Anda di halaman 1dari 2

Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah…

Di dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti pernah mengalami masalah yang berat dan terasa sangat
membebaninya. Masalah adalah bagian dari sunnatullah dalam kehidupan. Allah sengaja menguji manusia untuk
melihat siapa yang mampu bertahan dan lulus dalam ujian tersebut. Lulus disini bermakna manusia tetap berada
di jalan yang benar, tetap taat dan menjalani syariat Islam dengan baik, tetap konsisten untuk meniti jalan yang
akan melabuhkannya ke surga. Itulah yang bisa kita pahami dari beberapa firman Allah SWT, diantaranya dalam
Surat al-Mulk:
 
‫َزيزُ ا ْل َغفُو ُر‬ ‫َأ َأ‬
ِ ‫الَّذِي خَ لَقَ ا ْلمَوْ تَ وَ ا ْلحَ يَا َة ِليَ ْبلُوَ ُك ْم يُّ ُك ْم حْ سَنُ عَ َماًل وَ هُوَ ا ْلع‬
 “Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya.”(Q.S. al-Mulk: 2)
 Juga firman Allah dalam surat Ali Imran:
 I‫ الَّذِينَ ِإ َذا َأصَ ابَ ْت ُه ْم مُصِ يبَ ٌة َقالُوا ِإنَّا ِللَّ ِه‬# َ‫اب ِرين‬ ِ ‫ُس وَ الثَّمَرَ اتِ وَ بَش‬
ِ َّ‫ِّر الص‬
‫ْص مِنَ اَأْلمْ وَ ا ِ َأْل‬
ِ ‫ل وَ ا ْنف‬ ٍ ‫وع وَ نَق‬ِ ‫ج‬ ُ ‫شيْ ٍء مِنَ ا ْلخَ وْ فِ وَ ا ْل‬ َ ‫وَ لَنَ ْبلُوَ نَّ ُك ْم ِب‬
َ‫جعُون‬ِ ‫وَ ِإنَّا ِإلَ ْي ِه رَ ا‬
 “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Sesungguhnya kami adalah milik Allah
dan kepada-Nya-lah kami kembali.”(Q.S. Al-Baqarah: 155-156)
 
Islam mengajarkan bahwa masalah ada untuk diselesaikan. Agar bisa meneruskan hidup, kita harus menyelesaikan
masalah yang kita hadapi, karena masalah memang bagian dari kehidupan. Bukan justru tenggelam dan larut
dalam pusarannya dan enggan bangkit untuk mencari solusi yang mungkin untuk dilakukan. Apalagi sampai
berputus asa dan hilang harapan.

Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah… 


Mungkin diantara masalah yang paling sering dialami masyarakat di negeri kita ini adalah masalah keuangan.
Maka sebagai seorang muslim, apakah yang harus kita lakukan ketika menghadapi masalah keuangan yang
sangat berat?

Yang pertama yang harus dilakukan adalah: kembali menguatkan keyakinan bahwa semua rezeki bersumber dari
Allah subhanahu wataala. Allah Sang Pencipta alam semesta adalah Dzat Yang Maha Kaya. Dialah satu-satunya
yang mampu memberikan rezeki kepada makhluk-Nya. Tidak ada seorangpun yang mempunyai  hak dan
kekuasaan untuk melakukan hal itu. Allah berfirman:
 
‫ي ُذو الرَّ حْ َم ِة‬ ُّ ‫وَ رَ بُّكَ ا ْل َغ ِن‬
 “Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat.” (Q.S al-An’am: 133)
 Juga firman-Nya: 
...‫ه َذا الَّذِي يَرْ زُ ُق ُك ْم ِإنْ َأمْ سَكَ ِرزْ َق ُه‬ َ ْ‫َأ ْم مَن‬
 “Atau siapakah dia yang mampu memberimu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? (Q.S. al-Mulk: 21)
 
Allah berfirman dalam sebuah hadis Qudsi melalui lisan Nabi Muhammad SAW:
 
‫ا‬II‫ دِي ِإالَّ َك َم‬I‫ مَا نَ َقصَ َذلِكَ ِممَّا عِ ْن‬،ُ‫سَألَتَه‬ َّ ‫سَألُوْ نِي َفَأعْ طَيْتُ ُك‬
ٍ ‫ل ِإ ْنس‬
ْ ‫َان َم‬ َ ‫ح ٍد َف‬
ِ ‫جنَّ ُكم َقامُوْ ا فِي صَ ِع ْي ٍد وَ ا‬
ِ َ‫س ُك ْم و‬ َ ‫يَا عِ بَادِي لَوْ أنَّ َأوَّ لَ ُكم وآخِرَ ُكم وإ ْن‬
. َ‫ل ا ْلبَحْ ر‬ ِ ‫يَ ْنقُصُ المِخْ يَط ُ ِإ َذا ُأ ْد‬
َ ‫خ‬
 “Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang pertama kalian, orang terakhir kalian, semua jin dan
manusia, semuanya berkumpul di sebuah padang yang luas, kemudian setiap mereka meminta kepada-Ku
dan Aku kabulkan permintaanya, maka yang demikian itu tidak akan mengurangi apa yang ada disisi-Ku
kecuali seperti berkurangnya air laut ketika dimasukkan jarum ke dalamnya.” (H.R al-Bukhari dan Muslim).
 
Padahal Allah Yang Maha Kaya itu sudah berjanji, bahwa menjadi tanggung jawab-Nya untuk memberi rezeki
kepada semua makhluk-Nya. Jika demikian, apakah perlu kita merasa khawatir dengan rezeki kita? Allah berfiman:
 
‫ين‬ ٍ ‫ستَوْ دَعَ َها ُك ٌّل فِي ِكتَا‬
ٍ ‫ب م ُِب‬ ْ ‫ستَ َق َّر َها وَ ُم‬ ِ ْ‫وَ مَا مِنْ دَابَّ ٍة فِي اَأْلر‬
ْ ‫ض ِإاَّل عَ لَى اللَّ ِه ِرزْ ُق َها وَ يَعْ لَ ُم ُم‬
 
“Dan tidak ada suatu makhluk yang bernyawapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (yaitu Lauh
mahfuzh).” (Q.S. Hud: 6)
 
Yang kedua yang harus dilakukan adalah: meyakini bahwa rezeki yang kita dapatkan adalah bagian yang telah
Allah tentukan untuk kita. Tidak ada rezeki yang salah alamat atau salah sasaran. Semua rezeki yang diturunkan ke
bumi –dalam bentuk apapun- sudah disertai nama penerima rezeki tersebut, sehingga tidak mungkin tertukar.

Allah berfirman:
ٌ‫حوا ِبا ْلحَ يَا ِة ال ُّد ْنيَا وَ مَا ا ْلحَ يَا ُة ال ُّد ْنيَا فِي اآْل خِرَ ِة ِإاَّل َمتَاع‬ ُ ‫سط ُ الرِّزْ قَ ِلمَنْ يَشَا ُء وَ يَ ْق ِد ُر وَ َف ِر‬ ُ ‫ يَ ْب‬I‫اللَّ ُه‬
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira
dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah
kesenangan (yang sedikit).” (Q.S ar-Ra’d: 26).
 
Keyakinan seperti ini adalah merupakan kesempurnaan keimanan seorang muslim. Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
 
‫ وَ َأنَّ مَا َأخْ طََأ ُه لَ ْم يَ ُكنْ ِليُصِ يبَ ُه‬،ُ‫ حَ تَّى يَ ْعلَ َم َأنَّ مَا َأصَ ابَ ُه لَ ْم يَ ُكنْ ِليُخْ طِ َئه‬،ِ‫شرِّ ه‬ َ َ‫ْر ِه و‬ ِ ‫اَل يُْؤ مِنُ عَ ْب ٌد حَ تَّى يُْؤ مِنَ ِبا ْل َقد َِر خَ ي‬
 
“Tidak sempurna iman seorang hamba sehingga ia beriman kepada qadha’ dan qadar -yang baik dan yang
buruk-. Sehingga ia yakin bahwa apa yang ia terima tidak mungkin meleset darinya, dan   apa yang tidak ia
terima tidak mungkin menjadi miliknya.” (H.R at-Tirmidzi)
 
Yang ketiga, melakukan interospeksi diri atas perbuatan yang telah dilakukan. Bisa jadi Allah memberikan ujian
karena kesalahan kita dimasa lalu. “Seorang hamba mungkin ditahan rezekinya karena dosa yang dilakukannya”,
begitu sabda Nabi dalam sebuah hadis riwayat Imam Ibnu Majah. Bagi seorang mukmin, ujian menjadi sarana
untuk kembali kepada Allah, untuk mengoreksi kesalahan dan dosa yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, ujian
sebenarnya merupakan ungkapan rasa sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah ingin menariknya dari lubang hitam
dosa dan membimbingnya kembali menuju rahmat dan petunjuk-Nya.
 
Yang keempat, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan terus memohon karunia-Nya. Tidak ada kehidupan
yang lebih indah dan mudah daripada kehidupan yang diridhai dan dibimbing Allah subhanahau wataala. Untuk
bisa mendapatkan bimbingan-Nya, maka kita harus mendekat kepada-Nya. Mendekat dengan melakukan amalan
yang dicintai-Nya berupa ibadah yang wajib dan sunnah. Mendekat melalui kepatuhan dengan tidak melanggar
sesuatu yang diharamkan-Nya. Rasululluh shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadis qudsi:
 
َ ‫ وَ ب‬،ِ‫ه‬e‫ َفِإ َذا َأحْ بَ ْبتُ ُه ُكنْتُ سَمْ َع ُه الَّذِي يَسْ مَعُ ِب‬،ُ‫ي ِبالنَّوَ ا ِف ِل حَ تَّى ُأ ِحبَّه‬
‫رَ ُه الَّذِي‬e ‫َص‬ َّ َ‫ وَ مَا يَزَ ا ُل عَ ْبدِي يَتَ َقرَّ بُ ِإل‬،ِ‫ي ِممَّا ا ْفتَرَ ضْ تُ عَ لَ ْيه‬ َّ َ‫شيْ ٍء َأحَ بَّ ِإل‬ َّ َ‫وَ مَا تَ َقرَّ بَ ِإل‬...
َ ‫ي عَ ْبدِي ِب‬
...‫ وَ لَِئنْ اسْ تَعَا َذنِي ُأَلعِ ي َذنَّ ُه‬،ُ‫سَألَنِي ُأَلعْ طِ يَنَّه‬
َ ْ‫ وَ ِإن‬،‫ وَ ِرجْ لَ ُه الَّتِي يَمْ شِ ي ِب َها‬،‫ وَ يَ َد ُه الَّتِي يَبْطِ شُ ِب َها‬،ِ‫يُبْصِ ُر ِبه‬
 
“…Tidak ada cara bagi hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yang lebih aku cintai selain
melakukan kewajiban yang aku perintahkan, dan jika ia terus menerus melakukan ibadah yang sunnah
maka aku akan mencintai-Nya, jika aku mencintai-Nya maka Aku akan menjadi pendengaran yang ia
jadikan untuk mendengar, menjadi mata yang ia jadikan untuk memandang, menjadi tangan untuk
memukul, dan menjadi kaki untuk berjalan. Kalau ia meminta kepada-Ku pasti Aku kabulkan, dan bila ia
meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku lindungi...” (H.R al-Bukhari dan Muslim).
 
Yang kelima, terus berusaha mencari jalan untuk mendapatkan rezeki dan tidak berputus asa. Allah tidak akan
merubah nasib kita kecuali kalau kita berusaha untuk merubahnya. 
Allah berfirman:
...‫ِإنَّ اللَّ َه اَل يُ َغيِّرُ مَا ِب َقوْ ٍم حَ تَّى يُ َغيِّ ُروا مَا ِبَأ ْن ُفسِ ِه ْم‬...
“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri…”(Q.S al-Anfal: 53)
 
Allah juga berfirman:
َ‫ِرين‬ ِ ‫سيَدْخُ لُونَ جَ َهنَّ َم دَاخ‬ َ ‫ستَ ْك ِب ُرونَ عَ نْ عِ بَا َدتِي‬ ْ َ‫جبْ لَ ُك ْم ِإنَّ الَّذِينَ ي‬ ِ َ‫ست‬ْ ‫ل رَ بُّ ُك ُم ادْعُ ونِي َأ‬ َ ‫وَ َقا‬
 
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina.” (Q.S al-‘Ankabut: 69)
 

Anda mungkin juga menyukai