Disusun Oleh:
Abdullah Mubarok
[i]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
Penulis :
Abdullah Mubarok
ISBN :
Editor :
Husnul Khotimah
Penyunting :
Iin Rosini
Penerbit :
UNPAM PRESS
Redaksi :
JL. Surya Kencana No. 1
Pamulang – Tangerang Selatan
Telp. 021 7412566
Fax. 021 74709855
Email: unpampress@unpam.ac.id
[ii]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
[iii]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
[iv]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
KATA PENGANTAR
Abdullah Mubarok
NIDN 0413057704
[v]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
DAFTAR ISI
[vi]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
[vii]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
[viii]
Modul Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
PERTEMUAN 1:
PENDIRIAN PERSEKUTUAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendirian persekutuan. Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Pengertian Persekutuan
1.2 Memahami Karakteristik Persekutuan
1.3 Memahami Jenis-jenis Persekutuan
1.4 Memahami Akuntansi Penyertaan Sekutu
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1 :
Memahami Pengertian Persekutuan
mempunyai tanggung jawab keuangan yang tidak terbatas hanya pada modal yang
disetorkan, melainkan sampai harta pribadinya.
d. Pemilikan kepentingan dalam persekutuan, maksudnya anggota yang
menginvestasikan kekayaannya berarti menyerahkan haknya untuk dipakai guna
mencapai tujuan persekutuan.
e. Mendapatkan bagian dari keuntungan, maksudnya laba/rugi yang diperoleh
dibagikan kepada para anggota berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
bersama.
f. Bebas dalam menjual atau memindahkan haknya, maksudnya bahwa masing-
masing sekutu berhak untuk menjual atau memindahkan haknya atas modal dan
atau hak atas laba/rugi kepada orang lain, baik kepada anggota maupun kepada
bukan anggota sekutu.
Contoh
Modal Tuan A (dalam ribuan rupiah)
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 2:
AKUNTANSI PENDIRIAN PERSEKUTUAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai akuntansi pendirian persekutuan. Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
2.1 Memahami Akuntansi Pendirian Persekutuan
2.2 Memahami Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan beberapa orang
2.3 Memahami Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan persekutuan yang
telah beroperasi dengan seorang anggota yang tidak mempunyai perusahaan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1 :
Memahami Akuntansi Pendirian Persekutuan
Persekutuan AKU
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 05 Januari 2013 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 5000 Ekuitas:
Modal tuan Adi 1500
Modal tuan Koko 1500
Modal tuan Umar 2000
Total Aset 5000 Total Liabilitas & Ekuitas 5000
Contoh, berikut laporan posisi keuangan Persekutuan MIRDI milih tuan Amir dan tuan Budi
per 31 Desember 2012, dengan rasio pembagian laba rugi 50% : 50%.
Persekutuan MIRDI
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 31 Desember 2012 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 1.620 Utang 2.200
Piutang (net) 1.880 Ekuitas:
Persediaan 1.140 Modal tuan Amir 2.750
Tanah & Bangunan (net) 2.280 Modal tuan Budi 2.750
Inventaris (net) 780
Total Aset 7.700 T. Liabilitas & Ekuitas 7.700
Persediaan Rp 610
Bangunan Rp 570
Godwill Rp 750
Piutang Rp 80
Modal tuan Amir (50%) Rp 925
Modal tuan Budi (50%) Rp 925
(mencatat penilaian kembali berbagai aset)
b. Membuat pembukuan baru (Persekutuan MIRDICAN)
Persediaan Rp 610
Bangunan Rp 570
Godwill Rp 750
Piutang Rp 80
Modal tuan Amir (50%) Rp 925
Modal tuan Budi (50%) Rp 925
(mencatat penilaian kembali berbagai aset)
Kas Rp 6.620
Piutang Rp 1.800
Persediaan Rp 1.750
Inventaris Rp 780
Goowill Rp 750
Aset tetap Rp 2850
Utang Rp 2.200
Modal tuan Amir Rp 3.675
Modal tuan Budi Rp 3.675
Modal tuan Candra Rp 5.000
(mencatat setoran Persekutuan MIRDI dan tuan Candra ke dalam Persekutuan
MIRDICAN)
Persekutuan MIRDICAN
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 05 Januari 2013 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 6.620 Utang 2.200
Piutang (net) 1.800 Ekuitas:
Persediaan 1.750 Modal tuan Amir 3.675
Goodwill 750 Modal tuan Budi 3.675
Tanah & Bangunan (net) 2.850 Modal tuan Candra 5.000
Inventaris (net) 780
Total Aset 14.550 T. Liabilitas & Ekuitas 14.550
Persekutuan AHMUH
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 31 Desember 2016 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 1.620 Utang 2.200
Piutang (net) 1.880 Ekuitas:
Persediaan 1.140 Modal tuan Ahmad 2.750
Tanah & Bangunan (net) 2.280 Modal tuan Muhammad 2.750
Inventaris (net) 780
Total Aset 7.700 T. Liabilitas & Ekuitas 7.700
Tanggal 05 Januari 2017, Tuan Anto berkeinginan menanamkan modalnya berupa uang
tunai sebesar Rp 4.000 ke dalam persekutuan AHMUH tersebut dengan ketentuan yang
disepakati sebagai berikut:
a. Piutang dagang sebesar Rp 80 dihapuskan
b. Persediaan nilainya dinaikkan menjadi Rp 1.750
b. Gedung nilainya dinaikkan menjadi Rp 2.850
c. Persekutuan AHMUH diberikan goodwill sebesar Rp 750
d. Nama persekutuan baru Persekutuan AHMUHAN
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas dan siapkan laporan posisi keuangan per
05 Januari 2017, dengan asumsi sebagai berikut:
1. Persekutuan yang baru dibentuk pembukuannya melanjutkan pembukuan
Persekutuan AHMUH
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 3:
AKUNTANSI PENDIRIAN PERSEKUTUAN (LANJUTAN)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai akuntansi pendirian persekutuan (lanjutan).
Dan diharapkan mahasiswa mampu :
1.1. Memahami Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan beberapa
persekutuan yang telah beroperasi
1.2. Memahami Jawaban asumsi 1 (dalam ribuan rupiah)
1.3. Memahami Jawaban asumsi 2 (dalam ribuan rupiah)
1.4. Memahami Jawaban asumsi 3 (dalam ribuan rupiah)
B. URAIAN MATERI
Persekutuan JINY
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 30 September 2013 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 5.000 Utang 5.500
Piutang (net) 2.500 Ekuitas:
Persediaan 3.500 Modal tuan Aji 7.500
Tanah & Bangunan (net) 6.000 Modal tuan Beny 7.500
Inventaris (net) 3.500
Total Aset 20.500 T. Liabilitas & Ekuitas 20.500
Persekutuan CADY
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 30 September 2013 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 6.500 Utang 7.500
Piutang (net) 4.500 Ekuitas:
Persediaan 3.000 Modal tuan Cayi 9.500
Tanah & Bangunan (net) 8.500 Modal tuan Dyna 9.500
Inventaris (net) 4.000
Total Aset 26.500 T. Liabilitas & Ekuitas 26.500
Berdasarkan laporan posisi keuangan audited tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat
penggabungan persekutuan tersebut dengan asumsi:
1. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan baru (Maju Mapan)
2. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan JINY
3. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan CADY
Kas 11.500
Piutang 7.000
Persediaan 6.500
Tanah dan Bangaunan 14.500
(Net)
Inventaris (net) 7.500
Utang 13.000
Modal tuan Aji 7.500
Modal tuan Beny 7.500
Kas 11.500
Piutang 7.000
Persediaan 6.500
Tanah dan Bangunan (net) 14.500
oleh KAP Rama, Sopan dan rekan. Laporan Posisi Keuangan Auditan sebagai berikut:
Persekutuan A
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 30 September 2016 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 6.000 Utang 5.500
Piutang (net) 2.500 Ekuitas:
Persediaan 3.500 Modal tuan Ahmad 8.500
Tanah & Bangunan (net) 6.000 Modal tuan Budi 7.500
Inventaris (net) 3.500
Total Aset 21.500 T. Liabilitas & Ekuitas 21.500
Persekutuan B
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 30 September 2016 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 6.500 Utang 8.500
Piutang (net) 4.500 Ekuitas:
Persediaan 4.000 Modal tuan Cahyono 9.500
Tanah & Bangunan (net) 8.500 Modal Ny Damayanti 9.500
Inventaris (net) 4.000
Total Aset 27.500 T. Liabilitas & Ekuitas 27.500
Berdasarkan laporan posisi keuangan audited tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat
penggabungan persekutuan tersebut dengan asumsi:
1. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan baru (Makmur Mandiri)
2. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan A
3. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan B
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 4:
PEMBAGIAN LABA RUGI PERSEKUTUAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembagian laba rugi persekutuan. Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Pembagian laba rugi persekutuan
B. URAIAN MATERI
1.1. Cara yang dapat dipakai sebagai dasar pembagian laba rugi didalam
persekutuan
Terdapat beberapa cara yang dapat dipakai sebagai dasar pembagian laba rugi
didalam persekutuan, yaitu:
1. Dibagi dengan rasio yang sama
2. Dibagi dengan rasio yang telah disepakati
3. Dibagi dengan rasio modal, yaitu:
a. Sesuai dengan rasio modal awal tahun
b. Sesuai dengan rasio modal akhir tahun
c. Sesuai dengan rasio modal rata-rata tahunan
4. Mula-mula ditentukan gaji dari masing-masing anggota, dibagi atas dasar
point 1,2,3 di atas.
5. Mula-mula ditentukan bunga atas modal dari masing-masing anggota, sisanya
dibagi atas dasar point 1,2,3 di atas.
6. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada yang aktif, sisanya
dibagi atas dasar point 1,2,3 di atas.
7. Mula-mula ditentukan bunga atas modal dari masing-masing anggota, kemudian
gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktif, sisanya dibagi atas dasar
point 1,2,3 di atas.
1.2 Contoh,
Rekening modal milik tuan Ardy dan tuan Bayu dalam Persekutuan ARBA tahun 2012
sebagai berikut:
Dibagi dengan rasio 65% untuk Tuan Ardy dan 35% untuk Tuan Bay
Laba Rp. 50.000
Modal tuan Ardy Rp. 32.500
Modal tuan Bayu 17.500
Penjelasan:
Penjelasan:
Penjelasan:
Z = 20% x Rp 50.000
Z = Rp 10.000
Sisa laba = Rp 50.000 - (Rp 5.600 + Rp 10.000)
= Rp 34.400 (dibagi menurut rasio modal akhir)
Bagian laba untuk:
Tuan Ardy = (71% x Rp 34.400) + Rp 3.900 + Rp 10.000 = Rp 38.324
Tuan Bayu = (29% x Rp 34.400) + Rp 1.700 = Rp 11.676
Buatlah jurnal untuk mencatat keuntungan tersebut ke dalam rekening modal tuan Andi
dan Bambang dengan asumsi sebagai berikut:
1. Dibagi dengan rasio yang sama
2. Dibagi dengan rasio 65% untuk Tuan Andi dan 35% untuk Tuan
Bambang
3. Dibagi dengan rasio modal :
- Dibagi sesuai dengan rasio modal awal tahun,
- Dibagi sesuai dengan rasio modal akhir tahun,
- Dibagi sesuai dengan rasio modal rata-rata tahunan
4. Mula-mula ditentukan bunga 8% per tahun dari modal rata-rata
masing-masing anggota, sisanya dibagi sama
5. Mula-mula ditentukan gaji sebesar Rp 14.000 setahun untuk tuan Andi
dan Rp 10.000 setahun untuk tuan Bambang, sisanya dibagi menurut perbandingan
modal awal tahun
6. Mula - mula ditentukan bunga 8% per tahun dari modal rata-rata
masing-masing anggota, kemudian bonus untuk tuan Andi (sebagai pemimpin) 20%
dari keuntungan, sisanya dibagi dengan perbandingan modal akhir tahun.
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 5:
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembubaran persekutuan. Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Pembubaran Persekutuan
1.2 Memahami Akuntansi Terhadap Anggota Baru yang Masuk
B. URAIAN MATERI
Dengan masuknya tuan Romy sebagai anggota persekutuan, maka jumlah asset
persekutuan tidak berubah, yang berubah hanyalah struktur modalnya. Transaksi ini dicatat
dalam pembukuan persekutuan Maju Terus sebagai berikut :
Modal tuan Subekti Rp. 750.000
Modal tuan Badruz Rp. 500.000
Modal tuan Romy Rp. 1.250.000
(mencatat masuknya tuan Romy sebagai anggota persekutuan)
Perhitungan :
Modal tuan Subekti = 25% x Rp 2.500.000 = Rp 750.000
Modal tuan Badruz = 25% x Rp 2.500.000 = Rp 500.000
Laporan posisi keuangan pembukuan per 5 Januari 2012 setelah tuan Romy
masuk nampak sebagai berikut :
Persekutuan Maju Terus
Apabila suatu persekutuan telah berjalan dengan sukses, kemudian ada anggota
baru yang akan masuk, maka kepada anggota baru tersebut biasanya dibebani hal-hal
sebagai berikut:
1. Bonus ; diberikan kepada anggota persekutuan lama, sehingga jumlah penyertaan
anggota baru berkurang sejumlah tertentu sebagai bonus anggota persekutuan lama.
2. Goodwill; diberikan kepada anggota persekutuan lama sehingga jumlah modal
anggota lama bertambah sejumlah goodwill tersebut dikalikan rasio pembagian
laba-ruginya.
Contoh :
Tuan Arby, Boby dan Carly anggota persekutuan dengan saldo modal dan rasio
pembagian laba rugi sbb:
Pada saat itu, tuan Dony ingin masuk menjadi anggota persekutuan dan diterima
oleh tuan Arby, Boby dan Carly dengan ketentuan: tuan Dony harus menyetorkan uang
tunai sebesar Rp. 800.000 yang akan diperhitungkan sebesar 25% dari modal
persekutuan yang baru.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut sebagai berikut :
Kas Rp. 800.000
Modal tuan Ardy Rp. 45.000
Modal tuan Boby 35.000
Modal tuan Carly 20.000
Modal tuan Dony 700.000
(mencatat setoran modal tuan Dony dan pemberian bonus untuk tuan Arby, Boby dan
Carly)
Penjelasan :
Modal persekutuan yang baru =Rp 2.000.000 + Rp 800.000= Rp 2.800.000
Setoran modal tuan Dony diakui sebesar 25% dari modal persekutuan yang baru
(=Rp 700.000), sehingga bonus untuk para anggota lama sebesar Rp 100.000 dikalikan
rasio pembagian laba-rugi masing-masing anggota lama.
Misalnya, pada contoh diatas dinyatakan bahwa tuan Dony harus menyetorkan
uang tunai sebesar Rp 800.000 yang kan diperhitungkan sebesar 25% untuk modal
persekutuan yang baru.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut :
Kas 800.0000
Goodwill 400.000
Modal tuan Arby 180.000
Modal tuan boby 140.000
Modal tuan Carly 80.000
Modal tuan Dony 800.000
(mencatat setoran modal tuan Dony dan pembentukan goodwill)
Penjelasan :
Setoran modal tuan Dony sebesar Rp 800.000 untuk 25% modal persekutuan yang
baru (=Rp 800.000 : 25%= Rp 3.200.000), sehingga goodwill yang dibentukan Rp
400.000 dikalikan rasio pembagian laba-rugi masing-masing anggota lama.
Apabila terhadap masuknya anggota baru tersebut tidak ada pernyataan yang tegas
tentang ada tidaknya bonus atau goodwill, maka rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Bagian hak
Setoran modal X Saldo modal X setoran modal
Penyertaan Anggota lama anggota baru
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 6:
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN (LANJUTAN 1)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembubaran persekutuan. Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Akuntansi Terhadap Pengunduran Anggota Persekutuan
B. URAIAN MATERI
Pengunduran diri seorang anggota atau lebih, dapat diselesaikan dengan salah satu
cara berikut ini:
1. Bagian penyertaannya dijual kepada anggota yang ada
2. Bagian penyertaanya dikembalikan, baik dalam bentuk uang kas atau asset selain
kas
Untuk memenuhi prinsip keadilan, biasanya diadakan penilaian kembali terhadap
asset persekutuan agar sesuai dengan keadaan yang wajar. Keuntungan dan kerugian
atas penilaian tersebut dibebankan kedalam rekening modal masing-masing anggota
sesuai dengan rasio pembagian laba rugi yang berlaku.
Jika hasil penilaian kembali tersebut ternyata lebih rendah dari nilai bukunya,
maka pembayaran kepada anggotanya yang mengundurkan diri jumlahnya lebih kecil
dari saldo penyertaanya. Sebaliknya jika hasil penilaian kembali tersebut ternyata lebih
tinggi dari nilai bukunya, maka pembayaran kepada anggota yang mengundurkan diri
jumlahnya lebih besar dari saldo penyertaanya.
Contoh :
Tuan fredy, Gany dan Hary adalah anggota persekutuan FGH dengan saldo modal
masing-masing sebesar Rp 5.000.000 dengan rasio pembagian laba-rugi 50% : 25% :
25%.
1. Seandainya tuan Hary mengundurkan diri dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan sebesar Rp 4.250.000, dan penilaian kembali atas asset persekutuan
hasilnya lebih rendah dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.
2. Seandainya tuan Hary mengundurkan diri dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan sebesar Rp 5.750.000, dan penilaian kembali atas asset persekutuan
hasilnya lebih tinggi dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.
Jurnal kasus 1
Modal tuan Hary 5.000.000
Modal tuan Fredy 500.000
Modal tuan Gany 250.000
Kas 4.250.000
(mencatat pengunduran di tuan Hary sebagai anggota persekutuan)
Jurnal kasus 2
Perhitungan :
Modal tuan Fredy =50/75 X Rp 750.000= Rp 500.000
Modal tuan Gany =25/75 X Rp 750.000= Rp 250.000
Contoh :
Tuan Aryo, Brian dan Cacuk dalam persekutuan membagi laba rugi dengan rasio 40% :
35% : 25%. Saldo modal tuan Aryo =Rp 4,5jt, tuan Brian=Rp 3,75jt, tuan Cacuk =Rp
3jt. Laba persekutuan selama Januari – Juni 2013 sebesar Rp 10jt. Pada awal bulan Juli
2013 tuan Brian mengundurkan diri. Buatlah jurnal untuk mencatat hal tersebut, dengan
asumsi:
1. Hak tuan Brian dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak
diterimanya
2. Hak tuan Brian dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak
diterimanya ditambah bonus Rp 500.000
Penyelesaian asumsi 1 :
Uraian Tuan Aryo Tuan Brian Tuan Cacuk
Saldo modal awal Rp 4.500.000 Rp 3.750.000 Rp 3.000.000
Pembagian laba Rp 4.000.000 Rp 3.500.000 Rp 2.500.000
Saldo modal akhir Rp 8.500.000 Rp 7.250.000 Rp 5.500.000
Penyelesaian asumsi 2 :
Modal tuan Brian 7.250.000
Modal tuan Aryo 307.692
Modal tuan Cacuk 192.308
Kas 7.750.000
(mencatat pengunduran diri tuan Brian)
Perhitungan :
Modal tuan Aryo = 40/65xRp 500.000= Rp 307.692
Modal tuan Cacuk = 25/65xRp 500.000= Rp 192.308
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 7:
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN (LANJUTAN 2)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembubaran persekutuan. Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1. Memahami Akuntansi Terhadap Kematian Anggota Persekutuan
B. URAIAN MATERI
lebih tinggi dari nilai bukunya, maka pembayaran kepada ahli waris bagi anggota yang
meninggal jumlahnya lebih besar dari saldo penyertaannya.
Contoh :
Tuan Ary, Bista dan Cahya adalah anggota persekutuan dengan saldo modal masing-
masing sebesar Rp 6.000.000 dengan rasio pembagian laba rugi 50% : 25% : 25%.
1. Misalnya tuan Cahya meninggal dunia dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan kepada ahli warisnya sebesar Rp 4.250.000 dan penilaian kembali
atas asset persekutuan hasilnya lebih rendah dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.
2. Misalnya tuan Cahya meninggal dunia dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan kepada ahli warisnya sebesar Rp 5.750.000, dan penilaian kembali
atas asset persekutuan hasilnya lebih tinggi dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.
Jurnal Kasus 1
Jurnal Kasus 2
Modal tuan cahya 5.000.000
Modal tuan Aryo 500.000
Modal tuan Bista 250.000
Kas 5.750.000
(mencatat meninggalnya tuan Cahya sebagai anggota persekutuan)
Perhitungan :
Modal tuan Ary =50/75 x Rp 750.000=Rp 500.000
Modal tuan Bista =25/75 x Rp 750.000=Rp 250.000
Contoh :
Persekutuan Pasti Maju anggotanya adalah Astri, Betty dan Cintya memiliki saldo
modal per 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 5jt, Rp 7jt dan Rp 6jt dan
membagi laba rugi dengan rasio 50% : 30% : 20%. Pada tnggal 1 April 2013 Betty
meninggla dunia dan diputuskan oleh Astrid an cintya bahwa hak betty akan diberikan
setelah tutup buku semester pertama tahun 2013 ditambah bunga 1.5% perbulan dari
saldo modal sejak meninggal sampai tutup buku tersebut, ditambah lagi hak betty atas
laba yang diperoleh persekutuan periode Januari-Juni 2013 sebesar Rp 10 juta. Buatlah
Jurnal untuk mencatat meninggalnya Betty.
Perhitungan :
Laba Januari – Maret 2013= 3/6 x Rp 10.000.000 = Rp 5.000.000
Didistribusikan kepada:
Astri =50% x Rp 5.000.000= Rp 2.500.000
Betty =30% x Rp 5.000.000= Rp 1.500.000
Cintya =20% x Rp 5.000.000= Rp 1.000.000
Perhitungan :
Modal Betty dari pembagian laba= 30% Rp 5juta Rp1.500.000
Modal Betty dari bunga 1,5% x 3 bulan x Rp 7juta Rp 315.000
Total tambahan modal Betty Rp1.815.000
Saldo modal Betty per 31 Desember 2012 Rp7.000.000
Total modal Betty per 30 Juni 2013 Rp8.815.000
1. Tuan zakaria, andika dan tony adalah anggota persekutuan CBB dengan saldo
modal masing-masing sebesar Rp 4.000.000 dengan rasio pembagian laba-rugi
50% : 20%: 25%.
Seandainya tuan tony mengundurkan diri dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan sebesar Rp 3.250.000 dan penilaian kembali atas asset
persekutuan hasilnya lebih rendah dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya!
Seandainya tuan tony mengundurkan diri dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan sebesar Rp 4.750.000 dan penilaian kembali atas asset
persekutuan hasilnya lebih tinggi dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya!
2. Tuan hendrik, siswanto dan jose dalam persekutuan membagi laba rugi dengan
rasio 50%: 30%: 20%. Saldo modal tuan hendrik =Rp 5jt, tuan siswanto =Rp 3jt,
tuan Jose =Rp2,5jt. Laba persekutuan selama Januari – Juni 2014 sebesar
Rp10jt. Pada awal bulan Juli 2014 tuan siswanto mengundurkan diri. Buatlah
jurnal untuk mencatat hal tersebut, dengan asumsi:
Hak tuan siswanto dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak
diterimanya
Hak tuan siswanto dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak
diterimanya ditambah bonus Rp 500.000
3. Tuan aldi, taher dan nugroho adalah anggota persekutuan dengan saldo modal
masing-masing sebesar Rp6.000.000 dengan rasio pembagian laba rugi 50%:
25%: 25%.
Misalnya tuan nugroho meninggal dunia dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan kepada ahli warisnya sebesar Rp5.250.000 dan penilaian
kembali atas asset persekutuan hasilnya lebih rendah dari nilai bukunya.
Buatlah Jurnalnya!
Misalnya tuan nugroho meninggal dunia dan disepakati bahwa modalnya
dikembalikan kepada ahli warisnya sebesar Rp 6.750.000 dan penilaian
kembali atas asset persekutuan hasilnya lebih tinggi dari nilai bukunya.
Buatlah jurnalnya
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 8 :
LIKUIDASI PERSEKUTUAN SEKALIGUS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Likuidasi persekutuan sekaligus. Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Likuidasi Sekaligus dalam Persekutuan
1.2 Memahami Langkah-Langkah dalam Likuidasi Sekaligus
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1 :
Memahami Likuidasi Sekaligus dalam Persekutuan
Kas 560.000
Modal tuan Aby 48.000
Modal tuan Boy 48.000
Modal tuan Cardy 32.000
Modal tuan Dedy 32.000
Aset lain 720.000
(mencatat penjualan aset lain-lain dan pembagian rugi)
Rasio pembagian rugi-laba sebagai berikut: A =30%, B =30%,; C =20%, dan D= 20%
Buatlah :
Laporan likuidasi beserta daftar pendukungnya (bila diperlukan) dan buatlah jurnalnya,
dengan asumsi sebgai berikut:
- Realissi aset lain-lain sebesar Rp. 560.000,
- Realissi aset lain-lain sebesar Rp. 480.000
- Realissi aset lain-lain sebesar Rp. 400.000
- Realissi aset lain-lain sebesar Rp. 320.000
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 9 :
LIKUIDASI PERSEKUTUAN SEKALIGUS (LANJUTAN)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Likuidasi persekutuan sekaligus. Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Penyelesaian asumsi 3
1.2 Memahami Penyelesaian Asumsi 4
B. URAIAN MATERI
a. Hsl. Penj. Aset lain-lain 400 (720) -- -- -- (96) (96) (64) (64)
dan pembagian laba rugi
Saldo 440 0 300 24 20 72 30 18 (24)
Defisit Dedy ditanggung Aby, Boy, dan Cardy (1,5) (1,5) (1,0)
4
Saldo hak anggota 70,5 52,5 17 0
Pembayaran utang -- (24) -- --
Pembayaran hak anggota 70,5 28,5 17 0
Kas 4.000
Modal tuan Dedy 40.000
(mencatat setoran tuan Dedy)
Daftar Pendukung
Perhitungan Pembayaran Kepada Anggota (dalam ribuan rupiah)
Kas 320.000
Modal tuan Aby 120.000
Modal tuan Boy 120.000
Modal tuan Cardy 80.000
Modal tuan Dedy 80.000
Asset lain 720.000
(mencatat penjualan aset lain-lain dan pembagian rugi)
Utang dagang 300.000
Kas 300.000
(mencatat pembayaran hutang kepada kreditor)
Kas 20.000
Modal tuan Dedy 20.000
(mencatat setoran tuan Dedy)
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 10 :
LIKUIDASI PERSEKUTUAN BERTAHAP
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Likuidasi persekutuan bertahap. Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Pengertian Likuidasi Bertahap dan Prosesnya
1.3 Memahami langkah-langkah likuidasi bertahap
B. URAIAN MATERI
Aset Liabilitas&Ekuitas
Kas 100 Utangusaha 1,000
Aset lain-lain 2,900 Utangkpdtuan Budi 90
UtangkpdtuanCokro 50
Ekuitas:
Modal tuan Amir 900
Modal tuan Budi 440
Modal tuanCokro 320
Modal tuanDarmin 200
Total 3,000 Total 3,000
Rasio pembagian laba rugi sebagai berikut: Amir (A)= 40%, Budi (B) = B 20%, Cokro (
C) = 20%, Darmin (D) = 20%.
Diminta, siapkan laporan likuidasi beserta daftar pendukungnya (bila diperlukan) dan
buatlah jurnalnya dengan asumsi sebagai berikut:
1. Bulan Juli 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 800.000 dijual Rp600.000.
2. Bulan Agustus 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 800.000 dijual Rp500.000
3. Bulan September 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 600.000 dijual Rp 400.000
4. Bulan Oktober 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 500.000 dijual Rp 400.000
5. Bulan November 2013, aset lainilain nilai bukunya Rp 200.000 dijual RP 100.000
Persekutuan ABCD
Laporan Likuidasi Bertahap
Periode Bulan Juli-November 2013 (dalam ribuan rupiah)
Daftar Pendukung I
Perhitungan Pembayaran Kepada Anggota
(dalam ribuan rupiah)
90 utang 30 modal
Daftar Pendukung II
Perhitungan Pembayaran Kepada Anggota
(dalam ribuan rupiah)
50 utang 20 modal
Kas 600.000
Modal tuan Amir 80.000
Modal tuan Budi 40.000
Modal tuan Cokro 40.000
Modal tuan Darmin 40.000
Aset lain-lain 800.000
(mencatat penjualan aset lain – lain dan pembagian rugi)
Kas 500.000
Modal tuan Amir 120.000
Modal tuan Budi 60.000
Modal tuan Cokro 60.000
Modal tuan Darmin 60.000
Aset lain-lain 800.000
(mencatat penjualan aset lain – lain dan pembagian rugi)
Aset Liabilitas&Ekuitas
Kas 100 Utangusaha 2,000
Aset lain-lain 3,900 Utangkpdtuan Budi 90
UtangkpdtuanCokro 50
Ekuitas:
Modal tuan Amir 900
Modal tuan Budi 440
Modal tuanCokro 320
Modal tuanDarmin 200
Total 4,000 Total 4,000
Rasio pembagian laba rugi sebagai berikut: Amir (A)= 40%, Budi (B) = B 20%, Cokro (
C) = 20%, Darmin (D) = 20%.
Diminta :
Laporan likuidasi beserta daftar pendukungnya (bila diperlukan) dan buatlah jurnalnya
dengan asumsi sebagai berikut:
a. Bulan Juli 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 800.000 dijual Rp 600.000.
b. Bulan Agustus 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 800.000 dijual Rp500.000
c. Bulan September 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 600.000 dijual Rp 400.000
d. Bulan Oktober 2013, aset lain-lain nilai bukunya Rp 500.000 dijual Rp 400.000
e. Bulan November 2013, aset lainilain nilai bukunya Rp 200.000 dijual RP 100.000
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 11 :
AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM VALUTA ASING
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Akuntansi Transaksi Dalam Valuta Asing.
Dan diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Pengertian Akuntansi Transaksi Dalam Valuta Asing
1.2 Memahami Nilai tukar Valuta Asing
1.3 Memahami Jual Beli Dengan Pihak Luar Negeri
B. URAIAN MATERI
Contoh 1:
Suatu perusahaan di Indonesia menjual barang dagangan secara kredit ke Amerika
Serikat dengan harga Rp136.000.000,00 atau $10.000. Pada saat itu $1 = Rp13.600,00.
Pada saat menerima pelunasan piutang dengan $ 1 = Rp13.600,00.
Jika mata uang yang tertera pada faktur adalah rupiah (Indonesia), transaksi-transaksi
tersebut dicatat sebagai berikut:
Pada saat penjualan
Piutang dagang Rp. 136.000.000
Penjualan 136.000.000
Untuk mencatat penjualan ke Amerika Serikat, harga faktur Rp136.000.000,00.
Pada saat pelunasan piutang
Kas Rp. 136.000.000
Piutang dagang 136.000.000
Untuk mencatat pelunasan piutang
Jika mata uang yang tertera pada faktur adalah $ (US Dollar), maka transaksi-transaksi
tersebut dicatat sebagai berikut:
Pada saat penjualan
Piutang dagang Rp. 136.000.000
Penjualan 136.000.000
Contoh 2
Importir Indonesia membeli barang dagangan dari Amerika Serikjat secara kredit
dengan harga Rp136.000.000,00 atau $10.000 ketika itu $1 = Rp13.600,00. Pada saat
pelunasan utang dagang $1 = Rp14.500,00.
Jika mata uang yang tertera pada faktur adalah rupiah (Indonesia), maka transaksi-
transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Pada saat pembelian
Persediaan barang dagangan Rp. 136.000.000
Utang dagang 136.000.000
Untuk mencatat pembelian dari Amerika Serikat dengan harga Rp. 136.000.000,00
Pada saat pelunasan utang dagang
Utang dagang Rp. 136.000.000
kas 136.000.000
Jika harga yang tertera pada faktur adalah $ (US Dollar), maka transaksi-transaksi
tersebut dicatat sebagai berikut:
Pada saat pembelian
Persediaan barang dagangan Rp. 136.000.000
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 12 :
AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM VALUTA ASING
(LANJUTAN)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Akuntansi Transaksi Dalam Valuta Asing
(lanjutan). Dan diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahami Jual Beli Dengan Pihak Luar Negeri
B. URAIAN MATERI
uang tidak sama dengan kurs pada saat terjadinya transaksi, maka diperlukan jurnal
penyesuaian.
Contoh 3:
- Pada tanggal 03 Desember 2015 PT. Berkah suatu perusahaan di Indonesia menjual
barang dagangan ke Amerika Serikat dengan harga $ 11.000. pada saat itu $ 1 =
Rp13.600,00
- Pada tanggal 31 Desember 2015 menutup bukunya. Pada saat itu $ 1 =
Rp13.800,00
- Pada tanggal 23 Januari 2016 PT. Berkah menerima pelunasan piutang dagang dari
Amerika Serikat. Pada saat itu $ 1 = Rp14.000,00. Transaksi –transaksi tersebut
dicatat sebagai berikut:
Contoh 4
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 13 :
PENJUALAN ANGSURAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penjualan angsuran. Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1 Memahamai pengertian penjualan angsuran,
1.2 Memahami metode pengakuan laba kotor
B. URAIAN MATERI
- Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun, Harga pokok
penjualan Rp45.000.000,00
Sehingga pada tahun 2009 PT ‘Abadi’ mengakui laba kotor dari penjualan tersebut
sebesar Rp5.000.000,00 yang berasal Rp50.000.000,00 – Rp45.000.000,00 =
Rp5.000.000,00
Contoh 2:
Pada awal tahun 2009 PT ‘Abadi’ melakukan penjualan angsuran seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut:
- Uang muka Rp10.000.000,00 langsung diterima
Contoh 3:
Pada awal tahun 2009 PT ‘Abadi’ melakukan penjualan angsuran seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut:
- Uang muka Rp10.000.000,00 langsung diterima
Contoh 4
Berikut ini informasi dari Perusahaan Usaha Mandiri selama tahun 2013. Perusahaan menjual
barangnya dengan cara angsuran dengan jangka waktu 1 s/d 2 tahun. Disamping itu,
perusahaan juga menjual barangnya secara reguler (kredit). Laba kotor yang dikehendaki 40%
dari harga jual.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas dan laporan laba rugi untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Lanjutan :
Contoh 5
Berikut laporan posisi keuangan PT Merdeka per 31 Desember 2013 yang menjual
barang dagangannya secara reguler dan angsuran.
PT Merdeka
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2013 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas dan Bank 500 Utang usaha 1,250
Piutang reguler 2,500 Utang bank 2,500
Piutang angsuran 2012 1,500 LKYBD tahun 2012 (20%) 300
Piutang angsuran 2011 1,000 LKYBD tahun 2011 (25%) 250
Persediaan barang dagangan 3,000 Modal saham 5,000
Aset tetap (net) 4,000 Laba ditahan 3,200
Total 12,500 Total 12,500
Harga pokok penjualan (HPP) atas penjualan reguler (tunai) ditentukan 60% dari
penjualan, sedang HPP penjualan angsuran di tentuka 75% dari penjualan. Berikut
transaksi selama tahun 2012.
1. Penerimaan putang reguler tahun 2012 sebesar Rp. 2.000.000
2. Penerimaan piutang angsuran tahun 2012 sebesar Rp. 750.000
3. Penerimaan piutang angsuran tahun 2011 sebesar Rp. 500.000
4. Penjualan reguler sebesar Rp. 3.000.000
5. Penjualan angsuran sebesar Rp. 2.000.000
6. Pembelian barang dagangan secara kredit sebesar Rp. 2.500.000
7. Pembayaran utang dagang sebesar Rp. 2.000.000
8. Penghapusan piutang :
a. Reguler sebesar Rp. 250.000
b. Angsuran tahun 2012 sebesar Rp. 150.000
c. Angsuran tahun 2011 sebesar Rp. 100.000
9. Pembayaran beban operasional sebesar Rp. 500.000
Diminta :
Buatlah jurnal umum dan jurnal penutup, baik metode buku maupun metode phisik
(dalam ribuan rupiah)
Metode Buku Metode Phisik
Uraian
Debet Kredit Debet Kredit
Kas 3,250 --- 3,250 ---
Piutang reguler --- 2,000 --- 2,000
Piutang angsuran 2012 --- 750 --- 750
Piutang angsuran 2011 --- 500 --- 500
Lanjutan :
Metode Buku Metode Phisik
Uraian
Debet Kredit Debet Kredit
Piutang reguler 3,000 --- 3,000 ---
Piutang angsuran 2012 2,000 --- 2,000 ---
Penjualan reguler --- 3,000 --- 3,000
Penjualan angsuran 2012 --- 2,000 --- 2,000
HPP reguler (60% x Rp. 3.000) 1,800 --- --- ---
HPP angsuran (75% x Rp. 2.000) 1,500 --- --- ---
Persediaan --- 3,300 --- ---
Persediaan barang dagangan --- --- 2,500 ---
Persediaan barang dagangan 2,500 --- --- ---
Hutang usaha --- 2,500 --- 2,500
Penghapusan piutang 445 --- 445 ---
LKYBD tahun 2012 30 --- 30 ---
LKYBD tahun 2011 25 ---- 25 ----
Piutang reguler --- 250 --- 250
Piutang angsuran 2012 --- 150 --- 150
Piutang angsuran 2011 --- 100 --- 100
Perhitungan
LKYBD 2012 = 20% x Rp 150 = Rp. 30
LKYBD 2011 = 25% x Rp 100 = Rp 25
Beban operasional 500 --- 500 ---
Kas --- 500 --- 500
Jurnal penutup
Laba Kotor Durealisasi (LKD) 275 --- 275 ---
Penjualan reguler 3,000 --- 3,000 ---
Beban operasional --- 500 --- 500
Diminta :
Buatlah jurnal umum dan jurnal penutup, baik metode buku maupun metode phisik ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 14 :
PENJUALAN ANGSURAN (LANJUTAN 1)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penjualan angsuran (Lanjutan 1) . Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahamai Penjualan Ansuran untuk Barang Tidak Bergerak dan Barang
Bergerak
1.2 Memahami Penjualan Ansuran untuk Barang Tidak Bergerak
1.3 Memahami Penjualan Ansuran untuk Barang Bergerak
B. URAIAN MATERI
1.1 Penjualan Ansuran untuk Barang Tidak Bergerak dan Barang Bergerak
Dalam penjualan angsuran pada umumnya laba kotor diakui secara proporsional
dengan penerimaan kas. Karena ada kemungkinan terjadi pembatalan penjualan
angsuran. Sehingga kalau terjadi pembatalan penjualan angsuran tidak selalu mengalami
kerugian. Bahkan bisa terjadi justru penjual memperoleh keuntungan. Kalau laba kotor
diakui pada periode penjualan, seandainya terjadi pembatalan angsuran, maka akan
terjadi kerugian pada penjual. Tetapi untuk penjualan angsuran barang-barang tidak
bergerak tetap ada yang mengakui laba kotor pada periode penjualan.
Metode pencatatan untuk penjualan barang tidak bergerak berbeda dengan
metode pencatatan untuk penjualan barang bergerak. Pada penjualan tidak bergerak,
saat penjualan, nama barang yang bersangkutan langsung dikredit sebesar harga pokok
penjualan. Selisih antara harga jual dan harga pokok penjualan langsung diakui sebagai
laba kotor belum direalisasi.
Pada penjualan barang bergerak, saat penjualan belum diakui laba kotor belum
direalisasi. Laba kotor belum direlisasi baru dihitung pada akhir periode. Pada akhir
periode sebelumnya dihitung dahulu harga pokok penjualan.
Berikut ini adalah contoh penjualan angsuran untuk barang tidak bergerak dan
penjualan angsuran untuk barang bergerak. Untuk penjualan angsuran barang tidak
bergerak diberi contoh 2 metode pencatatan, yaitu laba diakui dalam periode penjualan
dan laba diakui secara proposional dengan penerimaan kas. Untuk penjualan barang
bergerak hanya diberi contoh 1 metode pencatatan yaitu laba diakui secara proposional
dengan penerimaan kas. Karena pada umumnya untuk penjualan angsuran barang
bergerak, laba diakui secara proposional dengan penerimaan kas. Setiap angsuran yang
diterima di dalamnya ada unsur harga pokok dan laba.
kas tahun 2011 Rp24jt. Jadi LKD 40% x Rp24jt = LKD - 9.600
Rp9.600.000
Menutup rekening nominal ke laba atau rugi Piut. Bunga 9.500 -
Pendpt. Bunga - 9.500
Seandainya pada tanggal 1 Maret 2011 piutang penjualan anguran dinyatakan batal,
kerena pembelinya tidak dapat mengangsur lagi, maka rumah tersebut dikembalikan
kepada PT Mina. Nilai pasar rumah saat dikembalikan adalah Rp 50.000.000,00. Jurnal
yang dibuat saat pembatalan dan pemilikan kembali rumah adalah sebagai berikut :
PT Roma
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 1-1-2011
Kas Rp 15.000.000 Utang dagang Rp 24.650.000
Pers. Bara dagangan Rp 120.000.000 LKBD th 2010 Rp 12.000.000
Piutang dagang Rp 10.000.000 LKBD th 2009 Rp 7.350.000
Piutang penj. ags. Th’10 Rp 60.000.000 Modal saham Rp 150.000.000
Piutang penj. ags. Th’09 Rp 49.000.000 Laba yang ditahan Rp 60.000.000
Total aktiva Rp 254.000.000 Total pasiva Rp 254.000.000
Sedangkan transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 2011 di PT Roma adalah
sebagai berikut:
- Penjualan tunai sebesar Rp 40.000.000,00
- HPP Rp 130.000.000,00
Alternatif prosedur untuk menghitung laba kotor direalisasi adalah sebagai berikut:
Keterangan Th 2011 Th 2010 Th 2009
Laba kotor belum direalisasi sebelum Rp 50.000.000 Rp 12.000.000 Rp 7.350.000
penyesuaian
Laba kotor belum direalisasi akhir th 2008
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 15 :
PENJUALAN ANGSURAN (LANJUTAN 2)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penjualan angsuran (Lanjutan 2) . Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahamai Tukar Tambah atau Trade In
1.2 Memahami Pembatalan Penjualan Angsuran
1.3 Memahami Laba kotor diakui saat penjualan
1.4 Memahami Laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1 :
Memahami Tambah atau Trade In
harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lain
serta taksiran laba yang diharapkan. Selisih antara harga yang disepakati dengan nilai
realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir periode
rekening cadangan sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi cadangan
kelebihan harga.
Contoh 1:
Pada awal tahun 2011 toko ‘Sumber Jaya Mobil’ menjual mobil Panter secara angsuran
sebesar Rp. 150.000.000,00. Cara pembayarannya adalah sebagai berikut:
- Sebagai pembayaran pertama diterima sebuah mobil Carry dengan nilai yang
disepakati sebesar Rp. 40.000.000,00
- Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp.
11.000.00,00
Mobil Carry yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp.
2.000.000,00. Setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp.
46.000.000,00. Dalam penjualan mobil Carry perusahaan memperhitungkan laba
nominal sebesar 10% dari harga jual. Harga penjualan mobil Panther sebesar Rp.
30.000.000,00.
Perhitungan:
Harga yang disepakati Rp. 40.000.000,00
Harga jual mobil Carry Rp. 46.000.000,00
Baiya perbaikan Rp. 2.000.000,00
Laba normal (10%xRp46jt) Rp. 4.600.000,00
(Rp. 6.600.000,00)
Taksiran nilai realisasi bersih Rp. 39.400.000,00
Kelebihan harga Rp. 600.000,00
Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran (Jika pencatat persediaan menggunakan
metode perpetual)
Harga pkok Penjualan angsuran 1300.000,00
Persediaaan BD 30.000.000,00
Jika pencatatan persediaan menggunakan metode fisik, jurnal yang dibuat hanya jurnal
untuk mencatat penjualan. Jurnal harga pokok penjualan tidak perlu dibuat.
- Taksiran nilai realisasi bersih atas harga yang diterima kembali Rp. 7.000.000,00
Laba kotor diakui saat penjualan
Perhitungan:
Harga jual Rp. 20.000.000,00
Piutang yang sudah ditagih Rp. 12.000.000,00
Piutang yang belum ditagih Rp. 8.000.000,00
Taksiran nilai realisasi bersih Rp. 7.000.000,00
Rugi pembatalan penjualan angsuran Rp. 1.000.000,00
Jurnal:
Persediaan barang dagang 7.000.000,00
Rugi pembatalan angsuran 1.000.0000
Piutang penjulan angsuran 8.000.000
Jurnal:
Persediaan barang dagang 7.000.000
Laba kotoe blm terealisasi 2.000.000
Piutang penjuala angsuran 8.000.000
Laba pembatan angsuran 1.000.000
Contoh 3
Show Room Mobil “AJANG AKSI” memiliki sebuah mobil baru merk NJENTIT
seharga Rp. 200 juta, dijual kepada tuan A seharga Rp. 300 juta dengan perjanjian trade
in. Sebagai uang mukanya, tuan A menyerahkan sebuah mobil bekas merk NJAJAL,
dengan harga yang disepakati sebesar Rp. 80 juta, sisanya diangsur 10 kali. Setelah
diperbaiki dengan biaya Rp. 5 juta mobil bekas tersebut diperkirakan akan laku dijual
dengan harga Rp 85 juta dan laba yang diinginkannya 20% dari harga jual mobil bekas
tersebut.
Diminta:
1. Hitunglah nilai seharusnya atas mobil bekas tersebut.
2. Hitunglah besarnya cadangan selisih harga trade in.
3. Hitunglah besarnya piutang penjualan angsuran yang dinilai oleh show room
tersebut.
4. Buatlah jurnal untuk mencatat tukar tambah dan jual beli tersebut.
Penyelesaian 1 dan 2
Harga mobil bekas yang disepakati 80.000.000
Harga jual setelah diperbaiki 85.000.000
Beban perbaikan 5.000.000
Laba normal yng diinginkan 17.000.000
Penyelesaian 3
Penjualan angsuran Rp. 300.000.000
Nilai seharusnya mobil bekas (Rp. 63.000.000)
Cadangan selisih harga trade in (RP. 17.000.000)
Piutang penjualan angsuran Rp. 220.000.000
Penyelesaian 4
Persediaan barang dagang (mobil bekas) Rp. 63.000.000
Cadangan selisih harga pertukaran 17.000.000
Piutang penjualan angsuran 220.000.000
Beban pokok penjualan 200.000.000
Penjualan angsuran Rp. 300.000.000
Persediaan barang dagangan (mobil baru) 200.000.000
(mencatat penjualan dengan perjanjian trade in
- Taksiran nilai realisasi bersih atas harga yang diterima kembali Rp. 7.000.000,00
Diminta : Perhitungan dan jurnal ?
7. PT. Berkah Jaya memiliki sebuah mobil baru merk Honda seharga Rp. 200 juta,
dijual kepada tuan A seharga Rp. 400 juta dengan perjanjian trade in. Sebagai uang
mukanya, tuan A menyerahkan sebuah mobil bekas merk Suzuki, dengan harga
yang disepakati sebesar Rp. 90 juta, sisanya diangsur 10 kali. Setelah diperbaiki
dengan biaya Rp. 7 juta mobil bekas tersebut diperkirakan akan laku dijual dengan
harga Rp 95 juta dan laba yang diinginkannya 25% dari harga jual mobil bekas
tersebut.
Diminta:
1. Hitunglah nilai seharusnya atas mobil bekas tersebut.
2. Hitunglah besarnya cadangan selisih harga trade in.
3. Hitunglah besarnya piutang penjualan angsuran yang dinilai oleh show
room tersebut.
4. Buatlah jurnal untuk mencatat tukar tambah dan jual beli tersebut.
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 16 :
PENJUALAN ANGSURAN (LANJUTAN 3)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penjualan angsuran (Lanjutan 3) . Dan
diharapkan mahasiswa mampu :
1.1 Memahamai Perhitungan Bunga Pada Penjualan Angsuran
1.2 Memahami Bunga dihitung dari sisa pinjaman
1.3 Memahami Bunga di hitung dari pokok pinjaman
1.4 Memahami sistem Anuitet ?
B. URAIAN MATERI
Pada umumnya setiap penjualan angsuran pasti ada bunga yang ditanggung oleh
pembeli. Ada berbagai macam perhitungan bunga angsuran yaitu:
1. Bunga dihitung dari sisa pinjaman
2. Bunga dihitung dari pokok pinjaman
3. Sistim anuitet (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman meningkat)
Jika bunga dihitung dari sisa pinjaman, besarnya bunga dihitung dari saldo
pinjaman awal periode. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal
bulan. Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jadi
jumlah semakin lama semakin turun.
Jika bunga dihitung dari pokok pinjaman, besarnya bunga dihitung dari saldo
pinjaman, jadi besarnya bunga adalah tetap. Jika bunga menggunakan rumus anuitet
jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin menurun, angsuran pokok semakin
meningkat.
Contoh 1:
Pada tanggal 2 maret 2011, took ‘Hidup Baru’ menjual sebuah sepeda motor kepada
makelar sepeda motor dengan harga Rp. 13.000.000,00 dengan cara pembayaran
sebagai berikut:
- Uang muka Rp. 5.000.000,00
Keteragan
(1) = Rp 8.000.000,00 : 4
(2) = 4% x (4) awal
K=
Keterangan:
K = jumlah kas yang diterima setiap bulan,
SP = sisa penjualan semula
An > P = nilai tunai dari Rp 1,00 yang akan diterima setiap periode selama ‘n’ periode
yang akan datang dengan tingkat ‘p%’ per periode. Nilai ini dapat dilihat
pada table bunga dihitung sendiri dengan memakai rumus debet ukur
menurun.
Sedang jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Tanggal Kas yang diterima Bungan Ags. pokok pinjaman Sisa pinjaman
3. Bunga dihitung dari sisa hutang awal periode angsuran, dimana setiap angsuran
jumlahnya sama (didalamnya sudah termasuk bunga dan pokok angsuran)
4. Bunga dihitung dari sisa hutang mula-mula, sehingga jumlah bunganya sama sejak
awal sampai akhir angsuran.
Untuk lebih jelasnya diberikan contoh berikut :
Contoh 2
Tanggal 03 Januari 2012 Perusahaan “RAWE-RAWE RANTAS” menjual barnagnya
dengan cara angsuran seharga Rp. 2.500.000. Uang mukanya ditentukan sebesar 28%,
sisanya dibayar setiap dua bulan sekali selama setahun dengan tingkat bunga 12%
pertahun, Harga pokok barang tersebut Rp. 1.500.00
Penyelesaian:
Harga jual barang Rp 2.600.000
Uang muka 28% x Rp. 2.500.000 700.000
Sisa hutang dibayar 2 bln sekali selma 1 thn 1.800.000
Jadi jumlah pokok angsuran = Rp. 1.800.000/6 = Rp. 300.000
Tabel Perhitungan Bunga Dengan Cara 1
Kas 7000.000
Piutang Penjualan Angsuran 1.800.000
Harga Pokok Penjualan 1.500.000
Penjualan Angsuran 2.500.000
Persediaan Baranr Dagang 1.500.000
(mencatat penjualan angsuran)
Kas 336.000
Piutang Penjualan Angsuran 300.000
Harga Pokok Penjualan 36.000
(mencatat penerimaan angsuran tanggl 1 Maret)
Jurnal penerimaan angsuran ke II dan seterusnya rekening debet dan kredit sama
dengan jurnal di atas, sedang angkanya bisa dilihat pada table di atas.
Kas 700.000
Kas 306.000
Kas 312.000
dan seterusnya...............................
Kas 700.000
Kas 321.346
Kas 700.000
Kas 336.000
1. Pada awal tahun 2013 toko ‘Styles’ menjual mesin A secara angsuran sebesar Rp.
100.000.000,00. Cara pembayarannya adalah sebagai berikut:
- Sebagai pembayaran pertama diterima sebuah mesin B dengan nilai yang
disepakati sebesar Rp. 33.000.000,00
- Sisanya diangsur sebanyak 7 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp.
10.000.00,00
Mesin B yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp.
1.000.000,00. Setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp.
36.000.000,00. Dalam penjualan mesin B perusahaan memperhitungkan laba
nominal sebesar 10% dari harga jual. Harga penjualan mesin A sebesar Rp.
20.000.000,00.
Hitunglah kelebihan harga tukar tambah!
2. Pada tanggal 1 Januari 2016, toko ‘Draw’ menjual sebuah sepeda motor kepada
makelar sepeda motor dengan harga Rp. 15.000.000,00 dengan cara pembayaran :
Uang muka Rp. 3.000.000,00, Sisanya sebesar Rp 12.000.000,00 akan diangsur
sebanyak 4 kali setiap bulan yang setiap tanggal 1. Angsuran pertama akan dimulai
pada tanggal 1 februari 2015, dan diperhitungkan bungan sebesar 4% per bulan
Hitunglah bunga dari sisa pinjaman !
3. Berdasarkan soal nomor 2. Hitunglah bunga dari pokok pinjaman !
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 17 :
PENJUALAN KONSINYASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penjualan konsinyasi . Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1. Memahamai Pengertian Penjualan Konsinyasi
1.2. Memahami akuntansi penjualan konsinyasi
B. URAIAN MATERI
penjualan konsinyasi dari laba atau rugi dari penjualan lainnya. Akuntansi yang
diselenggarakan oleh masing-masing pihak
2. Metode tidak terpisah
Dalam metode tidak terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasinya tidak
dipisahkan dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atau penjualan lainnya.
Sehingga pada akhir periode tidak bisa diketahui dengan jelas laba atau rugi yang
diperoleh dari penjualan konsinyasi Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-
masing pihak.
Contoh 1
Perusahaan AYO NGADEK (CONSIGNEE) di Malang bergerak dalam perdagangan
barang-barang elektronik. Barang-barang tersebut merupakanbarang titipan dari
Perusahaan SIDO NGADEK (CONSIGNOR) di Surabaya. Perjanjian penjualan
konsinyasi yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Komisi penjualan bagi consignee sebesar 25% dari hasil penjualan.
2. Harga jual barang tersebut ditetapkan Rp 500.000/unit.
3. Semua harga yang dikeluarkan untuk menjual barang itu ditanggung oleh consignor.
4. Pihak consignee diberi kebebasan untuk melakukan cara penjualan, yaitu tunai atau
kredit. Namuan, tanggung jawab pengumpulan piutang sepenuhnya ditanggung
pihak consignee.
5. Setiap akhir bulan, consignee harus membuat laporan dan mengirimkan uangnya
kepada consignor.
Jurnal yang dibuat oleh consignee baik secara terpisah maupun secara tidak terpisah dari
penjualan regulernya tampak sebagai berikut:
(dalamjutaan rupiah)
Transaksi Pencatatannya secara terpisah Pencatatanya secara tak terpisah
Jurnal yang dibuat oleh consignor baik secara terpisah (metode perpetual dan
phisik) maupun secara tidak terpisah (metode perpetual dan phisik) dari penjualan
regulernya tampak berikut ini:
Pencatatannya dilakukan secara terpisah (dalam jutaan rupiah)
Metode Perpetual MetodePhisik
Transaksi
Uraian Debet Kredit Uraian Debet Kredit
1. Penerimaan 100 unit radio
tape Brng.kons.(BK) 30 --- Brng.kons.(BK) 30 ---
Persediaan --- 30 Pengrm.BK. --- 30
2.Pembayaran ongkoskirim Brng.kons. 0.15 --- Brng.kons. 0.15 ---
Kas --- 0.15 Kas --- 0.15
3.Penerimaan uanghasil Kas 37.25 --- Kas 37.25 ---
penjln.dan.lap.penctt. Penj.kons. --- 37.25 Penj.kons. --- 37.25
HPP
Hasilpenjualan 50.00 HPP.Penj.Kons 30 --- HPP.Penj.Kons 30 ---
Komisipenjualan 12.50 Bbn.penj.kons. 0.25 --- Biyapenj.kons 0.25 ---
Ongk.angkut.penjl0.25 Brg.kons --- 30.25 Brg.kons --- 30.25
Jumlahbeban (12.75)
Jmlh.ynh.hrs
Disetorkan37.25
4. Penutupansaldorekening tidakdijurnal Pengrmn.BK 30 ---
Contoh 2
Toko Laris manis mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko Sumber Laris untuk
menjual barangnya. Perjanjian tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Toko Laris Manis bertindak sebagai consignor dan Toko Sumber Laris bertindak
sebagai consignee.
2. Selama 3 bulan, consignee harus mampu menjualkan barangnya minimal 15 buah
dengan komisi sebesar 30% dari hasil penjualannya.
3. Harga Pokok Penjualan (HPP) barangnya sebesar Rp. 500.000 per buah dan dijual
seharga Rp 650.000 per buah.
4. Consignee harus menyerahkan uang muka sebesar Rp 150.000 per buah pada saat
barang diterima.
5. Beban pengiriman barang sebesar Rp 750.000 sementara di tanggung consignee,
tetapi nantinya akan di ganti oleh consignor dan uang muka nantinya akan
dikembalikan oleh consignor saat perhitungan laba rugi.
Transaksinya sebagai berikut:
1. Consignor mengirimkan barangnya sebanyak 25 buah
2. Consignee berhasil menjual secara tunai barang tersebut sebanyak 18 buah selama 3
bulan
3. Terdapat 3 buah barang yang rusak dan telah dikembalikan ke consignor dengan
beban pengiriman Rp 90.000
Diminta:
1. Htung jumlah uang hasil penjualan yang harus dilaporkan consignee kepada
consignor.
2. Buat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut oleh consignor yang diselenggarakan
secara terpisah, dimana metode pencatatannya menggunakan metode perpetual
3. Buat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut oleh consignee yang diselenggarakan
secara tidak terpisah
Penyelesaian kasus 1
Hasil penjualan = 18 barang x Rp. 650.000 Rp 11.700.000
Dikurangi:
Komisi penjualan = 30% x Rp 11.700.000 3.510.000
Beban pengiriman 25 barang Rp 750.000 750.000
Beban pengiriman kembali barang yang rusak = Rp 90.000 90.000
Pengembalian uang muka 18 yang terjual + 2 yang 3.000.000
dikembalikan = 20 barang x Rp 150.000
Total (7.350.000)
Jumlah uang hasil penjualan yang disetor ke consignor 4.350.000
Penyelesaian kasus 2
(dalamribuan rupiah)
Metode Perpetual
Transaksi
Uraian Debet Kredit
1. Pengiriman 25 barang Barangkonsinyasi 12,500 ---
Persediaan --- 12,500
2.Penerimaan uangmuka Kas 3,750 ---
Uangmukadari consignee --- 3,750
3. Pengembalian 3 barang Persediaan 1,500 ---
Barangkonsinyasi --- 1,500
4.Penerimaan uanghasilpenjualan Kas 4,350 ---
18 barang Penjualanbarangkonsinyasi --- 4,350
5.Perhitungan HPP 18 barang HPP barangkonsinyasi 9,000 ---
Penyelesaian kasus 3
(dalamribuan rupiah)
Transaksi Uraian Debet Kredit
1. Pembayaranuangmuka Consignor 3,750 ---
Kas --- 3,750
2.Pembayaran bebanpengiriman Utangke consignor 750 ---
Kas --- 720
3. Penjualan 18 barang Kas 11,700 ---
Penjualanbarangkonsinyasi --- 11,700
Pembelian /HPP 8,190 ---
Utangke consignor --- 8,190
Perhitungan:
PenjualanRp 11.700
Komisi 3.510
Pembelian/Hpp 8.190
Contoh 3
Toko Terus Maju sebagai Consignor memproduksi dua macam barang merk Apik dan
barang merk Baik. Toko Terus Jaya sebagai Consignee minta dikirim masing-masing
1.500 unit dan 1.000 unit. Ongkos kirimnya Rp 1.250.000. Barang merk Apik harga
jualnya Rp 125.000 per unit dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 85.000 per unit.
Sedangkan barang merk Baik harga jualnya Rp 150.000 per unit dengan HPP Rp
105.000 per unit. Komisi penjualan bagi Consignee sebesar 30% dari omset penjualan
dan semua beban yang dikeluarkan oleh Consignee ditanggung Consignor.
Selama bulan Januari 2013 Toko Terus Jaya berhasil menjual barang merk Apik
sebanyak 650 unit dan barnag merk Baik sebanyak 525 unit. Beban promosi yang
dikeluarkan oleh Toko Terus Jaya selama bulan Januari Rp 1.150.000.
Diminta: buatlah jurnal untuk mencatat transaksi diatas baik yang dilakukan oleh
Consignor maupun Consignee, baik dilakukan secara terpisah maupun secara tidak
terpisah.
Pencatatan dilakukan secara terpisah (dalam ribuan rupiah)
Transaksi Consignor Consignee
1. Pengirimanbarang: Brng,kons.Apik 127,500 Tidakdijurnal
Contoh 4
Pada tanggal 1Agustus 2011 Toko Jaya menitipkan sebuah almari kepada Toko Mekar untuk di
jualkan dengan harga pokok almari adalah sebesar Rp. 500.000.00 perbuah. Dalam perjanjian
Toko Mekar memperoleh komisi 20% dari penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Toko Mekar akan diganti oleh Toko Jaya. Saat almari tiba di toko Mekar toko Toko Jaya
mengeluarkan biaya kirim ke komisioner sebesar Rp. 100.000.00 selama bulan Agustus 2011
sampai dengan Oktober 2011 berhasil menjualkan semua almari yang dititipkan dengan harga
jual @ Rp. 800.000.00. Pada tanggal 31 Oktober 2011 toko Mekar mengirim laporan
penjualannya ke toko Jaya serta mengirim seluruh uang hak toko Jaya. Dengan adanya
transaksi penjualan konsinyasi ini maka jurnal yang dibuat oleh komisioner (Toko Mekar) dan
pengamanat (Toko Jaya) adalah sebagai berikut :
Mengirim laporan hasil penjualan Brg Komisi Rp. 3.000.000,00 Kas Rp. 3.000.000,00
Kas Rp. 3.000.000,00 Brg konsinyasi Rp. 1.000.000,00
Barang konsinyasi Rp. 4.000.000,00
Brg konsinyasi Rp. 4.000.000,00
Laba Konsinyasi Rp. 400.000,00*)
Mengirim uang yang menjadi hak Uang toko MekarRp. 3.000.000,00 Kas Rp. 3.000.000,00
Toko Mekar Kas Rp. 3.000.000,00 F lat Tk Jaya Rp. 3.000.000,00
Bentuk laporan yang di kirimoleh komisioner kepada pengamat adalah sebagai berikut :
Tanda Tangan
( Usman SE )
Direktur Pemasaran
Contoh 5 :
Pada tanggal 1 Agustus 2011 Toko Jaya menitipkan 5 buah almari kepada toko Mekar
untuk dijualkan. Harga pokok almari Rp 500.000,00 perbuah dengan perjanjian toko
Mekar memperoleh komisi 20% dari penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan toko
Mekar akan digantikan oleh Toko Almari Jaya. Saat almari tiba di toko Mekar toko
Mekar juga mengeluarkan biaya angkut ke jasa angkut sebesar Rp. 200.000,00. Selama
bulan Agustus 2008 sampai dengan Oktober 2011 berhasil menjualkan semua almari
yang dititipkan dengan harga jual @Rp 800.000,00. Pada tanggal 31 Oktober 2011 toko
Mekar mengirimkan laporan penjualannya ke toko Jaya serta mengirim seluruh uang
hak Toko Jaya. Dengan adanya transaksi penjualan konsinyasi ini maka jurnal yang
dibuat komisioner (Toko Mekar) dan pengamanat (Toko Jaya) adalah sebagai berikut :
Contoh 6
Pada tanggal 1 Agustus 2011 Toko Jaya menitipkan 5 buah almari kepada toko Mekar
untuk dijualkan. Harga pokok almari Rp.500.000,00 perbuah dengan perjanjian toko
Mekar memperoleh komisi 20% dari penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan toko
Mekar akan digantikan oleh Toko Jaya. Selama bulan Agustus 2008 sampai dengan
Okober 2008 toko Mekar berhasil menjualkan 3 buah almari yang dititipkan kepadanya
dengan harga jual Rp. 800.000,00. Pada saat itu komisioner mengeluarkan biaya kirim
ke konsumen sebesar Rp. 120.000,00. Pada tanggal 31 Oktober 2011 toko Mekar
mengirim laporan penjualan ke toko Jaya serta mengirim seluruh uang yang menjadi
hak toko Jaya. Dengan adanya trasaksi penjualan konsinyasi ini maka jurnal yang dibuat
komisioner (Toko Mekar) dan pengamanat (Toko Jaya) adalah sebagai berikut :
Metode Terpisah
Biaya pengiriman ke
komisioner Rp. 100.000.00 Brg konsinyasi Rp 100.000,00
Kas Rp 100.000,00
1 Agustus 11 – 30 Oktober
11 Kas Rp 2.400.000,00
Penjualan 3 buah almari BrgKomisiRp2.400.000,00
dengan harga jual Rp.
31 Oktober 2011
Komisioner melaporkan Kas Rp 1.720.000,00
hasil penjualan barang Brg kons Rp 680.000,00 BrgKomisiRp 1.720.000,00
komisi ke pengamanat Brg konsinyasi Rp 2.400.000,00 Kas Rp1.720.000,00
beserta uang perhitungan
komisi Brg KonsinyasiRp 2.400.000,00
20% x Rp. 2.400.000,00 = Laba Konsinyasi Rp 200.000,00
Rp. 4.800.000,00
Keterangan :
Laba Konsinyasi sebagai berikut :
Penjualan Rp 2.400.000,00
Harga poko penjualan Rp 1.500.000,00
Biaya kirim Rp 180.000,00
Biaya komisi Rp 480.000,00
Rp 2.160.000,00
Laba Rp 240.000,00
pokok Rp 500.000,00
Berikut ini adalah alokasi Harga Pokok Penjualan dan biaya-biaya lainnya ke
barangyang terjual dan barang yang masih berada di komisioner.
komisioner
- Biaya angkut Rp 120.000,00 Rp 120.000,00
- Biaya komisi Rp 480.000,00 Rp 480.000,00
Total Rp 3.100.000,00 Rp 2.160.000,00 Rp 1.040.000,00
Saldo rekening barang konsinyasi pada tanggal 1 Agustus 2011,31 Oktober 2011 dan 1
November 2011 adalah sebagai berikut:
30 Oktober2011
Labapenjualan3Bh almari Rp 240.000,00
Jumlah Rp 3.440.000,00
1 November 2011
Biaya 2 Buah almari Rp 1.040.000,00 Jumlah Rp 3.440.000,00
Bentuk laporan yang dikirm oleh komisioner kepada pengamat adalah sebagai berikut :
Jumlah
Yogyakarta, 31-12-2011
Direktur Pemasaran
Subyakto, SE
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
PERTEMUAN 18 :
HUBUNGAN KANTOR PUSAT, AGEN, DAN CABANG
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penjualan konsinyasi . Dan diharapkan
mahasiswa mampu :
1.1 Memahamai Pengertian Kantor Pusat, Agen, dan Cabang
1.2 Memahami Akuntansi Kantor Pusat dan Agen
1.3 Memahami Akuntansi Kantor Cabang
B. URAIAN MATERI
Karena banyaknya pelanggan di berbagai lokasi tersebut, setiap lokasi dibuka kantor
cabangnya atau hanya berupa kantor agen.
Sedangkan perusahaan yang membuka lokasi pemasaran adalah kantor pusat.
Kantor agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Penjualan
kepada konsumen dilakukan langsung oleh kantor pusat. Pembayarannya juga diterima
langsung dari konsumen kepada kantor pusat.
Sedangkan kantor cabang selain berfungsi mencari pembeli juga bisa menjual
langsung kepada konsumen. Sehingga pembayarannya juga langsung dari konsumen ke
kantor cabang. Bahkan kantor cabang juga mempunyai wewenang untuk membeli
barang dagangan dari luar.
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan denga kantor
pusat, sehingga laba atau rugi kantor agen bisa diketahui secara tersendiri. Oleh
karena itu diperlukan rekening tersendiri.
Pada umumnya rekening tersebut hanya terdiri dari sebagai berikut :
a. Modal kerja kantor agen
b. Penjualan kotor agen
c. HPP kotor agen
d. Biaya pemasaran kotor agen
e. Biaya administrasi dan umumnya kantor agen
Apabila kantor pusat mempunyai beberapa kantor agen setiap rekening yang
berhubungan dengan kantor agen disebutkan nama kantor agennya. Misalnya kantor
agen Solo, Kantor agen Semarang, Kantor agen Magelang dan lain-lain atau kantor agen
I, kantor agen II, kantor agen III dan lain-lain.
Contoh 1:
Pada awal tahun 2012 PT Makmur yang berkedudukan di Yogyakarta membuka kantor
agen di Solo. Ikhtisar trannsaksi keuangan selama tahun 202 adalah sbb :
1. Perusahaann mengirimkan kas sebesar Rp. 3.000.000 untuk membentuk modal kerja
kantor agen
2. Perusahaan mengirimkan barang dagangan sebesar harga pokok Rp. 1.000.000
untuk dipergunakan sebagai sampel
3. Perusahaan membeli barang dagangan seharga Rp. 70.000.000 secara kredit
4. Penjualan :
- Langsung kantor pusat Rp. 50.000.000 harga pokok penjualan Rp. 35.000.000
- Melalui kantor agen Rp. 40.000.000 dengan harga pokok penjualan Rp.
30.000.000
5. Penagihan piutang dagang Rp. 60.000.000
6. Pelunasan utang dagang Rp. 55.000.000
7. Pengeluaran biaya-biaya sbb :
- Biaya pemasaran kantor pusat Rp. 5.000.000
Contoh 2:
Berikut ini adalah contoh transaksi-transaksi yang ada di kantor cabang:
Pada awal tahun 2011 PT. Maju yang berkedudukan di Yogyakarta mempunyai kantor
cabang di Solo. Berikut ini adalah transaksi yang di kantor cabang selama tahun 2008.
1. Menerima uang Rp20.000.000,00 dari kantor pusat
2. Membeli perlengkapan (umur ekonomis 5 tahun) seharga Rp10.000.000,00 secara
tunai
3. Menerima barang dagangan dari kantor pusat seharga Rp16.000.000,00. Membeli
barang dagangan dari supplier luar Rp4.000.000,00 secara tunai
4. Menjual barang dagangan seharga Rp30.000.000,00 secara tunai
5. Mengembalikan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat seharga
Rp1.000.000,00 karena barang tersebut rusak
6. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kantor cabang sebagai berikut:
- Gaji Rp6.000.000,00
- Bunga Rp4.000.000,00
- Lain-lain Rp2.000.000,00
7. Mengirim uang Rp15.000.000,00 ke kantor pusat
8. Pada akhir tahun diketahui utang gaji sebesar Rp1.000.000,00 dan biaya depresiasi
Rp2.000.000,00
9. Persediaan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat pada akhir tahun
Rp5.000.000,00. Persediaan barang dagangan yang dibeli dari supplier luar pada
akhir tahun Rp1.000.000,00.
Diasumsikan harga pokok penjualan baik di kantor pusat maupun di kantor cabang
sebagai berikut:
Contoh 3:
Contoh 4:
Kantor pusat mengirim barang dagang ke KC dengan harga pokok Rp 1.000.000,00
dinota 30% diatas harga pokok. Pada akhir tahun diperoleh data dari kantor cabang
sebagai berikut:
Penjualan Rp 1.400.000,00
Biaya Rp 50.000,00
Persediaan akhir Rp 130.000,00
Jurnal yang dibuat kantor cabang dan kantor pusat sebagai berikut:
Cadangan kelebihan
harga yang melekat di Cad kelebihan hrg Rp 270.000,00
parsed Laba KC Rp 270.000,00
Akhir :
30 x Rp 130.000= Laba KC Rp 450.000,00
130 L/R Rp 450.000,00
Rp30.000,00
Barang dagangan yang
terjual Rp 300.000,00
– Rp 30.000,00 =
Rp 270.000,00
1.400.000,00
Pengiriman barang dagang ke KC Rp 1.000.000,00
Persediaan akhir (Rp 100.000,00)
Harga pokok penjualan (Rp
900.000,00)
Laba kotor Rp
500.000,00
Biaya (Rp
50.000,00)
Laba KC Rp
450.000,00
Contoh 5 :
1 Juni 2011 kantor pusat mengirim barang dagangan dengan harga Rp 1.000.000,00
ke kantor cabang. Harga nota 25% diatas harga pokok pengiriman ke kantor cabang
Rp 50.000,00
1 November 2011 kantor cabang mengembalikan 30% barang dagangan yang dari
kantor pusat. Dalam pengembalian ini kantor cabang mengeluarkan pengiriman ke
kantor pusat Rp 30.000,00
Jurnal yang dibuat oleh kantor pusat dan kantor cabang adalah sebagai berikut:
Keterangan Kantor Pusat Kantor Cabang
1 Juni 2011 KC Rp 1.300.000,00 Pengiriman dr KP Rp 1.250.000,00
Pengiriman dari KP ke KC Pengiriman ke KC Rp
Bi Pengiriman or KP Rp 50.000,00
1.000.000,00
KP Rp
Cad kelebihan hrg Rp 250.000,00
Kas Rp 50.000,00 1.300.000,00
1 November 2011
Pengembalian barang dg Pengiriman ke KC Rp 300.000,00
dr KC ke KP Cad kelebihan hrg Rp 75.000,00
KP Rp 420.000,00
30% x Rp 1.000.000,00 = Rugi kelebihan hrg Rp 45.000,00
Rp 300.000,00 KC Rp 420.000,00 Pengiriman dr KP Rp
Keterangan:
Rugi kelebihan biaya kirim Rp 45.000,00 sebenarnya adalah biaya kirim barang seharga
30% x Rp 1.000.000,00 = Rp 300.000,00 yang dikirim dari KP ke KC dan dikembalikan
lagi dari KC ke KP. Biaya kirim ke KC 30% x Rp 50.000,00 – Rp 15.000,00 ditambah
biaya kirim ke KP Rp 30.000,00
Contoh 6
1 Februari 2011 kantor pusat mengirim uang sebesar Rp 50.000.000,00 ke kantor
cabang I. 1 Juli 2011 kantor pusat memerintahkan kantor cabang I agar mentransfer
uang sebesar Rp 20.000.000,00 ke kantor cabang II. Jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Tgl KP KC I KC II
1 Feb KC I Rp 50.000.000,00 Kas Rp 50.000.000,00 -
Kas Rp 50.000.000,00 KP Rp 50.000.000,00
Contoh 7
1 Februari 2011 kantor pusat mengirim barang dagangan seharga Rp 30.000.000,00 ke
kantor cabang I. Biaya kirim barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang I
Rp 400.000,00
1 Juli 2011 kantor pusat memerintahkan kantor cabang I agar mengirimkan barang
dagangan yang diterima dari kantor pusat seharga Rp 10.000.000,00 ke kantor cabang
II. Kantor cabang I mengeluarkan biaya kirim ke kantor cabang II sebesar Rp
150.000,00. Apabila kantor pusat mengirim langsung barang dagangan tersebut ke
kantor cabang II kantor pusat memerlukan biaya kirim Rp 250.000,00. Jurnal yang
dibuat sebagai berikut:
Tgl KP KC I KC II
1 Feb KC I Rp 30.400.000 Peng brg dr KP Rp 30.000.000
Peng brg ke KCI Rp 30.000.000 Bi. Kirim Rp 400.000 -
Kas Rp 400.000 KP Rp 30.400.000
Keterangan :
1. Rp 10.000.000,00 x Rp 400.000,00 = Rp 133.333,00
Rp 30.000.000,00
2. Biaya kirim apabila dikirim langsung dari KP ke KC II
- Gaji Rp16.000.000,00
- Bunga Rp10.000.000,00
- Lain-lain Rp 2.000.000,00
g. Mengirim uang Rp100.000.000,00 ke kantor pusat
h. Pada akhir tahun diketahui utang gaji sebesar Rp10.000.000,00 dan biaya
depresiasi Rp20.000.000,00
i. Persediaan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat pada akhir tahun
Rp20.000.000,00. Persediaan barang dagangan yang dibeli dari supplier luar
pada akhir tahun Rp15.000.000,00
Diminta:
1. Buat jurnal yang ada di kantor pusat dan kantor cabang selama tahun 2011 ?
2. Buatlah laporan laba rugi akhir tahun 2011 kantor cabang Madiun dari
transaksi soal no. 4 ?
5. PT Abadi mempunyai 2 (dua) kantor cabang. Yang diberi nama Kantor Cabang 1
dan Kantor Cabang II. Berikut ini adalah transaksi-transaksi baik yang terdapat di
Kantor Pusat, Kantor Cabang I maupun di Kantor Cabang II:
a. Pengiriman barang dagangan ke Kantor Cabang I dengan harga pokok
Rp 540.000.000,00 dan ke Kantor Cabang II dengan harga pokok
Rp 650.000.000,00. PT Abadi menetapkan kebijakan bahwa harga nota 10%
diatas harga pokok.
b. Biaya pengiriman barang dagangan ke Kantor Cabang I ditetapkan sebesar 7,5%
dari harga nota. Sedangkan biaya pengiriman barang dagangan ke Kantor
Cabang II ditetapkan sebesar 7% dari harga nota.
c. Kantor Pusat memerintahkan Kantor Cabang I untuk mengirimkan uang sebesar
Rp 750.000,00 kepada Kantor Cabang II.
d. Kantor Pusat memerintahkan Kantor Cabang II untuk mengirimkan barang
dagangan ke Kantor Cabang I sebesar Rp 6.820.000,00. Kantor Cabang II
mengeluarkan biaya kirim ke Kantor Cabang I sebesar Rp 350.000,00
Diminta:
Buat jurnal yang diperlukan baik di Kantor Pusat, Kantor Cabang I maupun di
Kantor Cabang II ?
6. PT Abadi mempunyai 2 (dua) kantor cabang, yang diberi nama Kantor Cabang I dan
Kantor Cabang II. Berikut ini adalah transaksi-transaksi baik yang terdapat di
Kantor Pusat, Kantor Cabang I maupun di Kantor Cabang II:
a. Pengiriman barang dagangan ke Kantor Cabang I dengan harga pokok
Rp 400.000.000,00 dan ke Kantor Cabang II dengan harga pokok
Rp 500.000.000,00 PT Abadi menetapkan kebijakan bahwa harga nota 10% di
atas harga pokok.
b. Biaya pengiriman barang dagangan ke Kantor Cabang I ditetapkan sebear
Rp 2.000.000,00 sedangkan biaya pengiriman barang dagangan ke Kantor
Cabang II ditetapkan sebesar Rp 3.000.000,00
c. Kantor Pusat memerintahkan Kantor Cabang II untuk mengirimkan uang sebesar
Rp 1.000.000,00 kepada Kantor Cabang I
d. Kantor Pusat memerintahkan Kantor Cabang I untuk mengirim barang dagangan
ke Kantor Cabang II sebesar Rp 6.000.000,00. Kantor Cabang I mengeluarkan
biaya kirim ke Kantor Cabang II sebesar Rp 100.000,00
Diminta:
Buat jurnal yang diperlukan baik di Kantor Pusat, Kantor Cabang I maupun di
Kantor Cabang II ?
7. PT. Angkasa yang berkantor pusat di Yogyakarta mempunyai cabang di Las Vegas
USA. Berikut ini adalah neraca saldo kantor cabang di Las Vegas per 31 Desember
2011:
Kas $ 10.000.000
Persediaan $ 40.000.000
Aktiva Tetap $ 50.000.000
Utang Lancar $ 10.000.000
Modal $ 30.000.000
Pendapatan $ 60.000.000
Biaya $ 40.000.000
Utang Jangka Panjang $ 40.000.000
Diketahui informasi sebagai berikut:
Kurs per 31 Desember 2011 $ 1 = Rp 10,00
Kurs rata-rata tahun 2011 $ 1 = Rp 9,00
Pendapatan $ 47.000.000
Biaya $ 27.000.000
Utang Jangka Panjang $ 41.000.000
Diketahui informasi sebagai berikut:
Kurs per 31 Desember 2010 $ 1 = Rp 13,00
Kurs rata-rata tahun 2010 $ 1 = Rp 11,00
Kurs Historis: Persediaan = Rp 7,00
Aktiva Tetap = Rp 9,00
Utang J.panjang = Rp 8,00
Modal = Rp 7,00
Diminta: Buat neraca saldo diatas dalam mata uang Rupiah.
10. PT. Abadi Makmur Yang berkantor pusat di Bogor dan memiliki cabang di
Manchester, Inggris. Berikut ini adalah neraca saldo kantor cabang di Manchester
per 31 Desember 2010.
Kas $ 40.000.000
Persediaan $ 15.000.000
Aktiva Tetap $ 35.000.000
Utang Lancar $ 15.000.000
Modal $ 50.000.000
Pendapatan $ 40.000.000
Biaya $ 20.000.000
Utang Jangka Panjang $ 30.000.000
Diketahui informasi sebagai berikut:
Kurs per 31 Desember 2010 $ 1 = Rp 13,00
Kurs rata-rata tahun 2010 $ 1 = Rp 10,00
Kurs Historis: Persediaan = Rp 10,00
Aktiva Tetap = Rp 9,00
Utang J.panjang = Rp 8,00
Modal = Rp 7,00
Diminta: Buat neraca saldo diatas dalam mata uang Rupiah. ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir
Abadi Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini,
2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
GLOSARIUM
Proses likuidasi terdiri : Proses realisasi, merupakan proses merubah aset non-kas
menjadi kas dan Proses likuidasi, merupakan proses pembayaran semua hutang
persekutuan
Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak
langsung lunas).
Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain
untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian. Jadi
dalam penjualan konsinyasinya berisi mengenai hak dan kewajiban kedua belah
pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir Abadi
Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini, 2010,
Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir Abadi
Yusuf, Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini, 2010,
Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced
Accounting, Buku 2, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn,
2006, Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Widayat, Utoyo, 1999, Akuntansi Keuangan Lanjutan : Ikhtisar Teori dan Soal,
Edisi Revisi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Drebin, Allan R., 1996, Advance Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), Edisi
Kelima, Penerbit Erlangga,Jakarta.
Lampiran 1
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)
AJAR)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mahasiswa dapat Pendirian Presentasi materi, Contoh Soal Ketepatan, 10%
menjelaskan Persekutuan diskusi contoh soal Latihan Soal ketelitian, dan
pengertian, dan latihan soal Tugas/ PR kebenaran
karakteristik, jenis- Studi Kasus Jawaban
jenis persekutuan,
dan akuntansi
penyertaan sekutu
dan langkah-langkah
dalam likuidasi
sekaligus
(penyelesaian 1)
UTS
10 Mahasiswa dapat Likuidasi Presentasi materi, Contoh Soal, Ketepatan, 10%
menjelaskan Persekutuan diskusi contoh soal Latihan Soal, ketelitian, dan
pengertian likuidasi Bertahap dan latihan soal Tugas/ PR, dan kebenaran
bertahap dan Studi Kasus Jawaban
prosesnya serta
langkah-langkah
likuidasi bertahap
11 Mahasiswa dapat Akuntansi Presentasi materi, Contoh Soal, Ketepatan, 10%
memahami Transaksi Dalam diskusi contoh soal Latihan Soal, ketelitian, dan
pengertian akuntansi Valuta Asing dan latihan soal Tugas/ PR, dan kebenaran
transaksi dalam Studi Kasus Jawaban
valuta asing, nilai
tukar valuta asing,
dan jual beli dengan
pihak luar negeri
12 Mahasiswa dapat Akuntansi Presentasi materi, Contoh Soal, Ketepatan, 10%
memahami jual beli Transaksi Dalam diskusi contoh soal Latihan Soal, ketelitian, dan
dengan pihak luar Valuta Asing dan latihan soal Tugas/ PR, dan kebenaran
negeri (lanjutan) (Lanjutan) Studi Kasus Jawaban
13 Mahasiswa dapat Penjualan Presentasi materi, Contoh Soal, Ketepatan, 10%
menjelaskan Angsuran diskusi contoh soal Latihan Soal, ketelitian, dan
pengertian penjualan dan latihan soal Tugas/ PR, dan kebenaran
angsuran dan Studi Kasus Jawaban
metode pengakuan
laba kotor
angsuran, bunga
dihitung dari sisa
pinjaman, bunga
dihitung dari pokok
pinjaman, dan
sistem anuitet
17 Mahasiswa dapat Penjualan Presentasi materi, Contoh Soal, Ketepatan, 10%
menjelaskan Konsinyasi diskusi contoh soal Latihan Soal, ketelitian, dan
pengertian penjualan dan latihan soal/ Tugas/ PR, dan kebenaran
konsinyasi dan tugas Studi Kasus Jawaban
akuntansi penjualan
konsinyasi
18 Mahasiswa dapat Hubungan kantor Presentasi materi, Contoh Soal, Ketepatan, 10%
memahami kantor pusat, Agen, dan diskusi contoh soal Latihan Soal, ketelitian, dan
pusat, agen, dan cabang dan latihan soal Tugas/ PR, dan kebenaran
cabang dan Studi Kasus Jawaban
akuntansi kantor
agen
UAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Penyusun Modul Bahan Ajar Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan, menjamin bahwa:
1. MODUL BAHAN AJAR tersebut benar-benar hasil ciptaannya sendiri, yang lahir atas inspirasi, kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi, sehingga Penyusun meyakinkan
bahwa MODUL BAHAN AJAR miliknya bukan jiplakan, terjemahan, atau saduran dari karya orang laindan tidak mengandung sesuatu
hal yang melanggar hak cipta orang lain.
2. MODUL BAHAN AJAR tersebut tidak mengandung sesuatu yang dapat dianggap sebagai penghinaan atau fitnahan kepada orang lain
dan/atau pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. MODUL BAHAN AJAR telah dilakukan perbaikan substansi isi materi setelah mempertimbangkan berbagai saran dan kritik dari
dosen pengampu mata kuliah yang sama.
4. MODUL BAHAN AJAR tersebut tidak akan dipergunakan untuk kepentingan selain pendidikan dan tidak akan diperjualbelikan.
5. MODUL BAHAN AJAR akan dipergunakan sebagai acuan oleh dosen pengampu mata kuliah yang sama di lingkungan Program Studi
dan sebagai sumber bacaan oleh mahasiswa Universitas Pamulang.
6. Bersedia melakukan perubahan, penambahan, dan pengembangan yang dianggap perlu dalam komponen deskripsi/ uraian materi dan
komponen soal/latihan/ tugas tanpa menuntut imbalan tambahan apapun.
7. Bahwa pemanfaatan MODUL BAHAN AJAR tersebut diperbolehkan kepada anggota Tim Teaching sebagaimana tercantum dalam
Identitas Modul.
8. Bahwa pemanfaatan MODUL BAHAN AJAR oleh dosen di luar Tim Teaching untuk kepentingan kepangkatan dosen hanya dapat
dilakukan setelah mendapatkan izin tertulis dari Ketua Tim Teaching dan Anggota, mengetahui Ketua Program Studi yang
bersangkutan.
9. Apabila dikemudian hari, ada tuntutan hukum baik secara perdata dan atau secara pidana, sepenuhnya menjadi tanggungjawab
penyusun modul.
Yang Menyatakan,
Penyusun Modul Bahan Ajar
Materai
Rp. 6000
menyatakan bahwa:
1. Modul bahan ajar telah memenuhi standar kelayakan, kedalaman dan keluasan cakupan materi isi bahan ajar dalam rangka mencapai
Capaian Pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
2. Bersama dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah/Pengguna Bahan Ajar telahmelakukan verifikasi/ koreksi/perbaikan sebagaimana
mestinya terkait kesesuaian substansi isi materi modul.
3. Modul Bahan Ajar dapat menjadi pegangan/ panduan bagi dosen pengampu mata kuliah dalam melaksanakan pembelajaran baik di
Reguler “A”, “B” maupun Reguler “C”.
Demikian surat penyataan ini kami buat sebaik-baiknya, jika ada kesalahan, kekurangan, atau ketidaksesuaian isi materi, kami bersedia
memperbaikinya di kemudian hari.