A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud dengan jus?
Jus atau sari buah menurut SNI ialah minuman ringan yang terbuat dari sari buah dan air
dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, tidak
difermentasi dan tidak mengandung alkohol. Minuman jus atau sari buah merupakan produk
olahan dari buah-buahan dengan kandungan gizi tinggi dan rasa yang menyegarkan. Jus
buah didapatkan dari buah yang diperas secara langsung untuk diambil cairannya.
Penambahan air pada jus buah tergantung pada jenis buah dan kepekatan yang
diinginkan (Pratiwi, 2018).
2. Jelaskan perbedaan antara jus dan puree!
Jus adalah cairan perasan buah-buahan yang memiliki karakteristik warna, aroma, dan
rasa yang sangat mirip dengan bauah asalnya. Sedangkan, puree merupakan produk
intermediate yang berbentuk lumatan daging buah atau buah seutuhnya tanpa pemisahan
jus yang diproses dengan disaring, digiling atau dihancurkan (Rajauria and Tiwari, 2017).
3. Sebutkan dan jelaskan jenis istilah jus!
Jus memiliki beberapa macam jenis, yaitu;
*Jus buah merupakan jus yang diperoleh dari ekstraksi buah secara utuh bukan dari perasa
*Concentrated juice merupakan jenis jus yang berasal dari konsentrat buah yang kemudian
ditambahkan air sehingga tercipta rasa buah yang mirip dengan jus buah, namun berbeda
teskturnya.
*Dehydrated/powdered fruit juice merupakan jus yang biasa dijual di pasaran dalam bentuk
siap minum di kemasan yang kadar airnya telah dipisahnya secara utuh.
Berdasarkan komposisi dispersinya;
*Jus bening (transparan) merupakan jus yang didapatkan dari proses teknologi
(clarification) pada jus buah yang baru di peras dengan cara ditekan.
*Jus tembus cahaya merupakan jus bening yang mengandung senyawa koloid seperti
pektin, hemiselulosa, protein, dan pati terlarut.
*Jus keruh merupakan jus yang tidak dijernihkan atau tidak diberikan perlakuan
penjernihan.
*Jus diperkaya pulp merupakan jus dengan kandungan partikel kasar dalam jumlah tertentu
dengan diameter lebih dari 100 µm, yang sebagian besar merupakan bagian daging buah
(Rajauria and Tiwari, 2017).
4. Jelaskan secara singkat proses pembuatan jus!
Pembuatan jus secara umum dapat diawali dengan pemilihan jenis buah. Buah yang akan
dijus haruslah yang masih segar dan sudah siap diolah. Buah kemudian dibersihkan, dikuliti,
dibuang biji dan dipotong menjadi beberapa bagian. Buah kemudian dimasukkan kedalam
blender, ditambahkan air serta gula sesuai keinginan. Metode ekstrasi apapun yang
digunakan, jus buah harus menjaga sifat fisik, kimia, sonsoris, organoleptic, dan nutrisi buah
asalnya (Mushtaq, 2018).
5. Bagaimana cara yang dilakukan untuk memalsukan jus buah?
Biasanya oknum melakukan pemalsuan jus buah dengan rasio air yang banyak di dalam jus
B. TINJAUAN PUSTAKA
a. Asam sitrat
Asam sitrat ialah asam organic lemahyang dapat ditemukan pada buah dan daun
tumbuhan citrus. Asam sitrat bersifat tidak beracun, dapat mengikat logam berat, dan
menimbulkan rasa menarik. Asam sitrat memiliki rumus kimia C 6H8O7. Fungsi penambahan
asam sitrat pada pembuatan jus buah ialah untuk mengkondisikan pH asam pada larutan
untuk membentuk ekstrak pigmen lebih. Selain itu pada industry pangan asam sitrat
digunakan untuk memberikan cita rasa dan menghilangkan kesadahan air dengan
menghilangkan ion logan yang terakomodasi (Murningsih, 2019).
b. Gula
Gula merupakan karbohidrat sederhana yang dapat larut dalam air dan diserap tubuh
manusia untuk diubah menjadi energi. Gula berfungsi sebagai bahan pemanis serta
pengawet alami. Gula banyak digunakan untuk mengawetkan bahan makanan olahan
buah-buahan seperti sari buah, selai, jelly, manisan kering dan basah, dan sebagainya.
Gula juga dapat menghambat perrtumbuhan mikroba apabila dalam kadar tinggi
dengan menyerap dan mengikat air dari bahan. Pada jus buah, gula biasa berfungsi
sebagai penambah rasa manis (Paramesti, 2019).
c. CMC (Carboxy Methyl Cellulose)
Karboksimetik selulosa adalah derivate selulosa yang berperan penting sebagai agen
pengemulsi, agen pensuspensi, dan pengikat. Biasanya CMC terbuat dari kayu namun kini
telah banyak CMC berbahan dasar limbah agricultural seperti jeruk bali, kelapa sawit,
kulit buah pisang, buah nanas, dan lain-lain. CMC bersifat larut air, stabil dalam lemak,
dan tidak larut pelarut organic serta zat inert. Pada bidang pangan CMC bermanfaat
untuk stabilizer, thickener, adhesive, dan emulsifier (Purba, 2018).
d. Natrium benzoat
Natirum benzoate (C6H5COONa) merupakan pengawet yang biasa digunakan pada
makanan asam seperti jus buah, selai, dan minuman berkarbonasi. Natrium benzoate
dapat berubah menjadi asam benzoat pada kondisi tertentu yang bersifat fungistatic dan
bakteriostatik. Dia menggunakan sifat ini dengan menghancurkan proton internal pada sel
mikrobial. Namun, benzoat lebih baik digunakan versi garamnya karena asam benzoat
memiliki kelarutan yang lebih rendah (Magomya, et al., 2020).
e. Pewarna karamel
Pewarna karamel merupakan pewarna sintetik. Pewarna ini dihasilkan oleh proses
hidrolisis pati, gula invert, dekstrosa, glukosa, molase, dan syrup malt yang mengalami
Buah 2 Kg
Pemotongan buah
Penghancuran
(crushing)
Gula 10% + Gula 10% + CMC Gula 10% + Gula 10% + CMC
CMC 0,1% 0,1% CMC 0,1% 0,1%
Pengawet 200ppm Pengawet 200ppm
Penyimpanan dalam
Lembar Kerja Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan
refrigerator selama 4 hari
2. Pembuatan Minuman Jus Buah Naga
Buah 2 kg
Pemotongan Buah
Penghancuran
(crushing)
Analisis
(Viskositas, pH, warna, Filtrat
TSS, visual)
Mixing Mixing
Pasteurisasi Pasteurisasi
Pendinginan Pendinginan
Analisis
Pengemasan (Viskositas, pH, warna,
TSS, visual)
Penyimpangan dalam
refrigerator selama 4 hari
2. pH
pH
No Jus Buah Setelah Setelah
Setelah Ekstraksi
pembuatan jus disimpan 4 hari
1 Apel kontrol 5,89 3,81 4,22
2 Apel + pengawet 5,89 3,83 3,97
3 Apel + pewarna 5,89 3,81 3,99
Apel + pengawet
4 5,89 4,00 4,11
dan pewarna
5 Naga kontrol 5,55 3,89 4,17
6 Naga + pengawet 5,55 4,09 4,28
L a b L a b L a b
- -
1 Apel kontrol 48,5 6,06 27,3 41 13,6 29,3 9,93
0,93 1,67
Apel + - -
2 48,5 6,06 27,3 38,76 14,06 27,03 16,8
pengawet 0,36 3,83
Apel +
3 48,5 6,06 27,3 29,63 -0,7 7,16 25,8 -0,6 6,3
pewarna
Apel +
-
4 pengawet 48,5 6,06 27,3 33,2 12,1 26,9 1,56 7,6
0,93
dan pewarna
5 Naga kontrol 33,63 35,46 5,3 28,8 14,3 5,3 23,43 4,13 1,73
Naga +
6 33,63 35,46 5,3 30,13 7,9 3,23 22,23 3,03 2,33
pengawet
5. Penampakan visual
Penampakan visual
Setelah pembuatan Setelah disimpan
No Jus Buah Setelah Ekstraksi
jus 4 hari
Endapan Kejernihan Endapan Kejernihan Endapan Kejernihan
1 Tidak Sedikit
Apel Sedikit Tidak ada
Jernih ada Jernih lebih
kontrol endapan endapan
endapan jernih
2 Tidak
Apel + Sedikit Tidak ada
Jernih ada Jernih Jernih
pengawet endapan endapan
endapan
3 Tidak
Apel + Sedikit Sedikit Tidak ada Sedikit
Jernih ada
pewarna endapan keruh endapan keruh
endapan
4 Apel +
Tidak
pengawet Sedikit Tidak ada
Jernih ada Keruh Keruh
dan endapan endapan
endapan
pewarna
5 Ada
Naga Ada Sangat Tidak ada Sedikit
sedikit Keruh
kontrol endapan keruh endapan keruh
endapan
6 Ada
Naga + Ada Sangat Sedikit Tidak ada
sedikit Keruh
pengawet endapan keruh keruh endapan
endapan
4. Mengapa perlu dilakukan blansing sebelum proses ekstraksi buah menjadi jus? apa
kemungkinan yang terjadi jika tidak dilakukan proses blansing?
Dilakukannya blansing pada buah sebagai pre-treatment sebelum dilakukan proses
ekstraksi menjadi jus sangatlah penting. Menurut Zang, et al (2019), blansing pada buah
sangatlah efektif dala meningkatkan kestabilan dan pemulihan senyawa bioaktif
fenolik. Buah yang diblansing juga dapat mempertahankan warnanya karena enzim
oksidatif yang terinaktifasi. Blansing pada batang sebelum ekstrusi secara aktif
mencegah kecoklatan pada jus selama masa penyimpanan. Pada buah-buahan yang
tidak dilakukan pre-treatment blansing sebelum di proses ekstraksi kemungkinan besar
akan mengalami kerusakan pada warna akhir jus, sehingga tidak didapatkan warna
yang sesuai harapan. Hal ini dapat menurunkan kualitas dari jus buah tersebut.
10. Mengapa dalam proses pengemasan jus sebaiknya dilakukan saat jus masih dalam
keadaan panas? Dan mengapa perlu dilakukan pasteurisasi sebelumnya? Apa yang
terjadi jika kedua proses tersebut tidak dilakukan? Jelaskan!
Proses pengemasan jus buah pada saat jus masih dalam keadaan panas disebut metode
hot filling. Metode ini bertujuan agar sisa-sisa mikroorganisme patogen pada bungkus
yang masih tersisa, pertumbuhannya dapat terhambat. Metode ini juga digunakan
dengan pemberian headspace atau ruang antara saat pengisian sebesar 1/10 dari
tinggi botol. Pasteurisasi sebelumnya dilakukan untuk membunuh mikroba vegetatif
spesifik seperti patogen dan inaktivasi enzim. Karena pasteurisasi tidak membunuh
semua mikroorganisme maka metode hot filling akan menjadi kombinasi yang baik untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroba. Apabila jus tidak dikemas saat masih dalam
keadaan panas atau dengan hot-filling, maka produk yang dihasilkan tidak akan tahan
apabila disimpan pada suhu ruang dan akan terjadi penurunan mutu serta oganoleptik
pada produk jus buah. Pastuerisasi pada proses pembuatan jus dilakukan untuk
menginaktivasi enzim dan membunuh mikroorganisme, menambah shelf-life dari produk
jus. Shelflife yang menurun akan membuat prduk tidak tahan lama (Widowati, dkk.,
2017).
(Pratiwi, 2018).