Anda di halaman 1dari 9

1

PEMBUATAN GULA CAIR SERTA ECO ENZYME DARI KULIT SINGKONG

Diusulkan oleh:

Annisa Fitri Muslimah

KHADIJA SCHOOL INDONESIA

BOGOR

2023
2

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................4
1.3 Hipotesis Penelitian.................................................................................................................4
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................4
2.1 Kulit singkong...........................................................................................................................4
2.2 Polisakarida..............................................................................................................................5
2.3 Pati.............................................................................................................................................5
2.3 Gula cair....................................................................................................................................6
2.4 Hidrolisis...................................................................................................................................6
2.5 Eco enzyme................................................................................................................................6
METODE........................................................................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................................7
3.3 Prosedur penelitian..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
LAMPIRAN....................................................................................................................................9
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kulit singkong 4


Gambar 2 Struktur Amilosa 5
Gambar 3 Struktur Amilopektin 5
Gambar 4 Persamaan reaksi pada proses likuifikasi 6
Gambar 5 Persamaan reaksi pada proses sakarifikasi 6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penelitian 9


Lampiran 2 Rencana anggaran biaya penelitian 9
Lampiran 3 Diagram alir penelitian 9
14

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di daerah Tenjolaya terdapat banyak sekali limbah kulit singkong. Untuk mengurangi
limbah tersebut, Peneliti berencana mengelolah limbah kulit singkong tersebut menjadi gula
cair hasil dari penelitian sebelumnya.
Kulit singkong banyak mengandung senyawa karbohidrat salah satunya adalah senyawa
pati. Kulit singkong tergolong polisakarida yang mengandung pati 93,46%. Pati merupakan
suatu senyawa karbohidrat kompleks dengan ikatan α-glikosidik. Pati dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fermentasi) dalam jangka
panjang (Winarno, 2004).
Pati memegang peranan penting dalam industri pengelolahan pangan antara lain
permen, glukosa, dekstrosa, sirup fruktosa, dan lain-lain. Salah satu industri pengelolahan
pangan yang saat ini mulai berinovasi yaitu gutela atau gula cair dari pati singkong. Pada
penelitian ini akan dibuat gula cair dengan menggunakan bahan baku dari pati singkong
dengan proses hidrolisis menggunakan enzim α-amilase dan glukoamilase.
Pembuatan gula cair terdiri dari 2 tahapan utama yaitu proses hidrolisis pati dan
pemurnian gula cair. Proses hidrolisis pati yang meliputi proses likuifikasi, dan sakarifikasi,
sedangkan proses pemurnian gula cair yaitu proses penyaringan. Selain itu, peneliti juga akan
membuat Eco enzyme dengan limbah kulit singkong.
4

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembuatan kulit singkong menjadi gula cair?
2. Bagaimana proses pembuatan eco enzyme dari limbah kulit singkong?
1.3 Hipotesis Penelitian
Kulit singkong dapat dijadikan gula cair dan eco enzyme.
1.4 Manfaat Penelitian
Mengurangi limbah kulit singkong yang ada di daerah Tenjolaya.
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara membuat gula cair dari kulit singkong
2. Untuk Mengetahui cara membuat Eco enzyme
3. Untuk memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi suatu produk makanan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit Singkong

Gambar 1 Kulit singkong

Singkong ialah sumber karbohidrat yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan.


Umumnya singkong dimanfaatkan sebagai hasil hidangan olahan semacam pati (Strach).
Selain dagingnya, terdapat bagian dari singkong yang juga mengandung pati yaitu bagian
kulitnya.
Singkong memiliki klasifikasi taksonomi menurut (ITIS) Integrated Taxonomic
Information System, sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : TracheoPHyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
5

Genus : Manihot
Spesies : M. esculenta

2.2 Polisakarida
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat kompleks yang terdiri dari unit glukosa
(monosakarida) yang terikat dengan ikatan glikosidik. Polisakarida dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu homopolisakarida (yang hanya mengandung satu unit jenis monosakarida) dan
heteropolisakarida (yang mengandung dua atau lebih jenis monosakarida yang berbeda).
Polisakarida berfungsi sebagai bentuk energi simpanan dan sebagai fungsi struktur di dalam
dinding sel dan jaringan pengikat.

2.3 Pati
Pati merupakan homopolisakarida glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai
macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya serta lurus atau
bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari 2 fraksi yang dipisahkan dengan air panas.
Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin.
Amilosa merupakan suatu polimer rantai tunggal yang tidak bercabang, terbentuk dari
ikatan α-1,4 glikosidik.

Gambar 2 Struktur Amilosa

Amilopektin merupakan polimer glukosa rantai lurus bercabang, pada rantai lurus
terbentuk dari ikatan α-1,4 glikosidik dan pada rantai bercabang terbentuk dari ikatan α-1,6
glikosidik.
6

Gambar 3 Struktur Amilopektin

2.3 Gula cair


Gula merupakan polihidroksi aldehid atau keton yang termasuk dalam kelompok
glikan atau karbohidrat. Di dalam karbohidrat menghasilkan makronutrien yang ditemukan di
beberapa makanan dan minuman yang menyediakan energi ATP dan beberapa manfaat
aktifitas fisiologi tubuh lainnya, yang menggunakan glukosa sebagai sumbernya. Energi
instan tersebut dapat dipenuhi dengan asupan gula. Gula alami memberikan manfaat yang
besar dalam makanan seperti, gula yang ditemukan di buah buahan, laktosa, gula susu dan
lain-lainnya. (Varucha Misra et al, 2016).
Sirup glukosa merupakan gula cair yang dihasilkan dari proses hidrolisis pati secara
enzimatis atau asam. Sirup glukosa pada umumnya dibuat dengan menggunakan bahan baku
pati jagung atau pati singkong. Sirup glukosa merupakan suatu substansi kompleks yang
terdiri dari dekstrin, maltosa, dekstrosa, dan berbagai oligokasarida, mempunyai sifat viskous
dan tidak berwarna (Sutrisno dan Rahmawati, 2015).
2.4 Hidrolisis
Hidrolisis adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk memisahkan
ikatan kimia dan substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah proses pemecahan molekul
amilum menjadi bagian-bagian penyusun amilum yang lebih sederhana seperti dekstrin,
isomaltosa, maltosa dan glukosa (Terehara, 2004). Hidrolisis pati secara enzimatis dilakukan
dengan melalui dua tahap yaitu likuifikasi dan sakarifikasi.
Likuifikasi merupakan proses pencairan gel pati untuk memperoleh viskositas yang
lebih rendah dan akan menghasilkan dekstrin. Sedangkan pada tahap sakarifikasi ini, dekstrin
hasil likuifikasi dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim glukoamilase. Dibawah ini merupakan
persamaan reaksi pada proses likuifikasi dan proses sakarifikasi.

Gambar 4 Persamaan reaksi pada proses likuifikasi

Gambar 5 Persamaan reaksi pada proses sakarifikasi


2.5 Eco enzyme
Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi limbah organik, seperti sisa kulit buah, sisa
sayuran dan berbagai limbah organik lainnya dengan molase dan air serta dengan bantuan
7

mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri. Eco enzyme berfungsi sebagai herbisida,
pestisida, pupuk, filter udara dan filter air.

METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari hingga bulan April di Khadija
School Indonesia.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah baskom, kain, corong,
pengaduk, 3 toples, panci, pipet ukur, termometer dan kompor gas.
Bahan yang akan digunakan untuk membuat gutela dalam penelitian ini adalah 1 kg
pati kulit singkong, 3 liter air, 0,5 % arang aktif , 1 ml enzim α-amilase, dan 1 ml enzim
glukoamilase.
Sedangkan bahan yang akan digunakan untuk membuat eco enzyme dalam penelitian
ini adalah kulit singkong, air jernih, dan gula aren.

3.3 Prosedur penelitian


1. Pembuatan gula cair
Pembuatan gula cair dibuat dengan teknik enzimatis dengan melalui dua tahap yaitu
likuifikasi dan sakarifikasi. Tahap pertama yaitu mencampurkan pati kulit singkong dan air
dengan perbandingan 1:3 atau 1 kg pati kentang dengan 3 liter air, Kemudian dilarutkan
hingga tercampur merata dan tidak ada gumpalan. Selanjutnya penjelasan beberapa tahap
utama adalah sebagai berikut:
A. Likuifikasi
Proses likuifikasi adalah proses perubahan pati dari kental menjadi encer.
Campuran pati dan air dipanaskan sampai mendidih hingga mengental. Selanjutnya
dimasukkan enzim α-amilase sebanyak 1 ml/kg pati. Proses liquifikasi dapat
dihentikan apabila larutan benar benar cair dan berwarna cokelat.
B. Sakarifikasi
Proses sakarifikasi merupakan proses perubahan dekstrin menjadi glukosa.
Pati yang telah terpecah menjadi dekstrin didinginkan hingga menjadi 60°C,
kemudian dimasukkan enzim glukoamilase sebanyak 1ml/kg pati. Lalu diaduk
Kembali hingga rata selama 5-10 menit. Setelah itu didiamkan larutan tersebut
selama minimal 24 jam dan maksimal 76 jam.
C. Pemurnian
Proses pemurnian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan warna yang
tidak dikehendaki. Proses ini dilakukan dengan menambahkan arang aktif sebanyak
0,5%. Selanjutnya panaskan kembali dengan suhu 100°C selama 5 menit. Setelah
8

itu, saring dengan kain tebal yang berguna untuk menahan partikel kotoran yang
telah digumpalkan sebelumnya dengan arang aktif sehingga cairan menghasilkan
warna kuning muda bening.

2. Pembuatan eco enzyme


Pembuatan eco enzyme ini menggunakan perbandingan 1:3:10, yaitu 1 bagian gula, 3
bagian kulit singkong dan 10 bagian air jernih. Pertama, semua bahan dicampurkan sesuai
perbandingannya didalam toples yang sudah diberi label. kemudian diaduk dan ditutup rapat
rapat. Setelah itu disimpan selama 2 minggu. Selama 5 hari penyimpanan, eco enzyme diaduk
sehari sekali. Kemudian didiamkan hingga 2 minggu penyimpanan. Disimpan menjauhi sinar
matahari dan di tempat yang bersih.

DAFTAR PUSTAKA

As’ari H. 2022. Eco-Enzyme: Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Produk Serbaguna Di


Kelurahan Kampung Baru. Universitas Riau.

Azis A, Suryadi, Nuryanah L, Paramita K N, Nurhayati N. 2014. GUCAKUSI: Gula Cair Dari
Kulit Singkong Sebagai Alternatif Sumber Glukosa. Insitut Pertanian Bogor.

FKM UNAIR. 2021. Bagaimana Cara Membuat Eco-Enzyme?. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Airlangga. https://fkm.unair.ac.id/ (Diakses pada 30 Oktober 2023)

Martunis. 2012. Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap kuantitas Dan Kualitas Pati
Kentang Varietas Granola. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Syiah Kuala.

Maulida E K. 2018. Sifat Fisikokimia Pati Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Medians
Termodifikasi Cross-Linking Yang Dipengaruhi Variasi Konsentrasi Monosodium Phosphate
(MSP) Dan Ketinggalan Penanaman Yang Berbeda. Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
Bandung.

Permanasari R A, Yulistiani F. 2015. Pembuatan Gula Cair Dari Pati Singkong Dengan
Menggunakan Hidrolisis Enzimatis. Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung.

Robi’a, S Aji. 2015. Karakteristik Sirup Glukosa Dari Tepung Ubi Ungu (Kajian Suhu Likuifikasi
Dan Konsentrasi α-Amilase): Kajian Pustaka. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP
Universitas Brawijaya Malang.

Ruiz, Monica L, Shancez, Clara I, Torres, Rodrigo G, Molina, Daniel R. 2011. Enzymatic
Hydrolysis Of Cassava Starch For Production Of Bioethanol With A Colombian Wild Yeast
Strain. Brazil: J. Braz. Chem. Soc., Vol.22,No.12,2337-2343.

Samadi B. 2007. Usaha Tani Kentang. Yogyakarta: Kanisius.

Winarno, F G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
9

LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penelitian

N Januari Februari Maret April


Kegiatan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Literatur
Penyiapan bahan
2.
dan alat penelitian
Pembuatan gula
3. cair hingga tahap
pemurnian
Pembuatan eco
4.
enzyme
5. Uji perbandingan
Analisa dan
5.
Penulisan Laporan

Lampiran 2 RAB (Rancangan Anggaran Biaya)

No Nama Alat dan Bahan Kuantitas Jumlah


1. Enzim α-amilase 100 ml Rp. 140.000
2. Enzim glukoamilase 100 ml Rp. 140.000
3. Arang aktif 1 kg Rp. 150.000
4. Toples kaca 3 liter Rp. 55.000
5. Kain saringan 1 Rp. 30.000
6. Panci 1 Rp. 42.000
7. Baskom 1 Rp. 30.000
8. Gula aren 500 gram Rp. 20.000
9. Corong 1 Rp. 13.000
10. Stiker lebel 1 pack Rp. 5.000
Total Rp. 665.000

Lampiran 3 Diagram alir

Penyiapan alat dan bahan Pembuatan pati dari kulit Pembuatan gula cair
singkong

Analisa dan Penulisan laporan Uji Kualitas Pembuatan eco enzyme

Anda mungkin juga menyukai