Anda di halaman 1dari 1

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Saat rosulullah SAW hijrah ke kota Yastrib atau yang sekarang dikenal dengan nama Madinah beliau
bersabda kepada para sahabat ada empat amal berhadiah surga :
َ ‫سالَ َم وَ َأطْ ِعمُوا الطَّعَا َم وَ صِ لُوا اَألرْ حَ ا َم وَ صَ لُّوا ِباللَّ ْي ِل وَ النَّاسُ ِنيَا ٌم تَدْخُ لُوا ا ْلجَ نَّ َة ِب‬
‫سالَ ٍم‬ َّ ‫َأ ْفشُوا ال‬
“Sebarkan salam/kedamaian, berilah makanan, sambunglah silaturahim, shalatlah di malam hari ketika orang lain
sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad; shahih)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pesan pertama Rasulullah adalah afsyus salaam. “Sebarkan salam/Sebarkan kedamaian”. Rasulullah
menganjurkan umatnya ketika bertemu dengan sesama muslim untuk mengucapkan salam. Beliau juga
memerintahkan umatnya untuk menyebarkan kedamaian. Kapan pun waktunya dan di mana pun berada, seorang
muslim harus menjadi penebar kedamaian. Sejak dakwah Islam pertama setelah Rasulullah menerima wahyu hingga
wafatnya beliau, tak ada satu orangpun yang dipaksa masuk Islam. Islam disebarkan dengan penuh kedamaian,
bahkan saat Rasulullah disakiti ketika mendakwahkan Islam, beliau tidak serta merta membalas dengan kekerasan.
Baik di Makkah maupun di Madinah, orang-orang masuk Islam dengan damai. Setelah masa Rasulullah pun,
tak ada yang dipaksa untuk masuk Islam. Termasuk dakwah Islam di Indonesia yang kemudian menjadi mayoritas
muslim. Islam disebarkan dengan damai, tak ada yang dipaksa karena Allah telah menegaskan dalam firman-Nya:
ِ ‫اَل ِإ ْكرَ ا َه فِي ال ِّد‬
‫ين‬
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).. (QS. Al Baqarah: 256)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sewaktu di Makkah, umat Islam disakiti sedemikian rupa. Dicaci, disiksa, bahkan ada yang dibunuh seperti
Yasir dan Sumayyah, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bersabar. Barulah di Madinah, turun ayat-ayat jihad
dan terjadi peperangan. Namun semua peperangan yang terjadi di masa Rasulullah, dijelaskan Syaikh Yusuf
Qardhawi dalam Fiqihul Jihad sebagai peperangan defensif. Perang dalam rangka membela diri.
Perang Badar, karena awalnya kaum muslimin ingin mengambil harta mereka yang dirampas dan dijarah
sewaktu ditinggal hijrah. Namun setelah kafilah dagang Abu Sufyan lolos, pasukan kafir Quraisy dibawah pimpinan
Abu Jahal justru ingin menghancurkan Islam. Maka terjadilah perang badar. Perang uhud, orang-orang kafir
Quraisy ingin menghancurkan Madinah. Maka disambut kaum muslimin di bukit Uhud. Perang Ahzab, kafir Quraisy
dan sekutunya hendak menyerang Madinah, maka dibuatlah parit (khandaq) untuk menahan agar mereka tak bisa
masuk Madinah. Demikian seterusnya, setiap peperangan di masa Rasulullah selalu dilatarbelakangi oleh adanya
upaya penyerangan dari musuh Islam.
Pesan kedua yang disampaikan Rasulullah adalah berikanlah makanan kepada orang yang membutuhkan.
Inilah salah satu bentuk kepedulian Islam terhadap sesama manusia. Islam menghendaki manusia saling tolong
menolong. Maka jika ada yang membutuhkan, hendaklah ditolong dan umat Islam harus menjadi pelopor dalam
menolong orang lain. Apalagi jika yang dibutuhkan adalah kebutuhan primer yang mendesak. Seperti makanan.
Sejak di Makkah, spirit menolong orang lain sudah ditanamkan. Yang paling monumental adalah turunnya
Surat Al Ma’un yang mencela para pendusta agama yakni mereka yang suka menghardik anak yatim dan tidak mau
memberi makan fakir miskin.
‫َأ َأ‬
ِ ‫َام ا ْلمِسْ ك‬
‫ِين‬ ِ ‫ وَ اَل يَ ُحضُّ عَ لَى طَع‬. ‫ َف َذلِكَ الَّذِي يَ ُدعُّ ا ْليَتِي َم‬. ‫ين‬ ِ ‫رَ ْيتَ الَّذِي يُ َك ِّذبُ ِبال ِّد‬
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS. Al Ma’un: 1-3)
Tiga ayat ini turun berkenaan dengan tokoh kafir Quraisy yang biasa menyembelih unta setiap pekan. Suatu
ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging dari unta yang telah disembelih itu. Namun ia tidak
diberi justru dihardik dan diusir. Islam menyebut mereka itu pendusta agama. Sebaliknya, Islam mengajarkan
pemeluknya menjadi orang yang peka dengan lingkungannya dan suka menolong orang lain yang membutuhkan.
Terutama fakir miskin dan anak yatim.
Pesan ketiga yang diajarkan Rasulullah adalah menyambung silaturahim. Bukan hanya kepada keluarga
dekat tetapi juga tetangga, sahabat dan teman. Mereka yang sudah terikat dengan silaturahim, janganlah
diputuskan. Bahkan silaturahim terbaik, kata Rasulullah adalah menyambung silaturahim kepada orang yang
memutuskannya. Silaturahim ini luar biasa manfaatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ َف ْليَصِ ْل رَ ِح َم ُه‬,ِ‫سَأ لَ ُه فِي َأثَ ِره‬َ ‫ وَ َأنْ يُ ْن‬,ِ‫سط َ عَ لَ ْي ِه فِي ِرزْ ِقه‬ َ ‫مَنْ َأحَ بَّ َأنْ يُ ْب‬
Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali
silaturahim. (HR. Bukhari)
4. Sholat malam
Yang keempat adalah sholat malam. Qiyamul lail. Ini merupakan sholat sunnah yang paling utama.
‫َأ ْفضَ ُل الصَّ اَل ِة بَعْ َد ا ْلف َِريضَ ِة ِقيَا ُم اللَّ ْي ِل‬
“Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam” (HR. An Nasa’i)
Apalagi ketika didahului dengan tidur, menjadi sholat tahajud yang keutamaannya Allah firmankan dalam Al Quran:
‫وَ مِنَ اللَّ ْي ِل َفتَ َه َّج ْد ِب ِه نَا ِفلَ ًة لَكَ عَ سَى َأنْ يَ ْب َعثَكَ رَ بُّكَ َمقَامًا مَحْ مُودًا‬
“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’: 79)

Anda mungkin juga menyukai