Anda di halaman 1dari 7

MATERI DEBAT SOSIOLOGI[CHILDFREE]

PENGERTIAN DAN TUJUAN


"jadi childfree bertujuan untuk menekan angka kelahiran di indonesia karena angka kelahiran
di indonesia yang tinggi selain itu juga untuk bertujuan mengurangi anak-anak terlantar
karena kurangnya finansial orang tuanya dalam menghidupkan anak"

Alasan pasangan memilih childfree

Dikutip dari Gramedia, psikolog Dr. Tri Rejeki Andayani menyebutkan, meskipun keputusan
childfree bersifat sangat personal, namun keputusan tersebut sebaiknya turut melibatkan
kedua anggota keluarga besar, terutama orang tua dari pasangan. 

Jika keputusan untuk childfree tersebut tidak dapat diterima oleh kedua orang tua, tentu
saja, tidak menutup kemungkinan bahwa akan muncul tekanan sosial bagi pasangan. Namun,
apabila diterima, maka pasangan pun akan menjadi lebih mudah dalam menghadapi tekanan
sosial baik itu dari masyarakat luar maupun keluarga.

Salah satu alasan pasangan memilih untuk childfree adalah karena berkaitan dengan isu
maupun masalah lingkungan. Beberapa pasangan atau perempuan yang memutuskan untuk
childfree, menilai bahwa populasi penduduk di bumi semakin meningkat.
Akan tetapi, populasi yang meningkat tersebut tidak sejalan dengan kesehatan bumi serta
ketersediaan pangan. Sehingga, childfree pun akhirnya dipilih sebagai salah satu langkah
yang dapat ditempuh.

Dr. Tri juga menyinggung mengenai perspektif teori perkembangan dari Erikson.Dalam teori
tersebut disebutkan, bahwa setiap orang akan memasuki tahap stagnan versus generativitas.
Seseorang yang mengalami stagnan, cenderung akan kesulitan untuk menemukan cara dalam
berkontribusi pada kehidupan.

Selain alasan masalah lingkungan, beberapa pasangan yang memutuskan untuk childfree,
pada umumnya merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam merawat maupun mengasuh
anak.
Sehingga hal tersebut pun menjadi suatu kekhawatiran bagi pasangan.

COUNTER SISTEM KB(KELUARGA BERENCANA)


"sistem kb dari pemerintah menurut saya tidak cukup. kenapa? karna masih banyak anak
anak yang terlantar di luar sana. anak kecil di lampu lalu lintas,di pinggir jalan,di depan
indomaret/alfamidi yang mengemis”
COUNTER JEPANG DAN RESEKSI SEKS
"malah bagus dong kalo populasi di Indonesia turun gara gara adanya childfree, sekarang aja
Indonesia emang lagi overpopulasi dan juga indonesia gabakal kaya Jepang, di Jepang
childfree bukanya karna emang mau childfree tapi dia emg males berhubungan seksual sama
org lain akibat nya jadi ada reseksi seks disana, dan juga populasi di Jepang memang sedikit di
sana, jadi jika dia melakukan childfree dampaknya memang akan berbahaya disana karna ya,
memang rakryatnya yg sedikit, tapi di Indonesia?, Indonesia hampir sama seperti india, dia
memiliki banyak penduduk, dia bukan negara yg maju seperti Jepang ataupun Amerika yg
SDM nya memang tinggi, Indonesia itu SDM nya standar jadi jika Indonesia terus bertambah
populasinya maka kemiskinan dan pengangguran akan terus meningkat seperti di India"

FAKTOR ALASAN CHILDFREE


1.Latar belakang
Latar belakang merupakan salah satu alasan mengapa seseorang atau pasangan itu memilih
untuk childfree, dikarenakan ia memiliki traumatis atas kejadian dan pengheliatan dia yg
terjadi di masa lalunya sendiri di keluarganya.
Latar belakang keluarga pun dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk childfree, yaitu
ketika seseorang memiliki keluarga yang memberikan kebebasan padanya untuk memilih dan
memutuskan segala hal

2. Isu lingkungan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alasan yang cukup menarik dari seseorang
memutuskan untuk childfree adalah berkaitan dengan isu lingkungan. Over populasi menjadi
isu yang cukup hangat saat ini. Populasi manusia semakin banyak di dunia, akan tetapi tidak
sebanding dengan jumlah kerusakan lingkungan yang semakin tinggi serta ketersediaan
pangan.

Sebagian individu, baik yang telah berpasangan atau bahkan masih single pun menyadari isu
tersebut, sehingga mereka merasa prihatin dengan isu tersebut dan memilih untuk tidak
memiliki anak atau childfree. Harapannya, tentu saja mereka tidak ingin menambah populasi
yang telah ada.

3. Kondisi finansial seseorang


Keadaan finansial seseorang menjadi salah satu faktor seseorang memutuskan untuk
childfree. Membesarkan serta merawat anak, seperti yang Grameds ketahui bukanlah yang
mudah. Dibutuhkan persiapan mental serta finansial yang matang.
Ketika pasangan telah memutuskan untuk childfree, kemungkinan mereka telah
memperhitungkan kemampuan finansial atau bahkan hingga kemungkinan-kemungkinan soal
membiayai tumbuh kembang sang anak
Apabila dalam perhitungan tersebut, rupanya pasangan maupun individu merasa tidak
mampu, maka mereka pun memutuskan untuk childfree. Sehingga, mereka akan lebih fokus
dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi yang tentu saja,
nominalnya tidak sedikit.

4. Memiliki kekhawatiran, bahwa mereka tidak mampu membesarkan anak dengan


baik, Alasan keempat merupakan salah satu alasan umum yang menyebabkan seseorang atau
pasangan memutuskan untuk childfree. Pada umumnya, pasangan atau individu cenderung
memiliki kekhawatiran, bahwa mereka tidak mampu membesarkan anak dengan baik.

Atau pasangan atau individu tersebut belum matang dan belum siap secara mental, untuk
memiliki seorang anak. Hal ini dikarenakan kondisi mental setiap orang berbeda-beda.

Beberapa orang yang memiliki masalah mental, kemungkinan akan lebih khawatir dan
berpikir bahwa mereka tidak cukup mampu untuk membesarkan anak. Akan muncul
kekhawatiran, apakah sang anak akan merasa bahagia, apakah kebutuhannya tercukupi,
apakah ia bisa membesarkan anak dengan mental dan fisik yang sehat dan lain sebagainya.

Karena kekhawatiran tersebutlah, pasangan maupun individu akhirnya memilih untuk


childfree.

5. Memiliki masalah maternal instintc


Maternal instinct merupakan kondisi di mana kemampuan emosional dari seorang
perempuan, khususnya seorang ibu dalam menentukan hal-hal yang benar serta salah ketika
ia membesarkan seorang anak.

Sebagian orang mungkin memiliki anggapan, bahwa maternal instinct memiliki peran yang
penting untuk dimiliki oleh seorang perempuan, atau lebih tepatnya seorang ibu. Alasannya
karena maternal instinct ini memiliki kaitan dengan kemampuan seorang ibu untuk
melindungi anak-anaknya.

Beberapa dari perempuan merasa khawatir, bahwa mereka tidak memiliki atau mengalami
masalah dengan maternal instinct, serta tidak yakin bahwa mereka akan menjadi seorang ibu
yang baik sesuai dengan harapan anak atau dirinya

6. Memiliki kondisi fisik tertentu


Beberapa mungkin memiliki kondisi fisik tertentu yang membuat dirinya tidak bisa atau tidak
mampu memiliki seorang anak. Contohnya seperti mengidap penyakit keturunan dan lain
sebagainya. Kondisi tersebutlah yang kemudian akan menjadi alasan terbesar seorang
individu maupun pasangan memilih untuk childfree.

7. Alasan personal
Alasan terakhir adalah karena alasan personal dari seseorang atau pasangan. Seperti tidak
ada alasan Khusus, hanya saja mereka memilih untuk childfree, sebab mereka merasa
nyaman dengan kondisi tersebut. Mungkin juga, beberapa orang memiliki pandangan bahwa
lebih aman, baik itu secara finansial maupun fisik untuk memilih childfree.

KELEBIHAN CHILDFREE (DI KELUARGA)


1. Anda bisa lebih fokus kepada diri sendiri dan pasangan. “Sebagai contoh, Anda bisa
mengejar karir, target hidup, self care, dan lain-lain,”
2 .Anda tidak merasa terbebani dalam beberapa aspek kehidupan, misalnya finansial dan
sosial.
3. Anda tidak ikut menyumbang kepadatan populasi dunia beserta efek negatifnya. Dikutip
dari Psychology Today, dengan menjadi pasangan childfree, kesempatan bumi untuk
memulihkan sumber daya alamnya juga lebih besar.

KEKURANGAN CHILDFREE (DI KELUARGA)


1.Seiring dengan bertambahnya usia, perasaan kesepian dapat makin berkembang.
2.“Anda mungkin bisa merasa kurang fit in di dalam kelompok. Karena sebagian besar orang
seusia Anda, mungkin sudah menjalankan peran dan dinamika kehidupan yang jauh berbeda
dengan menjadi orang tua,” terang Psikolog Ivon.
3.Pasutri tidak memiliki orang yang bisa diandalkan untuk merawat ketika sudah tua.
COUNTER KEKURANGAN CHILDFREE
1.Tujuan childfree adalah untuk masa depan nanti, Termasuk masa tua,
malahan saat tua nanti lebih baik di asuh perawat asli di karenakan jika kita
memiliki anak kita hanya akan menamba beban dia saja, dia juga sudah
memiliki keluarga dan anaknya sendiri saat dewasa nanti, dan belum tentu juga
ia memliki waktu setiap saat untuk mengurus mu saat tua nanti, jadi saya rasa
lebih baik jika sudah memasuki masa lansia lebih baik lagi dinrwat oleh perawat
asli seperti di panti jompo, tugas mereka juga untuk mengurus orang orang yg
sudah memasuki masa lansia.

2. saya rasa tidak juga, karena data dari hasil yg saya dapat ya, memang ada
beberapa org yg childfree ini menjadi merasa kesepian dan bosan, akan tetapi
kesepian dan bosan nya ini berbea kesepian dan bosanya nya org childfree
dikarenakan kehidupan yg monoton tapi hal seperti ini hanya bersofat
sementara, dan jika memang ada rasa ingin memiliki anak itu di sebabkan oleh
factor lingkungan, karena factor lingkungannya yg menekan dia untuk terus
mempunyai anak.

3.untuk hal sepertin itu, tidak benar juga karena, saat kita memilii karier dan
kita akan berkenalan dengan org banyak disitu kita bisa menemukan teman
atau kerabat yg jauh lebih muda dari kita dam bisa kita andalkan di saat kita
memasuki masa lansia nanti

KESIMPULAN
"jadi childfree ini adalah tindakan suatu keluarga yg tidak ingin mempunyai
anak dengan alasan dan tujuan tertentu, childfree ini juga tidak akan menyebar
karna childfree ini adalah hasil dari alasan dan pilihan individu masing masing
keluargabya yg telah di sepakati Bersama untuk tidak mempunyai anak”

Kontra kesehatan pada childfree


Ketika seorang perempuan usia produktif memilih untuk tidak memiliki
keturunan, artinya fungsi uterus atau kandungan menjadi tidak pernah
digunakan. Padahal, ketika seorang perempuan hamil banyak sekali perubahan-
perubahan fisiologis di dalam tubuh yang membuatnya lebih sehat.
“Konsekuensinya risiko sejumlah penyakit bisa saja lebih tinggi, seperti kanker
rahim dan serviks meskipun ini perlu diteliti lebih lanjut,” ujar Ita Fauzia, Senin
(16/8).
Selain itu, perempuan yang tidak menyusui padahal air susunya terproduksi,
juga memiliki konsekuensi kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan
perempuan yang menyusui.

Dokter spesialis Onkologi di Memorial Sloan-Kattering Cancer Center di New


York AS, Martee L Hensley, dalam everydayhealth.com mengatakan bahwa
perempuan yang telah hamil memiliki risiko terkena kanker endometrium dan
kanker ovarium yang lebih rendah ketimbang perempuan yang tidak pernah
hamil.
Lebih lanjut dia juga mengatakan, perempuan yang tidak menyusui memiliki
risiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi.
“Hal ini disebabkan karena kehamilan dan menyusui akan menyebabkan
perubahan lingkungan hormonal sehingga agak mengurangi risiko kanker
payudara,” tulis Martee L Hensley

CHILDFREE TERHADAP PENUAAN


Mengutip Science Alert, studi membuktikan bahwa memiliki anak membuat
DNA wanita menua.

Penelitian ini melibatkan sebanyak 2 ribu responden wanita berusia 20-44


tahun. Para ilmuwan meneliti telomere, bagian penting dari sel manusia yang
memengaruhi bagaimana sel menua.

"Kami terkejut menemukan hasil yang mencolok. Ini setara dengan sekitar 11
tahun percepatan penuaan sel," kata ahli epidemiologi Anna Pollack, kepada
New Scientist
Setelah diteliti, ditemukan wanita yang memiliki anak memiliki telomere yang
lebih pendek. Semakin banyak anak yang dimiliki, telomere wanita akan
semakin pendek.

"Kami menemukan bahwa wanita yang memiliki 5 anak atau lebih memiliki
telomere yang lebih pendek dibandingkan yang tidak punya anak dan relatif
lebih pendek dibandingkan yang punya anak satu, dua, tiga atau empat,"
lanjutnya.

Pada dasarnya, telomere adalah daerah molekuler yang bertindak sebagai tutup
di ujung kromosom yang membantu melindungi informasi genetik dalam sel
agar tidak memburuk seiring waktu dari paparan hal-hal berbahaya bagi
kesehatan.

Oleh karena itu, para pakar meyakini, semakin panjang telomere seseorang,
kesehatannya akan menjadi lebih baik sehingga membuatnya panjang umur.
Dalam studi tersebut, tim menemukan bahwa wanita yang telah melahirkan
setidaknya satu anak memiliki telomere yang rata-rata 4,2 persen lebih pendek
daripada wanita yang belum pernah melahirkan. Hal ini ditemukan setelah
menyesuaikan berbagai faktor seperti usia, etnis, pendidikan, status merokok,
dan sebagainya

CHILDFREE TERHADAP KESEHATAN(PRO)

Anda mungkin juga menyukai