BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bolen Keju
Menurut Setyo (2004) roti adalah produk makanan yang terbuat dari
fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian
dipanggang. Berdasarkan karakteristiknya, roti dapat dikelompokkan menjadi
dua macam yaitu roti tawar dan roti manis. Selain roti tawar dan roti manis, ada
juga kue pastry. Kue-kue pastry adalah kue-kue yang dibuat dari adonan
pastry. Adonan pastry adalah suatu adonan yepung yang dicampur dengan
sejenis mentega, diolah dengan teknik lipatan dan gulung untuk menghasilkan
tekstur adonan berupa lapsan-lapisan yang memukau. Adonan pastry dibuat
untuk kulit pai, tart, croissant dan sebagainya (Hidayat, 2006).
Bolen adalah suatu hidangan ringan yang biasanya berbahan baku pisang
yang dilapisi lembar-lembar adonan dan kemudian dipanggang. Bolen
merupakan salah satu kue pastry yang terbuat dari adonan tepung dicampur
dengan sejenis mentega yang diolah dengan teknik lipatan dan digulung untuk
menghasilkan tekstur dengan lapisan-lapisan yang memukau. Puff pastry
adalah salah satu jenis pastry Prancis yang dibuat dari adonan tepung terigu
berprotein tinggi yang dicampur dengan telur, garam, dan margarin. Adonan
tersebut terbentuk menjadi lembaran tipis, disusun hingga beberapa lapis dan
kemudian dipotong sesuai selera. Susunan yang berlapis-lapis membuat
tampilan penganan ini menjadi menarik dan disukai oleh banyak orang.
Rasanya gurih dan renyah karena pada lipatannya diberi bahan yang disebut
lemak lipat (korsvet) (Soewitomo, 2007).
Pastry memiliki kenampakan seperti roti. Bedanya di cara pengolahan dan
campuran bahannya. Pastry umumnya tidak menggunakan ragi, tetapi hampir
selalu menggunakan sejenis lemak yang karena proses pembuatan tertentu
membuat pastry menjadi mengembang dengan lapisan berlipat-lipat saat
dipanggang dalam oven. Adonan pastry menggunakan pastry margarin atau
korsvet, yaitu sejenis lemak yang dimasukkandalam adonan dengancara
digiling-lipat. Penggunaan korsvet dan cara giling-lipat akan menghasilkan kue
yangrenyah. Kualitas pastry yang renyah juga ditentukan oleh kualitas korsvet
yang digunakan. Pastry yang enak akan renyah dan gurih, tidak terasa seperti
lengket di lidah (Sufi, 2006).
Kue bolen ini jika dilihat juga sangat menggoda, karena bentuknya yang
mengembang, selain itu juga ada yang ditabur dengan keju parut dan olesan
kuning telur pada bagian atasnya yang membuatnya terlihat lebih ranum.
Hidangan ini variasi dalam pengolahan dari pisang goreng. Kue seperti ini
merupakan favorit bagi masyarakat dari segala lapisan karena rasanya yang
nikmat, namun selain dari pada itu roti bolen ini bisa diisi dengan berbagai
macam rasa seperti coklat dan keju tapi tetap menggunakan pisang sebagai ciri
khasnya, sehingga tentu saja rasnya akan lebih nikmat. Bolen keju merupakan
makanan ringan siap saji dan dapat dikonsumsi secara langsung. Bolen keju
dapat dikonsumsi oleh semua umur dan kalangan mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Produk ini mengandung gizi yang cukup seperti karbohidrat,
lemak, protein, dan sumber gizi lainnya, sehingga dapat dinikmati oleh semua
Tepung terigu, gula pasir, garam,
kuningbolen
telur,keju
mentega
danumum
air es dapat dilihat pada
konsumen. Proses pembuatan
secara
Gambar 2.1.
Pencampuran dan pengadukan
Pengulenan
Korsvet
(pastry
margarin)
Pembentukan lembaran
pengisian
pemanggangan
Bolen
dan
mengembangkan
pengadukan
sifat
rekat
bertujuan
gluten.
untuk
Pengadukan
membuat
dilakukan
dan
untuk
mencampur semua bahan agar bahan tercampur menjadi rata. Jika adonan
kurang kalis, dapapat ditambah tepung sedikit-demisedikit sampai kalis.
2. Pungulenan
Bolen yang telah dilipat, kemudian di letakkan dan disusun rapat di atas
loyang dan sambil diolesi dengan kuning telur. Kemudian diberi toping agar
bolen terlihat menarik. Tujuan disusun rapat agar bolen tidak pecah saat
dipanggang. Pemanggangan bolen keju dilakukan selama 30 menit dengan
suhu 2000C.
Kue bolen merupakan salah satu dari jenis pastry. Produk pastry yang
aman dan layak dikonsumsi, harus memenuhi standart keamanan pangan yang
telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian yang tercantum dalam SNI 013840-1995 berikut:
Tabel 2.1 Syarat Mutu Roti
No.
Kriteria Uji
1.
Keadaan
1.1 Kenampakan
1.2 Bau
1.3 Rasa
2.
Air
3.
Abu (tidak termasuk garam)
dihitung atas dasar bahan
kering
4.
Abu yang tidak larut dalam
asam
5.
NaCl
6.
Gula jumlah
7.
Lemak
8.
Serangga /Belatung
9.
Bahan tambahan Makanan
9.1 Pengawet
9.2 Pewarna
9.3 Pemanis buatan
9.4 Sakarin siklamat
10. Cemaran logam
10.1 Raksa (Hg)
10.2 Timbal (Pb)
10.3 Tembaga (Cu)
10.4 Seng (Zn)
No.
Kriteria Uji
11. Cemaran arsen (As)
12. Cemaran mikroba
12.1 Angka lempeng total
Satuan
Roti Manis
%b/b
%b/b
%b/b
Maks. 3.0
%b/b
%b/b
%b/b
-
Maks. 2,5
Maks. 8,0
Maks. 3.0
Tidak boleh ada
Maks. 0.05
Maks. 1.0
Maks. 10.0
Maks. 40.0
Satuan
mg/kg
Roti Manis
Maks. 0.5
Koloni/g Maks.
12.2 E.Coli
12.3 Kapang
APM/gr < 3
Koloni/g Maks.
10
bisa dipakai untuk membuat roti. Yang digunakan sebagai pedoman dalam
penentuan mutu tepung terigu adalah Standar Nasional Indonesia SNI 013751-2009 tentang syarat mutu tepung terigu sebagai bahan makanan Tabel
2.2.
Tabel 2.2 Syarat Mutu Tepung Terigu
Jenis Uji
Keadaan:
a. Bentuk
b. Bau
c. Warna
Benda asing
Serangga dalam semua bentuk stadia
dan potongan-potongannya yang
tampak
Kehalusan, lolos ayakan 212 m (mesh
No. 70) (b/b)
Kadar air (b/b)
Kadar abu (b/b)
Kadar protein (b/b)
Keasaman
Falling number (atas dasar kadar air
14%)
Besi (Fe)
Seng (Zn)
Vitamin B1 (tiamin)
Vitamin B2 (riboflavin)
Asam folat
Cemaran logam:
a. Timbal (Pb)
b. Raksa (Hg)
c. Cadmium (Cd)
Cemaran arsen
Cemaran mikroba:
a. Angka lempeng total
b. Escherichia coli
c. Kapang
d. Bacillus cereus
Satuan
-
Persyaratan Mutu
Serbuk
Normal (bebas dari bau
asing)
Putih, khas terigu
Tidak ada
Tidak ada
Minimal 95
%
%
%
mg
KOH/100g
detik
Maksimal 14,5
Maksimal 0,70
Minimal 7,0
Maksimal 50
Minimal 300
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Minimal 50
Minimal 30
Minimal 2,5
Minimal 4
Minimal 2
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maksimal 1,0
Maksimal 0,05
Maksimal 0,1
Maksimal 0,50
koloni/g
APM/g
koloni/g
koloni/g
Maksimal 1 x 106
Maksimal 10
Maksimal 1 x 104
Maksimal 1 x 104
11
12
Persyaratan
Tidak berbau
Normal
6,5-9
Max 5 NTU
Sumber : Dewan Standarisasi Nasional 1994 dalam Buckle, et al(1987).
3. Garam
Garam sebagai bahan tambahan makanan berperan untuk menambah
cita rasa pada produk akhir. Garam mempengaruhi aktifitas air dari bahan
dengan menyerap air sehingga aktifitas air menurun dengan menurunnya
kadar air. Garam pada konsentrasi rendah (1%-3%) tidak bersifat
membunuh mikroorganisme, tetapi hanya sebagai bumbu yang dapat
memberi citarasa gurih pada bahan pangan (Buckle dkk, 1997).
Garam seperti yang kita kenal sehari-hari dapat didefinisikan sebagai
suatu kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah Natrium
Klorida (NaCl) dengan zat-zat pengotor terdiri dari CaSO4, Mg SO4, MgCl2
dan lain-lain. Garam dapat diperoleh dengan tiga cara, yaitu penguapan air
laut dengan sinar matahari, penambahan batuan garam (rock salt) dan dari
sumur air garam (brine). Garam hasil tambang berbeda-beda dalam
komposisinya, tergantung pada lokasi namun biasanya mengandung lebih
dari 95% NaCl. Proses produksi garam di Indonesia, pada umumnya
dilakukan dengan metode penguapan air laut dengan bantuan sinar matahari.
Ini merupakan proses yang paling mudah dikerjakan dan biaya
operasionalnya paling rendah. Yang diperhitungkan adalah penggunaan
lahan yang cukup luas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah
satunya laju penguapan. Laju penguapan ini sangat tergantung pada
kelembapan udara, kecepatan angin, dan laju energi matahari yang
terabsorbsi. Garam terbagi atas garam konsumsi dan garam industri. Garam
konsumsi terbagi atas garam meja dan garam dapur. Perbedaan keduanya
terletak pada kadar NaClnya dan spesifikasi mutu (Rositawati, 2013).
13
Persyaratan Mutu
Maks 7
Min 94,7
Min 30
Maks 10
Maks 10
Maks 0,1
Maks 0,1
4. Gula Pasir
Gula merupakan bahan tambahan pada pengolahan makanan yang
berfungsi memperbaiki cita rasa dekaligus sebagai bahan pengawet alami
dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sebagai bahan pengawet.
Penggunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan. Gula dalam
industri pangan biasanya menggunakan sukrosa, yaitu gula yang diperoleh
dari bt atau gula tebu (Cahyo dan Hidayanti, 2006).
Gula pasir banyak digunakan dalam berbagai produk olahan pangan.
Selain memberikan rasa manis, gula yang berkonsentrasi tinggi akan
berperan juga sebagai pengawet. Hal ini disebabkan, konsentrasi gula yang
tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan. Kadar
gula yang tinggi bila ditambahkan ke dalam bahan pangan menyebabkan aie
14
Parameter Uji
Satuan
Persyaratan
GKP 1
GKP 2
1
Warna
1.1 Earna kristal
Ct
4,0-7,5
7,6-10
1.2 Warna larutan (ICUMSA)
IU
81-200
201-300
2
Besar jenis butir
mm
0,8-1,2
0,8-1,2
3
Susut pengeringan (b/b)
%
maks 0,2
maks 0,1
4
Polarisasi (0Z, 200C)
Z
min 99,6
min 99,5
5
Abu konduktiviti
%
maks 0,10
maks 0,15
6
Bahan tambahan pangan
6.1 Belerang dioksida (CO2)
mg/kg
maks 30
maks 30
7
Cemaran logam
7.1 Timbal (Pb)
mg/kg
maks 2
maks 2
7.2 Tembaga (Cu)
mg/kg
maks 2
maks 2
7.3 Arsen (As)
mg/kg
maks 1
maks 1
Sumber: SNI 3140.3-2010
5. Kuning Telur
Telur adalah salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang
bernilai gizi tinggi. Kuning telur banyak nengandung lesitin (emulsifier).
Telur berfungsi sebagai pengembang adonan, membentuk warna, perbaikan
rasa, menambah nilai gizi, sebagai pelembut atau pengempuk, sebagai
penambah aroma dan zat gizi. Jika telur tidak digunakan dalam adonan,
maka adonan harus ditambahkan cairan walaupun hailnya kurang lunak.
Roti yang lunak dapat diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang lebih
baik (Wibowo, 2009).
Telur adalah bahan yang sangat penting untuk pembuatan roti manis
dan cake. Penggunaan telur dalam formulasi roti harus memperhitungkan
15
kadar air yang terkandung dalam telur. Kuning telur adalah bagian yang
lebih padat daripada putih telur dan hampir semua lemak dari telur berada di
bagian ini. Kuning telur mengandung lesitin yang berfungsi sebagai
pengembang. Meskipun bentuknya padat, kuning telur mengandung kadar
air sebanyak 50% (Paran, 2009).
Kuning telur menempati 30% dari total berat telur. Hampir 66% protein
telur berikatan dengan lemak membentuk lipoprotein. Pada kuning telur
terdapat lesitin, lesitin (fosfatidilkolin) merupakan asam lemak telur yang
memberikan kekompakan warna dan bau yang khas pada telur. Cefalin
(osfatidilserin mempunyai fosfatidiletanolamin) dan fosfatidilserin peranan
hampir sama dengan lesitin (Nugraheni, 2013).
Tabel 2.6 Syarat Mutu Kuning Telur
Kondisi Kuning
Telur
Mutu 1
Bentuk
bulat
Posisi
di tengah
Penampakan batas
Kebersihan
tidak jelas
bersih
Indeks
0,458,0,521
Bau
khas
Sumber: SNI 3926-2008
Tingkatan Mutu
Mutu 2
agak pipih
sedikit
bergeser dari
tengah
agak jelas
bersih
0,394-0,457
khas
Mutu 3
pipih
agak kepinggir
jelas
ada
sedikit
bercak darah
0,330-0,393
khas
6. Mentega
Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu di mana ke
dalamnya dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa yang lebih
baik dan untuk menjaga mutu. Mentega dianggap sebagai shortening yang
paling baik diantara shortening lainnya. Pada umumnya kue mengunakan
shortening mentega volumenya lebih kurang dan butirannya lebih kasar dari
pada kue yang menggunakan shortning yang mutunya tingg serta sifat
pengkremannya
baik.berdasarkan
alasan
itu
penggunaan
mentega
hanya betujuan untuk ppembangkit rasa dan aroma roti yang baik
(Purwadaria, 1999).
16
Mentega atau butter berasal dari lemak hewani yaitu susu sapi.
Memiliki kadar lemak hingga 99%, biasanya mudah lembek karena
pengaruh suhu sekitarnya, karena itu perlu penanganan khusus dalam hal
penyimpanan. Penyimpanan yang memenuhi syarat untuk mentega adalah
disimpan pada suhu 40C,dititup dengan plastik untuk menghindari
kontaminasi bau lain terhadap mentega. Efek pemakaian mentega pada roti
yaitu adonan menjadi lebih lembek dan mudah meluber saat dipanggang
dalam oven, roti atau kue terasa lebih renyah dan memilikiaroma yang lebih
harum khas mentega (Utomo, 2005).
Menurut Bukle (1987), mutu mentega tergantung pda mutu krim yang
digunakan dan penanganan lebih lanjut pada produk akhir. Mikroganisme
dapat memegang perananan penting dalam mempengaruhi mutu mentega.
Krim yang telah mengalami kerusakan oleh ragi atau bakteri akan
mempunyai rasa yang kurang enak tang akan terbawa ke mentega. Lemak
yang ditambahkan dalam pangan atau dijadikan bahan pngan membutuhkan
persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Seperti standar mutu yang ditetapkan
oleh Standart Nasional
lunak yang dibuat dari lemak (mentega), dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Satuan
Syarat Mutu
%
%
%
Normal
Normal
Normal
% b/b
Satuan
% b/b
% b/b
maks 16
Syarat Mutu
maks 80
maks 0,5
23-32
1,6-3,5
17
7
8
9
Cemaran Logam
9.1 Pb
9.2 Cu
9.3 Zn
9.4 Raksa
9.5 Timah
9.6 Fe
10 Cemaran arsen
11 Cemaran mikroba
11.1 Saureus
11.2 Salmonella
Sumber: SNI 01-3744-1995
% b/b
maks 4
Sesuai dengan SNI 0222-1995
dan permenkes 722 tahun 1988
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
maks 0,1
maks 0,1
maks 40
maks 0,03
maks 2,5
maks 0,1
maks 0,1
koloni/g
koloni/100g
negatif
18
Satuan
% b/b
% b/b
IU/100 g
IU/100 g
Mg KOH/g
% b/b
9
Cemaran Logam
9.1 Timbal (Pb)
mg/kg
maks 0,1
9.2 Timah (Sn)
mg/kg
maks 40/250
9.3 Raksa (Hg)
mg/kg
maks 0,03
10
Cemaran arsen
mg/kg
0,1
11
Cemaran mikroba
11.1 Angka lempeng total
koloni/g
maks 105
11.2 Bakteri bentuk Coli
APM/g
maks 10
11.3 E. coli
APM/g
<3
11.4 S. aureus
koloni/g
maks 102
11.5 Salmonella
koloni/25g
negatif
11.6 emterococci
koloni/g
maks 102
8. Pisang
Raja
Sumber
: SNI 01-3541-2000
Dalam pembuatan bolen keju menggunakan pisang raja sebagi ciri khas
bolen. Pisang raja memiliki ciri-ciri yaitu ukuran buah sangat besar,
diameter 3,2 cm dengan panjang 12-18 cm. kulit buah tebal dan bewarna
kuning, berbintik hitam pada buah yang matang. Daging buah yang sudah
matang bewarna kuning kemerahan, bila dimakan terasa legit dan manis
dengan aroma harum. Jenis pisang ini mulai berbunga pada umur 14 bulan
sejak anakan. Buah akan masak 5,5 bulan kemudian sejak munculnya
bunga. Nuah pisang raja cocok disantap sebagai buah segar maupun olahan
(Cahyono, 2009).
Buah pisang mngandung nilai gizi yang cukup tinggi sebagai sumber
karbohisrat, vitamin, dan mineral. Kandungan Karbohidatnya terutama
19
berupa zat tepung atau payi (starch) dan macam-macam gula. Kandungan
gula dalam pisang terdiri dari sentawa-senyawa seperti: sxtrosa 4,6%,
levulosa 3,6 persen dan sukrosa 2% ketiga jenis gula tersebut mudah dicerna
oleh tubuh manusia baik tua maupun muda nahkan bayi. Daging buah
pisang mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, vitamin B1, dan
vitaminC dan lainnya. Serta mangandungmineral seperti: kalsium,
fosfor dan besi. Kandungan gizi pisang dapat dilihat pada Tabel 2.9
(Santoso, 2010).
Tabel 2.9 Kandungan Gizi Pisang Raja
Kandungan Pisang Raja
Satuan
Jumlah
Kalori
kal
120
Protein
g
1,2
Lemak
g
0,2
Karbohidarat
g
31,8
Kalsium
mg
10
Fosfor
mg
22
Besi
mg
0,8
Vitamin A
SI
950
Vitamin B1
mg
0,06
Vitamin C
mg
10
Air
g
65,8
BDD
%
70
Sumber: Santoso (2010).
Menurut Standar Mutu Indonesia (SNI) 7422: 2009 buah pisang harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Buah utuh (berdasarkan kondisi buah tunggal);
b. Padat (firm);
c. Sesuai dengan ciri varietas atau kultivar dalam hal:
- kesegaran;
- bentuk;
- warna;
- rasa;
- tekstur;
- bintik pada permukaan kulit buah,
- bersih, bebas dari benda-benda asing yang tampak;
d. Bebas dari kerusakan fisik akibat goresan atau benturan;
e. Bebas dari hama dan penyakit;
f. Dalam bentuk sisiran, bebas dari cendawan;
g. Pistil sudah lepas;
h. Bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur;
20
21
olahan
tersedia
dalam
bentuk
block
(kotak),
irisan, dan
olesan
(Pratomodjati, 2008).
Menurut as-Sayyid (2007), keju merupakkan makanan yang sangat baik
karena mengandung sebagian besar kandungan susu. Selain itu, juga
memiliki rasa yang nikmat. Dalam 100 gr keju cheddar menganding 398
kalori. Berikut menjelaskan kandungan gizi dan unsur-unsur yang
terkandung dalam setiap 100 gr kaju jenis cheddar.
Tabel 2.10 Kandungan Gizi dalam 100 Gr Keju Cheddar
Unsur
Kadar
Unsur
Kadar
Air
37 gr
Protein
52 gr
Lemak
32,2 gr
Karbohidrat
21 gr
Vitamin A
1400 (SI)
Vitamin B1
0,02 mg
Vitamin B2
0,42 mg
Kalsium
725 mg
Fosfor
495 mg
Besi
1 mg
Sumber: as-Sayyid (2007)
Keju mudah sekali kering apabila sudah dibuka dari bungkusnya. Agar
dapat tetap segar dan bisa disimpan lama, berikut caranya. Pertama, khusus
keju jenis padat jika sudah dibuka dan digunakan, bungkuslah kembali
dengan plastik makanan. Sedangkan keju krim, tutup tempatnya dengan
alumunium foil. Penutupan ini harus sempurna karena keju baik padat
maupun krim sangat mudah menyerap bau. Dengan cara ini aroma keju
tidak terkontaminasi. Kedua, simpan keju dalam suhu 5-100C. Membiarkan
keju tergeletak di ruangan bersuhu panas sepertidi lemari dapur, akan
menurunkan mutunya dengan cepat. Tetapi untuk keju jenis cheddar masih
bisa disimpan di ruang makan, selama bungkusnya belum dibuka. Ketiga,
jika keju disimpan pada lemari beku, sebaiknya keju yang belum dibuka
bungkusnya dan beratnya maksimal 250 gr. Lebih dari itu, thawing (bahan
yang membuat keju lembt) akan menjadi es. Akibatnya, rasa dan aromatidak
sebaik keju sebelum dibekukan (Sitanggang, 2005). Keju yang baik harus
sesuai dengan Standart Mutu Indonesia (SNI). Syarat Mutu keju dapat
dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11 Syarat Mutu Keju
No
Kriteria Uji
1.
Air
Satuan
%
Persyaratan
maks 45
22
2.
3.
4.
5.
6.
Protein
Lemak
Pemeriksaan mo:
- jumlah bakteri
- bakteri gol. koli
- khamir dan kapang
Abu
Bahan tambahan
%
%
min 19,5
min 25
koloni/gram
APM
maks 300
maks 3
tidak ada
maks 5,5
sesuai dengan yang
diijinkan
Good
Badan
Pengawas
Obat
Dan
Makanan
Nomor
23
24
Fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar
bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah
terjadinya kontaminasi silang dari karyawan.
6. Kesehatan dan Higiene Karyawan
Kesehatan dan higiene karyawan yang baik dapat menjamin bahwa pekerja
yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan pangan tidak
menjadi sumber pencemaran.
7. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi
Pemeliharaan dan pembersihan, prosedur pembersihan dan sanitasi,
program higiene dan sanitasi, pengendalian dan pemberantasan hama,
penanganan sampah.
8. penyimpanan
Penyimpanan bahan dan produk akhir, pengemas, label, alat produksi,
bahan berbahaya (bahan sanitasi, sabun)
9. Pengendalian Proses
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman, proses produksi
harus dikendalikan dengan benar. Pengendalian proses produksi pangan
industri rumah tangga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Penetapan spesifikasi bahan baku;
b. Penetapan komposisi dan formulasi bahan;
c. Penetapan cara produksi yang baku;
d. Penetapan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan
e. Penetapan keterangan lengkap tentang produk yang akan dihasilkan
termasuk nama produk, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa
10. Label Pangan
Label pangan harus jelas dan informatif untuk memudahkan konsumen
memilih, menyimpan, mengolah dan mengkonsumsi pangan. Kode
produksi pangan diperlukan untuk penarikan produk, jika diperlukan.
11. Pengawasan oleh Penanggungjawab
Seorang penanggung jawab diperlukan untuk mengawasi seluruh tahap
proses produksi serta pengendaliannya untuk menjamin dihasilkannya
produk pangan yang bermutu dan aman.
12. Penarikan Produk
Penarikan produk pangan adalah tindakan menghentikan peredaran pangan
karena diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit atau keracunan
pangan. Tujuannya adalah mencegah timbulnya korban yang lebih banyak
karena mengkonsumsi pangan yang membahayakan kesehatan.
25