Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Landasan Teori
Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga kualitas produk makanan selama penyimpanan, transportasi,
dan penggunaan akhir. Kemasan yang baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan tetapi juga secara signifikan memberikan
keuntungan dari segi pendapatan, Selama distribusi, kualitas produk pangan dapat memburuk secara biologis dan kimiawi maupun fisik. Oleh
karena itu, kemasan makanan memberikan kontribusi untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas dan keamanan produk
makanan (Jun H. Han, 2005).
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam,
plastik, dan kemasan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas
dan plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk
pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan (Elisa dan Mimi, 2006).
Gelas merupakan salah satu bahan kemasan tertua dan terpopuler sejak jaman dahulu sampai dengan saat ini. Penggunaan bahan ini telah
dimulai sejak 3000 SM oleh bangsa Mesir kuno. Penemuan gelas sebagai bahan kemasan terjadi secara tidak sengaja dan tidak melalui proses
penelitian di laboratorium yang memerlukan waktu lama. Pada abad permulaan, para pelaut dari Venesia menggunakan balok–balok soda untuk
membuat tungku perapian di atas pasir di tepi pantai. Saat itulah diketahui bahwa komposisi soda dan pasir dapat melebur dan membentuk
gelas. Secara fisik, gelas merupakan suatu bentuk cairan dengan tingkat viskositas tinggi yang kemudian mengalami pendinginan. Secara
kimia, gelas merupakan suatu campuran oksida anorganik dari berbagai jenis komposisi bahan, dengan komposisi terbesar soda – kapur – silica.
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa
dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang
kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan
proses kimia atau dengan pemanasan.
Kemasan dari gelas bersifat lebih mudah pecah. Ketebalan kaca membuatnya lebih tahan pecah. Namun semakin tebal kaca yang
digunakan juga membuat kemasannya semakin berat. Pemasar biasanya mempergunakan bahan seperti ini untuk mempertahankan kualitas
makanan atau minuman, terutama dalam hal rasa. Itulah sebabnya, anggur disimpan dalam kemasan ini dan bertahan sampai bertahun-tahun
tanpa kehilangan rasanya. Selain itu kebeningan kaca biasa membuat isi dalamnya terlihat. Produk lain yang biasanya identik dengan kemasan
gelas adalah selai yang ditempatkan dalam kemasan yang disebut “jar”.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengenal berbagai kemasan gelas, dan mahasiswa dapat mengidentifikasi berbagai
kemasan gelas.

TATA CARA PRAKTIKUM ONLINE


Waktu dan Tempat :
Praktikum dilaksanakan pada tanggal
Bahan dan Alat :
Bahan-bahan yang digunakan adalah berbagai jenis kemasan gelas baik pangan maupun non pangan.
Prosedur Kerja :
Mengamati Kemasan gelas yang ada di sekitar anda (minimal 5 kemasan) dan dilakukan pengamatan dan laporan berdasarkan format
contoh hasil percobaan dan pembahasan dibawah ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kemasan Gelas
N Nama Warna Bentuk Kemasan Baha Baha Berat Diamet Batas Easy Easy Kontur Penggunaa
o Produk Kemasan n n Kema er Atas
Antara of of Permuka n Kemasan
Penut yang san dan Penutu unpac resea an
up dike Bawah p king ling Kemasan
Kema mas Kemas dengan
san an Bahan
(cm) yang
dikema
s
1 Indofoo Bening Plasti Panga 460 gr Atas : 2 cm Sedan Bersi Setengah Diposable
d k n, 3,3 cm g sa keatasa
Sambal kental Bawah ber
Bangko , : 5 cm tekstur,
k warna setengah
orany kebawah
e halus
(licin)
2 Sirup Bening Loga Panga 520 gr Atas : 6 cm Muda Habis Halus Semi
Marjan m n, 2,9 cm h (Licin), Diposable
agak Bawah tutup
kental : 5,5 bertekstur
, cm
warna
merah
,
3 Kecap Hitam Loga Panga 340 gr Atas : 7 cm Sedan Bersi Halus Multi trip
Manis 2 m n, 2,5 cm g sa (Licin)
Ikan Kenta Bawah
Layur l, : 5,5
warna cm
hitam

4 Minyak Hijau Plasti Non 85 gr Atas : 3,5 cm Muda Habis Halus Diposable
Rambut k panga 2,3 cm h (Licin),
Kemiri n, Bawah tutup
cair, : 3,5 bertekstur
benin cm
g
kekun
ingan
5 Sucralfa Coklat Loga Panga Atas : 2,5 cm Muda Habis Halus Disposable
te m n, 2,6 cm h (Licin),
Suspensi cair, Bawah tutup
warna : 4,5 bertekstur
ungu cm

6 FreshCa Doff Plasti Non 22 gr Atas : 1 cm Muda Habis Halus Disposable


re k panga 1,8 cm h (Doff)
n, Bawah
cair, : 1,8
benin cm
g

7 Serum Coklat Plasti Non 22 gr Atas : 1,5 cm Muda Habis Halus Disposable
Excellen k panga Bawah h (Licin)
C berbe n, :
ntuk cair,
pipet benin
g
8 Candy Bening Plasti Non 50 gr Atas : - Muda Bersi Halus Disposable
Nail k panga 2,3 cm h sa (Licin)
Polish disert n, Bawah
ai cair, : 2,5
kuas warna cm
ungu
9 Balsem Bening Plasti Non Atas : 2 cm Muda Habis Halus Disposable
Otot k panga 3,5 cm h (Licin),
Geliga n, Bawah tutup
Balm : 3,5 bertekstur
(gel), cm
warna
putih
10 Minyak Bening Plasti Non Atas : 3 cm Muda Habis Halus Disposable
Urut k panga 2,2 cm h (Licin),
GPU n, Bawah tutup
cair, : 4,8 bertekstur
warna cm
kunin
g

Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam kemasan gelas atau kaca yang digunakan. Warna dari kemasan
dari tiap produk juga berbeda sesuai dengan fungsinya. Warna kemasan yang digunakan dalam produk yaitu bening, doff, cokelat, hijau dan
hitam. Warna bening tidak memiliki fungsi khusu dalam mengemas suatu produk. Warna doff juga tidak memiliki fungsi khusus bagi produk,
doff ini difungsikan hanya untuk keindahan produk dan kenyamanan pada saat produk digunakan agar produk tidak licin dan jatuh. Warna
cokelat kemasan bertujuan untuk menjaga produk agar kandungan produk tidak terjadi kerusakan yang disebabkan oleh cahaya atau ultarviolet.
Contoh produk yang dikemas dengan botol kaca berwarna coklat adalah serum excellen c dan obat, serum yang memiliki kandungan vitamin C
yang tinggi dalam produk akan berkurang fungsinya jika terpapar sinar matahari sehingga tidak menghilangkan fungsi kemasan sendiri. Untuk
produk obatpun juga memiliki fungsi untuk menjaga kandungan dalam produk tetap terjaga dan produk berfungsi seperti produk pertama kali
dihasilkan. Warna hijau kemasana botol kaca juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan botol cokelat. Contoh produk yang menggunakan
botol hijau adalah minyak rambut kemiri. Kemasan difungsikan warna hijau mampu menahan agar aroma dari minyak tetap bertahan lama dan
tidak hilang. Untuk produk kecap sendiri kemasan yang digunakan tidak memiliki fungsi khusus bagi produk.
Berdasarkan bentuk kemasan yang telah diamati, terdapat berbagai macam bentuk. Bentuk kemasan seperti jar, botol, botol roll, botol
pipet, dll. Bentuk kemasan dari tiap produk memiliki desain dengan tujuan yang mampu menarik perhatian konsumen, seperti definisi menurut
(Klimchuk dan Krasovec, 2006) yaitu desain kreatif yang menghubungkan struktur, material, bentuk, warna, dan elemen desan dengan informasi
produk lainnya agar dapat dipasarkan.
Berdasarkan penutup kemasan yang digunakan, produk yang diamati memiliki berbagai macam bentuk dan bahan penutup. Seperti
plastik , logam, ada yang berbentuk ulir (screw cap), mahkota (crown cap). Penutup kemasan yang digunakan untuk menutup kemasan harus
aman dan tidak bereaksi dengan produk yang dikemas. Penutup kemasan yang terbuat dari logam terdapat karet di balik tutupnya agar produk
tidak terkena langsung dengan logam.
Berdasarkan bahan yang dikemas dari kemasan gelas yang diamati yaitu cair, kental, gel (balm). Dengan wujud yang beragam, diameter
atas kemasan harus dibuat sesuai kebutuhan agar produk mudah keluar dari dalam kemasan. Kemudahan produk keluar/dikeluakan dari dalam
kemasan merupakan kemudahan untuk dihabiskan (easy of resealing). Diameter kemasan yang kecil memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri
dalam keluarnya produk, untuk bahan cair diameter kemasan yang kecil tidak berpengaruh, sedangkan untuk kemasan kental dan cair diameter
kemasan yang kecil membuat produk kesulitan untuk keluar atau diambil. Untuk produk yang berbentuk gel atau balm, sebaikya dikemas
menggunakan jar seperti kemasan Balsem Otot Geliga. Untuk produk berbentuk kental, sebaiknya dikemas menggunakan kemasan yang
memiliki diameter sedikit lebar seperti kemasan Indofood Saos Bangkok sedangkan kemasan produk Kecap diameter kemasan yang digunakan
kurang lebar.
Produk yang dikemas memiliki batas dengan kemasan ini bertujuan untuk menghindarkan produk kontak langsung dengan penutup.
Selain itu, batas antara produk dengan tutup kemasan bertujuan untuk memberikan rongga untuk pemuaian produk. Kemudahan membuka tutup
kemasan (easy of unpacking) digolongkan menjadi mudah, sedang dan sulit. Kategori mudah meliputi Sirup marjan, Minyak Rambut Kemiri,
Sucralfate Suspensi, Freshcare, Serum Excellen C, Candy Nail Polish, Balsem Otot Geliga, Minyak Urut GPU, dikarenakan tutup kemasan
hanya perlu diputar sampai tutup terbuka. Kategaori sedang meliputi Indofood Saos Bangkok, Kecap Manis 2 Ikan Layur, dikarenakan tutup
kemasan membutuhkan bantuan alat pembuka botol untuk membukanya. Indofood Saos Bangkok memilik 2 lapisan tutup kemasan yaitu
penutup plastik flip top dan penutup mahkota (crown cap) yang diperlukan bantuan alat untuk membukanya. Tutup kemasan memiliki fungsi
untuk mencegah produk merembes keluar kemasan.
Berdasarkan kontur permukaan kemasan, terdapat kemasan yang halus atau licin, doff, dan memiliki tutup bertekstur. Permukaan
kemasan gelas licin dikarenakan bahan dasar pembuatan gelas menggunakan senyawa- senya yang bersifat licin. Lapisan dari gelas yang licin
berfungsi untuk melindungi bahan yang dikemasnya dari ganggun mikroorganisme dan sebagainya. Untuk kemasan produk bertekstur doff
memiliki fungsi pada saat penggunaan, produk tidak mudah jatuh atau licin pada tangan. Tutup kemasan yang memiliki tekstur juga berfungsi
untuk mempermudah membuka kemasan, sehingga tangan tidak licin.
Berdasarkan penggunaan kemasan menurut frekuensinya menurut (Marlen, 2008) yaitu Disposible, Multi Trip, Semi Disposible.
Dispodible yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Multi Trip yaitu kemasan yang tidak dibuang oleh konsumen, akan
tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Semi Disposible yaitu kemasan yang dapat
difungsikan kembali untuk kemasan atau penyimpanan lain jika produk sudah habis. Dari produk yang telah diamati yang termasuk kemasan
Disposible yaitu Indofood Sambal Bangkok, Minyak Rambut Kemiri,Sucralfate, Fresh Care, Serum Excellen C, Candy Nail Polish, Balsem Otot
Geliga, Minyak Urut GPU. Untuk kemasan Multi Trip yaitu Kecap Manis 2 Ikan Layur, karena jika produk habis kemasan dikembalikan pada
agen. Untuk Semi Disposible yaitu Sirup Marjan, kemasan ini biasanya digunakan kembali untuk menyimpan siruo buatan rumah tangga.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan kesimpulan kemasan yang menggunakan warna berbeda-beda sesuai produk yang
dikemas yang mempunyai tujuan melindungi produk. Untuk kemasana berwarna bening digunakan untuk mengemas produk yang tahan
terhadap sinar matahari, sedangkan untuk kemasan kaca berwarna gelap memiliki fungsi untuk melindungi sifat kimia dari produk. Bentuk
kemasan prduk digunakan sesuai kebutuhan. Diameter atas kemasan gelas dapat mempengaruhi jalan keluarnya produk. Kemasan gelas
mempunyai sifat yang tahan dan kuat dalam segala suhu dan kondisi, hal ini membuat kemasan gelas dapat digunakan kembali tanpa merusak
produk yang dikemas.

Saran
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan saran untuk kemasan gelas yaitu diameter atas kemasan disesuaikan dengan
bahan yang dikemas. Seperti gel sebaiknya memiliki diameter yang lebar. Untuk penutup kemasan sebaiknya menggunakan segel untuk
menandakan keaslian produk dan menggunakan penutup yang mudah untuk dibuka namun tetap aman dan higienis.

DAFTAR PUSTAKA
Jun H. Han. 2005. Innovations in Food Packaging. Elsevier Ltd.

Elisa Julianti dan Mimi Nurmimah. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan.Departemen Teknologi Pertanian – Fakultas Pertanian USU:
Medan.

Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec, 2006. Desain Kemasan., Erlangga,Jakarta.

Marlen, H.S. 2008. Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan 2. Bandung: Widya Padjajaran

Anda mungkin juga menyukai