalam menghadapi tekanan
sosial baik itu dari masyarakat luar maupun keluarga.
Salah satu alasan pasangan memilih untuk childfree adalah karena berkaitan dengan isu
maupun masalah lingkungan. Beberapa pasangan atau perempuan yang memutuskan untuk
childfree, menilai bahwa populasi penduduk di bumi semakin meningkat.
Akan tetapi, populasi yang meningkat tersebut tidak sejalan dengan kesehatan bumi serta
ketersediaan pangan. Sehingga, childfree pun akhirnya dipilih sebagai salah satu langkah
yang dapat ditempuh.
Dr. Tri juga menyinggung mengenai perspektif teori perkembangan dari Erikson.Dalam teori
tersebut disebutkan, bahwa setiap orang akan memasuki tahap stagnan versus generativitas.
Seseorang yang mengalami stagnan, cenderung akan kesulitan untuk menemukan cara dalam
berkontribusi pada kehidupan.
Selain alasan masalah lingkungan, beberapa pasangan yang memutuskan untuk childfree,
pada umumnya merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam merawat maupun mengasuh
anak.
Sehingga hal tersebut pun menjadi suatu kekhawatiran bagi pasangan.
2. Isu lingkungan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alasan yang cukup menarik dari seseorang
memutuskan untuk childfree adalah berkaitan dengan isu lingkungan. Over populasi menjadi
isu yang cukup hangat saat ini. Populasi manusia semakin banyak di dunia, akan tetapi tidak
sebanding dengan jumlah kerusakan lingkungan yang semakin tinggi serta ketersediaan
pangan.
Sebagian individu, baik yang telah berpasangan atau bahkan masih single pun menyadari isu
tersebut, sehingga mereka merasa prihatin dengan isu tersebut dan memilih untuk tidak
memiliki anak atau childfree. Harapannya, tentu saja mereka tidak ingin menambah populasi
yang telah ada.
Atau pasangan atau individu tersebut belum matang dan belum siap secara mental, untuk
memiliki seorang anak. Hal ini dikarenakan kondisi mental setiap orang berbeda-beda.
Beberapa orang yang memiliki masalah mental, kemungkinan akan lebih khawatir dan
berpikir bahwa mereka tidak cukup mampu untuk membesarkan anak. Akan muncul
kekhawatiran, apakah sang anak akan merasa bahagia, apakah kebutuhannya tercukupi,
apakah ia bisa membesarkan anak dengan mental dan fisik yang sehat dan lain sebagainya.
Sebagian orang mungkin memiliki anggapan, bahwa maternal instinct memiliki peran yang
penting untuk dimiliki oleh seorang perempuan, atau lebih tepatnya seorang ibu. Alasannya
karena maternal instinct ini memiliki kaitan dengan kemampuan seorang ibu untuk
melindungi anak-anaknya.
Beberapa dari perempuan merasa khawatir, bahwa mereka tidak memiliki atau mengalami
masalah dengan maternal instinct, serta tidak yakin bahwa mereka akan menjadi seorang ibu
yang baik sesuai dengan harapan anak atau dirinya
7. Alasan personal
Alasan terakhir adalah karena alasan personal dari seseorang atau pasangan. Seperti tidak
ada alasan Khusus, hanya saja mereka memilih untuk childfree, sebab mereka merasa
nyaman dengan kondisi tersebut. Mungkin juga, beberapa orang memiliki pandangan bahwa
lebih aman, baik itu secara finansial maupun fisik untuk memilih childfree.
2. saya rasa tidak juga, karena data dari hasil yg saya dapat ya, memang ada
beberapa org yg childfree ini menjadi merasa kesepian dan bosan, akan tetapi
kesepian dan bosan nya ini berbea kesepian dan bosanya nya org childfree
dikarenakan kehidupan yg monoton tapi hal seperti ini hanya bersofat
sementara, dan jika memang ada rasa ingin memiliki anak itu di sebabkan oleh
factor lingkungan, karena factor lingkungannya yg menekan dia untuk terus
mempunyai anak.
3.untuk hal sepertin itu, tidak benar juga karena, saat kita memilii karier dan
kita akan berkenalan dengan org banyak disitu kita bisa menemukan teman
atau kerabat yg jauh lebih muda dari kita dam bisa kita andalkan di saat kita
memasuki masa lansia nanti
KESIMPULAN
"jadi childfree ini adalah tindakan suatu keluarga yg tidak ingin mempunyai
anak dengan alasan dan tujuan tertentu, childfree ini juga tidak akan menyebar
karna childfree ini adalah hasil dari alasan dan pilihan individu masing masing
keluargabya yg telah di sepakati Bersama untuk tidak mempunyai anak”
"Kami terkejut menemukan hasil yang mencolok. Ini setara dengan sekitar 11
tahun percepatan penuaan sel," kata ahli epidemiologi Anna Pollack, kepada
New Scientist
Setelah diteliti, ditemukan wanita yang memiliki anak memiliki telomere yang
lebih pendek. Semakin banyak anak yang dimiliki, telomere wanita akan
semakin pendek.
"Kami menemukan bahwa wanita yang memiliki 5 anak atau lebih memiliki
telomere yang lebih pendek dibandingkan yang tidak punya anak dan relatif
lebih pendek dibandingkan yang punya anak satu, dua, tiga atau empat,"
lanjutnya.
Pada dasarnya, telomere adalah daerah molekuler yang bertindak sebagai tutup
di ujung kromosom yang membantu melindungi informasi genetik dalam sel
agar tidak memburuk seiring waktu dari paparan hal-hal berbahaya bagi
kesehatan.
Oleh karena itu, para pakar meyakini, semakin panjang telomere seseorang,
kesehatannya akan menjadi lebih baik sehingga membuatnya panjang umur.
Dalam studi tersebut, tim menemukan bahwa wanita yang telah melahirkan
setidaknya satu anak memiliki telomere yang rata-rata 4,2 persen lebih pendek
daripada wanita yang belum pernah melahirkan. Hal ini ditemukan setelah
menyesuaikan berbagai faktor seperti usia, etnis, pendidikan, status merokok,
dan sebagainya