KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
I. PUISI
II. PROSA
A. CERPEN
B. NOVEL
C. ROMAN
III. DRAMA
PENUTUP.....................................................................................................................................16
iii
Struktur Tematik :
Protes terhadap kepincangan masyarakat pada awal industrialisasi
Kesadaran bahwa aspek manusia merupakan subyek dan bukan obyek pembangunan
Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius dan cenderung mistik
Ceritadan pelukisan bersifat alegoris dan parabel
Perjuangan hak – hak asasi manusia , kebebasan , persamaan , pemeratan dan terhindar
dari pencemaran teknologi modern
Kritik sosial terhadap si kuat yang bertindak sewqenag – wenang terhadap mereka
yang lemah dan kritik terhadap penyeleweng
Hasil Analisis :
Tema : Buruk sangka
Diksi : Diksi yang terdapat pada puisi “Dengan Kasih Sayang” bahasanya susah
untuk dipahami karena banyak kata yang bermakna konotasi
Majas :
~ Metafora : Jangan dibunuh para lintah darat
Ciumlah mesra anak janda tak berayah
Dan sumbatlah jarimu pada mulut peletupan
Kena darah para bajak dan perombak
Akan mudah mendidih oleh pelor
Mereka bukan tapir atau badak
Hatinyapun berurusan cinta kasih
Seperti jendela terbuka bagai angin sejuk¡
Amanat : ~ Jangan menilai sesuatu jika belum tahu kebenarannya
~ Harus saling memaafkan meskipun pembunuh sekalipun
Rima : Unsur bunyi dalam sajak tersebut sangat halus dan menyentuh hati
sehingga menimbulkan keharuan saat membaca puisi tersebut, dan
dapat memberikan efek terhadap makna, nada dan suasana puisi tersebut
3
b.
Hasil Analisis :
Hasil Analisis :
d.
Hasil Analisis :
Tema : Percintaan
Diksi : Diksi yang terdapat dalam puisi “Sajak Kecil Tentag Cinta” bahasa yang
digunakan dalam puisi tersebut banyak yang bermakna konotasi sehingga susah
untuk dipahami
Majas :
~ Aliterasi : Mencintai angin harus
Menjadi siut.......
Amanat : ~ Mencintai harus sepenuh hati
~ Cinta sesuatu yang harus diperjuangkan
Rima : Unsur bunyi dalam sajak tersebut halus dan damai sehingga saat membacanya
terbawa perasaan yang mempengaruhi efek terhadap makna dan nada
6
e.
Hasil Analisis :
II. PROSA
a. CERPEN
Hasil Analisis :
b. NOVEL
9
Hasil Analisis :
Judul : Pasar
Pengarang : Kuntowijoyo
Penerbit : Bentang
Tebal Buku : 274 hlm.
Tahun Cetak : Cetakan pertama, Maret 1973
Elaborasi antara judul dan keseluruhan cerita:
Elaborasi antara judul dan keseluruhan cerita digambarkan pada kutipan awal cerita yang
menggambarkan suasana pasar Gemolong.
Hari masih pagi dipasar itu. Matahari kunig kemerahan, berbinar-binar menyentuh
gumpalan-gumpalan daun asam di atas los-los pasar. Di bawah pohon asam itu masih
dingin. Los-los pasar dari besi dengan atap yang lumutan berjajar sepi. Sedikit saja orang.
Mereka membuka bungkus-bungkus dagangan menggelarnya di lantai, di bawah los-los
pagar atau di emper, atau di jalanan. Hai itu hari Pahing yang biasa, kalau mencari
keramaian hari pasar, pada Kliwon-lah. Namun, mereka pun bersabar menunggu
datangnya kesibukan. Juga hilir mudik di jalanan berbatu di muka pasar.Juga dijelaskan
melalui konflik-konflik yang terjadi pada keseluruhan cerita yang semuanya berujung
pada permasalahan pasar dan perkembangannya. Penggambaran tokoh Protagonis (Pak
Mantri Pasar) pun digambarkan dengan cara melalui perkataannya, tingkah lakunya, dan
pola pikirnya dalam mengelola pasar yang ia kelola. Begitu pula dengan penggambaran
watak tokoh Antagonis (Kasan Ngali) yang juga dijelaskan melalui tingkah laku dan pola
pikirnya yang licik dalam mengupayakan kehacuran pasar yang dikelola tokoh
Protagonis.Dapat disimpulkan bahwa keseluruhan bagian novel merupakan Elaborasi
antara judul dengan keseluruhan cerita. Sehingga judul cerita sudah bisa menggambarkan
isi cerita.
Cara pengarang membuka dan menutup cerita:
Pengarang membuka cerita dengan cara menggambarkan watak tokoh utama (Pak Mantri
Pasar) dengan dibarengi kalimat-kalimat yang mengandung unsur amanat. Selain itu,
pengarang berusaha memulai cerita dengan cara mengemukakan inti konflik dalam cerita,
yaitu pembangkangan para pedagang terhadap Pak Mantri Pasar dengan cara tidak mau
membayar karcis dan menyalahkan burung milik Pak Mantri Pasar sebagai penyebab
semua permasalahan tersebut. Pengarang mengguanakan pola Akibat-Sebab diawal
cerita. Pada paragrap pertama dijelaskan akibatnya, para pedagang membangkang.
Kemudian pada paragrap berikutnya pengarang menjelaskan sedikit demi sedikit
mengenai penyebab terjadinnya konflik. Seperti aktifitas burung milik Pak Mantri yang
dinilai mengganggu kegiatan pasar. Pendeskripsian setting juga merupakan salah satu
cara pengarang dalam membuka cerita. Pengarang menjelaskan suasana, waktu, dan
tempat dengan begitu detil. Kita dapat dengan mudah membayangkan suasana yang ada
diawal cerita tersebut. Penggambaran setting tersebut tercantum dalam kutipan dibawah
ini. Hari masih pagi dipasar itu. Matahari kunig kemerahan, berbinar-binar menyentuh
gumpalan-gumpalan daun asam di atas los-los pasar. Di bawah pohon asam itu masih
dingin. Los-los pasar dari besi dengan atap yang lumutan berjajar sepi. Sedikit saja orang.
Mereka membuka bungkus-bungkus dagangan menggelarnya di lantai, di bawah los-los
pagar atau di emper, atau di jalanan. Hai itu hari Pahing yang biasa, kalau mencari
keramaian hari pasar, pada Kliwon-lah. Namun, mereka pun bersabar menunggu
datangnya kesibukan. Juga hilir mudik di jalanan berbatu di muka pasar.Pengarang
menutup cerita dengan cara menyampaikan amanat melalui tokoh utama. Amanat yang
disampaikan pada akhir cerita merupakan amanat inti dari amanat-amanat lain dalam
cerita tersebut. Penulis menegaskan orang yang tingkahnya buruk pasti akan kalah.
Begitupun sebaliknya, orang yang selalu berbuat baik pasti akan selalu menang.
10
Konflik:
Konflik yang ada pada cerita tersebut dikembangkan secara wajar. Hubungan antara
konflik yang satu dengan yang lainnya berkaitan. Berawal dari suatu hal kecil yang
dikembangkan dengan perlahan kemudian menjadi konflik besar dan serius. Seperti
konflik yang awalnya hanya merupakan konflik ringan seperti burung dara yang
menggangu aktifitas perdagangan. Kemudian berkembang menjadi konflik yang lebih
serius ketika burung-burung tersebut memakan barang dagangan para pedagang. Hingga
para pedagang mulai membenci tokoh utama. Konflik tersebut berkembang menjadi
konflik yang sangat serius ketika para pedagang mulai tidak mau membayar uang karcis
dan ada pula sebagian yang pindah tempat untuk berdagang. Konflik yang paling menarik
adalah konflik batin yang terjadi antara tokoh Protagonis dengan tokoh Antagonis dalan
cerita itu. Cara penyelesaian konflik pada keseluruhan cerita cenderung sama. Setiap
konflik diselesaikan dengan cara menonjolkan sifat sabar tokoh utama. Tokoh utama
terkesan selalu mengalah dan menerima keadaan meskipun kadang sesekali ada hasrat
ingin membalas dan membelikan kedudukan dari tertekan menjadi menekan. Seperti pada
kutipan cerita dibawah ini. Agak lambat pintu itu dibuka. Pak Mantri yang sudah bersedia
untuk marah pada Zaitun itu berdiri kaku dimuka pintu. Dipikir-pikirnya perbuatannya
yang akan dilakukan itu. Yah, beruntunglah pintu itu tak segera dibuka. Masih ada
kesempatan bagi Pak Mantri untuk bersabar. Marah boleh, tapi jangan pada wanita. orang
yang baik ialah orang yang sukar marah, dan bila sekali terlanjur marah, mudah redanya.
Itulah Pak Mantri.
Alur:
Alur yang digunakan oleh pengarang yaitu alur ganda. Pengarang menyajikan cerita
dengan mengemukakan bagaimana akibat dari konflik dalam cerita. Dalam kategori ini
pengarang menggunakan alur mundur. Kemudian penyebab dari konflik yang merupakan
pemaparan selanjutnya berupa alur maju. Berikut kutipan mengenai alur mundur yang
terdapat pada paragraf awal. Tidak ada yang aneh di dunia. Apa pun bisa terjadi, dunia
tak selebar daun kelor. Lagipula, orang-orang lain pun ikut bertanggung jawab untuk
keributan itu. Karena burung-burung dara Pak Mantri Pasar, para pedagang tak mau
membayar karcis. Mereka menggambarkan peristiwa itu sebagai ‘pagar makan tanaman’.
Artinya, kesalahan ada dipihak Pak Mantri Pasar. Bersabarlah, segala sesuatunya akan
diurutkan.
Penggambaran peristiwa kemasyarakatan:
Dari awal cerita sampai ke bagian akhir cerita, banyak sekali terdapat amanat yang secara
tidak langsung merupakan pesan yang disampaikan pengarang kepada para pembaca.
Amanat-amanat tersebut kebanyakan disampaikan dari tokoh utama itu sendiri. Dari
berbagai macam amanat yang disampaikan, tentunya mengandung nilai-nilai yang patut
pembaca cernati.
Selain itu, pengarang berusaha untuk memaparkan kepada pembaca bahwa tradisi asli
Jawa merupakan sesuatu yang sangat penting yang bisa kita pakai sebagai modal dalam
hidup bermasyarakat.
11
c. ROMAN
Hasil Analisis :
Latar :
- Tempat ~ Di jalan raya :”dia hanya tahu, dimana dia di sepanjang
jalan raya”
~ Di stasiun :”kepintu keluar stasiun, menghadang entah
ada kenalannya diantara penumpang yang baru datang itu”
- Waktu ~Siang hari
~ Sore hari
~ Malam hari
~ Dini hari (Subuh)
- Suasana ~ Menyedihkan & Menegangkan
Alur : Campuran
Gaya Bahasa : Bahasa yang digunakan berbelit – belit dan cukup sulit untuk dipahami
Tema : Kehidupan orang – orang yang terpaksa menjadi gelandangan setelah
berakhirnya revolusi
12
III. DRAMA
13
14
15
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
yang menjadi pokok bahasan dalam kliping ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul kliping ini.