H.M.RUSLI
HASBIA
Setelah Mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui defenisi chest fisioterapi
2. Mengetahui tujuan fisioterapi chest
3. Memahami prosedur evaluasi berkaitan dengan pemeriksaan pasien paru
4.
TUJUAN FT.RESPIRASI (CHEST PHYSICAL THERAPY)
1. Mencegah obstruksi airway dan akumulasi sekresi yang mengganggu
respirasi normal
2. Memperbaiki kebersihan airway dan ventilasi melalui mobilisasi dan
mengalirkan sekresi
3. Memperbaiki endurance (daya tahan) dan toleransi general exercise
4. Mengurangi kebutuhan / penggunaan energi selama respirasi melalui
latihan Breathing
5. Mencegah atau koreksi deformitas posture yang berkaitan dengan
penyakit respirasi
6. Mengajarkan rileksasi
7. Memelihara dan memperbaiki mobilisasi Chest
8. Memperbaiki efektivitas batuk
Pengobatan dapat dilakukan Opname ICU, Kronik, Pos Operasi ,
dan pasien diluar rumah sakit di rumah, klinik peny. Paru dan pusat
Rehabilitasi
STRUKTUR DAN FUNGSI RESPIRASI
A. THORAX
1. Pembentuk thorax
a. Bagian belakang 12 pasang costa membentuk Costotransversal dan
costovertebral joint
b. Bagian Anterior
Costa 1 7 articulatio Costalis melekat langsung dengan sternum
melalui cartilago costalis
Costa 8 10 Cartilago costalis melekat di costa diatasnya
Costa 11 12 Costa melayang
2. Fungsi Thorax
a. Melindungi organ dalam respirasi, sirkulasi dan sal. Pencernaan
b. Tempat melekatnya otot respirasi secara mekanikal mengembang saat
inspirasi dan mengempis saat ekspirasi
c. Tempat melekat otot extremitas superior yang berfungsi saat
mengangkat , menekan , mendorong saat beraktifitas aktivitas
selalu berkaitan dengan usaha inspirasi
B. OTOT-OTOT RESPIRASI
1. INSPIRASI
a. Diaphragma
otot utama inspirasi yang bekerja saat rileks inspirasi dan
bertanggungjawab pada gerakan udara
Saat berkonraktraksi bgn. Kaudal naik untuk meningkatkan
kapasitas cavum thorax
dipersarafi ; N. Phrenic (c3 , C4 , C5 )
b. Intercostalis
1) Intercostalis external aktif saat inspirasi sedang intercostalis
internal dan transversal minimal
Fungsinya ; mempertahankan space costa dan tonus costa bila
ada perubahan tekanan intra thorax
selama inspirasi Intercostalis external ;
mengangkat costa dan meningkatkan dimensi
cavum thorax anterior posterior dan tranversal
dipersarafi ; Th.1 - Th.12
c. Otot-otot Accessory muscle Inspirasi
Otot-otot ini tidak berpartisipasi langsung saat inspirasi normal ,
tetapi pada saat usaha inspirasi lebih besar mis. ; aktivitas fisik
Otot accessory muscle menjadi otot utama inspirasi bila
diaphragma lemah atau tidak efektif akibat penyakit paru kronik
atau peny. Neuromuscular
1). SCM mengangkat sternum meningkatkan Diameter A-
P thorax , Diaphragma lemah SCM jadi otot utama
inspirasi
saraf ; N.XI dan C2 C3
2). UpperTrapezius mengangkat shoulder mengangkat /
memperbesar cavum thorax selama inspirasi (nervus N. XI )
3). Scaleni partisipasi minimal dlm inspirasi normal untuk
menstabilkan costa satu
Deep Inspirasi atau gangguan respirasi scaleni
mengangkat costa satu dua dan menambah ukuran cavum
thorax , Jika leher di fiksasi bagian superiornya (t4 Melekat)
Selama Deep Inspirasi Otot 100 anterior , Pectoralis
mayor dan minor juga aktif mengangkat costa atau bila
mendorong costa kedepan lengan bila extremitas atas di
fiksasi .
2. EXPIRASI
a. Rileks Ekspirasi ad. Proses pasif saat istirahat . Bila Diaphragma
rileks setelah kontraksi diaphragma naik dan
costa turun .
Elastisitas recoil jaringan menurunkan area intrathoracal dan
tekanan intrathoracal yang meningkat
menyebabkan ekspirasi .
b. Aktif Ekspirasi ( Forced , Prolong )
kontraksi otot khusus abdominalis dan intercostalis menyebabkan aktif
ekspirasi
1). Otot Abdominalis
Rectus Abdominalis , Internal dan external Obliques dan transverse
abdominalis kontraksi untuk menurunkan rongga thorax dan isi
abdomen bagian atas mendorong diaphragma
Bila abdomen kontraksi tekanan intrathoracal meningkat dan udara
keluar dari paru
dipersarafi oleh ; Th 10 Th12
2). Internal Intercostalis
Fungsi utama Internal intercostalis adalah slama ekspirasi kuat
dengan menekan kuat kosta
Dipersarafi ; T1 T12
MEKANISME RESPIRASI
A. GERAKAN THORAX SELAMA RESPIRASI
Setiap costa mempunyai pola sendiri tetapi secara umum dapat dibuat
Costa anterior melekat di sternum (kecuali costa 11 dan 12) dan di
posterior melekat di Diskus Vertebra dan Proccessus transversal
membentuk Kinematika Tertutup
Thorax mengembang selama inspirasi ke tiga yaitu ;
1. Pengembangan A-P diameter
a. Sternum dan upper costa bergerak kedepan dan keatas Pump
handle motion
b. Thorax spine ekstensi (tegak) memungkinkan sternum
mengembang luas
2. Pengembangan Diameter Transversal ( lateral )
a. Elevasi dan gerakan kelateral dari midshaft portion costa dikenal
dengan bucket hundle motion
b. Lower costa (8-10) yang tidak melekat langsung di sternum
bergerak keluar dan mendatar untuk meningkatkan sudut
subcosta disebut ; Caliper motion
c. Sudut costochondral junction juga meningkat membuat segmen
costa memanjang selama inspirasi
3. Dimensi Vertikal meningkat
a. Sentral tendon diaphragma turun jika kontraksi Piston action
b. Elevasi costa meningkatkan dimensi vertikal thorax dan
memperbaiki efektivitas diaphragma
4. Pada akhir inspirasi , otot rileks , elastisitas recoil menyebabkan
diaphragma bergerak ke atas , costa turun ke posisi istirahat
(rest)
B. GERAKAN UDARA
1. External Respirasi (Ventilasi)
a. Gerakan udara ke dan dari tubuh
b. Selama Inspirasi thorax mengembang , tekanan dalam paru-
paru (tek. Alveoli ) menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfir
Udara masuk ke paru-paru
c. Akhir Inspirasi , otot rileks dan elastis recoil paru-paru
mendorong udara keluar ekspirasi
d. Gerakan udara dapat di efektifkan dengan Breathing Exercise
2. Internal Respirasi
a. Transport darah ke jaringan dan pergantian antara udara dan
darah dalam sel
b. Breathing Exercise dapat memperkuat kemampuan tetapi
tidak merubah fisiologi udara
C. PENGEMBANGAN PARU-PARU
1. Pengembangan elastisitas recoil jaringan paru atau
sangat mudah mengembang saat inspirasi
2. Pengembangan berubah oleh umur dan penyakit
D. TAHANAN AIRWAY
Tergantung :
a. Cabang airway
b. Ukuran (diameter) lumen airway
dapat menurun oleh ; mucus , udema dan
kontraksi otot
c. Normal airway dilatasi saat inspirasi dan kontriksi
saat expirasi
d. Jika Diameter menurun maka tahanan airflow akan
meningkat
e.Bronchospasma (asma) atau produksi mukosa
meningkat(Bronchitis Chronic) tahanan airflow
akan besar selama ekspirasi Pasien sangat sulit
mengeluarkan udara dari paru-par selama respirasi
ANATOMI dan FISIOLOGI TRACTUS RESPIRATORY
1. SALURAN NAFAS ATAS (UPPER RESPIRATORY TRACT)
a. Cavum Nasi
b. Pharynx
1) Fungsi ;
a) Menghangatkan udara sesuai suhu tubuh
b) Menyaring dan mengeluarkan benda asing Mucosa
Lining mempunyai sel sekret dan cilia benda asing
dikeluarkan dg Bersin
2) Sakit dan Suhu meningkat
a) Mucosa membran cenderung kering
b) Gerakan cilia dihambat oleh mukosa yang kering
c) Pasien cenderung bernafas dengan mulut sehingga mucus
kurang lembab (humidification ) dan viscositas meningkat)
C. Larynx
a) Sejajar C3 C6
b) Mengontrol udara dan saat kontraksi cepat mencegah
makanan , cairan dan benda asing masuk airway
PARU-PARU
BREATHING EXERCISE
A. INDIKASI
1. Acute or Chronic Lung Disease
a. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
b. Pneumonia
c. Atelectasis
d. Pulmonary Embolism
e. Acute Repiratory Distress
2. Nyeri (Pain) akibat Post Operasi atau Trauma
3. Airway akibat sekunder Broncus Spasma atau Sekresi
4. Gangguan SSP yang menyebabkan kelemahan otot mis :
a. High Spinal Cord Injury
b. Akut , Kronik , atau progressive Myopathic atau Neurophatic
5. Ggg Orthopedik mis ; Scoliosis atau Kyphosis yg mengganggu
fungsi respirasi
5. Memperbaiki Stress
B. TUJUAN BREATHING EXERCISE
1. Memperbaiki Ventilasi
2. Meningkatkan efektivitas mekanisme batuk
3. Mencegah Atelektasis
4. Memperbaiki kekuatan,endurance,dan koordinasi otot Respirasi
5. Memelihara dan memperbaiki mobilitas chest / Thorax
6. Memperbaiki pola nafas abnormal dan pola tidak efisien
7. Menstimulasi Rileksasi
8. Mengajarkan cara mengatasi bila ada serangan sesak nafas
SEGMENTAL BREATHING
Menjadi pertanyaan apakah pasien dapat diajarkan ekspansi lokal
paru paru sedang yang lainnya diam , walaupun diketahui bahwa
Hypoventilasi dapat terjadi pada beberapa area paru akibat nyeri dan
menghindari nyeri otot post operasi , Atelektasis , dan Pneumonia
oleh karena itu ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian
penting adalah penekanan pada problem Expansi area dan
dinding chest
A. LATERAL COSTAL EXPANSION
1. kadang disebut : LATERAL BASAL EXPASION bisa
dilakukan Unilateral atau Bilateral
2. Posisi pasien Sitting atau hook lying
3. Tempatkan kedua tangan di lateral lower costa untuk fiksasi dan
perhatikan area gerakan yang terjadi ( Perhatikan gambar)
4. Anjurkan pasien ekspirasi dan merasakan gerakan costa turun
bergerak ke dalam
5. Saat pasien expirasi berikan penekanan lembut pada costa dengan
telapak tangan (palmar)
6. Sebelum inspirasi lakukan stretching dengan cepat pada dinding
chest ke arah dalam dan kebawah
Stretching ini akan memfasilitasi kontraksi otot Intercostalis
external otot ini menggerakkan costa keluar dan keatas selama
Inspirasi
7. Anjurkan pasien mengembangkan lower Rib melawan kedua tangan
saat inspirasi
8. Manual Resinten ringan (gentle) pada area lower RIB untuk
meningkatkan Sensory Awareness saat pasien Inspirasi dan Expansi
Chest dan pelebaran Rib
9. Selanjutnya saat pasien Expirasi beri batuan dengan getaran ringan
pada rongga costa selama bergerak kebawah dan kedalam
10. Pasien kemudian diajarkan cara latihan sendiri dengan menempatkan
satu atau dua tangan di atas costa atau menggunakan Belt (ikat
pinggang) .
B. POSTERIOR BASAL EXPANSION
1. Posisi pasien sitting dan lean Forward di bantal dengan Hip
sedikit bengkok
2. Letakkan kedua tangan diatas permukaan posterior lower costa
3. Instruksi sama dengan lateral costal expansion
4. Segmental Breathing penting pada post Op dengan posisi semi
Upright di bed dalam waktu lama karena menyebabkan
sekresi sering terakumulasi di segmen posterior lower lobus
C. RIGHT MIDDLE LOBE or LINGULA EXPANSION
1. Posisi Sitting
2. Letakkan kedua tangan di samping kiri dan kanan chest
dibawah axilla
3. Prosedur sama dengan lateral basal expansion
C. APICAL EXPANSION
1. Posisi sitting
2. Penekanan dengan ujung jari-jari diberikan di bawah clavicula (uni
atau bilateral
3. Pola ini cocok PNEUMOTHORAX post Operasi lobectomy
GLOSSOPHARYNGEAL BREATHING
a. Tujuan : untuk meningkatkan kapasitas Inspirasi
akibat kelemahan otot inspirasi berat
Diajarkan pada pasien yang sulit
Deep Inspirasi mis; sebelum Batuk
b. Pola ini awalnya ditujukan untuk membantu pasien
Post Polyo dengan kelemahan otot berat
Sekarang semua kondisi dan paling
sering pada pasien High Spinal Cord
Injury yang mudah mengalami problem
respirasi
C. Prosedur : Pasien mengambil beberapa kali udara lalu menutup
mulut lalu lidah mendorong udara kebelakang area
pharynx sehingga udara akan terdorong dengan kuat
masuk paru-paru saat Glottis terbuka
TEKNIK ini meningkatkan Deep Inspirasi dan
Vital Cavacity
d. CATATAN : Teknik ini sangat sulit diajarkan tapi
sangat berguna terbatas hanya pada
beberapa pasien
PURSED LIP BREATHING
a. Apakah teknik ini cocok untuk diajarkan pada pasien
masih diperdebatkan
1. Gentle Pursed Lip Breathing dengan kontrol expirasi adalah
sangat berguna jika dilakukan dengan tepat
Teknik ini diajarkan untuk mempertahankan Airway tetap
terbuka dengan adanya tekanan balik dalam airway
Teknik ini untuk pasien : COPD dengan serangan nafas pendek
Hasil studi : Pursed Lip Breathing dapat menurunkan
Kec. Rspirasi , meningkatkan Tidal Volume
dan memperbaiki Toleransi Exercise
2. PERHATIAN : Force Expirasi selama PLB ini harus dihindari
Force dan expirasi panjang dengan bibir pursed Lip akan
meningkatkan turbulensi airway dan menyebabkan
Restriktif bronchus kecil Ini yang menyebabkan
beberapa Ft menganggap teknik tidak cocok
3. Peneliti buku ini menganjurkan bahwa PLB (pasif expirasi) dapat
diberi pada pasien serangan Dyspnea (Dyspnea on
exertion) dan diajarkan pada pasien COPD
b. PROSEDUR :
1. Posisi Comfortable dan serileks mungkin
2. Jelaskan pada pasien bahwa Expirasi harus rileks (pasief ) dan
kontraksi abdomen harus dihindari
3. Tempatkan tangan diatas abdomen untuk mendeteksi kontraksi
otot abdomen
4. Instruksikan pasien untuk inspirasi dalam dan perlahan
5. Kemudian pasien expirasi dengan bibir purse Lip
POSISI PD
1. Posisi didasarkan atas anatomi paru-paru dan
cabang tracheobronchial (lihat gbr berikut)
2. Tiap segmen dari tiap lobus mengunakan posisi sesuai gambar
berikut (19-23 sampai 19 34) , tanda hitam adalah ilustrasi area
indikasi dinding chest yang diperkussi atau vibrasi dilakukan.
3. Pasien bisa diposisikan :
a. Meja PD yang bisa di elevasikan ujungnya
b. Tilt Table
c. Reinforced padded table with a lift
d. Hospital bed
4. Anak-anak dapat diposisikan dengan memangku di paha terapist
PROSEDUR TERAPI PD
1. PETUNJUK UMUM
a. Time Of Day
(1) Jangan memberi PD segera setelah makan
(2) Koordinasikan terapi denga Aerosol Therapy dengan :
(a) Beberapa Ft berpendapat Terapi Aerosol dikombinasi
Humidification sebelum PD akan membantu mengurangi
sekresi dan meningkatkan produktivitas
(b) Aerosol Therapy adalah yang terbaik setelah PD dan bila
paru-paru telah bersih maka keuntungan maksimum
diperoleh bila obat diberi melalui Aerosol Therapy
(3) Pilihlah Waktu terbaik yang menguntungkan pasien :
(a) Pasien Batuk cenderung Produktif pada pagi hari akibat
akumulasi sekresi pada malam hari
(b) PD pada sore hari akan membersihkan paru-paru
sebelum tidur sehingga membantu pasien istirahat baik
b. Frekuensi terapi tergantung kondisi patologi pasien
(1) Mukus kental dan banyak perlu 2 4 X perhari PD
sampai paru-paru bersih
(2) Pemeliharaan perlu 1 2 X perhari untuk mencegah
akumulasi sekresi berulang
2. PERSIAPAN PASIEN
a. Lepaskan pakaian
b. Siapkan mangkok sputum atau tissue
c. Siapkan bantal untuk posisi pasien comfort
d. Jelaskan prosedur terapi pada pasien
e. Ajarkan pasien teknik Deep Breathing dan Batuk efektif sebelum
mulai PD
f. Bila produksi sputum banyak instruksikan pasien batuk bbrp
kali atau siapkan suction sebelum positioning
g. Bila ada tube atau wire mis ; Chest tube, ECG wire atau catheter
pastikan tetapi baik selama positioning.
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PD
a. Evaluasi pasien untuk menentukan segmen paru yang perlu PD
(1) Beberapa kondisi memerlukan semua posisi mis ; CF