Anda di halaman 1dari 20

PERISTIWA PENTING DALAM DAKWAH

RASULLAH Saw PERIODE MADINAH


Periode Madinah
Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, atau saat kota terakhir
masih bernama Yatsrib, di sana terdapat 2 kabilah besar yang saling bertikai
ratusan tahun lamanya. Dua kabilah besar di Yatsrib tersebut adalah kabilah Aus
dengan sekutu Yahudi bani Quraizhah dan kabilah Khazraj dengan sekutu Yahudi
bani Nadhir.
Tercatat sekitar 120 tahun dua kabilah tersebut bertikai. Kendati demikian,
kedua kabilah tersebut sebenarnya merindukan perdamaian, tetapi tidak
menemukan sosok yang menyatukan mereka.

Para pemuka kabilah di Yatsrib menyadari bahwa keadaan sosial politik di kota
itu mengalami krisis sehingga membutuhkan seorang hakam atau arbitrator yang
mampu menyelesaikan sengketa dua suku besar. Dan, mereka lantas sepakat
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang layak dan kapabel untuk
menjadi sang arbitrator guna menyelesaikan konflik tersebut.
Piagam madinah
Pada 622 Masehi atau tahun pertama hijriah, Nabi Muhammad SAW membuat
perjanjian dengan perbagai kalangan yang terdiri dari beragam suku, ras, dan
agama di Yatsrib, yang dikenal dengan sebutan Piagam Madinah
Piagam Madinah berisi pernyataan bahwa para warga muslim dan non-muslim
di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani, serta
non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan.

Dalam Piagam Madinah yang dideklarasikan Nabi Muhammad SAW tersebut,


terdapat 47 pasal
yang mengatur sistem perpolitikan,keamanan, kebebasan beragama, serta
kesetaraan di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan
Respon Nabi Terhadap Kaum Kagir Quraisy
Selama berdakwah Rasulullah Saw belum pernah memaksa apalagi memerangi seorangpun untuk memeluk Islam, ajakan
tersebut hanya sebatas menyampaikan kabar gembira maupun memberi peringatan. Untuk itu Allah Swt selalu menurunkan ayat-
ayatnya yang memberikan semangat kepada Rasulullah Saw, bersabar di dalam menghadapi perlakuan yang menyakitkan dari
pihak kafir Quraisy.
Hingga dua tahun di Madinah turunlah wahyu tentang diperberbolehkannya berperang QS. Al-Hajj (22) : 39-40.
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ٰ ‫هّٰللا‬ ۗ
‫ْض‬ َ َّ‫ق آِاَّل اَ ْن يَّقُ ْولُ ْوا َربُّنَا ُ ۗ َولَ ْواَل َد ْف ُع ِ الن‬
َ ‫اس بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم بِبَع‬ ِ َ‫اُ ِذ َن لِلَّ ِذي َْن يُقَاتَلُ ْو َن بِاَنَّهُ ْم ظُلِ ُم ْوا َواِ َّن َ َعلى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِد ْي ٌر ۙ ۨالَّ ِذي َْن اُ ْخ ِرج ُْوا ِم ْن ِدي‬
ٍّ ‫ار ِه ْم بِ َغي ِْر َح‬
‫صر ُٗۗه اِ َّن هّٰللا َ لَقَ ِويٌّ َع ِز ْي ٌز‬
ُ ‫ص َر َّن هّٰللا ُ َم ْن يَّ ْن‬
ُ ‫ت َّو َم ٰس ِج ُد ي ُْذ َك ُر فِ ْيهَا ا ْس ُم هّٰللا ِ َكثِ ْير ًۗا َولَيَ ْن‬
ٌ ‫صلَ ٰو‬
َ ‫ص َوا ِم ُع َوبِيَ ٌع َّو‬ ْ ‫لَّهُ ِّد َم‬
َ ‫ت‬
Artinya : "Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah
Maha kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya
karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan
sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-
masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh,
Allah Maha kuat, Maha perkasa". (QS. Al-Hajj : 39-40).
Respon Nabi Terhadap Kaum Kagir Quraisy
Kemudian Allah Swt. memerintahkan pelaksanaanya melalui firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2) : 190.
‫َوقَاتِلُ ْوا ِف ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ الَّ ِذي َْن يُقَاتِلُ ْونَ ُك ْم َواَل تَ ْعتَ ُد ْوا ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِدي َْن‬
Artinya : “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al-Baqarah :190).

Rasulullah Saw hanya terbatas memerangi orang-orang Quraisy saja, tidak semua bangsa Arab. Akan tetapi tatkala mereka
bahu membahu bersama orang-orang musyrik Arab untuk memerangi orang-orang Muslim, maka Allah Swt memerintahkan
kepada Rasulullah Saw untuk memerangi orang-orang musyrik secara keseluruhan.

Dengan demikian jihad itu bersifat umum, yaitu diadakan untuk melawan orang-orang yang tidak memiliki kitab suci dan atau
orang-orang watsani (penyembah berhala). Setelah turunnya wahyu diperbolehkannya umat Islam berperang dalam rangka
mempertahankan diri, umat Islam tidak lagi bersifat pasif dan mengalah terhadap tindakan semena-mena kaum kafir.
Perang Badar
Pasca peristiwa Hijrah pada tahun 622 Masehi, Nabi Muhammad SAW
dan kaum muslimin mulai mengalami banyak peperangan dengan kaum
kafir.
Peperangan pertama yang dialami oleh kaum muslim adalah Perang
Badar. Perang Badar yang terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau tanggal
17 Ramadhan tahun 2 Hijriah.

Dalam Perang Badar, kaum muslimin berperang melawan kekuatan


pasukan kafir Quraisy.
dalam Perang Badar pasukan kaum Muslimin diperkirakan berjumlah 313
orang, sedangkan pasukan Quraisy berjumlah lebih dari 1000 orang.

Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah


Perang Badar

Pasukan muslimin Pasukan kaum


dipimpin langsung Quraisy dipimpin Abu
oleh nabi Jahal
Muhammad SAW

PASUKAN
KAUM
KAFIR 1.000 orang,
MUSLIMIN
313 kaum muslim, QURAISY
600 persenjataan
8 pedang,
lengkap,
6 baju perang,
70 ekor unta, serta
700 unta, serta

2 ekor kuda. 300 kuda


Perang Badar
Latar Belakang Pecahnya Perang Badar :
1. Adanya kecemburuan kaum Quraisy terhadap perkembangan kota Madinah di bawah
pimpinan nabi Muhammad SAW
2. Kaum muslim menghadang kafilah dagang Abu Sufyan (pada saat itu masih kafir)
yang membawa barang dagangan Quraisy dari Syam.

“Motif penghadangan didasari oleh keinginan kaum muslim yang ingin mengambil hak-hak
mereka yang dulu dirampas oleh kaum Quraisy”
Tujuan kaum muslimin melakukan perang Badar adalah untuk mempertahankan dan
menegakan eksistensi dari agama Islam.

Nabi Muhammad SAW berperang melawan kaum Quraisy bukan untuk mendapatkan
kekuasaan, kekayaan, ataupun kesenangan pribadi maupun golongan. Lebih dari itu, Nabi
Muhammad SAW ingin menegakkan agama Islam di muka bumi.
Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah
Perang Badar
Saat melihat banyaknya tentara kaum kafir Quraisy berserta kelengkapan
persenjataan, zirah, tombak, pedang, dan alat tempur lainnya, Nabi Muhammad SAW
sempat menangis.
Dia lantas berdoa kepada Allah SWT. “Ya Allah. Jikalau rombongan yang bersamaku ini
ditakdirkan untuk binasa, maka tidak akan ada seorang pun setelah aku yang akan
menyembah-Mu. Semua orang yang beriman akan meninggalkan agama Islam nan sejati
ini.”

Setelah berdoa, Nabi Muhammad SAW merancang strategi peperangan. Dia


menjajarkan pasukan kaum muslim dalam formasi rapat. Dia juga memerintahkan agar
sumur-sumur segera dikuasai untuk memutus pasokan air ke kaum kafir Quraisy. Selain
itu, perang juga diawali dengan pertempuran jarak jauh.

Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah


Perang Badar
Perang Badar berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin. Kemenangan
kaum muslimin dalam perang Badar semakin menguatkan posisi Islam di kawasan
Madinah.
Dalam peperangan tersebut sebanyak 50 pemimpin pasukan kafir Quraisy tewas,
termasuk Abu Jahal. Sementara itu, banyak sisanya yang lari tunggang-langgang.
Sementara itu, korban dari kaum muslim hanya 14 orang. Selain memukul mundur 1000
tentara dari Quraisy, umat Islam juga berhasil mengambil rampasan 600 persenjataan
lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta perniagaan milik kafilah Abu Sufyan.

Bagi kaum Quraisy, kekalahan mereka dalam Perang Badar menimbulkan


kekecewaan yang sangat mendalam dan meninggikan hasrat untuk mengalahkan kaum
muslimin dengan persiapan yang lebih terstruktur dan mantap.

Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah


Perang Uhud
Merupakan perang kedua yang terjadi antara kaum muslim di Madinah dan kaum
Quraisy. Perang Uhud berlangsung pada tahun 3 Hijriah atau 625 Masehi.
Pecahnya Perang Uhud tidak dapat dilepaskan dari kekalahan kaum Quraisy dalam
Perang Badar pada tahun 2 Hijriah atau 624 Masehi.

latar belakang pecahnya Perang Uhud, yaitu:


Keinginan balas dendam dari Abu Sufyan dan kaum Quraisy atas kekalahan mereka
pada Perang Badar, Kecemburuan kaum Quraisy terhadap perkembangan populeritas
Islam di kawasan Madinah dan Keinginan kaum Quraisy untuk menghilangkan dominasi
Nabi Muhammad SAW di kawasan Madinah

Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah


Perang Uhud
Kronologi :
Kaum Quraisy membawa lebih dari 3.000 pasukan yang terdiri dari 200 pasukan
berkuda, 700 pasukan berkendaraan unta dan sisanya adalah pasukan pejalan (infanteri)
serta pasukan pemanah.
Di sisi lain, kaum muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad membawa kurang
lebih 1.000 pasukan gabungan dari kaum-kaum di Madinah.
Pada 13 Syawal tahun 3 Hijriah, Nabi Muhammad dan pasukannya mengadakan
musyawarah untuk membahas strategi dalam Perang Uhud, dalam musyawarah tersebut
ditetapkan bahwa pasukan Muslimin akan melakukan perang di luar kota Madinah demi
keamanan masyarakat Madinah.
Dalam perjalanan menuju Uhud, Abdullah bin Ubay melakukan penghianatan
kepada pasukan muslim. Ia membelot kepada pasukan muslim dengan membawa 300
pasukan, sehingga pasukan gabungan yang semula berjumlah 1.000 prajurit berkurang
menjadi 700 prajurit.

Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah


Perang Uhud
Kronologi :
Perang Uhud berlangsung selama kurang lebih tujuh hari. Pada awalnya pasukan
muslim mampu membuat kaum Quraisy tersudut dan mundur, namun ternyata
kemunduran mereka hanya sebagian dari strategi. Kaum Quraisy kembali melakukan
serangan dengan mendadak sehingga pasukan Muslimin terkepung dari seluruh penjuru.
Kaum muslimin berusaha untuk mempertahankan posisi dan melindungi Nabi
Muhammad SAW dengan sekeras mungkin hingga mengakibatkan banyak korban jiwa
berjatuhan termasuk sahabat dan keluarga Nabi. Perang Uhud berakhir ketika Khalid bin
Walid menyuruh pasukan Quraisy untuk mundur dan mengumumkan kemenangan
mereka

Dampak :
Kekalahan pasukan muslim dalam Perang Uhud membawa dampak yang besar.
Kemampuan militer dari pasukan muslim bertambah karena melakukan pelatihan dan
ekspedisi penaklukan.
Kaum Quraisy semakin bernafsu untuk menaklukan kekuatan Islam di Madinah.
Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah
Perang Ahzab / Khandak
Salah satu peperangan yang terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah Perang Khandaq. Perang yang terjadi pada bulan Syawwal tahun 5 H ini
memberikan kemenangan bagi umat Islam.
Perang Khandaq disebut juga dengan Perang Parit, Pertempuran Al Ahzab,
Pertempuran Konfederasi, atau Pengepungan Madinah.

Latar Belakang Perang Khandaq


Sekelompok orang Yahudi dari kalangan Bani Nadhir yang sudah diusir oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Madinah ke Khaibar menemui kaum Quraisy di
Mekkah untuk berkoalisi melawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pengusiran ini bukanlah tanpa sebab. Menurut sejarah, pengusiran terhadap kaum
Yahudi dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena pengkhianatan yang
dilakukan oleh Bani Nadhir.
Pengkhianatan yang dilakukan Bani Nadhir adalah melanggar perjanjian yang telah
disepakati bersama yaitu tidak akan mengganggu dan menyerang umat Islam.
Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah
Perang Ahzab / Khandak
Strategi Perang Khandaq
Sesuai namanya, strategi yang digunakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dalam Perang Khandaq adalah menggali parit di sebelah utara Madinah atas usul Salman
al-Farisi radhiyallahu ‘anhu .
Alasannya, karena daerah tersebut merupakan satu-satunya akses masuk ke kota
Madinah yang berupa jalan terbuka yang dapat dilewati pasukan musuh.

Beliau juga memerintahkan kepada para sahabatnya untuk membuat parit.


Pembuatan parit ini dilakukan atas usul Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu dan bertujuan
untuk menghalangi pasukan koalisi memasuki kota Madinah.

Setelah parit ini dibuat, pasukan koalisi pun datang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersama para sahabat, tiga ribu prajurit muslimin, dan penduduk Madinah pun berlindung
di dalam parit.

Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah


Perang Ahzab / Khandak
Hikmah Perang Khandaq :
Hikmah yang dapat diambil dari Perang Khandaq di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Diterimanya strategi perang parit yang merupakan strategi perang bangsa Persia oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat karena memberikan manfaat
bagi perjuangan kaum muslimin dalam menegakkan agama Islam.
2. Perang Khandaq adalah perang strategi. Yang berperan dalam hal ini adalah
diplomasi, praktek adu domba, dan taktik perang.
3. Ujian yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada pasukan kaum muslimin
merupakan cara-Nya untuk memantapkan keimanan kaum muslimin.
4. Melalui Perang Khandaq, Allah subhanahu wa ta’ala hendak menunjukkan kelicikan
orang-orang munafik.
5. Pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala akhirnya akan datang dalam bentuk
kemenangan bagi kaum muslimin dan hancurnya pasukan musuh.
6. Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menjaga dan melindungi kaum muslimin dari
kejahatan kaum musyrikin.
Peristiwa – peristiwa penting dalam dakwah Rasullah Saw periode madinah
Perjanjian Hudaibiyah
Latar Belakang Perjanjian Hudaibiyah
Rangkaian peristiwa yang berujung pada perjanjian Hudaibiyah berawal dari
mimpi Rasulullah SAW pada tahun ke-6 setelah beliau hijrah ke Madinah. Dalam
mimpinya itu, Rasulullah SAW bersama para sahabat memasuki Makkah dengan
aman, menginjakkan kaki di Masjidil Haram, mengambil kunci Ka'bah, dan
melaksanakan ibadah umrah.

Maka itu, pada awal bulan Dzulqa'dah tahun ke 6 Hijriyah, Rasulullah SAW
bersama 1500-an sahabat berangkat ke Makkah.
Adapun kepemimpinan di Madinah dipasrahkan untuk sementara kepada
Abdullah bin Ummi Maktum
Perjanjian Hudaibiyah
Dalam rombongan Rasulullah SAW, juga ada puluhan unta dengan tanda di
lambung kanannya sebagai petunjuk bahwa hewan-hewan itu untuk kurban,
bukan kendaraan perang. Pesan terang benderang ditunjukkan Rasulullah SAW
bahwa kedatangannya ke Makkah bukan untuk bertempur dengan kaum Qurays.
Bahkan saat sampai di tempat bernama Dzul Hulaifah, Rasulullah SAW
meminta para sahabatnya segera memakai pakain ihram, berniat melaksanakan
umrah, dan membaca talbiah sepanjang perjalanan.
Meskipun begitu, kaum Qurays di Makkah tetap curiga dan bahkan berusaha
menghalangi rombongan Rasulullah SAW agar tidak bisa masuk ke Kota Makkah
Negosiasi pun dilakukan oleh Nabi Muhammad agar tidak terjadi
pertumpahan darah. Beberapa kali kedua belah pihak terlibat pembicaraan,
namun berujung buntu.
Kemudian diutuslah Suhail bin Amr dan Mukriz oleh para pemuka Mekah
untuk membuat kesepakatan apapun dengan Nabi Muhammad SAW dan
rombongannya.
Perjanjian Hudaibiyah
Isi Perjanjian Hudaibiyah
Adapun inti dari isi perjanjian Hudaibiyah ada lima butir seperti berikut:

1. Gencatan senjata antara Mekkah dengan Madinah selama 10 tahun. Tidak boleh ada
permusuhan dan tindakan buruk terhadap masing-masing pihak selama masa
tersebut.
2. Siapa yang datang dari kaum musyrik kepada Nabi, tanpa izin keluarganya, harus
dikembalikan ke Makkah. Namun jika ada kaum Muslim yang mendatangi kaum
Musyrik, maka ia tidak akan dikembalikan.
3. Diperkenankan siapa saja di antara suku-suku Arab untuk mengikat perjanjian damai
dan menggabungkan diri kepada salah satu dari kedua pihak. Ketika itu, suku
Khuza’ah menjalin kerja sama dan mengikat perjanjian pertahanan bersama dengan
Nabi Muhammad saw. dan Bani Bakar memihak kaum musyrik.
4. Tahun ini Nabi Muhammad SAW dan rombongan belum diperkenankan memasuki
Mekah. Namun harus ditunda sampai tahun depan dengan syarat hanya bermukim
tiga hari tanpa membawa senjata kecuali pedang yang tidak dihunus. Kaum Quraisy
akan keluar dari Mekah.
5. Perjanjian ini diikat atas dasar ketulusan dan kesediaan penuh untuk
melaksanakannya, tanpa penipuan atau penyelewengan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai