Anda di halaman 1dari 4

KRONOLOGI LEDAKAN FLOK di INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH

TANJUNG GADING

Pada tanggal 11 September 2019 pengolahan air bersih berpindah operasi dari Clearator/Clarifier ke
Settling Basin. Hal tersebut dikarenakan terjadinya ledakan flok pada Clearator/Clarifier yang
mengganggu proses pengolahan air, dimana flok terikut kedalam filter sehingga kualitas air hasil
olahan menjadi berkurang. Berikut ini kronologi kejadian ledakan flok.

Gambar 1. Ledakan Flok Pada Clearator/Clarifier

1. Kejadian Pertama (17 Agustus 2019)


a. Permasalahan
Terjadi ledakan flok pada Clearator/Clarifier pada Shift 2.
b. Asumsi
Adanya kebocoran pada pipa/flange/chamber di Clearator/Clarifier.
c. Pengatasan
Shift 2 dan Pak Roris mematikan pompa P203 selama 30 menit (Inlet ke Clearator/Clarifier)
dan melakukan pembuangan/drain flok dengan tujuan flok pada Clearator/Clarifier
berkurang dan dapat mengendap secara sempurna.
d. Hasil
Ledakan flok tidak terjadi lagi dan pengolahan air bersih dapat berjalan normal.

2. Kejadian Kedua (10 September 2019)


a. Permasalahan
Terjadi ledakan flok pada shift 2 (pukul 15.11 WIB)
b. Asumsi
Adanya kebocoran pada pipa/flange/chamber di Clearator/Clarifier.
c. Pengatasan
Shift 2 dan Pak Roris mematikan pompa P203 selama 30 menit (Inlet ke Clearator/Clarifier)
dan melakukan pembuangan/drain flok dengan tujuan flok pada Clearator/Clarifier
berkurang dan dapat mengendap secara sempurna.
d. Hasil
Ledakan flok tidak terjadi lagi dan pengolahan air bersih dapat berjalan normal.
3. Kejadian Ketiga (10 - 11 September 2019)
a. Permasalahan
Terjadi ledakan flok kembali pada shift 3 (pukul 22.17 WIB) sampai dengan shift 2 pada
tanggal 11 September 2019.
b. Asumsi
- Adanya kebocoran pada pipa atau flange di Clearator/Clarifier
- Terlalu sedikitnya flok di Clearator/Clarifier dikarenakan terlalu banyak melakukan
drain flok yang menyebabkan pengikatan flok kurang sempurna sehingga terjadi
ledakan flok.
- Air baku berwarna coklat kehitaman (air rawa) dan mempunyai intensitas warna yang
cukup tinggi > 160 TCU dikarenakan air dari perkebunan masuk kedalam sungai serta
bendungan dekat Intake Channel ditutup untuk pengairan/irigasi. Koagulan dalam hal
ini Aluminium Sulfat tidak mampu menurunkan warna secara optimal dalam air.
c. Pengatasan
- Pada pukul 22.17 WIB mematikan pompa P203 selama 30 menit dan
mengoperasikanya kembali namun tetap terjadi ledakan flok.
- Pada pukul 23.00 shift 3 melakukan stop operasi dengan tujuan flok mengendap.
- Shift 1 melakukan start operasi pada pukul 00.00 WIB. Pada pukul 00.48 WIB ledakan
flok kembali terjadi dan dilakukan pengatasan mematikan pompa P203 dan
melakukan drain kemudian menyalakan kembali P203 namun tetap terjadi ledakan
flok.
- Pada pukul 09.27 WIB dilakukan pengatasan menutup salah satu talang dengan
karung berisi pasir dengan tujuan mengurangi flok yang masuk ke filter dan juga
mematikan 1 pompa P203 dengan hasil ledakan flok tidak terjadi namun debit air
masuk lebih kecil (133,5 M3/jam normalnya 267 m3/jam). Apabila proses pengolahan
air tetap menggunakan Clearator/Clarifier,stock air di reservoir akan habis pada pukul
18.00 WIB. Sehingga diputuskan proses pengolahan dipindahkan ke Settling basin.
- Pada pukul 13.00 WIB dilakukan pemindahan proses pengolahan air bersih dari
Clearator/Clarifier ke Settling basin dengan level reservoir 1,7 m. Air kembali masuk
kedalam reservoir pada pukul 17.15 WIB dengan level reservoir 0,7 m.
- Tanggal 12 September 2019 dilakukan pengeringan dan pembersihan
Clearator/Clarifier ditemukan :
a. Sludge pada Clearator/Clarifier sedikit
b. Kebocoran pada pintu tengah clearator
c. Adanya benda seperti ember kaporit, brush besi, dan besi bekas di dalam
Clearator/Clarifier

Pengeringan dan pembersihan clearator/clarifier dilakukan sampai dengan pukul


18.30 WIB

- Pada pukul 18.31 WIB dilakukan pemindahan operasi kembali ke Clearator/Clarifier


dengan turbidity air baku 46 NTU dan Colour 182 TCU.
- Pada pukul 22.26 WIB proses pengolahan air di Clearator/Clarifier telah selesai dan
air dapat ditransfer ke reservoir dengan turbidity 8,57 NTU dan Colour 15 TCU
dikarenakan level reservoir sudah 0,5 m (0,2 m pompa sudah tidak bisa beroperasi).
4. Kesimpulan dan Saran
a. Penyebab ledakan flok adalah perbedaan tekanan yang ada didalam Chamber yang
disebabkan rendahnya tingkat kepadatan flok didalam Clearator/Clarifier.
b. Pengatasan apabila terjadi hal tersebut yaitu sebagai berikut
- Melakukan pengaturan bukaan valve pompa P203 agar tekanan didalam chamber dan
diluar chamber sama.
- Apabila masih terjadi dan berlangsung 24 jam agar dilakukan pengosongan
Clearator/Clarifier dan dilakukan pembuangan endapan yang masih tersisa.
c. Untuk dapat dilakukan pengkajian(assess) kembali terhadap instalasi pengolahan air
bersih supaya proses pengolahan air lebih optimal.
d. Perlunya penambahan waktu tinggal (detention time) dalam proses pengolahan dengan
cara penambahan bak Sedimentasi.

Dibuat oleh Diketahui oleh

AS JM / M

Anda mungkin juga menyukai