Anda di halaman 1dari 51

Histologi Integumen

drg. Anik Listiyana, M.Biomed


PSPD FKIK UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

2020
Learning Objective

Mampu memahami dan menjelaskan:


kulit (kulit tebal, Kulit tipis)

Epidermis
Dermis
Jaringan Subkutan
Kelenjar Kulit
Rambut dan Kuku
KUL
 IT
Integumen, tersusun atas kulit dan turunannya, berupa kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, rambut dan kuku
 Fungsi kulit adalah menyelubungi jaringan lunak di
bawahnya sehingga dapat berperan untuk:
 proteksi terhadap jejas invasi bakteri dan desikasi
/evaporasi
 pengaturan temperatur tubuh
 reseptor sensasi dari lingkungan secara terus menerus (seperti
sentuhan, temperatur dan nyeri)
 ekskresi dari kelenjar keringat
 absorpsi radiasi ultraviolet dari matahari untuk sintesis vitamin
D
LAPISAN
 KULIT
Terdiri dari 2 lapisan
o Epidermis, pada bagian luar tersusun atas epitel berlapis gepeng berkeratin, yang berasal dari
ektoderm
o Dermis, tersusun atas jaringan ikat padat kolagen yang tersusun tidak teratur, yang
berasal dari mesoderm
 Pertemuan antara epidermis dan dermis dibentuk oleh rigi yang menonjol pada dermis (papil
dermis/rigi dermis), yang berinterdigitasi dengan invaginasi epidermis (rigi epidermis)
 Rigi epidermis dan rigi dermis disebut apparatus rete
 Invaginasi lainnya yang merupakan turunan epidermis adalah folikel rambut,
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea sehingga menyebabkan pertemuan epidermis dermis
tidak teratur
 Hipodermis atau subkutis (subcutan), jaringan ikat longgar mengandung berbagai jumlah lemak
(panikulus adiposus), yang terletak di bawah kulit
 Hipodermis bukan merupakan bagian dari kulit namun bagian fasia superfisial
yang menyelubungi seluruh tubuh, tepat di bawah kulit
Epidermis
 Epidermis tersusun atas epitel berlapis gepeng berkeratin
yang tersusun atas empat populasi sel
o Keratinosit
o Sel Langerhans
o Melanosit Sel nonkeratosis
o Sel Merkel
 Karatinosit
 Sel dengan populasi terbesar, tersusun dalam 5 lapisan
 Mengalami pengelupasan yang terus menerus
 Memperbarui diri dengan cara mitosis pada lapisan basal epidermis,
dan seiring pembentukan sel baru, sel diatasnya terdorong ke
permukaan
 Melakukan mitosis pada malam hari
 Dalam perjalanan sel ke arah permukaan, sel berdiferensiasi dan mulai
mengakumulasi filamen keratin pada sitoplasmanya, saat sel dekat
dengan permukaan, sel mati dan terkelupas (±20-30 hari)
 Sel nonkeratosis
 Ada tiga jenis sel yang tersebar di antara keratinosit pada lokasi tertentu, yaitu sel Langerhans, sel
merkel, melanosit
SEL LANGERHANS
o Sel yang mempresentasikan antigen yang terletak di antara sel di stratum spinosum
o Sel ini paling banyak terdapat pada epidermis
o Terkadang disebut sel dendritik (sejumlah prosesusnya yang panjang)
o Juga dapat ditemukan dalam dermis
o Mikroskop cahaya → sel Langerhans mempunyai nukleus yang padat, sitoplasma pucat serta prosesus panjang
dan ramping yang menjulur keluar dari badan sel ke dalam rongga interseluler diantara keratinosit.
o Mikrograf elektron → memperlihatkan nukleus yang polimorfik; sitoplasma elektron lusen menampung
beberapa mitokondria, beberapa retikulum endoplasma kasar dan tidak ada filamen intermedia tetapi
mengandung lisosom, badan multivesikuler dan vesikel berukuran kecil
o Nukleus yang berbentuk ireguler dan ketiadaan tonofilamen membedakan sel Langerhans dengan keratinosit
sekitarnya
o Bentukan khas dari sel Langerhans ialah granula Birbeck (granula vermiformis) yang terikat
pada membran, pada sediaan bentuknya menyerupai pemukul bola Ping Pong
SEL MERKEL
o Tersebar diantara sel keratosit stratum basal, dapat berperan sebagai
mekanoreseptor.
o banyak terdapat di ujung jari, mukosaoral dan pangkal folikel rambut
o Merupakan turunan krista neuralis dan biasanya ditemukan sebagai sel tunggal berjajar paralel
terhadap lamina basalis, namun ia dapat menjulurkan prosesusnya di antara keratinosit, yang
menempel satu sama lain melalui desmosom
o Saraf sensoris bermielin melewati lamina basalis hingga mendekati sel Merkel, dan membentuk
kompleks sel Merkel-neurit (berfungsi sebagai mekanoreseptor)
o Sel ini mernperlihatkan reaktivitas imun mirip sinaptofisin, mengindikasikan bahwa sel Merkel dapat
melepaskan substansi mirip neurokrin, sehingga memberi kesan bahwa sel memperlihatkan aktivitas
yang berhubungan dengan sistem neuroendokrin difus
MELANOSIT
o Turunan dari krista neuralis, terletak diantara sel stratum basal, walaupun juga dapat terletak di bagian superfisial
dermis
o Selnya berbentuk bundar hingga silindris yang mempunyai prosesus panjang bergelombang menjulur dari
permukaan sel dan menembus ruang interseluler stratum spinosum
o Tirosinase diproduksi oleh retikulum endoplasma kasar melanosit, kemudian dikemas menjadi
granula berbentuk oval oleh aparatus Golgi yang disebut dengan melanosome
o Asam amino tirosin ditranspor ke dalam melanosom, untuk dikonversi menjadi melanin dengan serangkaian reaksi
melalui 3,4-dihidroksifenilalanin (dopa, metildopa) dan dopakuinon
o Enzim tirosinase diaktifkan oleh sinar ultraviolet.
o Melanosom meninggalkan badan sel melanosit dan berjalan hingga ke ujung prosesus melanosit, kemudian ujung
prosesus melanosit menembus sitoplasma sel stratum spinosum dan mengeluarkan sekretnya dengan proses sekretori
khusus (sekresisitokrin)
o Prosesus melanosit yang terpotong ujungnya memanjang dan menerima makin banyak melanosome
o Di dalam sel pada stratum intermedia, melanosom ditranspor ke daerah diantara nukleus dan daerah yang mengarah ke
permukaan sel sehingga melanosom membentuk sebuah sawar pertahanan di antara nukleus dan sinar ultraviolet
matahari yang menerpa kulit → pigmen melanin diserang dan didegradasi oleh lisosom keratinosit
o Perbedaan pigmentasi kulit berhubungan dengan melanin, bukan total jumlah melanosit pada kulit, yang berjumlah relatif
sama pada semua ras
o Pigmentasi yang lebih gelap ialah bukan karena jumlah melanosit yang efektif namun karena
peningkatan aktivitas tirosinase
Lapisan Epidermis
 Sitomorfosis keratinosit saat migrasi dari lapisan basal epidermis ke permukaan, dapat
diidentifikasi 5 daerah epidermis, dari lapisan terdalam ke lapisan terluar meliputi:
o stratum basal (germinativum)
o stratum spinosum
o stratum granulosum
o stratum lusidum
o stratum korneum
 Klasifikasikan kulit berdasarkan ketebalan epidermis dibedakan menjadi kulit tebal dan tipis
 Kulit tebal menutupi telapak tangan dan kaki, ditandai dengan adanya kelima lapisan, tidak
mempunyai folikel rambut, muskulus arektor pili, dan kelenjar
sebasea tetapi mempunyai kelenjar keringat.
 Kulit tipis menutupi sebagian besar tubuh mempunyai stratum korneum yang tipis dan tidak
mempunyai stratum lusidum serta stratum granulosum yang utuh, mempunyai folikel rambut,
muskulus arektor pili, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Stratum Basal (stratum germinativum)
 lapisan terdalam pada epidermis diatas membran basal yang terletak di atas dermis,
membentuk daerah perbatasan yang ireguler
 Terdiri atas selapis sel kuboidal hingga silindris rendah yang aktif bermitosis,
mengandung sitoplasma basofilik dan sebuah nukleus besar
 Desmosom banyak terletak pada sisi lateral membran sel melekatkan antar sel
stratum basal, dan antara sel stratum basal dengan sel stratum spinosum
 Hemidesmosom terletak di basal sel berfungsi melekatkan sel pada lamina
basal
 Mikrograf elektron → menunjukkan beberapa mitokondria, sebuah kompleks Golgi kecil,
beberapa retikulum endoplasma kasar dan banyak ribosom bebas
 Sejumlah filamen intermedia (tonofilamen) baik tunggal maupun berupa berkas,
melintasi plak desmosom yang berada di lateral sel dan berakhir pada plak
hemidesmosom
 Gambaran mitosis terlihat pada stratum basal
Stratum Spinosum
 Lapisan paling tebal pada epidermis terdiri atas sel gepeng hingga polyhedral
 Keratinosit yang terletak di basal stratum spinosum juga bermitosis secara aktif
 Stratum basal dan stratum spinosom disebut lapisan malpighi, bertanggung jawab atas pembaruan
keratinosit epidermis
 Keratinosit stratum spinosum mempunyai populasi organel yang sama seperti pada stratum basal,
namun sel pada stratum spinosum mempunyai berkas-berkas
filamen intermedia (tonofilamen) yang lebih banyak serta berperan sebagai sitokeratin/kerangka sel,
daripada sel pada stratum basal
 Berkas menjulur keluar dari daerah perinuklir (kitar inti) menuju prosesus seluler yang
berinterdigitasi, yang melekatkan sel-sel yang berdekatan dengan desmosome → 'jembatan
interseluler' (gambaran sel 'berduri' pada stratum spinosum)
 Produksi tonofilamen yang terkumpul dalam berkas-berkas (tonofibril) saat pergerakan keratinosit ke
permukaan menyebabkan sitoplasmanya eosinofilik
 Sel stratum spinosum juga mengandung granula sekretori pada sitoplasmanya (granula berselubung
membran yang mengandung substansi lipid yang tersusun dalam bentuk lamelar yang padat)
Stratum Granulosum
 Terdiri atas 3 hingga 5 lapis keratinosit yang gepeng, lapisan paling superfisial epidermis, masih mempunyai inti
 Sitoplasma dari keratinosit ini mengandung granula keratohialin yang basofilik, kasar, berbentuk ireguler dan berukuran
besar, yang tidak terikat pada membrane
 Sel stratum granulosum mengandung granula berselubung membrane (kandungan granulanya dilepaskan secara
eksositosis ke dalam ruang ekstraseluler) → membentuk lembaran substansi yang kaya akan lipid yang berperan sebagai
sawar kedap air
 Lapisan impermeabel ini mencegah sel superfisial terbenam dalam cairan ekstraseluler yang berisi nutrien sehingga
mempercepat kematian sel tersebut

Stratum Lusidum
 Hanya terdapat pada kulit tebal (seperti telapak tangan dan telapak kaki)
 Meskipun sel gepeng stratum lusidum tidak mempunyai organel dan nuklei, sel mengandung filamen keratin yang tersusun
padat yang terletak paralel terhadap permukaan kulit dan eleidin (produk turunan keratohialin)

Stratum Korneum
 Lapisan paling superfisial dari kulit, tersusun atas beberapa lapis sel gepeng berkeratin dengan plasmalema yang menebal, tidak
mempunyai nukleus dan organel tetapi terisi dengan filamen keratin yang terbenam dalam matriks amorf
 Sel yang terletak jauh dari permukaan kulit memperlihatkan desmosom, sedangkan sel dekat dengan permukaan kulit disebut
skuama, atau sel tanduk, kehilangan desmosomnya dan menjadi terdeskuamasi (terkelupas)
Dermis
 Terbagi atas dua lapisan yaitu
o lapisan papilar yang terletak superfisial dan tersusun longgar
o lapisan retikular yang terletak lebih dalam dan tersusun padat
 Tersusun atas jaringan ikat padat kolagen yang tersusun tidak teratur
sebagian besar mengandung serat kolagen tipe I dan rangkaian serat
elastin, yang menyokong epidermis dan mengikat kulit dengan
hipodermis di bawahnya (fasia superfisialis)
 Tidak terdapat batas tegas antara dermis dengan hipodermis
Lapisan Papilar Dermis
 Bagian superfisial dermis tidak merata ketebalannya
 Mengandung fibroblas , makrofag, sel plasma, sel mast, dan sel lainnya
yang sering berada dalam jaringan ikat
 Mempunyai banyak lingkaran kapiler, yang menjangkau hingga
pertemuan epidermis-dermis → mengatur temperatur tubuh dan
menutrisi sel epidermis yang avaskular
 Terdapat badan meissner yang bersimpai sebagai mekanoreseptor yang
bertugas merespons perubahan ringan pada epidermis (banyak terdapat
pada daerah kulit yang sensitif terhadap stimulasi taktil seperti bibir,
genitalia eksterna, dan puting)
 Mekanoreseptor bersimpai lainnya yang terdapat pada lapisan
papilar ialah badan Krause
Lapisan Retikular Dermis
 Tersusun atas jaringan ikat padat kolagen yang tersusun tidak
teratur (serat kolagen tipe I, yang tersusun padat paralel terhadap
permukaan kulit, jaringan serat elastin tebal diselingi dengan serat
kolagen, dengan kelenjar sebasea dan keringat)
 Selnya lebih jarang dibanding pada lapisan papilar (fibroblas,
sel mast, limfosit, makrofag sel lemak yang seringkali
ditemukan pada bagian dalam lapisan retikular)
 Pada kulit penis dan skrotum serta areola di sekitar puting terdapat kelompok serat otot polos
terletak di daerah bagian dalam dari lapisan retikular untuk mengerutkan kulit daerah
tersebut
 Serat otot polos lainnya adalah muskulus arektor pili, berinsersi pada folikel rambut,
kontraksi otot ini menegakkan rambut saat tubuh kedinginan atau mendadak terpapar
lingkungan yang bersuhu rendah, sehingga mengakibatkan 'bulu kuduk berdiri' pada kulit
 Kelompok grup otot rangka khusus terdapat pada wajah, leher bagian anterior, dan kulit
kepala (otot ekspresi wajah) berorigo di fasia superfisial dan berinsersi ke dalam dermis
 Terdapat 2 tipe mekanoreseptor terletak dalam bagian dalam dermis yaitu
o badan Pacini, yang merespons terhadap tekanan dan getaran,
o badan Ruffini, yang merespons terhadap regangan (paling banyak terdapat di
dalam dermis telapak kaki)
Histofisiologi Kulit
 Keratinosit memproduksi protein keratin, yang membentuk filamen di dalam sitoplasma keratinosit
 Ada 4 jenis keratin berada dalam epidermis (2 jenis disintesis sel stratum basal dan 2 jenis oleh stratum spinosum)
 Sel stratum spinosum juga memproduksi dan menyimpan protein involukrin dalam sitoplasma plasmalema,
selain membentuk granula berselubung membrane yang membentuk sawar yang permeabel
 Proses pembentukan keratin terhenti saat keratinosit memasuki stratum granulosum
 Sel pada lapisan stratum granulosum memproduksi filagrin (protein yang dianggap membantu
merangkai filamen keratin menjadi berkas padat yang kaku)
 Saat keratinosit mencapai stratum granulosum, keratosit menjadi permeabel terhadap ion kalsium yang membantu
dalam interaksi silang involukrin dengan protein lainnya, sehingga membentuk lapisan yang kuat di bawah
plasmalemma.
 Seiring dengan keratinosit bergerak dari stratum granulosum memasuki stratum lusidum, enzim-enzim
yang dikeluarkan dari lisosom mencerna organel dan nukleus.
 Saat sel memasuki stratum korneum, sel menjadi cangkang mati dan bebas organel yang kuat serta terisi oleh berkas
filamen keratin
 Perturnbuhan dan perkembangan keratinosit dipengaruhi oleh epidermal growth factor (EGF) dan interleukin (IL-1a)
(pada kultur jaringan), sedangkan transforming growth factor (TGF) menekan proliferasi dan diferensiasi keratinosit
Kelenjar pada Kulit
Meliputi :
o kelenjar ekrin
o kelenjar keringat apokrin
o kelenjar sebasea
o kelenjar mammae (kelenjar keringat yang
termodifikasi dan sangat terspesialisasi)
Kelenjar Keringat Ekrin
 Banyak terdapat di dalam kulit
 Melepaskan produk sekretorinya berupa keringat melalui metode sekresi merokrin.
 Berperan penting dalam proses termoregulasi
 Berkembang dari invaginasi epitel pada rigi dermis ke dalam dermis, bagian terdalamnya
menjadi bagian yang mensekresikan keringat
 Kelenjar tubuler bergelung sederhana (simple coiled tubular gland) terletak
di dalam dermis atau hipodermis
 Terdapat struktur yang menyalurkan keringat dari bagian sekretori dari tiap kelenjar, yakni
duktus yang berbentuk bergelung dan ramping, melewati dermis dan epidermis hingga ke
permukaan kulit yang terbuka yang disebut pori keringat
 Kelenjar ekrin dipersarafi oleh serat postganglion dari sistem persarafan simpatis
Unit Sekretori Kelenjar Ekrin
 Bagian sekretori kelenjar mempunyai epitel selapis kuboid hingga silindris rendah yang tersusun
atas sel gelap dan sel terang, beberapa bagian merupakan jenis epitel bertingkat
SEL GELAP (SEL MUKOSA)
 Sel gelap menyerupai kerucut terbalik, dengan bagian yang lebar melapisi lumen
 Bagian sempit jarang mencapai lamina basalis, menyesuaikan diri diantara sel terang yang
berdekatan
 Mikrograf elektron → memperlihatkan beberapa RER, sejumlah ribosom
bebas,
mitokondria yang memanjang, dan kompleks Golgi yang berkembang baik.
 Granula sekretori mengandung glikoprotein yang cukup padat terletak dalam sitoplasma apikal dari sel
gelap, dan sekresi yang dilepaskan oleh sel tersebut bersifat mukus
SEL TERANG
 Sel terang tidak mempunyai granula sekretori mengeluarkan sekret yang bersifat cair
 Sel terang mempunyai daerah apikal sempit dan dasar lebar yang menjangkau hingga lamina
basalis
 Sel terang tidak mempunyai granula sekretori tetapi menyimpan akumulasi glikogen,
organelnya mirip sel gelap, namun sel terang mempunyai sedikit RER
 Sel terang mempunyai akses terbatas ke lumen kelenjar karena sel gelap yang menghalanginya
 Sekresinya yang bersifat cair memasuki kanalikuli interseluler yang terdapat di sela-
sela sel terang, yang kemudian bercampur dengan sekresi mukus sel gelap

SEL MIOEPITEL
 Sel mioepitel mengelilingi bagian sekretori dari kelenjar keringat ekrin terbungkus oleh
lamina basalis dari sel sekretori
 Sitoplasma sel mioepitel mempunyai filamen miosin dan filamen aktin yang terwarnai asidofilik,
sehingga sel mioepitel mempunyai kemampuan berkontraksi
 Kontraksi sel mioepitel membantu dalam mengeluarkan cairan dari kelenjar
Duktus Kelenjar Ekrin
 Duktus kelenjar keringat ekrin bersifat kontinyu dengan unit sekretori pada bagian
dasarnya namun menyempit pada saat berjalan melewati dermis untuk sampai ke
permukaan epidermis
 Duktus ini tersusun atas epitel berlapis kuboid (2 lapis)
 Sel lapisan basal berinti besar, heterokromatik dan banyak mitokondria
 Sel pada lapisan luminal berinti yang berbentuk ireguler, sedikit sitoplasma, hanya
beberapa organel, dan sebuah terminal web tepat di bawah membran plasma apical
 Duktus berjalan mengulir saat melewati dermis. Saat duktus mencapai epidermis,
keratinosit menyelubungi duktus dalam perjalanannya ke pori keringat
Kelenjar Keringat Apokrin
 Kelenjar keringat apokrin ditemukan hanya pada aksila, areola puting, dan bagian anal
 Kelenjar ini dapat mewakili kelenjar bau vestigial (vestigial scent gland).
 Kelenjar ini terbenam di bagian dalam dermis dan hipodermis.
 Duktus kelenjar keringat apokrin bermuara ke dalam saluran folikel rambut tepat pada bagian atas muara duktus
kelenjar sebasea
 Sel sekretori kelenjar apokrin berjenis selapis kuboid hingga silindris rendah
 Saat lumen kelenjar terisi dengan produk sekretori, sel ini dapat menjadi gepeng
 Lumen lebih besar daripada kelenjar ekrin
 Sel sekretori mengandung granula yang terisolasi dari membran apikal oleh terminal web
 Produk sekretori yang kental dari kelenjar apokrin tidak mempunyai bau saat disekresikan, namun saat
dimetabolisme oleh bakteri, kelenjar mempunyai bau yang khas
 Sel mioepitel mengelilingi bagian sekretori kelenjar keringat apokrin dan membantu mengeluarkan
produk sekretori ke dalam duktus kelenjar.
 Kelenjar keringat apokrin berasal dari epitel folikel rambut sebagai tunas epitel yang kemudian
berkembang menjadi kelenjar
 Persarafannya berasal dari serat postganglion sistem persarafan simpatik
Kelenjar Sebasea
 Kelenjar sebasea dapat ditemukan di seluruh bagian tubuh, pada dermis dan
hipodermis, kecuali telapak tangan, telapak kaki , dan sisi kaki yang terletak di
bawah garis rambut
 Kelenjar ini paling banyak terdapat di wajah, kulit kepala, dan kening
 Produk sekretorinya adalah sebum, bahan seperti lilin, campuran minyak
kolesterol, trigliserida, dan debris sekretori seluler
 Sebum berperan mempertahankan tekstur kulit dan fleksibilitas rambut.
 Duktus kelenjar sebasea bermuara ke dalam sepertiga bagian atas saluran folikel,
dimana kelenjar mengeluarkan produk sekretorinya untuk melapisi batang rambut
dan, pada akhirnya seluruh permukaan kulit
 Duktus kelenjar sebasea pada daerah tertentu pada tubuh yang tidak mempunyai
folikel rambut (seperti glans penis, areola puting, labia minora, dan permukaan
mukosa dari preputium) bermuara langsung ke permukaan kulit
 Kelenjar sebasea ialah lobulus dengan kelompok asini yang bermuara ke dalam sebuah
duktus pendek
 Tiap asinus tersusun atas sel basal kecil terletak di perifer (bersandar di atas lamina
basalis), yang mengelilingi sel bulat yang lebih besar yang mengisi sisa asinus
 Sel basal mempunyai nukleus berbentuk bulat, retikulum endoplasma kasar dan halus,
glikogen dan droplet lipid
 Sel yang lebih besar mempunyai retikulum endoplasma halus yang banyak
dan sitoplasma terisi dengan droplet lipid
 Bagian tengah dari asinus terisi oleh sel dalam berbagai tahapan degenerasi
 Sel yang terwarnai pucat, memperlihatkan sitoplasma, nuklei piknotik yang terwarnai gelap,
plasmalemma yang ruptur, dan droplet lipid yang menyatu (sintesis lipid berlanjut),
kemudian diikuti oleh nekrosis sel dan pelepasan lipid dan debris seluler, yang membentuk
produk sekretori (sekresi holokrin)
 Produk sekretori dilepaskan ke dalam duktus yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng yang
kontinyu dengan saluran folikel pada folikel rambut
Rambut
 Rambut ialah struktur filamen berkeratin yang timbul dari permukaan epidermis kulit
 Rambut tumbuh pada sebagian besar tubuh kecuali pada daerah merah bibir, telapak tangan dan
sisinya, telapak kaki dan sisinya, dorsum dari falang distal jari dan jempol, glans penis, glans
klitoris, labia minora, dan bagian vestibuler dari labia mayora
 Terdapat dua tipe rambut pada tubuh manusia
o Rambut yang halus, pendek dan pucat (seperti yang menutupi kelopak mata) disebut
rambut velus
o Rambut yang keras, besar, kasar, panjang dan gelap (seperti pada kulit kepala dan alis) disebut rambut
terminal
 Ada juga rambut yang sangat halus pada fetus disebut lanugo.
 Sebagian besar rambut manusia merupakan tipe velus, sedangkan rambut
terminal mendominasi pada primata lainnya
 Rambut manusia mempunyai sensasi taktil, sehingga apabila ada stimulus yang mengenai rambut
dialirkan menuruni batang rambut ke dalam saraf sensoris yang mengelilingi folikel rambut
Folikel rambut
 Folikel rambut merupakan tempat asal rambut, berasal dari invaginasi epidermis yang masuk
hingga dermis, hipodermis atau keduanya
 Folikel rambut dikelilingi oleh kumpulan jaringan ikat padat dari dermis
 Membrana basalis yang menebal (membran kemaca (glassy membrane), memisahkan
dermis dari epitel folikel
 Akar rambut merupakan akhiran yang melebar dari folikel rambut, bertakik dan
cekungannya menyesuaikan bentuk papila dermis yang menempati daerah tersebut
 Akar rambut dan papila dermis disebut sebagai bulbus rambut (bulbus pili)
 Papila dermis mengandung kapiler yang kaya suplai nutrien dan oksigen untuk sel folikel rambut
 Kumpulan sel yang menyusun akar rambut disebut matriks
 Lapisan luar epitel folikel membentuk sarung akar rambut luar (SARL), yang tersusun atas selapis
sel pada bulbus rambut dan beberapa lapis sel yang dekat dengan permukaan
 SARL mengelilingi beberapa lapis sel yang diturunkan dari epidermis, yakni sarung
akar rambut dalam (SARD)
 Sarung akar rambut dalam (SARD) ) terdiri atas 3 komponen:
o Sederet sel kuboid pada bagian luar, lapisan Henle, yang bertemu dengan lapisan terdalam sel dari sarung akar
rambut luar
o Satu atau dua lapis sel gepeng membentuk lapisan Huxley
o Kutikula SARD, dibentuk oleh sel berbentuk sisik yang berselisip dengan ujung bebas menonjol
ke arah dasar folikel rambut
 SARD berakhir di tempat duktus kelenjar sebasea menempel pada folikel rambut
 Batang rambut merupakan filamen panjang dan ramping yang menembus hingga ke permukaan yang
terdiri atas 3 daerah yaitu medulla, korteks dan kutikula rambut
 Seiring sel matriks di dalam akar rambut berproliferasi dan berdiferensiasi, sel tersebut
bergerak ke permukaan kulit, akhirnya berkembang menjadi batang rambut
 Perbedaan lapisan dari folikel berdasarkan perkembangan dari matriks yang berbeda yaitu:
o Sel matriks paling tengah merupakan asal dari sel bervakuola besar yang membentuk inti
batang rambut (medula) → hanya ada pada rambut tebal
o Sel matriks yang terletak sedikit perifer dari tengah menjadi korteks dari batang rambut
o Sel matriks yang lebih perifer menjadi kutikula rambut
o Sel matriks paling perifer berkembang menjadi sel dari SARD
 Seiring sel korteks terdesak ke arah permukaan, sel mensintesis filamen
keratin dan granula keratohialin (mirip granula keratohialin pada
epidermis) yang banyak
 Granula tersebut kemudian menyatu, membentuk substansi
amorf yang dibenami oleh filamen keratin
 Tersebar diantara sel pada matriks yang terdekat ke papila dermis ialah
melanosit berukuran besar, dengan prosesus dendritik panjang yang
mentransfer melanosom ke sel dari korteks
 Melanosom menetap dalam sel tersebut untuk mewarnai rambut
berdasarkan jumlah melanin yang ada
 Seiring waktu, melanosit secara perlahan kehilangan kemampuan
untuk memproduksi tirosinase, yang esensial untuk produksi
melanin, dan kemudian rambut berubah warna menjadi abu-abu
Muskulus Arektor Pili
 Merupakan otot polos yang menempel pada sarung jaringan ikat yang
mengelilingi folikel rambut dan ke dalam lapisan papilar dermis
 Otot polos ini menempel tepat pada bagian atas dari
pertengahan folikel rambut dengan sudut oblik
 Kontraksi otot menurunkan kulit pada bagian atas insersi dari otot dan
menegakkan batang rambut dan kulit di sekitar batang rambut, sehingga
membentuk "bulu kuduk" yang kecil pada permukaan kulit (saat seseorang
kedinginan atau mendadak ketakutan)
Histofisiologi Rambut
 Siklus pertumbuhan rambut terdiri atas 3 fase yaitu:
o periode pertumbuhan, yakni fase anagen
o periode involusi yang singkat, fase katagen
o fase istirahat, yakni fase telogen, ditandai dengan rambut yang matur dan menua akan
dilepaskan (rontok atau tertarik keluar)
 Rambut yang rontok dengan cara ini disebut club hair karena akar yang berbentuk pemukul bola golf
dipertahankan
 Proses keratinisasi pada rambut dan kulit, walaupun mempunyai kemiripan,
berbeda dalam beberapa hal
 Lapisan sel superfisial epidermis kulit membentuk keratin lunak, terdiri atas filamen keratin
terbenam dalam filagrin dan sel yang berkeratin terkelupas terus menerus, sedangkan keratinisasi
pada rambut membentuk keratin keras, terdiri atas filamen keratin terbenam dalam trikohialin,
tetapi sel berkeratin tidak mengelupas; melainkan terakumulasi menjadi padat dan keras
 Pengaturan sel yang menyusun kutikula rambut dan kutikula sarung akar rambut dalam yakni tepi
bebas sel tersebut saling berselisip sehingga batang rambut sulit dicabut keluar dari folikel rambut
Sel yang saling berselisip
Kuk
 Terletak pada falang distal pada tiap jari, tersusun atas lempeng sel epitel yang sangat padat dan
uberkeratin tinggi yang membentuk lempeng kuku, terletak di atas epidermis yang dikenal sebagai
bantalan kuku
 Kuku berkembang dari sel matriks kuku yang berproliferasi dan menjadi terkeratinisasi
 Matriks kuku, yakni sebuah daerah pada akar kuku, terletak di bawah lipatan kuku proksimal
 Stratum korneum dari lipatan kuku proksimal membentuk eponikium (kutikula), yang
menjangkau dari ujung proksimal hingga naik sekitar 0.5 sampai 1 mm
 Pada sisi lateral, kulit melipat ke bawah sebagai lipatan kuku lateral, membentuk alur kuku lateral,
epidermis berlanjut di bawah lempeng kuku sebagai bantalan kuku dan lempeng kuku menggantikan
posisi (dan fungsi) stratum korneum
 Bulan sabit putih yang terlihat pada ujung proksimal kuku disebut lunula
 Ujung distal lempeng kuku yang tidak melekat pada bantalan kuku, akan berlanjut dengan kulit
pada ujung kuku
 Di dekat pertemuan ini terdapat akumulasi stratum korneum yang disebut hiponikium
 Kuku jari tumbuh terus menerus pada kecepatan sekitar 0,5 mm/minggu, kuku jempol tumbuh lebih
lambat
 warna merah muda menandakan suplai darah yang cukup teroksigenasi.
Potongan longitudinal dan melintang kuku
SELAMAT BELAJAR...

Anda mungkin juga menyukai